MAKALAH PEMICU 2
“MAYAT TAK DIKENAL”
Disusun Oleh:
Fatimah Dewi Dalimunthe
170600063
Kelas B
Narasumber:
Yendriwati, drg., M.Kes., Sp.OF
dr. Agustinus Sp.F
Hendry Rusdi, drg., Sp.BM(K), M.Kes
Pertanyaan:
1. Jelaskan prosedur yang harus dilakukan Tim Forensik untuk membuat visum kasus
pembunuhan diatas?
2. Sudah berapa lamakah mayat tersebut diperkirakan meninggal? Apa alasannya?
3. Jelaskan persyaratan untuk melakukan reseksi rahang dan bagaimana caranya?
4. Jelaskan cara-cara menentukan ras pada mayat dan tentukan perkiraan ras pada
mayat tersebut! Apa alasannya?
5. Jelaskan cara-cara/metode menentukan jenis kelamin dan metode apa yang
digunakan pada kasus di atas? tentukan perkiraan jenis kelamin mayat tersebut?
6. Jelaskan cara-cara/metode yang digunakan untuk menentukan umur dan metode
apa yang digunakan pada kasus di atas! tentukan perkiraan umur mayat tersebut?
7. Apakah diperlukan pemeriksaan DNA untuk kasus ini? Berikan alasannya?
Learning issue:
1. Visum et Repertum
2. Identifikasi Bite Mark
3. Identifikasi Ras
4. Identifikasi DNA
Jawaban:
Gambar 1. Tahap-tahap prosedur reseksi rahang. (a) sebelum autopsi (b) insisi dari
sudut mulut-tragus (c) refleksi flap (d) setelah di jahit.5
4. Jelaskan cara-cara menentukan ras pada mayat dan tentukan perkiraan ras
pada mayat tersebut! Apa alasannya?
Tehnik menentukan ras pada mayat tersebut dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara metrik (pengukuran) atau dengan nonmetrik (tanpa pengukuran). Tehnik
dengan menggunakan pengkuran (metrik) diperlukan peralatan seperti sliding caliper,
spreading caliper, dan soft metric tape. 7
Pada tehnik metrik dilakukan dengan penghitungan indeks. Indeks yang
digunakan dalam menentukan ras pada mayat antara lain adalah sebagai berikut:7
a. Indeks Kranial/ Sefalikus
Merupakan indeks yang dipakai untuk menentukan bentuk kepala dari
arah atas. Rumus untuk menghitung indeks kranial adalah:
Indeks Kranial = panjang maksimal tengkorak (g – op) x 100 (dlm cm)
lebar maksimal tengkorak (eu-eu)
Tabel 1. Perbedaan indeks kranial antara ras Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid
Tabel 2. Perbedaan indeks fassial antara ras Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid
Fasial Panjang s/d sangat panjang Lebar s/d sangat Medium/ rata-rata
lebar
c. Indeks nasal
Merupakan indeks yang menentukan bentuk apertura nasal. Rumus
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Indeks nasal = lebar hidung (apt – apt) x 100 (dlm cm)
Tinggi hidung (n – ns)
Ket: Lebar hidung : jarak lurus antara kedua apertion dan sejajar dengan
bidang median sagital
Tinggi hidung : jarak lurus antara nasion dan nasiopinale
Hasil pengukuran tersebut dimasukkan ke dalam klasifikasi yaitu :
- Lepthorrhin : (X – 47,99) apertura nasal sempit
- Mesorrhin : (48,00 – 52,99) rata-rata (medium)
- Platyrrhin : (53,00 – X) apertura nasal lebar
Tabel 3. Perbedaan indeks nasal antara ras Kaukasoid, Negroid, dan Mongoloid.7
Pada skenario gigi inssivus sentralis atas berbentuk ovaldimana pada tabel
menandakan bahwa jenis kelamin korban adalah perempuan.
2. Metode Nolla
Metode Nolla ditemukan pada tahu 1960. Metode ini menggambarkan
mineralisasi gigi permanen dalam 10 tahap. Keuntungan dari metode ini adalah dapat
digunakan oleh individu dengan atau tanpa molar ketiga dan memisahkan antara laki-
laki maupun perempuan (Priyadarshini, 2015). Tahap perkembangan gigi pada
metode Nolla: 9