Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. H DENGAN GANGGUAN

SISTEM HEMATOLOGI DENGAN DIAGNOSA MEDIS

ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RUANG K.I.A PUSKESMAS SEPULU

DISUSUN OLEH

VIVIN EKA INDRIANA


NPM :04011097

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

INSAN UNGGUL SURABAYA

2008
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. H dengan Diagnosa Medis Anemia pada Ibu Hamil
di Ruang K.I.A Puskesmas Sepulu.
Lembar pengesahan ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti praktik klinik keperawatan di
Puskesmas Sepulu mulai tanggal 21 Januari s/d 15 Februari.

Telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :
Jam :

Mahasiswa

VIVIN EKA INDRIANA


NPM : 04011097

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( M. SUHDI ) ( FUAD ARIF. S )


NIP : 140 339 435 NIP : 510 164 605

MENGETAHUI KEPALA RUANG K.I.A

(HJ. MAIMUNANI)
NIP : 140 117 294
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
 Anemia adalah rendahnya hitung sel darah merah dan kadar Hb dan hematokrit
dibawah normal (Stuart dan Sudden).
 Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kwalitas
hemoglobin dan volume hematokrit per 100 ml darah (Sylvia A. Price).
 Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkat oksigen darah.

B. ETIOLOGI
 Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi.
 Sel darah merah premature
 Penghancuran sel darah merah berlebihan
 Kehilangan darah
 Kekurangan nutrisi
 Factor keturunan
 Penyakit kronis

C. KLASIFIKASI ANEMIA
Pada klasifikasi morfologik anemia, mikro atau makro menunjukkan ukuran SDM dan
kronik untuk menujukkan warnanya sudah dikenal tiga kategori besar :
a. Anemia Aplastik (anemia normokromik normositik)
SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah hemoglobin
normal (Mean Corpuscular Volume/MCV dan Mean Corpuscular Hemoglobin
Consentraion/MCHC normal atau rendah).
b. Anemia megaloblastik (anemia normokromik makrositik)
SDM lebih besar dari normal tetapi normokromik karena konsentrasi hemoglobin
normal (MCV meningkat, MCHC normal).
c. Anemia defisiensi besi (mikrositik hipokromik
Mikrositik berarti sel kecil. Dan hipokromik berarti pewarnaan yang berkurang karena
warna berasal dari hemoglobin, sel-sel ini mengandung hemoglobin dalam jumlah
yang kurang dari normal (penurunan MCV, penurunan MCHC)

D. PATOFISIOLOGI
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel
induk di sum-sum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Secara morfologis, SDM terlihat normositik dan normokromik, jumlah
retikulosit rendah atau tidak ada, dan biopsy sumsum tulang menunjukkan keadaan
yang disebut “pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan penggantian dengan
jaringan lemak.
Anemia aplastik idiopatik diyakini dimediasi secara imunologi dengan T
Limfosit pasien menekan sel-sel induk hematopoitik. Kompleks gejala anemia
aplastik disebabkan oleh derajat pansitopenia. Tanda-tanda dan gejala meliputi
anemia, disertai kelelahan, kelemahan, dan napas pendek saat latihan fisik. Tanda-
tanda dan gejala lain diakibatkan oleh defisiensi trombosit dan sel-sel darah putih.
Defisiensi trombosit dapat menyebabkan
1. Ekimosis dan petekie (perdarahan di dalam kulit)
2. Epistaksis (perdarahan hidung).
3. Perdarahan saluran cerna
4. Perdarahan saluran kemih dan kelamin
5. Perdarahan system saraf pusat
Defisiensi sel darah putih meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi, termasuk
infeksi bakteri, virus dan jamur.
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan
asam folat yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA disertai kegagalan malnutrisi
dan pembelahan inti. Defisiensi-defisiensi ini dapat sekunder akibat malnutrisi,
defisiensi asam folat, malabsorbsi, kekurangan factor intrinsic, infestasi parasit,
penyakit usus, dan keganasan serta sebagai akibat agen-agen kemoterapeutik. Pada
individu dengan infeksi cacing pita yang disebabkan oleh ingesti ikan segar yang
terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan penjamunya untuk mendapatkan vitamin
B12 didalam makanan yang diingesti, yang menyebabkan anemia megaloblastik
c. Anemia Defisiensi besi
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia terutama sering dijumpai
pada perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi dan
peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan
Besi dilepas dengan semakin tua serta matinya sel dan diangkut melalui transferin
plasma ke sumsum tulang untuk eritropoeisis. Dengan pengecualian mioglobin (otot) dan
enzim-enzim heme dalam jumlah yang sangat sedikit, sisa zat besi disimpan didalam hati,
limpa dan sumsum tulang sebagai feritin dan hemosiderin untuk kebutuhan lebih lanjut.
Pada saat persediaan besi berkurang, maka lebih banyak besi diabsorbsi dari diet. Besi
diingesti dirubah menjadi besi ferro didalam lambung dan duodenum serta diabsorbsi dari
duodenum dan jejunum proksimal. Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke
sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.
Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti selama kehamilan, kebutuhan
besi harian meningkat untuk mencukupi permintaan karena meningkatnya volume darah
ibu dan pembentukan plasenta, tali pusat dan janin, serta mengimbangi darah yang hilang
selama kelahiran.

