Anda di halaman 1dari 20

LBM 4

Skenario: Batuk lama disertai penurunan berat badan

Seorang laki–laki berusia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk


berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dahak kadang bercampur darah. Keluhan disertai
demam ringan, nafsu makan menurun, berat badan pasien dirasa makin lama makin
menurun dan keringat banyak terutama pada malam hari. Teman kerja pasien
menderita penyakit yang sama dan mendapatkan pengobatan selama 6 bulan. Pasien
tidak mendapat imunisasi BCG saat lahir. Pada pemeriksaan perkusi paru didapatkan
keredupan di apek paru, auskultasi ronchi basah pada kedua apex paru. Pada
pemeriksaan dahak 3 kali didapatkan BTA positif 1 kali. Dokter akan melakukan
pengulangan pemeriksaan BTA. Dokter puskesmas

Pasien tinggal satu rumah dengan seorang istri dan 1 anak berusia 4 tahun. Dokter
meminta pasien untuk membawa istri dan anaknya untuk dilakukan screening.

Oleh perawat dilakukan pengkajian pola persepsi-manajemen kesehatan ditemukan


fakta saat batuk tidak menutup mulut dan pasien menyampaikan tidak tahu tentang
penyakitnya dan cara perawatannya. Perawat menegakkan diagnosis keperawatan
Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Sumber Pengetahuan. Perawat
merencanakan intervensi Fasilitasi Pembelajaran dengan aktivitas pemberian
pendidikan kesehatan tentang etika batuk dan modifikasi lingkungan rumah tinggal.

Peresepan terapi yang diberikan adalah Ethambutol, INH, Rifampisin dan


Pirazinamid. Pemantauan monitoring efek samping obat perlu dilakukan oleh
Apoteker karena kemungkinan terjadinya permasalahan Drug Related Problem.
Informasi obat, edukasi dan konseling oleh Apoteker kepada pasien dengan tujuan
meningkatkan kepatuhan minum obat, resistensi dan kekambuhan.

Kata kunci & problem

 batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dahak kadang bercampur darah
 disertai demam ringan, nafsu makan menurun, berat badan pasien dirasa makin
lama makin menurun dan keringat banyak terutama pada malam hari.
 didapatkan BTA positif 1 kali
 Pasien tidak mendapat imunisasi BCG saat lahir
 Problem : Tb paru
STEP 1

 BTA : Bakteri tahan asam, memiliki lapisan lipid tebal, dan mempunyai asam nikolat
peptidoglikan-arabinosakaraktan
Basil tahan asam, bakteri berbentuk batang. Bakteri yang tidak mudah terdeteksi saat
dilakukan pewarnaan
 Ronki basah : bunyi yang terdengar pada auskultasi, karena terdapat infiltrat berbentuk
cairan

STEP 2

1. Bagaimana penanganan DRP dari terapi?


2. Bagaimana pentalaksanaan dari TB Paru?
3. Mengapa pasien mengalami keluhan batuk berdahak bercampur darah?
4. Mengapa pasien mengeluh keringat banyak terutama pada malam hari?
5. Apa hubungan tidak diimunisasi BCG dengan keluhan pada pasien?
6. Bagaimana patofisiologi Tb paru?
7. Apa hubungan teman kerja yang menjalani pengobatan 6 bulan dengan keluhan pasien?
8. Apa diagnosa&nicnoc keperawatan pada skenario tersebut?
9. Bagaimana cara mengatasi demam ringan pada tb paru?
10. Bagaimana etika batuk?
11. Bagaimana alur diagnosa pada kasus di skenario?
12. Apa diagnosa dan dd pada kasus skenario?
13. Apa efek samping dari obat-obatan yang diberikan?
14. Apa saja px penunjang yang diperlukan pasien?
15. Bagaimana cara penularan Tb paru?
16. Apa saja klasifikasi dari Tb paru?
17. Bagaimana etiologi dari kasus pada skenario?
18. Bagaimana pengkajian pola gordon dari Tb paru?

