DISUSUN OLEH
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. H dengan Diagnosa Medis Anemia pada Ibu Hamil
di Ruang K.I.A Puskesmas Sepulu.
Lembar pengesahan ini dibuat sebagai bukti telah mengikuti praktik klinik keperawatan di
Puskesmas Sepulu mulai tanggal 21 Januari s/d 15 Februari.
Mahasiswa
(HJ. MAIMUNANI)
NIP : 140 117 294
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Anemia adalah rendahnya hitung sel darah merah dan kadar Hb dan hematokrit
dibawah normal (Stuart dan Sudden).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kwalitas
hemoglobin dan volume hematokrit per 100 ml darah (Sylvia A. Price).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkat oksigen darah.
B. ETIOLOGI
Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi.
Sel darah merah premature
Penghancuran sel darah merah berlebihan
Kehilangan darah
Kekurangan nutrisi
Factor keturunan
Penyakit kronis
C. KLASIFIKASI ANEMIA
Pada klasifikasi morfologik anemia, mikro atau makro menunjukkan ukuran SDM dan
kronik untuk menujukkan warnanya sudah dikenal tiga kategori besar :
a. Anemia Aplastik (anemia normokromik normositik)
SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah hemoglobin
normal (Mean Corpuscular Volume/MCV dan Mean Corpuscular Hemoglobin
Consentraion/MCHC normal atau rendah).
b. Anemia megaloblastik (anemia normokromik makrositik)
SDM lebih besar dari normal tetapi normokromik karena konsentrasi hemoglobin
normal (MCV meningkat, MCHC normal).
c. Anemia defisiensi besi (mikrositik hipokromik
Mikrositik berarti sel kecil. Dan hipokromik berarti pewarnaan yang berkurang karena
warna berasal dari hemoglobin, sel-sel ini mengandung hemoglobin dalam jumlah
yang kurang dari normal (penurunan MCV, penurunan MCHC)
D. PATOFISIOLOGI
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel
induk di sum-sum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Secara morfologis, SDM terlihat normositik dan normokromik, jumlah
retikulosit rendah atau tidak ada, dan biopsy sumsum tulang menunjukkan keadaan
yang disebut “pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan penggantian dengan
jaringan lemak.
Anemia aplastik idiopatik diyakini dimediasi secara imunologi dengan T
Limfosit pasien menekan sel-sel induk hematopoitik. Kompleks gejala anemia
aplastik disebabkan oleh derajat pansitopenia. Tanda-tanda dan gejala meliputi
anemia, disertai kelelahan, kelemahan, dan napas pendek saat latihan fisik. Tanda-
tanda dan gejala lain diakibatkan oleh defisiensi trombosit dan sel-sel darah putih.
Defisiensi trombosit dapat menyebabkan
1. Ekimosis dan petekie (perdarahan di dalam kulit)
2. Epistaksis (perdarahan hidung).
3. Perdarahan saluran cerna
4. Perdarahan saluran kemih dan kelamin
5. Perdarahan system saraf pusat
Defisiensi sel darah putih meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi, termasuk
infeksi bakteri, virus dan jamur.
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan
asam folat yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA disertai kegagalan malnutrisi
dan pembelahan inti. Defisiensi-defisiensi ini dapat sekunder akibat malnutrisi,
defisiensi asam folat, malabsorbsi, kekurangan factor intrinsic, infestasi parasit,
penyakit usus, dan keganasan serta sebagai akibat agen-agen kemoterapeutik. Pada
individu dengan infeksi cacing pita yang disebabkan oleh ingesti ikan segar yang
terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan penjamunya untuk mendapatkan vitamin
B12 didalam makanan yang diingesti, yang menyebabkan anemia megaloblastik
c. Anemia Defisiensi besi
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia terutama sering dijumpai
pada perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi dan
peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan
Besi dilepas dengan semakin tua serta matinya sel dan diangkut melalui transferin
plasma ke sumsum tulang untuk eritropoeisis. Dengan pengecualian mioglobin (otot) dan
enzim-enzim heme dalam jumlah yang sangat sedikit, sisa zat besi disimpan didalam hati,
limpa dan sumsum tulang sebagai feritin dan hemosiderin untuk kebutuhan lebih lanjut.
Pada saat persediaan besi berkurang, maka lebih banyak besi diabsorbsi dari diet. Besi
diingesti dirubah menjadi besi ferro didalam lambung dan duodenum serta diabsorbsi dari
duodenum dan jejunum proksimal. Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke
sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.
Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti selama kehamilan, kebutuhan
besi harian meningkat untuk mencukupi permintaan karena meningkatnya volume darah
ibu dan pembentukan plasenta, tali pusat dan janin, serta mengimbangi darah yang hilang
selama kelahiran.
E. MANIFESTASI KLINIK
Anemia aplastik
o Anemia disertai kelelahan, kelemahan dan napas pendek.
o Ekimosis, petekie dan epistaksis karena defisiensi trombosit
o Lupus eritematosus sistemik yang berbasis autoimun
Anemia megaloblastik
o Anemia karena gangguan eritropoisis yang inefektif
o Ikterus
o Glotitis, stomatitis merupakan sindrom malabsorbsi ringan.
o Purpura trombositopenik karena maturasi megakariosit terganggu
Anemia defisiensi besi
o Rambut rapuh dan halus
o Kuku tipis, rata, mudah patah, mungkin berbentuk sendok.
o Atrofi papilla lidah lidah tampak pucat, licin, mengkilat, berwarna merah-
daging dan meradang.
o Stomatisis angularis.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan DL (darah lengkap).
b. Penentuan kadar vit. B12 dan asam folat.
c. LED
d. Sumsum tulang.
e. Tes hemolisis sukrosa.
G. PENATALAKSANAAN
a. Memperbaiki defisiensi diet dan terapi penggantian dengan asam folat atau vitamin
B12.
b. Transfusi eritrosit, trombosit, leukosit.
c. Androgen : untuk merangsang produksi eritropoitin dan sel progenitor sumsum
tulang. Ex : noretandrolon, oksimetolon dll.
d. Imunosupresif ATG/ALG (Antitymocyte Globulin/Antilymphocyte Globulin).
e. Transplantasi sumsum tulang.
f. Factor pertumbuhan hemopoitik.
H. WOC
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Pe pemenuhan kebut O2
Penglihatan Kabur
Perubahan sensori
Resti Injury
Persepsi penglihatan
visual
ANEMIA APLASTIK
( Aplasia sumsum tulang / tidak berfungsinya sumsum tulang )
Faktor Adanya radiasi Dosis yang Berlebihan Infeksi virus, Anemia aplastik Pada
Generik Sinar X atas hipersensitifitas Bakteri & Jamur keadaan penyakit lain
Penurunan Absorbsi/
Kurangnya asupan
As.folat & vitamin B 12
jar
Kegagalan
Metabolisme Pembelahan
Anaereb inti ↑ hb
sitoplasmik
2 ATP as. folat
8. NYERI/KENYAMANAN
Gejala : nyeri abdomen samar, sakit kepala.
9. PERNAPASAN
Gejala :
Riwayat TB, abses paru.
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
10. KEAMANAN
Gejala :
Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia.
Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas.
Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan.
Penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda :
Demam rendah, menggigil, berkeringat malam.
Limfadenopati umum.
Petekie dan ekimosis.
11. SEKSUALITAS
Gejala :
Perubahan aliran menstruasi
Hilang libido
impoten
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
KOLABORASI
9. Awasi pemeriksaan laboratorium, mis. Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA.
R/ Mengidentifikasi defisisensi dan kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.
10. Berikan SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk
komplikasi transfusi.
R/ Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen: memperbaiki defisiensi untuk
menurunkan resiko perdarahan.
11. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
R/ Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.
12. Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi.
R/ Transplantasi sumsum tulang ilakukan pada kegagalan sumsum tulang.
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
UNIT PERAWATAN MATERNITAS
A. BIODATA
I. Identitas Pasien/Klien
1. Nama Pasien : Ny. H 1. Nama Suami :Tn. A
2. Umur : 21 th 2. Umur : 23 th
3. Suku/bangsa : Madura 3. Suku/bangsa : Madura
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD 5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Nelayan
7. Alamat : Sepulu 7. Alamat : sepulu
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Penyakit yang pernah dialami : px tidak pernah mengalami penyakit apapun
selama kehamilan sebelumnya
2. Pengobatan yg dipakai :-
3. Riwayat penyakit keluarga : Keluarga px tidak ada yg menderita penyakit
Asma, DM, HT
E. RIWAYAT LINGKUNGAN
1. Kebersihan lingkungan rumah : px mengatakan rumah
dan lingkungan disekitarnya cukupbersih karena selalu disapu dan dibersihkan sehari
2 kali.
2. Bahaya/resiko yang ada : Px mengatakan bahwa di
lingkungan rumahnya tidak ada bahaya atau resiko apapun yang dapat mengancam
kesehatan dirinya maupun janin dalam kandungannya.
3. Lain-lain :-
F. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Persepsi ibu terhadap kehamilan
Menurut pasien kehamilannya saat ini sangat diharapkan baik bagi dirinya, suami
maupun keluarga karena kehamilannya saat ini merupakan kehamilan yg pertama dan
calon cucu pertama bagi orang tua dan mertua pasien.
2. Harapan yang diinginkan selama kehamilan
Pasien mengharapkan agar dirinya dan janin dalam kandungannya bisa sehat dan
selamat saat persalinan nanti.
3. Sikap anggota keluarga terhadap kehamilan
Suami pasien terlihat ikut mengantarkan pasien setiap kali memeriksakan
kehamilannya.
4. Kesiapan mental untuk menjadi ibu
Pasien merasa siap untuk menjadi ibu karena ini merupakan kehamilan pertamanya
dan sangat dinanti-nantikan oleh pasien dan keluarganya.
5. Tekanan/masalah yg dirasakan ibu
Pasien mengatakan bahwa dia tidak mendapatkan tekanan atau masalah apapun baik
dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
H. PEMERIKSAAN INSPEKSI
1. Tanda vital
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tensi : 100/70 mmHg
3) Nadi : 80 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit
5) Suhu : 37 oC
6) BB : 50 kg
7) TB : 145 cm
8) LILA : 23,5 cm
2. Penampilan umum : Tampak rapi
3. Kepala : Px memakai jilbab
4. Muka : Pucat, terdapat cloasma gravidarum
5. Mata : Konjungtiva pucat
6. Hidung : Bersih
7. Mulut/tenggorokan : Bersih, Caries dentis (+)
8. Leher : Normal, pembesaran kelenjar tiroid (-)
9. Dada :
1) Mamae : Hiperpigmentasi pada areola mamae, papillae mamae
menonjol,
2) Prnafasan : vesikuler
3) Jantung : S1, S2 tunggal
10. Perut : Hiperpigmentasi pada linia alba, Strie lividae/albican
pada perut (+).
11. Genetalia : Tanda Chadwick (+)
12. Ekstrimitas : Varises extrimitas bawah (+), Oedema Tibia
I. PALPASI
1) Leopold I
TFU 24 cm, teraba bagian lunak, kurang melenting
2) Leopold II
Teraba bagian anak yang keras, lebar dan tidak melenting pada perut kiri.
3) Leopold III
Teraba bagian anak keras melenting pada bagian bawah uterus, bagian bawah masih
dapat digoyang dan ditolak ke atas.
4) Leopold IV
Kepala belum masuk PAP
J. AUSKULTASI
DJJ (+) 11-10-11 terdengar pada bagian kiri perut.
K. PERKUSI
Reflek patella (+)
L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB : 10,5 gr/dl
2. Albumin :-
3. Reduksi :-
4. USG :-
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 D/S : Px mengeluh pusing Penurunan suplai O2 Perubahan perfusi
D/O : ke jaringan jaringan
- Wajah px tampak pucat
- k/u lemah
- T : 100/70 mmHg
- s/n : 37/80
- CRT > 2 detik
- Hb : 10,5 gr/dl
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DIAGNOSA TGL/JAM SOAPIE
1 Perubahan perfusi jaringan b/d 11 Pebruari 2008 S : Px masih mengeluh pusing
penurunan suplai O2 ke jaringan 10.00 O : T : 100/70 mmHg
s/n 37/80
k/u lemah
A : Masalah blm teratasi
P : Intervensi dianjutkan
I:
1. obs. TTV, pengisian
kapiler, warna
kulit/membrane mukosa,
dasar kuku
2. Tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi
KOLABORASI
3. Periksa lab., mis . Hb/Ht &
jumlah SDM, GDA
4. Beri besi oral, mis. Fero
sulfat (feosol), fero
glukonat (fergon)
E : Tujuan blm tercapai
2 Intoleransi aktivitas b/d 11 Pebruari 2008 S : px mengatakan mudah
ketidakseimbangan antara suplai 10.00 capek tiap beraktivitas
O2 dengan kebutuhan O : T : 100/70 mmHg
s/n : 37/80
k/u : lemah
RR : 20 x/menit
A : Masalah blm teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I:
1. Obs. TTV
2. Pertahankan tirah baring
bila diindikasikan
3. Berikan bantuan d/
aktivitas bila perlu.
4. Anjurkan pd px u/
menghentikan aktivitas
bila kelemahan/ pusing
terjadi
E : Tujuan blm tercapai
3 Gangguan pola nutrisi b/d 11 Pebruari 2008 S : px mengatakan tdk nafsu
anoreksia 10.00 makan & merasa mual tiap
mau makan
O : BB : 50 kg
LLA : 23,5 cm
T : 100/70 mmHg
s/n : 37/80
A : Masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I:
1. Timbang BB setiap hari
2. Beri makan sedikit tapi
sering
3. Berikan & Bantu hygiene
mulut yg baik
4. Kolaborasi d/ pemberian
zat besi oral
E : Tujuan blm tercapai
DAFTAR PUSTAKA
1. Price Sylvia. A (2005), Patofisiologi : konsep Klinis Proses Penyakit, Jakarta : EGC
2. Smeltzer. C Suzanne (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
3. Doengoes Maryllin E (1999), Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman perencanaan
dan pelaksanaan perawatan pasien. Jakarta : EGC
4. Dawey Patrick (2005), At a Glance Medicine, Erlangga
5. Universitas pajajaran (1983), Obstetri Fisiologi, Bandung
TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
1. Presentif
Tanda dan gejala kehamilan dini yang membuat kehamilan menjadi mugkin
Amenore
Perubahan payudara
Mual dan muntah (morning sickness)
Meningkatnya frekuensi BAK
Leukorea
Tanda Chadwick
Quickening (sensasi getaran).
2. Probabilitas
Tanda dan gejala obyektif yang dilengkapi dengan informasi berarti termasuk hasil
laboratorium
Tanda hegars (segmen bawah uterus lebih lunak)
Tanda piskasek (fundus tidak rata)
Goodle sigs (perlunakan servik)
Uterine soufflé : desiran nadi di atas uterus
Perubahan abdomen strie gravidarum, pigmentasi linea nigra
Laboratorium : peningkatan HCG
3. Bukti positif atau absolute (tanda pasti hamil)
Terdengar DJJ
Teraba bagian-bagian janin
USG : janin (+)
X ray : skeletal janin (+)
Gerakan janin (+)
EKG : janin (+)