E. MANIFESTASI KLINIK
 Anemia aplastik
o Anemia disertai kelelahan, kelemahan dan napas pendek.
o Ekimosis, petekie dan epistaksis karena defisiensi trombosit
o Lupus eritematosus sistemik yang berbasis autoimun
 Anemia megaloblastik
o Anemia karena gangguan eritropoisis yang inefektif
o Ikterus
o Glotitis, stomatitis merupakan sindrom malabsorbsi ringan.
o Purpura trombositopenik karena maturasi megakariosit terganggu
 Anemia defisiensi besi
o Rambut rapuh dan halus
o Kuku tipis, rata, mudah patah, mungkin berbentuk sendok.
o Atrofi papilla lidah  lidah tampak pucat, licin, mengkilat, berwarna merah-
daging dan meradang.
o Stomatisis angularis.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan DL (darah lengkap).
b. Penentuan kadar vit. B12 dan asam folat.
c. LED
d. Sumsum tulang.
e. Tes hemolisis sukrosa.

G. PENATALAKSANAAN
a. Memperbaiki defisiensi diet dan terapi penggantian dengan asam folat atau vitamin
B12.
b. Transfusi eritrosit, trombosit, leukosit.
c. Androgen : untuk merangsang produksi eritropoitin dan sel progenitor sumsum
tulang. Ex : noretandrolon, oksimetolon dll.
d. Imunosupresif  ATG/ALG (Antitymocyte Globulin/Antilymphocyte Globulin).
e. Transplantasi sumsum tulang.
f. Factor pertumbuhan hemopoitik.

H. WOC
ANEMIA DEFISIENSI BESI

Trauma, Menstruasi Berat, Perdarahan

Perdarahan Yang Cepat

Cairan Tubuh ber< Tubuh Mengganti Cairan Plasma

G3 Keseimbangan pe absorbsi zat besi

Cairan & elektrolit


pe hemoglobin d/ darah ( pembentukkan Hb )

G3 transportasi O2  Suplai darah/ O2 ke jaringan me

Pe pemenuhan kebut O2

Pola Nafas inefektif


Kerusakan
sel

Kurang terpajan / mengingat

Kurang penget ( kebut belajar ) pe an Pe


Tentang kondisi, prognosis,
perfusi jaringan Energi
& kebut pengobatan

Penglihatan Kabur

Perubahan sensori
Resti Injury
Persepsi penglihatan
visual
ANEMIA APLASTIK
( Aplasia sumsum tulang / tidak berfungsinya sumsum tulang )
Faktor Adanya radiasi Dosis yang Berlebihan Infeksi virus, Anemia aplastik Pada
Generik Sinar X atas hipersensitifitas Bakteri & Jamur keadaan penyakit lain

Penekanan primer Toksik Menekan sel Pd limfo Kehamilan


sutul sutul balastik akut
kadang di Adanya estorogen
Deff. temukan dengan
pe pada eri, imun Melalui G3 pansitopenia predisposisi
Leokosit /trombosit pada sel dengan genetic
stroma sutul hipoplasia sutul
Kelemahan
deffimun Penghambat
dalam darah tidak
Tirah baring Intoleransi ada perangsang
aktifitas hemotopoesis

