Anda di halaman 1dari 41

SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar Endokrin
• Kelenjar hipofise/pituitari: GH, TSH, FSG g
• Kelenjar Tiroid: hormon tiroid
• Kelenjar Paratiroid: parathormon
• Kelenjar Suprarenal:
- cortex adrenal: ACTH
- medulla adrenal: adrenalin
- hormon seks (dalam jumlah sedikit)
• Kelenjar Pankreas: Insulin dan Glukagon
• Kelenjar Gonad:
- Ovarium: Progesteron, Estradiol
- Testis: Testosteron
HORMON
• Berasal dari kata Yunani “Horman” yang
berarti menggerakkan
• Adalah suatu senyawa kimia yang disekresi
oleh suatu sel (sel endokrin) ke dalam aliran
darah yang kemudian ditangkap oleh sel
lain (sel sasaran) dan menimbulkan
perubahan-perubahan tertentu pada sel
sasaran tersebut
HORMON
• Adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
kelenjar endokrin, disekresikan ke dalam
darah dan sampai ke sel sasaran di
jaringan lain dalam tubuh tempat hormon
tersebut menimbulkan efek fisiologis
• Sekarang diperluas mencakup senyawa
yang memiliki kerja autokrin dan parakrin
• Hormon disintesis di tempat tertentu:
hipotalamus, kel. hipofisis anterior dan posterior,
kel. tiroid dan paratiroid, dll
• Hormon beredar dalam plasma dalam
konsentrasi rendah
• Agar hormon dapat menimbulkan efeknya pada
jaringan sasaran, sel jaringan harus memiliki
reseptor yang mengenali dan berikatan dengan
hormon tersebut dengan afinitas dan spesifisitas
yang tinggi
• Pada sistem endokrin terdapat mekanisme umpan balik
homeostatik yang ikut menentukan kecepatan
pembentukan hormon pada hampir semua organ
endokrin
• Lama efek fisiologis suatu hormon sebagian ditentukan
oleh
– Tingkat pengikatan ke protein transport dalam
sirkulasi
– Kecepatan inaktivasi yang disebabkan oleh berbagai
proses penguraian
– Kecepatan ekskresi hormon atau metabolitnya
Gambaran mekanisme
kerja hormon
• Jenis hormon:
- Steroid: hormon korteks adrenal, hormon
kelamin (estradiol, testosteron)
- Peptida: Insulin, ACTH
- Derivat asam amino: adrenalin, serotonin, dll
• Berdasarkan kelarutannya , hormon dibagi
menjadi 2 kelompok:
- Larut dalam air (hidrofilik)
- Tidak larut dalam air (hidrofobik = lipofilik)
• Hormon pada dasarnya merupakan sarana
komunikasi antar sel, yaitu komunikasi melalui
molekul yang disekresi yang disebut juga molekul
sinyal
• Ada 3 macam komunikasi melalui molekul sinyal:
- Modus endokrin
- Modus parakrin
- Modus otokrin
• Modus endokrin
molekul sinyal
mengalir melalui
darah dan
mempengaruhi sel di
jaringan lain
contoh: insulin
• Modus parakrin
molekul sinyal
mempengaruhi sel di
sekitar tanpa masuk
ke dalam darah
contoh: hormon
saluran pencernaan
(gastrin, sekretin)
• Modus autokrin
molekul sinyal
mempengaruhi sel
yang sama dengan
asal sinyal tersebut
contoh: prostaglandin
Reseptor molekul sinyal
• Suatu sel dapat bertindak sebagai sel
sasaran untuk suatu molekul sinyal
tertentu, karena sel tersebut memiliki
suatu reseptor yang dapat menangkap
molekul sinyak tersebut
• Setiap molekul sinyal memiliki reseptor
yang spesifik untuk molekul tersebut
• Menurut lokasinya dapat dibedakan dua
kelompok reseptor, yaitu:
- Reseptor sitosol/intraseluler: reseptor
terletak di dalam sitosol
- Reseptor transmembran/permukaan
sel: reseptor terletak pada permukaan
membran sel
• Molekul sinyal yang bersifat hidrofobik,
- dapat menembus membran sel
- reseptor terdapat di dalam sitosol
- untuk transportasinya memerlukan
protein khusus yang disebut protein
pengangkut: albumin
• Molekul sinyal yang bersifat hidrofilik
- reseptor terdapat di permukaan membran
- larut di dalam plasma darah
• Interaksi ini berlangsung cepat dan reversibel
• Masing-masing sel sasaran mempunyai jumlah reseptor
yang berlainan untuk suatu hormon tertentu
• Makin tinggi kepadatan reseptor pada membran sel
sasaran, makin besar respons fisiologis terhadap hormon
Reseptor membran dapat dibagi menjadi tiga ranah:
1. Ranah pengikat ligan
Bertanggung jawab mengikat hormon dalam darah
2. Ranah transmembran
Terdiri dari tujuh kumparan residu asam amino heliks-α hidrofilik
(ranah I-VII) yang terentang menembus membran dan
menambatkan reseptor ke sel
3. Ranah sitoplasma
- rantai asam amino dengan panjang beragam yang memanjang
dari ranah VII
- beberapa reseptor memiliki fungsi katalitik, seperti aktivitas
tirosin kinase
Efek intrasel pengikatan ligan ke reseptor
permukaan sel
• Pengikatan ligan ke reseptor mencetuskan suatu jenjang
reaksi biokimia yang akhirnya mengaktifkan efektor intrasel
atau perantara kedua
• Reseptor digolongkan berdasarkan sistem efektor intrasel:
– Golongan utama
• Jalur reseptor membran-efektor, yaitu: cAMP, IP3,
DAG, ion
• Efektor kedua ini berfungsi apabila protein
transduser intramembran (protein G) telah diaktifkan
– Golongan kedua
• Reseptor membran memiliki hanya sebuah ranah
transmembran
• Tidak memerlukan intervensi enzim atau protein G
intramembran untuk menyalurkan efek fisiologis ligan
• Misal: reseptor untuk insulin dan faktor pertumbuhan
• Memiliki aktivitas enzimatik di dalam ranah intrasel yang
dapat memfosfosilasi residu tirosin (suatu aktivitas tirosin
kinase
• Apabila reseptor tersebut mengikat hormonnya, tirosin
kinase terangsang untuk melakukan autofosforilasi terhadap
residu tirosin pada reseptor, yang kemudian melakukan
fosforilasi protein lain di dalam sel
• Hormon steroid
berikatan dengan
reseptor intrasel dan
melalui mekanisme
tertentu menimbulkan
efek pengaktifan
bagian tertentu
genom, menginduksi
sintesis RNA dan
protein
Transpor hormon steroid dalam darah

