Anda di halaman 1dari 22

Members of group 8 :

• Abd. Wahed 121420111001


• Dewi Puspitasari 121420111016
• Kamil Taufik 121420111021
• Lutfia Azizah 121420111023
• Rofiqoh Novianti 121420111037
• Sultan Alfarizi 121420111040
Demam Tifoid

By : Group 8
Anatomi dan Fisiologi Sistem
Pencernaan
Cont..
m a m
D e d
i fo i
T
Definisi
• Demam tipoid (tifus abdominalis) adalah penyakit
infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella
thypi yang menyerang saluran pencernaan
(Mufidah:2012)
• Penyakit demam tifoid atau disebut pula tifus
abdominalis (tifus) hampir selalu dikaitkan dengan pola
hidup yang tidak higienis seperti jajan sembarangan,
menggigit-gigit mainan, jempol masuk mulut, tidak cuci
tangan, atau lainnya. Penyebab tifoid alah kuman
Salmonella typhi yang masuk tubuh manusia lewat
makanan atau minuman yang tercemar (Soedjas;2011)
E i l g
t o o i

• Bakteri Salmonella Typhi


• Faktor Presidposisi:
1. Makanan tidak higienis, terkontaminasi
bakteri Salmonella Typhi
2. Keadaan yang tidak bersih
Manifestasi Klinis
• Nyeri kepala, lemah, lesu
• Demam yang tidak terlalu tinggi dan
berlangsung selama 3 minggu.
• Gangguan pada saluran cerna
• Gangguan kesadaran : Penurunan
kesadaran (apatis, somnolen)
• Bintik-bintik kemerahan pada kulit
(roseola) akibat emboli basil dalam kapiler
kulit
• Epistaksis.
WOC

i s i o lo g i
P at o f
Data World Health Organization (WHO) tahun
2009
• 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia
dengan insidensi 600.000 kasus kematian
tiap tahun
• Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan
Medis Depkes RI, pada tahun 2008, demam
tifoid menempati urutan kedua dari 10
penyakit terbanyak pasien rawat inap di Epidemologi
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
kasus 81.116 dengan proporsi 3,15%,
urutan pertama ditempati oleh diare
dengan jumlah kasus 193.856 dengan
proporsi 7,52%, urutan ketiga ditempati
oleh DBD dengan jumlah kasus 77.539
dengan proporsi 3,01% (Depkes RI, 2009).
Penularan
Transmisi salmonella typhi ke dalam tubuh manusia dapat
melalui (hornick:1978) hal-hal berikut :
• Transmisi Oral, melalui makanan yang terkontaminasi kuman
Salmonella Typhi.
• Transmisi dari tangan ke mulut, dimana tangan yang tidak
higinis yang mempunyai Salmonella typhi langsung
bersentuhan dengan makanan yang dimakan.
• Transmisis kotoran, dimana kotoran individu yang mempunyai
basil Salmonella typhi ke sungai atau dekat dengan sumber air
yang digunakan sebagai air minum yang kemudian langsung
diminum tanpa dimasak.
(Muttaqin:2013)
• Transmisi melalui hewan,
dimana hewan yaitu lalat
dimana lalat yang membawa
kuman Salmonella Typhi setelah
hinggap di makanan yang tidak
higienis atau di kotoran dan
urin serta muntahan penderita.
• Transmisi melalui muntahan,
muntahan yang mengandung
kuman Salmonella Typhi yang
keluar dari lambung dimana di
dalamnya sudah terkontaminasi
kuman tersebut.
Filth
Bad Water

Bad Milk

Carelessness

Flies
Pemeriksaan Diagnostik
• Pada pemeriksaan darah tepi terdapat
gambaran leucopenia, limfositosis relative,
dan aneosinofilia pada permukaan kulit.
• Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan
widal
• Biakan empedu basil salmonella tiyphosa
dapat ditemukan dalam darah pasien pada
minggu pertama sakit. Selanjutnya, lebih
sering ditemukan dalam urine dan faeces
Widal Tes
• Pengertian Widal Tes
• Sampai saat ini widal tes merupakan
reaksi serologis yang digunakan
untuk membantu menegakkan
diagnose Typhoid. Dasar widal tes
adalah reaksi aglutinasi antara
antigen Salmonella Thyfosa dengan
antibody yang terdapat pada serum
penderita (Rampengan,1999).
Pemeriksaan Widal Tes
Menurut Rempengan (1999), ada 2 macam metode
yang dikenal yaitu :
• 1). Widal cara tabung (konvensional)
• 2). Salmonella Slide Test (cara slide)

Nilai titer pada penderita Typhoid adalah :


• Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen 0 (+)
positif > 1/200 maka sedang aktif.
• Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen H dan
V1 (+) positif > 1/200 maka dikatakan infeksi lama.
Pengobatan
• Penatalaksanaan penyakit Typhoid sampai
saat ini dibagi menjadi tiga bagian (bambang
Setiyohadi, Aru W. Sudoyono, Idrus Alwi,
2006), yaitu :
• Istirahat dan Perawatan
• Diet dan Terapi Penunjang
• Pemberian antibiotic (klorapenikol,
Tiampenikol, Ampicilin dan Amoksilin)
Komplikasi
Dibedakan menjadi :
a. Komplikasi Intestinal
– Pendarahan usus
– Perforasi usus
– Ileus paralitik
b. Komplikasi ekstraintestinal
• Menjaga kesehatan anak dan
P kesehatan lingkungan melalui
E kebiasaan sehari-hari.
N • Mencuci bahan makanan yang
C akan dimasak dengan baik
• Menghindari resiko penularan
E
G • Suntikan imunisasi tipa (imunisasi
untuk mencegah penyakit tifus
dan para tifus) memberikan
A
H kekebalan secara aktif selama
kurang lebih 3 bulan. Telah
A dikembangkan imunisasi dengan
N cara oral (diminum), namun
sampai saat ini belum dipasarkan
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
DEMAM TIFOID
Video

Anda mungkin juga menyukai