Kerusakan Resti terhadap infeksi


integritas
kulit
ANEMIA MEGALOBLASTIK
G3. Gastro Intestinal Kurang Nutrisi

Penurunan Absorbsi/
Kurangnya asupan
As.folat & vitamin B 12

Produksi eritroblas G3. sistesis DNA


Dalam sumsum tulang

Hiperplasi sumsum tulang DNA berkurang

G3 produksi eritrosit Kegagalan Pembentukan


Pendewasaan RNA tetap
Jumlah SDM

Suplai O2 ke jaringan Produksi


RNA↑

G3. perfusi Hipoksia

jar
Kegagalan
Metabolisme Pembelahan
Anaereb inti ↑ hb
sitoplasmik
2 ATP as. folat

Lemah Nyeri Sel


G3 Rasa nyaman
Pembesar
( nyeri )
Intoleransi
Aktivitas .
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

I. DASAR DATA PENGKAJIAN


1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala :
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja.
 Toleransi terhadap latihan rendah.
 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda :
 Takikardia/takipnea, dispnea pada bekerja/istirahat.
 Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
 Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
 Ataksia, tubuh tidak tegak.
 Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
yang menunjukkan keletihan.
2. SIRKULASI
Gejala :
 Riwayat kehilangan darah kronis, mis, perdarahan GI kronis, menstruasi
berat, angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan).
 Riwayat endokarditis infektif kronis.
 Palpitasi (takikardia kompensasi)
Tanda :
 TD : peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural
 Disritmia : Abnormalitas EKG, mis, depresi segmen ST dan pendataran
atau depresi gelombang T, takikardi.
 Bunyi jantung murmur sistolik.
 Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
 Sclera : biru atau putih seperti mutiara
 Pengisan kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan
vasokonstriksi kompensasi).
 Kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
 Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature.
3. INTEGRITAS EGO
Gejala : Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan.
Tanda : depresi
4. ELIMINASI
Gejala :
 Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
 Flatulen, sindrom malabsorbsi
 Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
 Diare atau konstipasi.
 Penurunan haluaran urin
Tanda : distensi abdomen
5. MAKANAN/CAIRAN
Gejala :
 Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi.
 Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
 Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.
 Adanya penurunan berat badan..
Tanda :
 Lidah tampak merah daging/halus
 Membrane mukosa kering/pucat
 Turgor kulit buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
 Stomatitis dan glostisitis (status defisiensi).
6. HIGIENE
Tanda : kurang bertenaga, penampilan tak rapih.
7. NEUROSENSORI
Gejala :
 Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan
berkonsentrasi
 Insomnia, penurnan penglihatan, dan bayangan pada mata.
 Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah, parastesia tangan/kaki
 Sensasi menjadi dingin
Tanda :
 Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis.
 Mental : tak mampu berespons lambat dan dangkal.
 Oftalmik : hemoragis retina.
 Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang.
 Gangguan koordinasi, ataksia : penurunan rasa getar dan posisi, paralysis.

