Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. P.

L
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG BEDAH ANAK
RUMAH SAKIT DR. J. H AWALOEI
MINAHASA

Clinical Instruktur :

Ns. Nurul Solechah S.Kep

Clinical Teacher :

Kusmiyati S.Kep, Ns, M.Kes

DISUSUN OLEH

Nama : Rachel Virginia Supit

NIM : 711440120057

Tingkat : 2B/ D-III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI D-III KEPERAWATAN/ TINGKAT 2B

TAHUN AJARAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEMONIA

Bronkopneumonia

1.Pengertian

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola

penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi

dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Ngemba,2015).

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada

parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai

alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi seperti bakteri,virus,jamur dan benda asing. Kebanyakan

kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab

non infeksi yang perlu dipertimbangkan. (Rahayu,2012).

Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai

bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara

penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke

bronkus (Tyastuti,2015). Bronkopneumonia adalah radang paru-paru pada bagian

lobularis yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh

agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.

ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal

(terdengar adanya ronkhi basah), muntah, diare, batuk kering dan produktif

(Saputri,2008 dalam Dicky, 2017).


2. Etiologi

Penyebab terserering pada bronkopneumonia yaitu pneumokokus, sedang penyebab

lainnya antara lain :streptococcuspneumoniae, stapilokokkus aureus, haemophillus influenza,

jamur (seperti candida albicans) dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus

aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas

tinggi(Riyadi,2012).

3. Patofisiologis

Bakteri atau virus masuk kedalam tubuh, akan menyebabakan gangguan/

peradangan pada terminal jalan nafas dan alveoli. Proses tersebut akan menyebabkan

infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan

menanggalkan debris cellular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi

alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic

fibrosis, aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat meningkatkan resiko

pneumonia(Marni,2014)

Secara hematogen maupun langsung (lewat penyebaran sel) mikroorganisme yang

terdapat didalam paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan

lumen bronkus menyebabkanselradangakut,terisieksudat(nanah)denganselepitel

rusak.
Bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada

saat awal peradangan dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa. Bronkus

rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga dapat

timbul bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorpsi yang

lambat. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak

kuman penyebab (streptokokus, virus dan lain-lain). Selanjutnya eksudat berubah

menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan tersebut

dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita mnegalami sesknapas.

Terdapatnya peradangan pada bronkus dan paru juga akan mengakibatkan

peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen bronkus

sehingga timbul peningkatan flek- flek batuk. Perjalanan patofisiologis diatas bisa

berlangsung sebaliknya yaitu di dahului dulu dengan infeksi pada bronkus kemudian

berkembang menjadi infeksi pada paru(Riyadi,2012)

4. Komplikasi

Akibat penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat maka akan timbul

komplikasi yang bisa membahayakan tubuh anak tersebut,misalnya gangguan

pertukaran gas, obstruksi jalan napas, gagal napas, efusi pleura yang luas, syok dan

apnea rekuren (Marni, 2014).


5. Pahtway

Virus ,bakteri, mikroba

Masuk Nasofaring

Peradangan bronchus Alveoli Produksi sputum

Proses inflamasi saluran kurang pengetahuan

Pernapasan bawah Granulasi Leukosit

Peradangan Eritrosit dalam Bronchus Ansietas

Peningkatan Suhu

Tubuh Takipneu, banyak

leukosit yang mati

Hipertemia Eksudat fibrin

Sepanjang bronchus

Pola Napas

Tidak Ektif
6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk mengatasi penyakit pneumonia

adalah dengan pemberian antibiotik, pengobatan suportif, dan vaksinasi (Pardede

dalam Marni, 2014). Pengobatan suportif bila virus pneumonia , bila kondisi anak

berat harus dirawat di rumah sakit. Selanjutnya berikan oksigen sesuai kebutuhan

anak dan sesuai program pengobatan , lakukan fisioterapi dada untuk membantu

anak mengeluarkan dahak, setiap empat jam atau sesuai petunjuk, berikan cairan

intravena untuk mencegahdehidrasi.

Untuk mengatasi infeksi, berikan antibiotik sesuai program, misalnya

amoxicillin, clarithromycin/erythromycin dan ampicillin. Ada dua golongan

antibiotik yang dipakai untuk mengobati pneumonia yaitu golongan penicillin dan

golongan sefalosporin. Apabila pada pemeriksaan pewarnaan gram terdapat

organisme, dan cairan berbau tidak enak maka lakukan pemasangan chesttube.

Pemberian zink dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak walaupun jika

unutk terapi zink kurang bermanfaat. Pemberian zink 20 mg/hari pada anak

pneumonia efektif terhadap pemulihan demam, sesak nafas, dan laju

pernapasan(Riyadi,2012).

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk menegakkan diagnosa

adalah pemeriksaan leukosit, akan tetapi jika pemeriksaan darah tepi menunjukkan

leukopenia sedangkan penyebabnya sudah


diketahui adalah bakteri , maka keadaan ini merupakan petunjuk prognosis

yang semakin memburuk. Kultur darah positif pada sebagian kasus, akan

terjadi peningkatan laju endapan darah.

Pemeriksaan foto thoraks akan terlihat infiltrat lobar atau interstisial di

parenkim paru, pada pewarnaan gram pada dahak terhadap organisme dan

pemeriksaan WBC (White Blood Cell) biasanya akan didapatkan kurang dari

20.000 cells mm3.x (Marni, 2014).


ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P.L

DENGAN DIAGNOSA BRONKOPNEMONIA

I. Biodata Klien :
1. Nama : An. P.L
2. TTL : 21 Januari 2020
3. Umur : 02 Tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Kristen
6. Alamat : Ranowangko Kecamatan Tombariri
7. Tgl / Jam Masuk : 28April 2022 /15.00
8. Tgl / jam Pengkajian : 29 April 2022

II. Biodata Penanggung Jawab :


1. Nama : Ny. N.B
2. TTL : 17 Oktober 1982
3. Umur : 39 Tahun
4. Agama : Kristen
5. Alamat : Ranowangko

III. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama : Sesak Napas
Keluhan saat pengkajian :
Ibu klien mengatakan pasien sesak napas dan gelisah

B. Riwayat Kesehatan Lalu


1. Pre natal
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan ibu : Tidak ada
b. Imunusai TT : Ya
2. Natal
a. Jenis persalinan : Normal
b. Penolong persalinan : Bidan
c. Keluhan Saat Partus : Tidak ada
3. Post natal
a. Kondisi Bayi
b. Masalah anak pada saat lahir : Tidak Ada
c. Riwayat kecelakaan : Tidak Ada
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada
IV. Riwayat Imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Saat


Pemberian
1 BCG Usia 3 bulan Tidak ada
2 DPT (I,II,III) Usia 2 bln, 3 bln, 4 bln Tidak ada
3 Polio (I,II,III,IV) Usia 1-4 bln, Tidak ada
4 Campak Usia 9 bln Demam
5 Hepatitis Usia 6 bln Tidak ada

V. Riwayat Tumbuh Kembang


a. Pertumbuhan Fisik
1. BB : 3,5 kg
2. TB : 44,4 cm
3. Waktu Tumbuh Gigi : 6 bulan
b. Perkembangan tiap tahap
1. Berguling :7 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 8 bulan
4. Berdiri : 8 bulan
5. Berjalan : 8 bulan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 5 bulan
7. Bicara pertama kali : 8 bulan dengan menyebut : mama

Genogram

+ + + +

Keterangan :

= Laki-laki = Pasien
= Perempuan + = Meninggal

VI. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Cm
3. TTV :
 N : 128 x/menit
 Suhu : 36.0oC
 RR : 34x/menit

