Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan
seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya
disebabkan oleh TBC. Meskipun pada tahun 2007 mulai terjadi penurunan insiden
TBC, Indonesia adalah negara kelima terbesar dengan masalah TBC di dunia (2009).
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993
menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%.
Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO
pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256
kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Tahun 2007 total kasus TB 528.000 dan tahun 2008 sebanyak 429.730 kasus.
Diperkirakan setiap tahun 430.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik
pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan
kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit
TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan
penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan
secara terus-menerus tanpa terputus walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat.
Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi
resistendan TBC akan sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih
lama maka butuh keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu
menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan
pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus
kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya
pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk menyusun makalah asuhan
keperawatan keluarga dengan TBC.

B. Rumusan Masalah

1
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “bagaimanakah asuhan keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan TBC
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep tahap perkembangan
b. Mengetahui tinjauan medis TBC meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
c. Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian keperawatan
d. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
e. Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
f. Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
A. Konsep Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga
juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari
dan oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.

h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia


Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut
Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

3
B. Konsep Masalah Kesehatan
1. Definisi
TBC adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh
manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut
menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran darah,
kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Sylvia
Anderson 1995 : 753)

2. Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk
mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC
pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

3. Tanda dan Gejala


a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu.
b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
e. Batuk darah
f. Badan terasa lemas
g. Kehilangan nafsu makan
h. Berat badan turun
i. Rasa kurang enak badan (malaise)
j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.

4. Cara Penularan

Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh penderita
penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke tanah
kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu penyakit ini disebut “Airbone
Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan.

5. Patofisiologi

4
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri
dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka berkumpul dan
mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh dengan melakukan reaksi
inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik
tuberculosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringn normal. Reaksi jaringan ini
mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli akan terjadi gangguan pertukaran
gas karena sputum menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan sputum bergerak maju
ke bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner & Suddart, 2002 : 585).

6. Komplikasi
a. Pneumonia (radang parenkim paru)
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)
d. Empiema
e. Lasingitis
f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)

7. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena basil
resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila terpajan
antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien dengan infeksi
aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling kurang 9 bulan dan
biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons terhadap obat-obatan tersebut,
maka obat dan protocol pengobatan lain akan dicoba. Individu yang memperlihatkan
uji kulit tuberculin positif setelah sebelumnya negative biasanya mendapat antibiotic
selama 6-9 bulan untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan
kemungkinan eradikasi basil total.

5
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KELUARGA: TAHAPAN KELUARGA DEWASA DENGAN TBC

A. DATA UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Tionghoa
Umur : 56 Tahun
Agama : Konguchu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat :Jl. Pramuka Gg Nyunyai No 69 Bandar Lampung

b. Susunan Anggota Keluarga

No Nama L/P Usia Hub KK Pendidikan Pekerjaan KET


.

6
1. Ny.L P 64 tahun Istri SD IRT Sehat
2. Tn.HK L 22 tahun Anak PT bekerja Sehat
3. Tn.Y L 21tahun Anak PT Mahasiswa Sakit
/Swasta

c. Genogram

K
K

Keterangan :
= Laki Laki

= Perempuan

= Laki-laki meniggal

= Perempuan meninggal

= Tinggal serumah

d. Jenis/type Keluarga
Keluarga ini tergolong dalam nuclear family karena dalam satu rumah terdapat ayah,
ibu dan dua orang anak.

e. Suku Bangsa
Semua anggota keluarga merupakan suku tionghoa,tidak ada nilai yang dianut
bertentengan dengan kesehatan

