RRESUME TB PARU Poli Anak-Dikonversi
RRESUME TB PARU Poli Anak-Dikonversi
KANDOU
MANADO
Disusun oleh :
Ardiles Denal Merek, S.Kep
NIM : 21105010037
PENDAHULUAN
hidup terutama di paru atau diberbagai organ tubuh yang lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini juga mempunyai
bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya
berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu
penularannya terutama terjadi pada malam hari. Tuberkulosis Paru atau TB adalah
airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus
melalui percik renik dahak yang dikeluarkan nya. TB dengan BTA negatif juga
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara
yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini
bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah infeksi melalui udara.
3. Patofisiologi
pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
terjadi melalui udara, (air bone), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung
alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga gumpalan. Basil yang
lebih besar cenderung bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus,
Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epitoloit yang
dikelilingi oleh foist. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam
(Ardiansyah, 2012).
Droplet mengandung
M. Tuberkulosis
Terhirup lewat
saluran Masuk ke paru Alveoli
Udara Tercemar
pernapasan
M. Tuberkulosis
Infeksi Primer
TB Primer
(Ghon) pada Alveoli
Meluas
Hematogen
ogen
Bakterimia
Peritonium
Asam Lambung
meningkat
No Diagnosa Keperawatan
1 Resiko Defisit Nutrisi
2 Gangguan Pola Tidur
PENGKAJIAN
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama Klien : An. H. A. H
Umur : 3 Tahun
Tanggal lahir : 5 Agustus 2018
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kawin : Belum menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Belum Sekolah
Anak ke : 1 ( satu )
Alamat : Sario, KOTABARU
Tanggal Masuk RS : 4 September 2021
Tanggal Pengkajian : 4 September 2021
Diagnosa Medis : TB PARU
No. R.M : 72.18.15
Tabel 1
Identitas Ibu Ayah
Nama Ny. M .T TN. Y. H
Umur 25 Tahun 23 Tahun
Agama Kristen Protestan Kristen Protestan
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat SARIO, KOTABARU
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama
Pasien Datang ke Rumah sakit Dengan Keluhan Batuk dan sering keluar lendir
Saat muntah, Pasien telah mengikuti pengobatan rutin TBC selama 3 bulan
b) Keluhan saat dilakukan pengkajian pada tanggal 4 oktober 2021 pukul 10.00 WIT
Saat dikaji Ibu pasien mengatakan, pasien sering malas makan dan sering tidak
menghabiskan porsi makanannya.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan saat pasien usia 8 bulan, sering batuk dan keluar air liur,
dan diusia 1Tahun, 8 Bulan pasien sering muntah saat makan dan sering
memuntahkan cairan lendir berwarna bening. Kemudian dibawah ke R. S Wolter
Monginsidi dan diperiksa lendir dan Rontgen dada Tapi belum menemukan
penyebab penyakit. Lalu dirujuk ke RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO dan diperiksa lagi lendir pasien dan juga di Rontgen dada kemudian
Dokter mendiagnosa pasien terinfeksi Bakteri TBC.
D. Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Fisik Hasil
1. Kesadaran Kompos Mentis
GCS : E4 M5 V6
2. Tanda-tanda Vital TD = 90/60 mmhg
Nadi = 104x/menit
Suhu = 36,7 oC
RR = 24x/menit
Saturasi O2 = 99%
3. Posture BB sekarang = 10,5 kg
TB = 89 cm
4. Kepala Bentuk, normal, bersih
Benjolan tidak ada
5. Mata Simetris, konjungstiva
Sklera tidak ikterik
Reflek cahaya ada
6. Hidung Simetris
Bersih
7. Mulut Mukosa bibir kering
Rongga mulut bersih
8. Leher Tidak ada pembengkakan
9. Thorax Simetris kiri dan kanan
10. Pa = fremitis kiri ke kanan
Pe = Sonor
11. Jantung I = Iktus cordis tidak terlihat
A= irama jantung reguler
12. Abdomen I = distensi (-), simetris
Pa = nyeri (-)
Pe = thympani
13. Kulit Turger kulit kembali cepat
oedema tidak ada
14. Genitalia - Tidak dikaji
E. Pengkajian MTBS
• Jika lebih dari 7 hari, apakah demam • Lihat tanda-tanda CAMPAK: Anak tidak
terjadi setiap hari? - Ruam kemerahan di kulit yang mengalami demam
Anak tidak demam menyeluruh ? Turgor kulit baik berdarah
MEMERIKSA ANEMIA
· Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan : tidak
- Sangat pucat : tidak
- Agak pucat : Ya
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Diagnosa Keperawatan
Edukasi:
- Anjurkan membuat catatan harian dan
situasi pemicu pengeluaran makanan (
misalnya pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktifitas berlebihan
- Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Ajarkan pengaturan koping untuk
menyelesaikan masalah perilaku
makan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan kebutuhan kalori
dan pilihan makanan
2. (D.0055) Setelah dilakukan Dukungan Tidur
Gangguan Pola Tidur intervensi keperawatan 1x
8 jam diharapkan pola tidur Observasi :
membaik, dengan kriteria - Identifikasi pola Aktifitas dan tidur
hasil : - Identifikasi faktor penggangu tidur (
- Keluhan sulit tidur fisik dan/atau psikologis)
membaik Terapeutik :
- Keluhan sering terjaga - Modifikasi lingkungan ( mis,
membaik pencahayaan, kebisingan, suhu,
- Keluhan pola tidur berubah matras, dan tempat tidur)
membaik - Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Keluhan istirahat tidak - Lakukan prosedur untuk menigkatkan
cukup menurun kenyamanan ( mis, pijat, dan
pengaturan posisi)
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur ( mis, psikologi dan gaya hidup)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya
CATATAN PERKEMBANGAN