4. Head to toe

a) Kepala : Normal
b) Rambut : Bersih, berwarna hitam
c) Mata : Cekung dan tidak mengalami gangguan penglihatan.
d) Hidung : Simetris,
e) Telinga : Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
f) Wajah : Ekspresi wajah tampak sakit
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
h) Paru – paru:
Inspeksi : abnormal
Auskultasi : Wheezing dan ronchi
i) Jantung
Menimbulkan aritmia jantung
j) Abdomen
Inspeksi : Perut simetris dan terlihat cembung
Palpasi : normal

Perkusi : Tympani
(kembung)
Auskultasi : Bising usus >30 x / menit
k) Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih.
l) Anus : Tidak ada hemoroid
m) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema, akral dingin
Bawah : Tidak ada oedema, akral dingin,
n) Kulit : Turgor pucat
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Normal


Pemeriksaan darah
Hemogoblin 12,5 Lk.14-18gr%
Pr.12-16gr%
Leukosit 12,49* Lk.4700-10300u/I
Pr.4300-11400u/l
Hemogram Eos 0 2-4%
Bas 1 0-1%
Stab 3
Seg 41 50-75%
Limp 4 25-40%
Mon 8 3-7%

Trombosit 34100 150.000-450.000


HCT/HMT 35 Lk.44%
Pr.37%

Terapi/Obat

1. Astromycin 1x120mg

2. Methylprednisolone 2mg

3. Salbutanol 1,5 mg

4.Nebulizer Combivent 16 jam


ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS : Ibu mengatakan pasien mengalami Hambatan upaya Pola nafas tidak
sesak napas nafas efektif

DO:
- terdapat pernapasan cuping hidung,
retraksi dinding dada dan penggunaan
otot bantu nafas
2 DS : Ibu Pasien Mengatakan, pasien Spasme jalan Bersihan Jalan Nafas
mengalami batuk berdahak nafas Tidak Efektif

DO :
- Pasien tampak batuk
TTV
RR : 28x/menit
Suhu : 36◦C
N : 128x/menit
- - bunyi nafas ronchi pada paru
kanan lobus bawah
3 Ds: Kurang terpapar Ansietas
- Ibu klien mengatakan sangat informasi (D.0080)
takut melihat kondisi klien saat
ini
Do:
- Ibu klien tampak cemas
- Ibu klien kahwatir dengan
kondisi klien

Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif b.d Hambatan Upaya Napas d.d Pola Nafas Abnormal
2. Hipertermia b.d Proses Pnyakit d.d kejang, saat suhu tubuh di atas normal
3. Ansietas b.d Kurang terpapar informasi d.d ibu klien tampak gelisah
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1 D.0005 Pola Nafas L. 01004 Pola Napas I. 01006 Latihan Batuk Efektif
Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan - identifikasi kemampuan batuk
hambatan upaya nafas tindakan keperawatan - monitor retensi sputum
d.d penggunaan otot diharapkan pola napas
bantu pernapasan menurun dengan KH: - buang sekret pada tempat
- penggunaan otot sputum
bantu nafas menurun - jelaskan prosedur batuk efektif
- frekuensi napas - anjurkan tarik nafas melalui
membaik hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu

2 D.0001 Bersihan Jalan L.01001 Bersihan jalan I. 01011 Manajemen Jalan Nafas
Nafas Tidak Efektif nafas - monitor pola nafas
b.d spasme jalan napas Setelah dilakukan - monitor bunyi nafas
d.d mengi wheezing tindakan keperawatan - monitor sputum
dan atau ronchi kering diharapkan bersihan
jalan nafas menurun - posisikan fowler atau semi-
dengan KH: fowler
- produksi sputum
menurun - anjurkan asupan cairan
- mengi menurun 2000ml/hari
- Wheezing menurun 1. - ajarkan teknik batuk
- frekuensi nafas efektif
membaik
3 Ansietas b.d Kurang Tingkat Ansietas Reduksi ansietas
terpapar informasi d.d Setelah dilakukan Observasi :
ibu klien tampak tindakan keperawatan, - Monitor tanda-tanda
gelisah maka Tingkat Ansietas ansietas (verbal dan
(D.0080) menurun dengan KH :
nonverbal)
- Prilaku gelisah Terapeutik :
menurun
- Konsentrasi - Informasikan secara
membaik faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
Edukasi :
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
- Anjurkan teknik relaksasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tgl :28 April 2022 Jam: 17.37