7
f. Agama
Semua anggota keluaga menganut agama konguchu dan mempunyai pandangan yang
sama dalam praktik agama

g. Status sosial ekonomi keluarga


Sumber penghasilan adalah dari kegiatan berdagang yang dilakukan oleh kepala
keluarga bersama istri, yaitu sekitar ± Rp. 2.500.000,-/perbulan. Pengeluaran perbulan
untuk keperluan makan sekitar ± Rp. 1.500.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –
lain seperti membayar listrik, kebutuhan anak kuliah.Anak dari Tn.H,yaitu Tn.HK dan
Tn.Yjuga bekerja dengan penghasilan ±2.000.000 dan 1.500.000 yang digunakan
untuk biaya kuliah,dan keperluan Tn.Y.

h. Aktivitas rekreasi keluarga


Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau
digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam
menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk
mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan radio,jalan-jalan ketempat
rekreasi bersama keluarga jarang dilakukan biasanya hanya setahun sekali

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan dewasa awal dimana
anak tertua yang tinggal menetap di rumah adalah anak laki-laki Tn.H yang berumur
22 tahun.adapun tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:mempertahankan
keintiman pasangan,membantu anak untuk mandiri,mempertahankan
komunikasi,memperluas hubungan keluarga antara orang tua dan menantu,menata
kembali fungsi dan peran orang tua setelah ditinggalkan anak-anak
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Dalam keluarga,tugas yang belum terpenuhi yaitu memperluas hubungan keluarga
antara orang tua dan menantu karena anak mereka masih belum menikah.Tugas lain
yang belum terpenuhi yaitu menata kembali fungsi dan peran orang tua,karena anak
mereka masih tinggal satu rumah dengan orang tua

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing masing
keluarga baik kecuali salah satu anaknya yaitu Tn.Y yang mempunyai riwayat TBC.
Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Puskesmas. Untuk
mengatasi penyakit yang diderita saat ini, Tn.Y berobat rutin ke Puskesmas Kampung
Bangka, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di Puskesmas.

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya,orang tua dan saudara-saudara dari Tn.H dan
Ny.L tidak ada yang menderita penyakit keturunan
seperti:asma,hipertensi,hemofilia,serta tidak pula menderita penyakit yang sama
seperti Tn.y,yaitu TB atau penyakit menular lain nya

C. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah

8
Rumah Tn. H termasuk tipe rumah permanen dengan ukuran ± 8 x 10 meter, dengan
dinding seluruhnya dari semen, dan lantai dari porselen. Rumah Tn.
Hmemiliki 3kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, 1 ruang tempat mencuci,dan 1
WC
1. Luas bangunan rumah dan pekarangan
Luas bangunan rumah ± 8 x 10 meter, sedangkan pekarangan tidak ada
2. Jenis bangunan rumah
Jenis bangunan rumah Tn.H adalah permanen.
3. Pencahayaan dan Ventilasi
Pada siang hari sinar matahari hanya sedikit masuk ke dalam rumah dan kamar.
Malam harinya menggunakan lampu neon besar untuk ruangan yang besar,ruang
tamu. Sedangkan kamar dan ruangan kecil lainnya menggunakan lampu kecil.
Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang dan juga redup. Untuk
ventilasi setiap ruangan memiliki 1 ventilasi dengan rongga yang kecil untuk
sirkulasi udara.setiap kamar tidak mempunyai jendela karena rumah Tn H
berdempet dengan rumah sebelah kiri dan kanan. Khusus pada WC sinar matahari
tidak dapat masuk.
4. Penataan alat dan perabot
Penataan alat - alat dan perabotan rumah tangga dalam rumah Tn. H terlihat
tersusun dengan rapi.
5. Sumber air dan air minum
Untuk mencuci pakaian, baju, alat - alat rumah tangga, dan mandi keluarga
Bpk.I menggunakan air yang berasal dari sungai. Untuk masak dan mencuci
bahan - bahan makanan menggunakan air hujan yang di tampung di dalam
tempayan yangtertutup.Untuk minumnya juga menggunakan air hujan yang telah
dimasak terlebih dahulu.