Step 3 & 4

1. Mengapa pasien mengalami keluhan batuk berdahak bercampur darah?


Terdapat benda asing/mikroorganisme  pertahanan menyebabkan inflamasi  iritasi
pada saluran pernafasan (bronkus)  batuk
Awal batuk kering, karena terdapat inflamasi, menghasilkan mukus  batuk produktif
(sputum)  pasien membutuhkan tenaga ekstra sehingga bisa mengenai pembuluh darah
 batuk darah
Waktu batuk, tergantung pada peradangan

2. Mengapa pasien mengeluh kering terutama pada malam hari?


Pirogen  makrofag  tnf a  sitokin il 8,12  menuju hipotalamus  menghasilkan
as.arakidonat  menghasilkan prostaglandin melalui cox2  pgE  meningkatkan set
point  demam  keringat.
3. Apa hubungan tidak imunisasi BCG dengan keluhan pada pasien?
BCG : Basillus callemete-guarin untuk mencegah Tbc. Suatu strain tb menhasilkan
imunitas dan mengurangi tb paru sebesar 80%
Diberikan pada usia dibawah 3 bulan
Saat terlambat imunisasi BCG (Tes mantox) jika + sudah terdapa imunitas Tb, jika – perlu
dilakukan imunisasi
Saat sudah + tb yang dilakukan :
Step imunisasi BCG

4. Apa hubungan teman kerja yang menjalani pengobatan 6 bulan dengan keluhan pasien?
Cara penularan :
Pada waktu batuk atau bersin, mengeluarkan percikan dahak yg mengandung kuman
Daya penularan pasien ditentukan banyak keluarnya kuman.
Pasien tb paru di lakukan 6 bulan pengobatan
Intensif : diberi obat setiap hari, bila pengobatan berhasil dari penyakit yg biasanya menular
jadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu
Tahap lanjutan : jangka waktu lebih lama, tahapannya untuk membunuh kuman.

5. Bagaimana alur diagnosa pada kasus di skenario?


(SKEMA ALUR DIAGNOSA)
 Anamnesis (riwayat penyakit)
 Px fisik
 Px penunjang  pemeriksaan lab (sputum)
 Foto thorax
Terlihat gambaran infiltrat dan kavitas (tb paru aktif)
Kalsifikasi dan fibrosis (Tb kronis)

6. Apa saja px penunjang yang diperlukan pasien?


 PCR
 Px serologi
1. metode ELISA
Mendeteksi respon humoral mengenai respon Ag Ab
 Uji mycodot
Untuk mendeteksi Ab antimirobakterial pada tubuh menggunakan Ag yang direkatkan
pada suatu alat berbentuk sisir plastik, yang dicelupkan pada serum penderita bila
terdapat ab spesifik antilam yang sesuai maka akan timbul perubahan warna
 Uji peroksidase (anti peroksidase)
 Uji ICT mendeteksi antibodi mikrobakteri pada serum
 Uji tuberkulin
Mendeteksi infeksi Tb di daerah dengan pravelensi tb rendah
 Px darah
 Px radiologi
 Px bakteriologi dengan pewarnaan Zn

7. Bagaimana etiologi dari kasus pada skenario?


Ada bakteri mycobacterium tuberculosis. Sifatnya tahan asam, bisa mati saat
terkena sinar matahari  saat difagosit masih hidup  teraktivasi kembali saat
daya tahan tubuh turun
Bakteri aerob (suka O2) sehingga sering menginfeksi pada bagian Apex paru

8. Apa diagnosa&nicnoc keperawatan pada skenario tersebut?


Analisa data
Ds Pasien mengeluh batuk berdahak sejak
3 minggu, dahak bercampur darah,
pasien mengatakan teman kerja
menderita penyakit yang sama dan
mendapatkan pengobatan selama 6
bulan
Do Pada px didapatkan auskultasi ronki
basah, dan perkusi redup pada kedua
apex paru. Pemeriksaan dahak 3x
didapatkan BTA positif 1 x
Problem Ketidak-efektifan jalan nafas
Etiologi Sekret yang kental
Diagnosa Keperawatan Ketidak-efektifan jalan nafas dgn sekret
yang kental, lengket
Noc : respiratory status
Airway patency
Nic : pastikan kebutuhan oral/trakea suctioning

9. Apa diagnosa dan dd pada kasus skenario?


Diagnosa : Tb paru
Dd : Penyakit mycrobacterium non Tuberculosis, Pneumonia (karena terdapat
ronki basah)

10. Apa saja klasifikasi dari Tb paru?


a. Berdasakan loc anatomi
Tb paru
Kasus Tb yang melibatkan parenkim paru/tracheobronkial
Tb ekstra paru
Kasus Tb paru yang melibatkan organ diluar Tb paru, spt pleura, kel
getah bening, abdomen
b. Riwayat pengobatan
Kasus baru
Pasien yang belum mendapatkan OAT dalam 1 bulan
Kasus dengan rowayat pengobatan sebelumnya
Pasien yang pernah mendapatkan OAT 1 bulan/lebih