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


D.0005 Pola Nafas - identifikasi kemampuan batuk S : Pasien masih
Tidak Efektif b.d - monitor retensi sputum mengeluh batuk berdahak
hambatan upaya nafas O : Auskultasi dada
d.d penggunaan otot - buang sekret pada tempat menunjukkan adanya
bantu pernapasan sputum sekret dalam jalan
- jelaskan prosedur batuk efektif nafas pasien
- anjurkan tarik nafas melalui KU : Lemah Kes: compos
hidung selama 4 detik, ditahan mentis
selama 2 detik, kemudian TTV :
keluarkan dari mulut dengan bibir Nadi : 100x/ menit
mencucu Suhu : 35,5º C
RR : 42x/menit
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
D.0001 Bersihan Jalan - monitor pola nafas S : Pasien mengatakan
Nafas Tidak Efektif b.d - monitor bunyi nafas sesad dan ada dahak di
spasme jalan napas d.d - monitor sputum tenggorokannya
mengi wheezing dan atau O :adanya sekret dalam
ronchi kering - posisikan fowler atau semi- jalan nafas,
fowler TTV :
Nadi : 100x/ menit
- anjurkan asupan cairan Suhu : 35,5º C
2000ml/hari RR : 42x/menit
- ajarkan teknik batuk efektif - kanul oksigen terpasang

A:Masalah belum teratasi


P: Intervensi di lanjutkan
D.0111 Defisit - identifikasi kesiapan dan S : ibu pasien masih
Pengetahuan b.d kurang kemampuan menerima informasi bingung mengenai
terpapar informasi d.d - jelaskan faktor resiko yang dapat penyakit yang dialami
menunjukkan perilaku mempengaruhi kesehatan pasien
tidak sesuai anjuran . O : pasien terlihat bingung
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
Hari/Tgl :29 April 2022

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


D.0005 Pola Nafas - identifikasi kemampuan batuk S : Pasien masih
Tidak Efektif b.d - monitor retensi sputum mengeluh batuk berdahak
hambatan upaya nafas O : Auskultasi dada
d.d penggunaan otot - buang sekret pada tempat menunjukkan adanya
bantu pernapasan sputum sekret dalam jalan
- jelaskan prosedur batuk efektif nafas pasien
- anjurkan tarik nafas melalui KU : Lemah Kes: compos
hidung selama 4 detik, ditahan mentis
selama 2 detik, kemudian TTV :
keluarkan dari mulut dengan bibir Nadi : 100x/ menit
mencucu Suhu : 35,5º C
RR : 42x/menit
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
D.0001 Bersihan Jalan - monitor pola nafas S : Pasien mengatakan
Nafas Tidak Efektif b.d - monitor bunyi nafas sesad dan ada dahak di
spasme jalan napas d.d - monitor sputum tenggorokannya
mengi wheezing dan atau O :adanya sekret dalam
ronchi kering - posisikan fowler atau semi- jalan nafas,
fowler TTV :
Nadi : 100x/ menit
- anjurkan asupan cairan Suhu : 35,5º C
2000ml/hari RR : 42x/menit
- ajarkan teknik batuk efektif - kanul oksigen terpasang

A:Masalah belum teratasi


P: Intervensi di lanjutkan
D.0111 Defisit - identifikasi kesiapan dan S : ibu pasien masih
Pengetahuan b.d kurang kemampuan menerima informasi bingung mengenai
terpapar informasi d.d - jelaskan faktor resiko yang dapat penyakit yang dialami
menunjukkan perilaku mempengaruhi kesehatan pasien
tidak sesuai anjuran . O : pasien terlihat bingung
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai