Tonsilitis Kronis
OLEH
AYU DWI ZULIA
1410070100096
ROZY HARDIANSYAH
1410070100092
DEFINISI
merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada tenggorokan terutama
pada usia muda. Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil oleh
karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotic pada penderita
tonsilitis akut
epidemiologi
Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, terutama berusia 5 tahun dan
10 tahun dimana penyebarannya melalui droplet infection yaitu alat makan dan
makanan
ETIOLOGI
Tonsilitis Kronis terjadi akibat pengobatan yang tidak tepat sehingga penyakit
pasien menjadi Kronis.
gizi atau daya tahan tubuh yang rendah sehingga terapi medikamentosa kurang
optimal
jenis kuman yg tidak sama antara permukaan tonsil dan jaringan tonsil.
klasifikasi
Gejala klinis
(odinofagia)
jaringan sekitar, kripta yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang
purulen atau seperti keju.
rasa sakit pada tenggorok Tampak tonsil membesar kultur dan uji resistensi
yang terus menerus, sakit dengan adanya hipertrofi (sensitifitas) kuman dari
waktu menelan, nafas bau dan jaringan parut. sediaan apus tonsil.
busuk, malaise, sakit pada Sebagian kripta
sendi, kadang-kadang ada mengalami stenosis,. Pada
demam dan nyeri pada beberapa kasus, kripta
leher. membesar, dan suatu
bahan seperti keju atau
dempul amat banyak
terlihat pada kripta.
penatalaksanaan
Tonsilektomi
tonsilektomi
Indikasi Absolut Indikasi Relatif Kontra Indikasi
a) Pembengkakan tonsil a) Terjadi 3 episode atau gangguan perdarahan,
yang menyebabkan lebih infeksi tonsil per risiko anestesi yang besar
obstruksi saluran napas, tahun dengan terapi atau penyakit berat,
disfagia berat, gangguan antibiotik adekuat. anemia, dan infeksi akut
tidur dan komplikasi b) Halitosis akibat yang berat.
kardio-pulmoner. Tonsilitis kronik yang
b) Abses peritonsil yang tidak membaik dengan
tidak membaik dengan pemberian terapi medis.
pengobatan medis dan c) Tonsilitis kronik atau
drainase. berulang pada karier
c)Tonsilitis yang streptokokus yang tidak
menimbulkan kejang membaik dengan
demam. pemberian antibiotik β-
d) Tonsilitis yang laktamase resisten.
membutuhkan biopsi
untuk menentukan
patologi anatomi
Komplikasi
dapat terjadi secara perkontinuitatum ke daerah sekitar atau secara hematogen atau
Anamnesis
Keluhan Utama :
Demam meningkat sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Demam sejak 5 hari yang lalu, demam hilang timbul tidak
menggigil.
Nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri menelan dirasakan
hilang timbul. Nyeri menelan dirasakan terutama saat menelan
makanan .Pasien juga mengeluh perasaan tidak enak di
tenggorokan, terasa ada yang mengganjal ditenggorokan dan bau
mulut
Mulut nyeri saat dibuka awalnya 2 hari yang lalu dan meningkat 1
hari yang lalu.
Batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu, dahak sulit dikeluarkan
Nyeri ulu hati sejak 1 hari yang lalu
Nafsu makan berkurang sejak 5 hari yang lalu
BAB dalam batas normal
BAK Buang air kecil warna dan jumlah biasa
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma (+)
Riwayat keluhan yang sama (+)
Prestasi Baik
Riwayat Perumahan dan lingkungan
Rumah tempat tinggal : Semi permanen
Sumber air minum : PDAM
Buang air besar : Jamban dalam rumah
Pekarangan : Luas, bersih
Sampah : Dibunag ketempat sampah
Kesan : hygiene baik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaaan umum : Tampak sakit sedang Berat badan : 35 kg
Kesadaran : composmetis cooperatif Tinggi badan :149 cm
BB/U :(-3)SD-
-(2)SD=gizi baik
Nadi : 92X/menit TB/U : (-3)SD-
(-2)SD=gizi Baik
Nafas : 28x/menit BB/TB
:(2)SD(2)SD=normal
REFLEKS TRICEPS + +
REFLEKS + +
BRACIORADIALIS
- -
REFLEKS BABINSKY
REFLEKS GORDON - -
REFLEKS OPPENHEIM - -
REFLEKS CHADDOKS - -
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Hb :14,4 g/dl
HT : 44,27 %
Leukosit :21.840/uL
Trombosit : 243.000 /uL
Kesan : leukositosis
Urine
Warna : kuning tua
Kekeruhan :+
Kimia urin
Protein :-
Glukosa :-
Bilirubin :-
Benda keton : -
Urobilinogen : +2
Darah samar / Hb : -
BJ : 1.020
Leukosit :+
PH : 7,0
Nitrit :-
Sedimen
Leukosit : 3/ul
Eritrosit :-
Epitel :+
Kristal :-
Bakteri :-
Jamur :+
Makroskopik
Warna : coklat
Konsistensi : lunak
Darah lendir :-
Mikroskopik
Eritrosit :-
Leukosit :-
Amuba
Telur cacing : -
Parasit lain :-
Mikrobiologi
Secret
Tenggorok ( difteri ) : tidak ditemukan C. Difteri (-)
Diagnosis Kerja
Tonsilitis Kronis
Penatalaksanaan
IVFD kaEn 1B 12 ttes (makro)
paracetamol 3 x ¾ tab (p.o)
Ambroxol 3 x ¾ tab ( p.o)
Cetirizine 1 x 5 mg (p.o)
Eritromisin 4 x 350 mg (p.o)
Diet MB 2000 kkal
Pemeriksaan Anjuran
Swab tenggorokan
FOLLOW UP
27-09-2019 28-09-2019
- S/ Demam berkurang
- Nyeri menelan berkurang
- Nafsu makan baik
- Tonsil T3/T3 hiperemis, faring hiperemis (+) kripti melebar
- BAB dan BAK normal
- KU : Baik
- Kesadaran : CMC
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 75/kali/menit
- Nafas :20 kali/menit
- Suhu : 36,6c
A/ tonsilitis kronis
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan sulit menelan yang sebelumnya diawali
oleh demam, batuk, dan pilek. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesa ditemukan : Demam sejak 5 hari yang lalu,
demam hilang timbul tidak menggigil.
Nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri menelan dirasakan hilang timbul.
Nyeri menelan dirasakan terutama saat menelan makanan .Pasien juga mengeluh
perasaan tidak enak di tenggorokan, terasa ada yang mengganjal ditenggorokan dan
bau mulut
Mulut nyeri saat dibuka awalnya 2 hari yang lalu dan meningkat 1 hari yang lalu.
Batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu, dahak sulit dikeluarkan.
Pemeriksaan fisik didapatkan : pemeriksaan pada daerah tenggorok, terlihat tonsil
membesar T3 (dextra) dan T3 (sinistra) dengan tampilan hiperemis, bengkak,
kripte melebar, dan terlihat detritus. Keterangan tersebut dapat digunakan sebagai
acuan untuk mendiagnosa pasien dengan tonsillitis kronis. Hal ini diperkuat dengan
riwayat infeksi yang sedang diderita pasien saat ini yaitu demam, batuk, dan pilek
yang menandakan adanya eksaserbasi akut.
Dilihat dari ukurannya T3 dan T3, keadaan pasien merasa kesulitan untuk makan
dan minum, dan seringnya keadaan ini kambuh dalam 1 bulan terakhir, maka
disarankan untuk dilakukan operasi tonsilektomi.
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb :14,4 g/dl
HT : 44,27 %
Leukosit :21.840/uL
Trombosit : 243.000 /uL
Farmakoterapi yang diberikan adalah : IVFD kaEn 1B 12 ttes (makro) ,
paracetamol 3 x ¾ tab (p.o), Ambroxol 3 x ¾ tab ( p.o), Cetirizine 1 x 5 mg
(p.o), Eritromisin 4 x 350 mg (p.o)
Diet MB 2000 kkal. Pada pasien ini dianjurkan untuk dilakukan operasi
tonsilektomi.
kesimpulan