6. Saluran pembuangan (WC dan septik tank)


Rumah keluarga Tn.H menggunakan WC leher angsa dan pembuangan melalui
septik tank.
7. Pengelolaan sampah
Sampah - sampah non organik yang ada dibuang ke dalam tong sampah dan
nantinya dibuang ke tempat pembuangan sampah, untuk sampah-sampah
organiknya biasanya hanya dibuang di saluran pembuangan limbah atau pun
belakang rumah karena dianggap dapat membusuk dan hancur.
8. Kebersihan lingkungan rumah
Kebersihan lingkungan rumah Bpk. H cukup bersih dan terjaga.Hanya saja jika
banjir sampah – sampah jadi berserakan di halaman.
9. Denah rumah

6 7
pintu
9
4

3 5

jendel U
pintu
Keterangan: a
1. Ruang Tamu
2. Ruang dapur
3. Tempat tidur
4. Tempat tidur
5. Kamar mandi
6. Sumur
7. Halaman

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Tetangga disekitar kelurga Tn.H bersifat heterogen mayoritas melayu,namun beberapa
deret rumah disebelah rumah kelurga merupakan suku tionghoa,keluarga mengatakan
dapat hidup harmonis dengan tetangga disekitar rumah nya

c. Mobilitas geografis keluarga


Kelurga mengatakan sepuluh tahun yang lalu pindah ketempat yang ditinggali nya
sekarang,kelurga jarang bepergian jauh,dan keluarga berencana akan menetap

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Menurut keluarga,mereka tidak ada mengikuti perkumpulan keluarga dan lain-
lain.Interaksi antar kelurga baik,interaksi keluarga dengan masyarakat juga cukup
baik

e. Sistem pendukung keluarga


Menurut Ny.L,anak-anak mereka yang sudah bekerja sangat meringankan beban
mereka dan terkadang anak mereka membantu apabila kekurangan dana

D. STRUKTUR KELUARGA
a. Struktur peran
Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran.Peran
secara informal,Tn.H sebagai kepala keluarga yang sebagian besar keputusan dalam
keluarga ditentukan oleh Tn.H ,Ny.L sebagai ibu rumah tangga dan biasa nya merawat
jika ada anggota keluarga yang sakit dan Tn.HK dan Tn. Y sebagai anak yang
membantu kedua orang tua nya bekerja

10
b. Nilai dan norma keluarga
Keluarga menganut agama konguchu,dan merupakan keturunan tionghoa,tidak ada
kebiasaan atau norma yang dianut bertentangan dengan kesehatan

c. Pola komunikasi keluarga


Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain,semua anggota keluarga mampu meraat
diri masing-masing dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.Dalam keluarga semua
anggota keluarga bebas menyatakan pendapat tetapi yang mengambilkeputusan
adalah Tn.H yang didahului diskusi

d. Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga semuanya saling menghargai dan mendukung. Anak-anak cukup
patuh terhadap orang tua. Pengambilan keputusan terletak pada kepala keluarga
yaituTn.H, dan untuk Tn.H sendiri terkadang meminta masukan dari istri dan anaknya

E. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
keluarga Tn. H sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua keluarga merasa saling
memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota
keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau
ditimpa musibah

b. Fungsi Sosialisasi
Dalam berhubungan antar anggota keluarga,semua anggota keluarga
berinteraksidengan baik sedangkan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak
tampak kaku. Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.
.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan.
Fungsi ini dapat dilihat bahwa Keluarga kurang mengenal dengan baik masalah
kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. Y dengan TB
paru. Hal ini dibuktikan dengan bahwa Tn. H dan istrinya belum mampu untuk
menyebutkan penyakit yang dialami anaknya yaitu Tn.Y.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena
pertama keluarga menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh
Tn. Y dianggap sebagai batuk biasa
2) Mengambil keputusan terhadap tindakan kesehatan
Setiap anggota keluarga mampu mengambil keputusan terhadap tindakan
kesehatan pada diri nya masing-masing,seperti Tn.Y yang merasa diri nya
mengalami masalah kesehatan dengan batuk berdahak ± 3 minggu memutuskan
untuk memeriksakannya ke PuskesmasKampung bangka,dan hasilnya positif TB.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit dirumah jika hanya demam
biasa atau batuk biasa seperti menggunakan kompres saat demam dan banyak
minum air putih hangat saat batuk. Untuk merawat Tn.Y,keluarga mengatakan
kurang mengetahui cara untuk merawat Tn.Y.

11
Tn. Y sudah mendapat terapi sejak bulan januari 2012,sejak awal pengobatan,
Tn.Ymengatakan sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis, Tn.Y langsung
pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.Y mengatakan sebenarnya malas
minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan kembung sedangkan
Tn.Y sibuk bekerja dan kuliah Tapi Tn.Y ingin cepat sembuh, sehingga walaupun
malas ia tetap meminum obatnya tanpa diawasi dan di ingatkan anggota keluarga
4) Mempertahan keadaan lingkungan yang sehat
Lingkungan rumah Tn. H sudah cukup bersih bebas dari sampah,namun ventilasi
dan jendela pada rumah Tn.H sedikit sehingga cahaya matahari tidak masuk dan
pertukaran udara juga kurang baik
5) Menggunakan fasilitas kesehataan yang ada di masyarakat
Apabila sakitnya sudah tidak bisa diatasi Tn.H dan keluarga berobat ke
puskesmas terdekat.

d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. H adalah 2 orang, Ny.L menggunakan pil KB .

e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. H termasuk keluarga yang mampu hal ini dapat dilihat dari penghasilan
tiap bulan sekitar Rp.2.500.000/perbulan.Dalam pemenuhan sandang, pangan dan
papan keluarga Tn. Hmampu memenuhi nya.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. H,mengatakanmemikirkan kondisi anaknya (Tn.Y) yang batuk-batuk tak
kunjung sembuh,namun karena Tn.Y mampu mengambil keputusan sendiri untuk
berobat ke puskesmas,kelurga mengatakan sekarang hanya berharap dan berdoa agar
anaknya cepat sembuh.

b. Stresor jangka panjang


Tn.H mengatakan terkadang memikirkan biaya kuliah anaknya yang cukup besar

c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. H adalah dengan cara musyawarah antar
anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Misalnya dalam menentukan
pengobatan Tn. H, dalam pengambilan keputusan di keluarga yang paling menonjol
adalah Tn. H

d. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan tergolong adaftif,keluarga mengatakan,jika terdapat
masalah,didiskusikan dan dipecahkan dengan sabar dan fikiran yang jernih

e. Strategi koping disfungsional


Dari hasil pengkajian tidak ditemukan adanya cara-cara maladaftif keluarga dalam
mengatasi masalah

12
G. PEMERIKSAAN FISIK
Indikator Nama Anggota Keluarga
Tn.H Ny.L Tn. HK Tn. Y
Kepala Bentuk simetris Bentuk Saat pengkajian Bentuk
tidak terdapat simetris Tn.HK tidak simetris
benjolan, rambut tidak ada tidak
hitam, leher, tidak terdapat dirumah,menur terdapat
terdapat benjolan, ut penuturan benjolan,
pembesaran vena rambut keluarga Tn.HK rambut
jugularis dan hitam dalam kondisi hitam
pembekakan panjang , sehat,tidak ada panjang ,
kelenjar tiroid. tidak gejala-gejala tidak
terdapat tertular TBC terdapat
pembesaran pembesaran
vena vena
jugularis dan jugularis dan
pembekakan pembekakan
kelenjar kelenjar
Mata tiroid. tiroid.
Bentuk simetris
konjungtiva tidak
anemis. Penglihatan Bentuk Bentuk
baik skelera tidak simetris, simetris,
ikterikdan tidak konjungtiva konjungtiva
menggunakan kaca tidak anemis,
mata. anemis, penglihatan
penglihatan baik, skelera
baik, skelera tidak
tidak ikterik dan
ikterik dan tidak
tidak menggunaka
Hidung menggunaka n kaca mata.
Hidung simetris, n kaca mata.
penciuman baik,
tidak terdapat Hidung
sumbatan pada Hidung simetris
daerah hidung, simetris penciuman
tidak terdapat polip. penciuman baik, tidak
baik, tidak terdapat
Mulut & terdapat sumbatan.
Faring Bentuk bibir sumbatan.
simetris, tidak
terdapat labio palato Bentuk bibir
sikizis. Kemampuan Bentuk bibir simetris,
menelan baik, simetris, tidak

13
mukosa lembab dan tidak terdapat
kebersihan cukup. terdapat labio palato
labio palato skizis.
skizis. Kemampuan
Kemampuan menelan
menelan baik,
baik, mukosa
Leher & mukosa lembabdan
Axilla Kebersihan cukup, lembabdan ke bersihan
tidak ke bersihan cukup.
adapembekakantons cukup.
il pada leher.
Kebersihan
Kebersihan cukup, tidak
cukup, tidak ada lesi dan
Dada ada lesi dan pembekakan
Bentuk pembekakan tonsilitis
simetris,Tanpa lesi, tonsilitis pada leher.
pergerakan reguler pada leher.
20x/mnt, tidak
terdapat trauma Bentuk
thorak Bentuk simetris
simetris tanpa lesi,
tanpa lesi, pergerakan
pergerakan reguler
reguler 22x/mnt,
22x/mnt, tidak t
tidak terdapat
terdapat trauma
Punggung trauma thorak
Simetris tidak thorak Auskultasi
terdapat lesi, tidak terdengar
ada kelainan pada bunyi
tulang belakan. rongkhi

Simetris
tidak
Rectum & Simetris terdapat lesi,
Gene talia Tidak terkaji tidak tidak ada
terdapat lesi, kelainan
Ekstremita tidak ada pada tulang
s Atas Capilari revil < dari kelainan belakang.
2detik, tidak ada pada tulang
edema, tidak belakang.
terdapat lesi. Tidak terkaji

14
Tidak terkaji
Capilari
Ekstremita revil <dari 2
s bawah Pergerakan Capilari detik, tidak
baik,tidak ada revil <dari 2 ada edema,
edema dan lesi, atau detik, tidak tidak
kelainan lainnya. ada edema, terdapat lesi.
tidak
terdapat lesi.

TTV Pergerakan
TD: 120/80 baik, tidak
mmHg Pergerakan ada edema
N :88x/mnt baik, tidak dan lesi atau
RR:22x/mnt ada edema kelainan
T : 36,2◦C dan lesi atau lainnya.
kelainan
lainnya.
TD :
110/700
TD : 110/80 mmHg
mmHg N : 82 x/mn
N : 80x/mnt t
RR: 20x/mnt RR: 20x/mnt
T : 36,5◦C T : 36,5◦C

H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar batuk Tn.Y segera sembuh sehingga tidak mengalami gangguan
jika bekerja dan kuliah.

I. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Ketidakmampuan Resiko penyebaran /
Tn.Y mengatakan ia keluarga Tn.H penularan infeksi
positif mengidap TB dalam
paru saat diperiksa memodifikasi
dipuskesmas kampong lingkungan
bangka

DO :
- Pencahayaan rumah
(kamar tidur) kurang.
- Jendela pada kamar

15
Tn.Y tidak ada
- Ventilasi kecil dikamar
hanya satu pada pintu
kamar saja

DS : Ketidakmampuan Kurang
- Keluarga keluarga Tn.H pengetahuantentang
mengatakan sejak lima dan istrinya penyakit TBC pada
bulan yang mengenal Tn.H dan istrinya
laluTn.Y sering batuk masalah
yang disertai dahak. kesehatan yang
- Keluarga mengatakan ada pada Tn.Y
bahwa Tn.Y sakit paru-
paru, tapi tidak tahu
jenis penyakit,
penyebab, pencegahan,
perawatan dan
pengobatannya.

