OLEH:
U L FA H AYAT I P U T R I
1310070100214
PEMBIMBING:
D R . K H O M E I N I , S P. B
Kelenjar Liur
•Parotis
Mayor •Submandibula
•Sublingual
A. Temporalis
A. Maksilaris
Superior
A. Fasialis
Transversalis
Histologi
Kelenjar parotis dibungkus
oleh jaringan ikat padat dan Kelenjar parotis adalah
mengandung sejumlah kelenjar tubuloasinosa
besar enzim antara lain kompleks, yang pada
amylase, lisozim, fosfatase manusia adalah serosa
asam, aldolase, dan murni
kolinesterase
Fisiologi
Definisi
Tumor
sublingual 1%
Faktor Resiko
• Radioterapi, sinar UV
• Pekerjaan
• Nutrisi
• Genetik
Klasifikasi Tumor Parotis
(WHO,2005)
Tumor jinak Tumor ganas
M1 Metastase jauh
ST T N M
I T1 N0 M0
T2 N0 M0
II T3 N0 M0
III T1 N1 M0
T2 N1 M0
IV T4 N0 M0
T3 N1 M0
T4 N1 M0
Tiap T N2 M0
Tiap T N3 M0
Tiap T Tiap N M1
Diagnosis
Anamnesis:
• Keluhan:
Benjolan soliter, tidak nyeri
Rasa nyeri sedang sampai berat (keganasan)
Paralisis N. facialis, 2-3 % pada keganasan parotis
Disfagia, nyeri tenggorok, gangguan pendengaran
• Progresivitas penyakit
• Faktor etiologi dan resiko
• Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil
pengobatannya
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi (termasuk infraoral,
adakah pendesakan tonsil/ uvula)
• Palpasi (termasuk palpasi bimanual
untuk menilai konsistensi, permukaan,
mobilitas terhadap jaringan disekitar)
• Pemeriksaan fungsi N.VII, VIII, IX, X, XI,
XII
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan histopatologik:
- FNAB
- Bedah diagnostik
• Pemeriksaan radiologi:
- Sialografi
- CT-Scan
- MRI
Penatalaksanaan
1. Tumor operabel
Terapi utama :
• Parotidektomi superfisial, ialah tindakan pengangkatan massa tumor
dengan kelenjar parotis lobus superfisial. Dilakukan pada tumor jinak
parotis lobus superfisialis.
• Parotidektomi total, ialah pengangkatan massa tumor dengan seluruh
bagian kelenjar parotis dilakukan pada:
- Tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan n.VII
- Tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
• Parotidektomi total diperluas, dilakukan pada :Tumor ganas parotis yang
sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau n.VII
• Deseksi leher radikal (RND), dikerjakan pada: Ada metastase k.g.b.leher
yang masih operabel
2. Tumor inoperabeL
Terapi utama :
Radioterapi : 65 – 70 Gy dalam 7-8 minggu
Terapi tambahan :
Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma,
adenocarcinoma, malignant mixed tumor, acinic cell
carcinoma)
-adriamisin 50mg/m2 iv pada hari 1
-5 fluorourasil 500mg/m2 iv pada hari 1 diulang tiap
3 minggu
-sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2
Untuk jenis karsinoma sel skuamous (squamous cell carcinoma,
mucoepidermoid carcinoma)
-methotrexate 50mg/m2 iv pada hari ke 1 dan 7 diulang tiap
-sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2 3 minggu
1. Nervus Fasialis
2. Frey’s Syndrome
3. Hematomia
Prognosis
N. VII
- Motorik Orbitofrontal : baik / baik
- Motorik Orbicularis : baik / baik
N. VIII
Vestibular
- Vertigo : (-)
- Nistagmus : (-)
Cochlear
- Tuli Konduktif : (-)
- Tuli Perspeptif : (-)
•N. IX, X
- Motorik : tidak ada deviasi uvula, arcus faring simetris
- Sensorik : refleks muntah (+), refleks menelan (+)
•N. XI
- Mengangkat bahu : baik / baik
- Menoleh : baik / baik
•N. XII
- Pergerakan Lidah : baik, tidak ada deviasi
- Atrofi : (-)
- Fasikulasi : (-)
- Tremor : (-)
Status lokalis
Pada regio infraaurikula dekstra terdapat benjolan,
soliter, ukuran 5x3x2cm, padat, batas tegas, permukaan licin
rata, immobile, tidak nyeri, suhu dan warna seperti jaringan
sekitar.
FNAB
Diagnosis banding
Tumor parotis superfisial dekstra susp maligna
Tata laksana
Parotidektomi superfisial
Hasil PA :
Makroskopik :
Jaringan permukaan tidak teratur, compang camping 30 cc.
Penampang irisan sebagian putih, padat, sebagian tidak
teratur kecoklatan, agak rapuh.
Mikroskopik :
Sediaan dengan keterangan tumor parotis menunjukkan
massa tumor dengan arsitektur yang bervariasi tubuler,
tubulokistik dengan massa amorf eusinofilik dalam lumen,
solid dan cribriform. Sel pleomorfik, hyperkromatik. Mitosis
mudah ditemukan.
Kesimpulan :
Adenoid cystic carcinoma
Kesimpulan
Umumnya, tumor kelenjar liur jarang terjadi, dan jika terjadi,
sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis,
dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80%
dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign
pleomorphic adenomas).
Gambaran klinis tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan
muncul sebagai suatu massa berbentuk soliter, berkembang diantara sel-sel
pada kelenjar yang terkena. Pertumbuhan yang cepat dari massa dan rasa
sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan ke arah keganasan, tetapi
bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya
sebagai indikator dari keganasan, walaupun gejala ini hanya nampak pada
3% dari seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk.
Tumor parotis dapat dibagi menjadi 2 yaitu jinak dan ganas. Tumor
kelenjar jinak yang paling sering ditemui adalah adenoma Pleomorfik dan
Limfomatosum Adenokistoma Papilar (Tumor Warthin), sedangkan tumor
ganas kelenjar liur paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Pada dewasa dapat berupa
Karsinoma mukoepidermoid, Karsinoma sel skuamosa, Adenokarsinoma
yang tidak berdiferensiasi, Karsinoma adenokistik (silindroma).
Untuk terapi dilakukan tergantung stadiumnya, ada tumor yang
masih dapat dioperasi,ada pula yang memerlukan terapi lain. Terapi
tambahan berupa radiasi pasca operasi atau kemoterapi. Untuk prognosis
sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari
1% kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering
timbul residif lokal.
THANK YOU