L
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG BEDAH ANAK
RUMAH SAKIT DR. J. H AWALOEI
MINAHASA
Clinical Instruktur :
Clinical Teacher :
DISUSUN OLEH
NIM : 711440120057
TAHUN AJARAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKOPNEMONIA
Bronkopneumonia
1.Pengertian
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab
Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara
lobularis yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh
ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal
(terdengar adanya ronkhi basah), muntah, diare, batuk kering dan produktif
jamur (seperti candida albicans) dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus
aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas
tinggi(Riyadi,2012).
3. Patofisiologis
peradangan pada terminal jalan nafas dan alveoli. Proses tersebut akan menyebabkan
infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan
alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic
fibrosis, aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat meningkatkan resiko
pneumonia(Marni,2014)
terdapat didalam paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan
rusak.
Bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada
saat awal peradangan dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa. Bronkus
rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga dapat
timbul bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorpsi yang
lambat. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak
menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan tersebut
dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita mnegalami sesknapas.
peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen bronkus
sehingga timbul peningkatan flek- flek batuk. Perjalanan patofisiologis diatas bisa
berlangsung sebaliknya yaitu di dahului dulu dengan infeksi pada bronkus kemudian
4. Komplikasi
Akibat penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat maka akan timbul
pertukaran gas, obstruksi jalan napas, gagal napas, efusi pleura yang luas, syok dan
Masuk Nasofaring
Peningkatan Suhu
Sepanjang bronchus
Pola Napas
Tidak Ektif
6. Penatalaksanaan
dalam Marni, 2014). Pengobatan suportif bila virus pneumonia , bila kondisi anak
berat harus dirawat di rumah sakit. Selanjutnya berikan oksigen sesuai kebutuhan
anak dan sesuai program pengobatan , lakukan fisioterapi dada untuk membantu
anak mengeluarkan dahak, setiap empat jam atau sesuai petunjuk, berikan cairan
antibiotik yang dipakai untuk mengobati pneumonia yaitu golongan penicillin dan
organisme, dan cairan berbau tidak enak maka lakukan pemasangan chesttube.
Pemberian zink dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak walaupun jika
unutk terapi zink kurang bermanfaat. Pemberian zink 20 mg/hari pada anak
pernapasan(Riyadi,2012).
7. Pemeriksaan Penunjang
adalah pemeriksaan leukosit, akan tetapi jika pemeriksaan darah tepi menunjukkan
yang semakin memburuk. Kultur darah positif pada sebagian kasus, akan
parenkim paru, pada pewarnaan gram pada dahak terhadap organisme dan
pemeriksaan WBC (White Blood Cell) biasanya akan didapatkan kurang dari
I. Biodata Klien :
1. Nama : An. P.L
2. TTL : 21 Januari 2020
3. Umur : 02 Tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Kristen
6. Alamat : Ranowangko Kecamatan Tombariri
7. Tgl / Jam Masuk : 28April 2022 /15.00
8. Tgl / jam Pengkajian : 29 April 2022
Genogram
+ + + +
Keterangan :
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan + = Meninggal
4. Head to toe
a) Kepala : Normal
b) Rambut : Bersih, berwarna hitam
c) Mata : Cekung dan tidak mengalami gangguan penglihatan.
d) Hidung : Simetris,
e) Telinga : Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
f) Wajah : Ekspresi wajah tampak sakit
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
h) Paru – paru:
Inspeksi : abnormal
Auskultasi : Wheezing dan ronchi
i) Jantung
Menimbulkan aritmia jantung
j) Abdomen
Inspeksi : Perut simetris dan terlihat cembung
Palpasi : normal
Perkusi : Tympani
(kembung)
Auskultasi : Bising usus >30 x / menit
k) Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih.
l) Anus : Tidak ada hemoroid
m) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema, akral dingin
Bawah : Tidak ada oedema, akral dingin,
n) Kulit : Turgor pucat
Pemeriksaan Laboratorium
Terapi/Obat
1. Astromycin 1x120mg
2. Methylprednisolone 2mg
3. Salbutanol 1,5 mg
DO:
- terdapat pernapasan cuping hidung,
retraksi dinding dada dan penggunaan
otot bantu nafas
2 DS : Ibu Pasien Mengatakan, pasien Spasme jalan Bersihan Jalan Nafas
mengalami batuk berdahak nafas Tidak Efektif
DO :
- Pasien tampak batuk
TTV
RR : 28x/menit
Suhu : 36◦C
N : 128x/menit
- - bunyi nafas ronchi pada paru
kanan lobus bawah
3 Ds: Kurang terpapar Ansietas
- Ibu klien mengatakan sangat informasi (D.0080)
takut melihat kondisi klien saat
ini
Do:
- Ibu klien tampak cemas
- Ibu klien kahwatir dengan
kondisi klien
Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d Hambatan Upaya Napas d.d Pola Nafas Abnormal
2. Hipertermia b.d Proses Pnyakit d.d kejang, saat suhu tubuh di atas normal
3. Ansietas b.d Kurang terpapar informasi d.d ibu klien tampak gelisah
RENCANA KEPERAWATAN
2 D.0001 Bersihan Jalan L.01001 Bersihan jalan I. 01011 Manajemen Jalan Nafas
Nafas Tidak Efektif nafas - monitor pola nafas
b.d spasme jalan napas Setelah dilakukan - monitor bunyi nafas
d.d mengi wheezing tindakan keperawatan - monitor sputum
dan atau ronchi kering diharapkan bersihan
jalan nafas menurun - posisikan fowler atau semi-
dengan KH: fowler
- produksi sputum
menurun - anjurkan asupan cairan
- mengi menurun 2000ml/hari
- Wheezing menurun 1. - ajarkan teknik batuk
- frekuensi nafas efektif
membaik
3 Ansietas b.d Kurang Tingkat Ansietas Reduksi ansietas
terpapar informasi d.d Setelah dilakukan Observasi :
ibu klien tampak tindakan keperawatan, - Monitor tanda-tanda
gelisah maka Tingkat Ansietas ansietas (verbal dan
(D.0080) menurun dengan KH :
nonverbal)
- Prilaku gelisah Terapeutik :
menurun
- Konsentrasi - Informasikan secara
membaik faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
Edukasi :
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
- Anjurkan teknik relaksasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI