ANEMIA APLASTIK
OLEH:
NAMA : SARVIA
NIM : 1814901110097
RUANG : EMATO-ONKOLOGI RSUD ULIN
BANJARMASIN
A. Definisi Penyakit
Anemia aplastik merupakan suatu sindroma kegagalan sumsum tulang yang dikarakterisasi
dengan adanya pansitopenia perifer, hipoplasia sumsum tulang dan makrositosis oleh karena
terganggunya eritropoesis dan peningkatan jumlah fetal hemoglobin. (Bakta, 2003)
Definisi: Anemia aplastik Etiologi: Manifestasi Klinis:
Primer:
merupakan suatu sindroma 1. Anemia,
1. Kelainan Kongenital : Fanconi,
kegagalan sumsum tulang yang Nonfanconi, Dyskeratosis congenital 2. Leucopenia dan
dikarakterisasi dengan adanya 2. Idiopatik 3. Trombositopenia.
Sekunder
pansitopenia perifer, hipoplasia 1. Akibat radiasi, bahan kimia atau obat
sumsum tulang dan makrositosis 2. Akibat obat – obat idiosinkratik
oleh karena terganggunya 3. Karena penyebab lain:
a. Infeksivirus : hepatitis virus /virus
eritropoesis dan peningkatan jumlah lain.
fetal hemoglobin. (Bakta, 2003) b. Akibat kehamilan
Pathway
Anemia aplastik
Granulositopenia&l
∑ Selinduk/CD 34 ↓ eukositopenia
Trombositopenia
Resiko infeksi
Anoreksia Lemah & mudah lelah ↓ Pengisian kapiler
NOC :Infeksi tidak terjadi
NIC : Kontrol Infeksi,
Perlindungan infeksi
Intoleransi aktifitas
NOC: Toleransi terhadap aktivitas
NIC: Manajemen lingkungan,
Bantuan perawatan diri,
Terapi aktifitas
B. Pemeriksaan Penunjang
C. Penatalaksanaan
1. Transfusi
Untuk mengatasi keadaan anemia dapat diberikan transfusileukocyte-poor red cells yang bertujuan
mengurangisensitisasi terhadap HLA (human leukocyte antigen). Untuk mencegah perdarahan terutama
padaorgan vital dapat dilakukan dengan mempertahankan jumlah trombosit di atas 20.000/uL. Bila
perdarahan tetap terjadi dapat ditambahkan antifibrinolisis.
2. Pencegahan Infeksi
Untuk mengatasi infeksi yang timbul karena keadaan leukopenia, dapat diberikan pemberian
antibiotik profilaksis dan perawatan isolasi. Kebersihan kulit dan perawatan gigi yang baik sangat penting,
3. Menghindari toksik
Pada tata laksana anemia aplastik, yang tidak kalah penting adalah penghindaran dari bahan-bahan
fisikamaupun kimiawi, termasuk obat-obatan yangmungkin menjadi penyebab.
4. Kombinasi Obat
Tata laksana anemia aplastik dengan obat-obatan diberikan pada pasien anemia aplastik derajat ringan,pasien
yang tidak mendapatkan donor yang sesuaiuntuk transplantasi, dan pasien yang mempunyaikontra-indikasi
untuk dilakukan transplantasi sumsumtulang. Tujuan pemberian obat-obatan untuk mengurangi morbiditas,
mencegah komplikasi, dan
eradikasi keganasan.
5. Androgen
Efek androgen dalam tata laksana anemia aplastik untuk meningkatkan produksieritropoetin dan merangsang
sel stem eritroid.
Daftar Pustaka
Bakta, IM. 2003. Hematologi Klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Bulechek et al. (2016). Nursing Intervention Clasification (NIC) Ed. 6. Elsevier: Indonesia.
Herdman, T.Heather. (2018). Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
Isyanto, Maria Abdulsalam. (2005). Masalah pada Tata Laksana Anemia Aplastik Didapat. Jurnal.
Moorhead. S et al. (2016). Nursing Outcoms Classsification (NOC) Ed. 5. Elsevier: Indonesia.
Tediantini P, N. dkk. 2016. Anemia Aplastik. Dalam Rangka Menjalani Kepaniteraan Klinik Madya Di
Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Sanglah. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
Thahaet al. (2011). Diagnosis, Diagnosis Differensial dan Penatalaksanaan Immunosupresif dan Terapi
Sumsum Tulang pada Pasien Anemia Aplastik. Jurnal
Young NS, Maciejewski J. 1997. The Pathophysiology of Acquired Aplastic Anemia. In: Eipsten FH, editor.
New English Medical Journal, vol.336. Massachusetts Medical Society
Banjarmasin, Januari 2019
Ners Muda,
Sarvia., S.Kep
………………………………… ……………………………….