8. NYERI/KENYAMANAN
Gejala : nyeri abdomen samar, sakit kepala.
9. PERNAPASAN
Gejala :
 Riwayat TB, abses paru.
 Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
10. KEAMANAN
Gejala :
 Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia.
 Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
 Riwayat kanker, terapi kanker.
 Tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas.
 Transfusi darah sebelumnya.
 Gangguan penglihatan.
 Penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda :
 Demam rendah, menggigil, berkeringat malam.
 Limfadenopati umum.
 Petekie dan ekimosis.
11. SEKSUALITAS
Gejala :
 Perubahan aliran menstruasi
 Hilang libido
 impoten
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan suplai O2 ke jaringan
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d malabsorbsi nutrient.
4. Resti kerusakan integritas kulit b/d gangguan mobilitas.
5. Konstipasi atau diare b/d penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan.
6. Resti infeksi b/d pertahanan sekunder inadekuat.
III. INTERVRENSI KEPEAWATAN
Diagnosa : Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan suplai O2 ke jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi kep. Selama 24 jam diharapkan perfusi jaringan
adekuat dengan KH :
 TTV stabil
 Conjungtiva merah muda
 CRT < 3 detik
 Hb : 10 -11 gr/dl
Intervensi :
MANDIRI
1. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
R/ Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu
menentukan kebutuhan intervensi.
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
R/ Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan
seluler.
3. Awasi upaya pernapasan; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
R/ Dispnea, gemericik menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan
kompensasi curah jantung.
4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
R/ Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko infark.
5. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori,
bingung.
R/ Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi
vitamin B12.
6. Orientasikan ulang pasien sesuai kebutuhan. Catat jadwal aktivitas pasien untuk
dirujuk. Berikan cukup waktu untuk pasien berpikir, komunikasi dan aktivitas.
R/ Membantu memperbaiki proses pikir dan kemampuan melakukan/mempertahankan
kebutuhan AKS.
7. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai
indikasi.
R/ Vasokonstriksi menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/kebutuhan rasa
hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan
pencetus vasodilatasi.
8. Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi
dengan thermometer.
R/ Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.

KOLABORASI
9. Awasi pemeriksaan laboratorium, mis. Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA.
R/ Mengidentifikasi defisisensi dan kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.
10. Berikan SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk
komplikasi transfusi.
R/ Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen: memperbaiki defisiensi untuk
menurunkan resiko perdarahan.
11. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
R/ Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.
12. Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi.
R/ Transplantasi sumsum tulang ilakukan pada kegagalan sumsum tulang.
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
UNIT PERAWATAN MATERNITAS

Tgl Pengkajian : 11 Pebruari 2008

A. BIODATA
I. Identitas Pasien/Klien
1. Nama Pasien : Ny. H 1. Nama Suami :Tn. A
2. Umur : 21 th 2. Umur : 23 th
3. Suku/bangsa : Madura 3. Suku/bangsa : Madura
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD 5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Nelayan
7. Alamat : Sepulu 7. Alamat : sepulu

II. Penanggung Jawab Klien/Pasien


1. Nama Lengkap : Tn. Abi
2. Hubungan dg kx : Suami
3. Tempat/tgl lahir : 5 juli 1985
4. Pend/pekerjaan : SD/nelayan
5. Alamat & no. telp : Sepulu

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


I. Keluhan utama/alasan kunjungan
Pasien mengeluh sering pusing
II. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
Pasien memeriksakan diri ke puskesmas
III. Diagnosa medis
Anemia pada ibu hamil
C. RIWAYAT OBSTETRI
I. G1 P000000
II. Riwayat menstruasi
1. Menarche : umur 12 th
2. Siklus : 29-30 hari
3. Lamanya : 7 hari
4. Keluhan : Dismenore
5. HPHT : 25 juli 2007
6. T. persalinan : 2 Mei 2008

III. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB PB
kehamilan
6 bulan Anemia - - - - - - - - -

IV. Riwayat Kehamilan saat ini


1. Keluhan hamil muda
Pusing, mual, muntah
2. Keluhan hamil tua
Pasien mengeluh pusing, mual, tidak nafsu makan dan mudah capek
3. Pergerakan anak
Gerakan anak sudah dirasakan ibu sejak kehamilan 4 bulan.
4. Imunisasi TT
1 kali, tgl : 17 januari 2008
5. Terapi/obat
Tablet Fe 1x1

V. Riwayat Keluarga Berencana


1. Kontrasepsi : px belum pernah memakai kontrasepsi
2. Jenis kontrasepsi yg dipakai :-
3. Lamanya pemakaian :-
4. Keluhan yang dialami :-

D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Penyakit yang pernah dialami : px tidak pernah mengalami penyakit apapun
selama kehamilan sebelumnya
2. Pengobatan yg dipakai :-
3. Riwayat penyakit keluarga : Keluarga px tidak ada yg menderita penyakit
Asma, DM, HT
E. RIWAYAT LINGKUNGAN
1. Kebersihan lingkungan rumah : px mengatakan rumah
dan lingkungan disekitarnya cukupbersih karena selalu disapu dan dibersihkan sehari
2 kali.
2. Bahaya/resiko yang ada : Px mengatakan bahwa di
lingkungan rumahnya tidak ada bahaya atau resiko apapun yang dapat mengancam
kesehatan dirinya maupun janin dalam kandungannya.
3. Lain-lain :-

F. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Persepsi ibu terhadap kehamilan
Menurut pasien kehamilannya saat ini sangat diharapkan baik bagi dirinya, suami
maupun keluarga karena kehamilannya saat ini merupakan kehamilan yg pertama dan
calon cucu pertama bagi orang tua dan mertua pasien.
2. Harapan yang diinginkan selama kehamilan
Pasien mengharapkan agar dirinya dan janin dalam kandungannya bisa sehat dan
selamat saat persalinan nanti.
3. Sikap anggota keluarga terhadap kehamilan
Suami pasien terlihat ikut mengantarkan pasien setiap kali memeriksakan
kehamilannya.
4. Kesiapan mental untuk menjadi ibu
Pasien merasa siap untuk menjadi ibu karena ini merupakan kehamilan pertamanya
dan sangat dinanti-nantikan oleh pasien dan keluarganya.
5. Tekanan/masalah yg dirasakan ibu
Pasien mengatakan bahwa dia tidak mendapatkan tekanan atau masalah apapun baik
dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

G. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS


1. Pola nutrisi : 1 x/hari  px merasa mual tiap mau makan dan tidak
nafsu makan.
2. Pola eliminasi : 1x/hari
3. Personal hygiene : Mandi 2x/hari
4. istirahat tidur : ± 8 jam/hari
5. aktivitas & latihan : px mengeluh cepat capek tiap beraktivitas.
6. Kebiasaan lain :
a. Merokok : Px tidak pernah merokok
b. Jamu : pasien tidak mengkonsumsi jamu untuk ibu hamil.
c. Obat : px tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun selama
kehamilan
d. Minuman keras : Px tidak pernah minum-minuman keras baik sebelum ataupun
selama kehamilan

H. PEMERIKSAAN INSPEKSI
1. Tanda vital
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tensi : 100/70 mmHg
3) Nadi : 80 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit
5) Suhu : 37 oC
6) BB : 50 kg
7) TB : 145 cm
8) LILA : 23,5 cm
2. Penampilan umum : Tampak rapi
3. Kepala : Px memakai jilbab
4. Muka : Pucat, terdapat cloasma gravidarum
5. Mata : Konjungtiva pucat
6. Hidung : Bersih
7. Mulut/tenggorokan : Bersih, Caries dentis (+)
8. Leher : Normal, pembesaran kelenjar tiroid (-)
9. Dada :
1) Mamae : Hiperpigmentasi pada areola mamae, papillae mamae
menonjol,
2) Prnafasan : vesikuler
3) Jantung : S1, S2 tunggal
10. Perut : Hiperpigmentasi pada linia alba, Strie lividae/albican
pada perut (+).
11. Genetalia : Tanda Chadwick (+)
12. Ekstrimitas : Varises extrimitas bawah (+), Oedema Tibia

I. PALPASI
1) Leopold I
TFU 24 cm, teraba bagian lunak, kurang melenting
2) Leopold II
Teraba bagian anak yang keras, lebar dan tidak melenting pada perut kiri.
3) Leopold III
Teraba bagian anak keras melenting pada bagian bawah uterus, bagian bawah masih
dapat digoyang dan ditolak ke atas.
4) Leopold IV
Kepala belum masuk PAP

J. AUSKULTASI
DJJ (+) 11-10-11 terdengar pada bagian kiri perut.

K. PERKUSI
Reflek patella (+)

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB : 10,5 gr/dl
2. Albumin :-
3. Reduksi :-
4. USG :-
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 D/S : Px mengeluh pusing Penurunan suplai O2 Perubahan perfusi
D/O : ke jaringan jaringan
- Wajah px tampak pucat
- k/u lemah
- T : 100/70 mmHg
- s/n : 37/80
- CRT > 2 detik
- Hb : 10,5 gr/dl

2. D/S : Anoreksia Gangguan pola


 Px mengatakan nafsu makan nutrisi
berkurang
 Px merasa mual tiap mau makan
D/O :
- K/U Lemah
- BB : 50 kg
- LILA : 23,5 cm
- T : 100/70 mmHg
- s/n : 37/80

3. D/S : Px mengatakan mudah capek & Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas


pusing tiap melakukan suplai O2 dengan
aktivitas kebutuhan
D/O :
- T : 100/70 mmHg
- s/n : 37/80
- RR : 20 x/menit
- Wajah tampak pucat
- k/u : lemah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan suplai O2 ke jaringan.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
3. Gangguan pola nutrisi b/d anoreksia

CATATAN PERKEMBANGAN
NO DIAGNOSA TGL/JAM SOAPIE
1 Perubahan perfusi jaringan b/d 11 Pebruari 2008 S : Px masih mengeluh pusing
penurunan suplai O2 ke jaringan 10.00 O : T : 100/70 mmHg
s/n 37/80
k/u lemah
A : Masalah blm teratasi
P : Intervensi dianjutkan
I:
1. obs. TTV, pengisian
kapiler, warna
kulit/membrane mukosa,
dasar kuku
2. Tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi
KOLABORASI
3. Periksa lab., mis . Hb/Ht &
jumlah SDM, GDA
4. Beri besi oral, mis. Fero
sulfat (feosol), fero
glukonat (fergon)
E : Tujuan blm tercapai
2 Intoleransi aktivitas b/d 11 Pebruari 2008 S : px mengatakan mudah
ketidakseimbangan antara suplai 10.00 capek tiap beraktivitas
O2 dengan kebutuhan O : T : 100/70 mmHg
s/n : 37/80
k/u : lemah
RR : 20 x/menit
A : Masalah blm teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I:
1. Obs. TTV
2. Pertahankan tirah baring
bila diindikasikan
3. Berikan bantuan d/
aktivitas bila perlu.
4. Anjurkan pd px u/
menghentikan aktivitas
bila kelemahan/ pusing
terjadi
E : Tujuan blm tercapai
3 Gangguan pola nutrisi b/d 11 Pebruari 2008 S : px mengatakan tdk nafsu
anoreksia 10.00 makan & merasa mual tiap
mau makan
O : BB : 50 kg
LLA : 23,5 cm
T : 100/70 mmHg
s/n : 37/80
A : Masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I:
1. Timbang BB setiap hari
2. Beri makan sedikit tapi
sering
3. Berikan & Bantu hygiene
mulut yg baik
4. Kolaborasi d/ pemberian
zat besi oral
E : Tujuan blm tercapai
DAFTAR PUSTAKA
1. Price Sylvia. A (2005), Patofisiologi : konsep Klinis Proses Penyakit, Jakarta : EGC
2. Smeltzer. C Suzanne (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
3. Doengoes Maryllin E (1999), Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman perencanaan
dan pelaksanaan perawatan pasien. Jakarta : EGC
4. Dawey Patrick (2005), At a Glance Medicine, Erlangga
5. Universitas pajajaran (1983), Obstetri Fisiologi, Bandung
TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN

1. Presentif
Tanda dan gejala kehamilan dini yang membuat kehamilan menjadi mugkin
 Amenore
 Perubahan payudara
 Mual dan muntah (morning sickness)
 Meningkatnya frekuensi BAK
 Leukorea
 Tanda Chadwick
 Quickening (sensasi getaran).
2. Probabilitas
Tanda dan gejala obyektif yang dilengkapi dengan informasi berarti termasuk hasil
laboratorium
 Tanda hegars (segmen bawah uterus lebih lunak)
 Tanda piskasek (fundus tidak rata)
 Goodle sigs (perlunakan servik)
 Uterine soufflé : desiran nadi di atas uterus
 Perubahan abdomen  strie gravidarum, pigmentasi linea nigra
 Laboratorium : peningkatan HCG
3. Bukti positif atau absolute (tanda pasti hamil)
 Terdengar DJJ
 Teraba bagian-bagian janin
 USG : janin (+)
 X ray : skeletal janin (+)
 Gerakan janin (+)
 EKG : janin (+)

Anda mungkin juga menyukai