Kasus kambuh
Kasus pengobatan setelah gagal
Kasus setelah putus obat
Pasien pindah
Pasien yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya

c. Berdasarkan status HIV


Kasus Tb dengan hiv +
kasus tb dengan kasus hiv –
Kasus tb dengan hiv yang tidak diketahui
d. Secara patologis
o Tb primer : pada anak-anak. Ditemukan limfadenopati pada hilus
o Sekunder/post primer
Sekunder aktif : terdapat infiltrat dan kavitas
Non aktif : fibrosis, dan kalsifikasi

11. Bagaimana patofisiologi Tb paru?

12. Bagaimana cara penularan Tb paru?


 Berasal dari batuk/bersin, yaitu pengeluaran droplet, yang membentuk
turbekel dan nekrosis pada setiap organ terutama pada paru sehingga
terjadi Tb
 Penularan terjadi 2-3 minggu setelah pengobatan intensif

13. Bagaimana cara mengatasi demam ringan pada tb paru?


Dilakukan kompres air hangat
Menggunakan isoniazine, ethambutol, rifampisin
Tahap intensif terdiri dari 2 bulan pengobatan, setiap hari
Tahap lanjutan lebih lama, bisa mencapai 5 bulan

14. Bagaimana pentalaksanaan dari TB Paru?


Tahap intensif terdiri dari 2 bulan pengobatan, setiap hari
Tahap lanjutan lebih lama, bisa mencapai 5 bulan
Pengobatan 3x dalam 1 minggu
 Isoniazid 5 mg/kgBB/hari diberikan peroral atau I.M
 Ethambutol 15-25mg/kgBB/hari
 rifampisin 10mg/kgBB/hari diberikan sebelum makan

15. Apa efek samping dari obat-obatan yang diberikan?


Isoniazid : kemerahan (diberikan antihistamin, dan dihentikan OAT), hepatitis,
dan neuropati
Rifampisin : gangguan GIT, demam
Ethambutol : neurooptik, dilakukan tingkat enzim hepatis
Streptomisin : mengakibatkan tuli (diganti dengan ethambutol) muntah ( diganti,
atau dianjurkan tes fungsi hati)

16. Bagaimana penanganan DRP dari terapi?


17. Bagaimana etika batuk?
18. Bagaimana pengkajian pola gordon dari Tb paru?

STEP 5 MAPPING

STEP 6 BELAJAR MANDIRI


STEP 7

1. Mengapa pasien mengalami keluhan batuk berdahak bercampur darah?


Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk
ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus
pada setiap penyakit tidak sama , mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
berkembang dalam jaringan paru yaitu setelah berminggu-minggu ata berbulan-bulan
peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif)  timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum)  keadaan lanjut adanya darah
pada batuk (karena adanya pembuluh darah yang pecah)
Kebanyakan batuk berdarah pada TBC terjadi pada kavitas, tapi dapat juga terjadi pada
ulkusdinding bronkus.
Sumber: Zulkifli Amin dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru. BAB 243. Jakarta

2. Mengapa pasien mengeluh keluar keringat terutama pada malam hari?

3. Apa hubungan tidak imunisasi BCG dengan keluhan pada pasien?


Pada scenario dijelaskan bahwa pasien mempunya riwayat tidak mendapatkan imunisasi
BCG sedangkan fungsi dari imunisasi BCG ialah mencegah perkembangan penyakit TB
dari infeksi Mycobacterium Tuberculosis.
Manfaat imunisasi BCG (BacilleCalmetteGuerin) pada balita adalah untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit TB (tuberkulosis) yang diberikan hanya 1 kali. Usia efektif
dilakukannya imunisasi pada 1 bulan atau 1 bulan 1 minggu.

Vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang memberi sedikit perlindungan terhadap TBC.
Vaksin TBC tidak mencegah dari terinfeksi jika Anda terekspos kepada bakteri (kuman)
TBC, tetapi jauh lebih mungkin Anda akan mengalami infeksi kecil terbatas dan bukannya
penyakit yang amat parah dan mengancam nyawa. Vaksin BCG dapat memakan waktu 6-
12 minggu untuk menghasilkan efek (perlindungan) kekebalannya. Vaksinasi BCG
mungkin hanya memberi kekebalan 50-60% terhadap tuberkulosis dan bagi beberapa
individu vaksin ini kurang efektif dengan berlalunya waktu, adakalanya dalam waktu 5-15
tahun.

munisasi BCG tidak perlu dilakukan pengulangan, karena antibodinya akan selalu tinggi.
Imunisasi yang perlu diulang : DPT, polio dan campak saat usia BATITA, karena
antibodinya tidak bertahan lama.

PENCEGAHAN & KONTROL TUBERKULOSIS (Klinik Pernapasan) VAKSINASI


BCG (Bacillus Calmette-Guerin) VACCINATION

4. Apa hubungan teman kerja yang menjalani pengobatan 6 bulan dengan keluhan pasien?
Cara penularan :
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (dropletnuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
dahak
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak beradadalam
waktu yang lama.Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam
dalam keadaan yang gelap dan lembab.
4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan
dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular
pasien tersebut.
5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udaratersebut.

Sumber : PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLAFISIKASI TUBERKULOSIS RETNO ASTI


WERDHANI
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf

1. Penderita TB paru dapat menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan


dahak (dropletnuclei)pada waktu batuk atau bersin, sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Percikan dahak yang mengandung
kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang
dapat terinfeksi jika percikan dahak itu terhirup dalam saluran pernafasan. Satu
penderita TB paru BTA (+) berpotensi menularkankepada 10-15 orang per tahun
sehingga kemungkinan setiap kontak dengan penderita akan tertular.Apabila
penderita TB paru BTA (+) batuk maka ribuan bakteri tuberkulosis berhamburan
bersama “Droplet” napas penderita yang bersangkutan sehingga berpotensi
menularkan ke oranglain.
2. Rumah dengan kondisi tidak sehatatau tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
sebagai media penularan penyakit pernafasan yang salah satunya adalah
penyakit tuberkulosis paru ( TB paru ).
3. Penyakit tuberkulosis diperburuk dengan kondisi sanitasi perumahan yang
buruk, khususnya pada pemukiman padat dan penduduk miskin.
Sumber : Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 14 No.1 / April 2015

RiskFactorandPotentialofTransmissionofTuberculosis in Kendal District, Central Java .


Agustina Ayu Wulandari, Nurjazuli, M. Sakundarno Adi

Peran teman pasien : bukan sebagai penyebab infeksi pertama, kemungkinan pasien telah
terinfeksi saat kecil. Setelah itu ter-reinfeksi ulang
Primer : pada anak-anak, bakteri bertempat dilobus bawah/tengah (sedangkan px redup di
apex paru)
Sekunder : px redup sekunder

5. Bagaimana alur diagnosa pada kasus di skenario?

Perhimpunan Dokterparu Indonesia. 2014. Peodman Diagnosis dan


Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta: PDPI
 Anak : dicek penurunan berat badan.
 Uji tuberkulin
 Gejala
 Pembesaran limfe (pada leher)
 Pembengkakan sendi
 Foto thorax
(+) >6 diobati dengan OAT pada anak

6. Apa saja px penunjang yang diperlukan pasien?


Gold standard  sputum, & FOTO THORAX
 Foto thorax
Infiltrat, kavitas
Kronik : kalsifikasi, dan fibrosis

7. Bagaimana etiologi dari kasus pada skenario?


Basil tuberculosis, dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering
tetapi dapat mati dalam suhu 600c dalam 15-20menit
Protein hasil tuberculosis menyebabkan nekrosis jaringan, lemaknya menyebabkan sifat
tahan asam dan faktor terbentuk fibrosis
Basil tidak berspora sehingga dapat dibasmi ddengan sinar uv
Tipe human  di bercak ludah, droplet
Perjalanan tbc dapat masuk melalui saluran pernafasa, dan bisa juga melalui saluran
pencernaan
8. Apa diagnosa&nicnoc keperawatan pada skenario tersebut?
Analisis data Problem etiologi
1. DS : Pasien mengatakan Kwtidakseimbangan nutrisi Anoreksia
nafsu makan menurun, bb kurang dari kebutuhan tubuh Minimnya informasi
pasien dirasa makin lama Kurang pengetahuan
makin menurun
Do : saat kaji nafsu makan
pasien menurun

9. Apa diagnosa dan dd pada kasus skenario?


Diagnosis : TB
Klasifikasi BTA, negatif jika tdk ditemukan bakteri per100 lapang
pandang, berdasarkan jumlah dari bakteri 1-9bta/100 lapang pandang,
+1 10-99bta/100lapang pandang, +2 1-10bta/1 lapang pandang, +3
lebih dari 10 bta/1 lapang pandang.
Saat pemeriksaan
a. Sewaktu : pasien datang
b. Pagi : pasien mengeluarka sendiri, sebelum pengambilan wajib
berkumur dengan air, gigi palsu dilepas, minum air putih yang banyak,
sebelum mengeluarkan sputum tarik nafas yang kuat hingga batuk,
dahak yang dikeluarkan bukan hanya air liur.
c. Sewaktu : setelah pemeriksaan 1-2 hari harus dikeluarkan sendiri

Px. Fisik :

- Konjungtiva pucat karena anemia


- Suhu demam
- Badan kurus, bb turun
- Diperkusi menghasilkan bunyi redup, nafas bronkial dan ronki basah
kering dan nyaring
- Terdapat cavitas dan suara hipersonor
Karena batuk berdahak kadang bercampur darah, dan teman kerjanya
ada yang sakit TB dan pengobatannya selama 6 bulan serta mungkin
tertular dari teman kerjanya. Dilihat dari BTA yang lebih mengarah ke TBC
DD : Pneumonia, karena ada ronki basah.
Bronkitis, bronkiektasis

Tb anak : nafsu makan berkurang

10. Apa saja klasifikasi dari Tb paru?


 Untuk ibu hamil, tidak boleh diberi streptomisin (menembus sawar janin)
 Jika ibu menyusui, Anak dipisahkan dari ibu, dan diberi INH
 Pasien dengan suntik kb, dianjurkan mengganti kontrasepsi, dan penggunaan OA
tanpa rimfapisin (keefektivitasan berkurang)
 Alergi streptomisin, diberi kanamisin
 Pengobatan pada pasien dengan dm, dan hiv
11. Bagaimana patofisiologi Tb paru?
12. Bagaimana cara penularan Tb paru?
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentukpercikan dahak (droplet nuclei). Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalamwaktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan, sementara sinarmatahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan
selamabeberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkandari parunya. Makin tinggi derajat
kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menularpasien tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan olehkonsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.

13. Bagaimana cara mengatasi demam ringan pada tb paru?


Kondisi penderita TB Cpada umumnya akan membaik setelah 2-3 minggu setelah meminum obat namun harus
dilakukan pengobatan selama 6-9 bulan. Walaupun pengidap sudah merasa membaik namun obat harus dikonsumsi
minimal selama 6 bulan dan kemudian pengodap haru smelakukan kontrol kembali dengan dokter dan dokter akan
menentukan apakah pengidap sudah sembuh dan tidak lagi perlu melakukan pengobatan.

14. Bagaimana pentalaksanaan dari TB Paru?


Ketidakpatuhan minum obat  sindrom obstruksi pasca Tb
Panduan OAT yang digunakan Indonesia oleh Program Nasional Penanggulangan
TBC:

1. Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZE), kemudian diteruskan
dengan tahap lanjutan diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan (4H3R3).

Obat ini diberikan untuk:

- Penderita baru TBC Paru BTA Positif


- Penderita TBC Paru BTA Negatif Rontgen Positif yang “sakit berat”
- Penderita TBC Ekstra Paru berat
2.
Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan HRZE dan suntikan
Streptomisin setiap hari di UPK. Dilanjutkan satu bulan HRZE setiap hari. Setelah itu
diteruskan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan 3 kali dalam
seminggu.

Obat ini diberikan untuk:

- Penderita kambuh (relaps)


- Penderita gagal (failure)
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)
3. Kategori 3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan, diteruskan dengan
tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.
Obat ini diberikan untuk:

- Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan


- Penderita ekstra paru ringan, yaitu TBC kelenjar limfe (limfadenitis), pleuritis
eksudativa unilateral, TBC kulit, TBC tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
4. OAT sisipan
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1
atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan
dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1 bulan.

15. Apa efek samping dari obat-obatan yang diberikan?

16. Bagaimana penanganan DRP dari terapi?


Sari Pediatri. 2000. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI. Satgas Imunisasi
IDAI Vol. 2, No. 1,: 43 – 47

17. Bagaimana etika batuk?

18. Bagaimana pengkajian pola gordon dari Tb paru?


Pola pengkajian gordon
a. Pola persepsi kesehatan
teman kerja pasien menderita penyakit sama
Lingkungan kerja yang kurang sehat
Ketidaktauan klien masalah penyakit
b. Pola nutrisi metabolik
Nafsu makan menurun
Bb turun
c. Pola tidur dan istirahat
Keringat pada malam hari yang menyebabkan gangguan tidur
Keringat banyak pada malam hari

Anda mungkin juga menyukai