DO :
- Tn.H dan istri nya tidak
bisa menjawab
pertanyaan tentang
pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan
dan pengobatannya
- Pendidikan Tn.H dan
Ny. L

J. Prioritas Masalah

1. Resiko penyebaran infeksi oleh Tn.Y pada keluarga Tn.H berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga Tn.H dalam memodifikasi lingkungan.

NO Kreteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : 1 2/3 X 1 = 2/3 Klien telah berobat secara
ancaman teratur, tapi lingkungan rumah
tidak sehat,dengan ventilasi
kecil dan cahaya matahari
tidak masuk kedalam ruangan

2 Kemungkinan 2 2/2 X 2 = 2 Selama pasien berobat secara

16
masalah untuk teratur, kuman TBC
diubah : kemungkinan besar tidak akan
mudah aktif. Tapi perlu didukung
oeleh perubahan perilaku yang
lebih higienis dan lingkungan
yang sehat

3 Potensial masalah 1 3/3 X 1= 1 Penyebaran kuman TB


untuk dicegah : paru dapat dicegah asal
tinggi keluarga mau hidup sehat dan
hubungan dengan petugas
kesehatan cukup baik.

4 Menonjolnya 1 1/2×1 = 1/2 Keluarga tahu bahwa penyakit


masalah : Paru yang dialami Tn.Y bisa
keluarga tahu ada menular tapi merasa bukan
masalah tapi merasa sebagai bahaya.
bukan sebagai
bahaya
Jumlah 4 1/6

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit TBC berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga Tn.H mengenal masalah kesehatan yang ada

N Kreteria Bobot Nilai Pembenaran


O
1 Sifat masalah : 1 3/3 X 1 = 1 Keluarga tidak memahami
aktual dengan baik masalah kesehatan
yang dialami Tn.Y

2 Kemungkinan 2 ½X2=1 Pemberian informasi tentang


masalah dapat diubah penyakit dan kebutuhan
: hanya sebagian perawatan akan sulit dipahami
karena kemampuan keluarga
menyerap informasi kurang

17
baik, pendidikan rendah

3 Potensial masalah 1 2/3 X 1 = 2/3 Membantu keluarga memaha-


untuk dicegah : mi masalah kesehatan bisa
cukup dilakukan melalui bahasa
keluarga dengan mediasi
anaknya

4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga tidak merasakan


masalah: keluarga adanya masalah yang harus
menyadari bahwa segera ditangani
mereka kurang
paham dan mereka
ingin diberi
penjelasan yang lebih
rinci

Jumlah 3 2/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


1. Resiko penyebaran infeksiberhubunganketidakmampuan keluarga Tn.H dalam
memodifikasi lingkungan
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit TBC berhubungan ketidakmampuan keluarga Tn.H
mengenal masalah kesehatan yang ada

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga dapat memberikan data yang
sesuai untuk permasalahan kesehatan keluarga

b. Diagnosa keperawatan keluarga ditentukan bersama-sama dengan keluarga sesuai


dengan masalah kesehatan keluarga

18
c. Penyusunan perencanaan dilakukan dengan menentukan prioritas, menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keluarga

d. Tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan
memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat, dan pemerintah

B. Saran
a. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status
kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
b. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk didalamnya
adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

2008. Asuhan Keperawatan Tuberculosis (TBC).http://www.indonesianursing.com


[didownload tanggal 13 desember 2010]

Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Kautsar. 2008. Penyakit TBC Perlu Dikenali Bukan Ditakuti. http://www.


kautsarku.wordpres.com [didownload tanggal 13 desember 2010]

19
Piogama. 2009. Mengatasi TBC Dengan Pengobatan yang Sesuai.
http://www.piogama.ugm.ac.id [didownload tanggal 13 desember 2010]

http://www.medicalzone.org/2010/index.php?option=com_content&view=article&id=534:tb-
kini-indonesia-peringkat-ke-5&catid=11:info

20

Anda mungkin juga menyukai