• Sebagian besar hormon steroid terikat ke


protein pembawa atau transporter, karena
steroid relatif tidak larut lain
• Kortikosteroid adrenal, transporternya
adalah corticosteroid binding globulin
(CBG)
Pengikatan hormon ke
reseptor intrasel
• Berdifusi membran
plasma sel
• Reseptor berada di inti sel,
tetapi ada juga yang
berada di sitosol

• Steroid berikatan dengan reseptor yang inaktif dan belum mengalami


transformasi
• Reseptor inaktif mungkin membentuk kompleks dengan heat shock
protein (hsp)
• Hsp menutupi ranah pengikat DNA pada molekul reseptor bebas yang
inaktif
• Setelah terjadi
pengikatan dengan
ligan, hsp terlepas dari
reseptor, sehingga
ranah reseptor
sekarang terbuka

• Reseptor mengalami transformasi dan aktif,


kemudian mengikat DNA
• Apabila semula reseptor berada di sitosol, reseptor
tersebut harus terlebih dulu mengalami translokasi ke
dalam inti
Modulasi aktifitas hormon

• Aktifitas hormon perlu dimodulasi


(diatur) agar efek yang ditimbulkan
tidak berlebihan
• Modulasi ini dapat terjadi pada:
- Sel endokrin/sel sekretor
- Sel sasaran
• Modulasi pada sel sekretor:
- Sekresi kortisol dipicu oleh
ACTH yang disekresi oleh
hipofisis. Sekresi ACTH dipicu
oleh CRH yang disekresi oleh
hipotalamus. Kortisol dapa
menghambat sekresinya sendiri
• Pengendalian ini disebut
hambatan umpan balik (feedback
inhibition)
• Modulasi pada sel sasaran, merupakan modulasi pada
reseptornya
• Dapat terjadi melalui 2 cara:
1. Sekuestrasi,
a. Down regulation
jumlah reseptor yang terpapar pada permukaan
membran sel dikurangi dengan cara memasukkan
(internalisasi) reseptor ke dalam interior sel
b. Up regulation
reseptor yang mengalami internalisasi tak dirusak, dan
apabila diperlukan dapat dimunculkan kembali ke
permukaan sel
2. Desensitisasi
- reseptor masih dapat mengikat ligan
tetapi tak dapat lagi meneruskan sinyal
- terjadi karena reseptor mengalami
fosforilasi
- Ada 2:
a. Desensitisasi heterolog
b. Desensitisasi homolog
Singkatan
Kontrol pengeluaran
hormon pertumbuhan
Efek hormon pertumbuhan pada
metabolisme energi
Efek epineprin
pada metabolisme
bahan bakar.

Epi merangsang
penguraian glikogen
di otot dan hati,
glukoneogenesis di
hati, dan lipolisis di
jaringan adiposa
Efek Glukokortikoid (GC) pada metabolisme bahan bakar
GC merangsang lipolisis di jaringan adiposa dan pengeluaran asam
amino dari protein otot. Di hati, GC merangsang glukoneogenesis dan
pembentukan glikogen.

Anda mungkin juga menyukai