Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI PENELITIAN

1. JUDUL PENELITIAN

“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar Di Desa Aron Kecamatan
Batee Kabupaten Pidie Tahun 2014”

2. LATAR BELAKANG

Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka kematian anak yang
merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs). Kegiatan imunisasi
merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata
komitmen pemerintah untuk mencapai MDGs khususnya menurunkan angka kematian pada
anak (Kemenkes RI, 2010).
Indonesia telah menetapkan target tahun 2010 seluruh (100%) desa/kelurahan harus sudah
mencapai UCI (Universal Child Immunization), artinya setiap desa/kelurahan minimal 80% bayi
telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Depkes RI (2009) lima imunisasi dasar lengkap untuk bayi usia dibawah 1 tahun
yaitu Hepatitis B (HB) 0 pada usia ≤ 7 hari, BCG, Polio 1 pada usia 1 bulan, DPT/HB 1, Polio 2
pada usia 2 bulan, DPT/HB 2, Polio 3 pada usia 3 bulan, DPT/HB 3, Polio 4 pada usia 4 bulan,
campak pada usia 9 bulan. Pemberian imunisasi dasar lengkap berguna untuk memberi
perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya. Dengan memberikan
imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal, tubuh bayi dirangsang untuk memiliki kekebalan
sehingga tubuhnya mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya.
Depkes RI (2011) menunjukkan data bahwa jumlah bayi di Indonesia adalah sebanyak
4.462.562 bayi. Sedangkan berdasarkan data Riskesdas (2010) persentase Anak Umur 12-23
Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di Indonesia yaitu BCG (77,9%), Polio (66,7%),
DPT-HB (61,9%) dan campak (74,4%). Persentase imunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi
(59,1%) daripada di perdesaan (48,3%) dan masih terdapat 17,7% anak 12-23 bulan di perdesaan
yang tidak mendapat imunisasi sama sekali.
Sedangkan untuk Provinsi Aceh berdasarkan data Dinkes Aceh (2011) diketahui jumlah
balita di provinsi Aceh adalah 98.705 bayi. Data Riskesdas menunjukkan di provinsi Aceh
persentase imunisasi dasar yaitu BCG (57,3%), Polio (52,4%), DPT-HB (40,2%) dan Campak
(62,2%).
Data dari Kabupaten Pidie tahun 2013 , hasil cakupan imunisasi BCG adalah sebanyak
12.282 bayi (94.724%), DPT1 sebanyak 12304 bayi (94.8%), DPT2 sebanyak 11.847 bayi
(94.72%) dan DPT3 sebanyak 11.274 bayi (86.91%), Polio 1 sebanyak 12.613 bayi (97.25%),
Polio 2 sebanyak 12.012 bayi (92.62%) Polio 3 sebanyak 11.740 bayi (9052%) polio 4
sebanyak 11.494 bayi (88.63%) dan campak sebanyak 10.449 bayi (89.57%).(Dinkes Kab.
Pidie ,2014)
Hasil cakupan imunisasi di Puskesmas Kecamatan Batee tahun 2013 dari 446 jumlah
sasaran bayi, yang sudah diimunisasi BCG sebanyak 407 bayi (91,26%), Polio 1 sebanyak 402
bayi (90,13%), Polio 2 sebanyak 387 (86,77%), Polio 3 sebanyak 350 bayi (78,48%), Polio 4
sebanyak 363 bayi (81,39%) dan campak 351 bayi (78,7%). (Puskesmas Batee Kabupaten
Pidie , 2013).
Berdasarkan data yang terdapat di Puskesmas Batee Kabupaten Pidie di dapatkan bahwa
jumlah bayi di Desa Aron Kecamatan Batee Kabupaten Pidie tahun 2013 adalah sebanyak 35
bayi. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan bidan desa di jelaskan bahwa ada 15 orang bayi
yang umur 1 tahun yang tidak lengkap imunisasi dasar. Dampak yang terjadi pada bayi yang
tidak lengkap imunisasi maka anak akan mudah terserang penyakit dan mudah tertular orang
yang sakit. Dan ada 5 kasus kejadian penyakit campak pada tahun 2012.
Peran ibu pada program imunisasi ibu sangatlah penting karena penggunaan sarana
kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan faktor ibu. Walaupun imunisasi sudah diberikan
gratis oleh pemerintah. Namun hal tersebut dikarenakan dengan berbagai alasan seperti
pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi dan rendahnya kesadaran ibu membawa
anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap karena takut
anaknya sakit, dan ada pula yang merasa bahwa imunisasi tidak diperlukan untuk bayinya,
kurang informasi/ penjelasan dari petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi serta hambatan
lainnya termasuk faktor pendidikan dimana pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian
imunisasi pada anak.(Suparyanto, 2011)
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar Di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie Tahun 2014”

3. TUJUAN PENELITIAN

A. TUJUAN UMUM

Diketahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar Di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie Tahun 2014.

B. TUJUAN KHUSUS
a. Diketahuinya gambaran distribusi status imuniasasi dasar di Desa Aron Kecamatan
Batee Kabupaten Pidie tahun 2014
b. Diketahuinya hubungan motivasi dengan Status Imunisasi Dasar Di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie tahun 2014
c. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan Imunisasi Dasar Di Desa Aron Kecamatan
Batee Kabupaten Pidie tahun 2014
d. Diketahuinya hubungan informasi dengan status imunissi Dasar Di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie tahun 2014

4. LANDASAN TEORI

Hidayat (2011) menjelaskan bahwa program imunisasi merupakan suatu program yang
digunakan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita,
program ini dilaksanakan untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti
penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetatus, Hepatitis B, Polio dan Campak. Idealnya bayi harus
mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, HB 3
kali dan Campak 1 kali.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemenuhan imunisasi dasar telah diteliti
sebelumnya menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai imunisasi, kondisi yang
berhubungan dengan imunisasi, terbatasnya akses ke pelayanan imunisasi, kondisi yang
berhubungan dengan status, keluarga atau budaya, keterbatasan ekonomi dan kondisi yang
berhubungan dengan perilaku petugas kesehatan akan mempengaruhi pelaksanaan imunisasi
(Prayogo dkk, 2009). Suparyanto (2011) menjelaskan bahwa faktor pendorong ibu
mengimunisasikan bayinya, salah satunya adalah pengetahuan dimana pengetahuan tersebut
ditemukan dalam media elektronik (TV, Radio), media massa (Koran/ majalah).
Sedangkan Gunardi dkk (2009) menjelaskan bahwa pendidikan sebenarnya sangat
penting dalam mempengaruhi pengertian dan partisipasi orang tua dalam program imunisasi.
Dengan pendidikan yang semakin tinggi, maka orangtua cenderung menggunakan sarana
kesehatan sebagai suatu upaya pencegahan bukan pengobatan.
Berdasarkan hasil penelitian Cahyono,K.D.,(2003) memberikan gambaran bahwa anak
mempunyai kesempatan lebih besar untuk tidak diimunisasi lengkap bagi yang ibunya tinggal di
perdesaan, berpendidikan rendah,kurang pengetahuan, tidak memiliki KMS (Kartu Menuju
Sehat), tidak punya akses ke media massa ( surat kabar/majalah, radio, TV), dan ayahnya
berpendidikan SD ke bawah. Semakin banyak jumlah anak, semakin besar kemungkinan
seorang ibu tidak mengimunisasikan anaknya dengan lengkap.
Hasil penelitian Ningrum dan Sulastri (2008) tentang Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Imunisasi Dasar Di Pukesmas Banyudono Kabupaten Boyolali di dapatkan
tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan motivasi ibu berhubungan secara signifikan dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Hasil penelitian Gunardi ,dkk (2009) tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita
dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan
Sekitarnya pada Bulan Maret 2008, didapatkan kelengkapan imunisasi dasar 61%.
Ketidaklengkapan imunisasi umumnya disebabkan orangtua tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%)
dan anak sakit (28,43%). Terdapat hubungan antara pengetahuan orangtua dengan kelengkapan
imunisasi. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan orangtua, pendapatan keluarga, serta
sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi.
Hasil penelitian Dwiastuti dan Prayitno (2012) tentang Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota
Depok Tahun 2012, menunjukkan bahwa imunisasi BCG dipengaruhi oleh variabel
pengetahuan ibu (p=0,000), sikap ibu (p=0,001), pendidikan ibu (p=0,015), jarak (p=0,01),
dukungan suami (p=0,000), dukungan petugas (p=0,000). Saran yang diberikan dari hasil
penelitian adalah mengingat dalam penelitian ini ibu yang termasuk kelompok umur muda
masih lebih sedikit yang memberikan imunisasi BCG pada bayinya dibandingkan dengan
kelompok umur tua, maka harus ditingkatkan lagi pemberitahuan informasi tentang imunisasi
BCG, seperti pada saat pemeriksaan kehamilan dan setelah melahirkan. Hasil penelitian
Istriyati (2011) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi Di Desa Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar adalah
tingkat pendidikan ibu (p value = 0,008, OR= 4,297), tingkat pengetahuan ibu (p value = 0,004,
OR = 4,750), status pekerjaan ibu (p value = 0,0001, OR = 7,667), dan dukungan anggota
keluarga terhadap imunisasi (p value = 0,003, OR = 5,714). Sedangkan variabel yang tidak
berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi adalah tingkat pendapatan keluarga
(p value = 0,787), jumlah anak dalam keluarga (p value = 0,108), dan jarak ke tempat pelayanan
imunisasi (p value = 0,573).
5. KERANGKA TEORI

Prayago, dkk (2009)

- Pengetahuan
- Akses terhadap pelayanan
- Sosial ekonomi

Suparyanto, (2011)

- Pengetahuan
- Informasi

Gunardi, (2009)

- Pendidikan
- Pengetahuan

Nigrum dan Sulastri, (2008)

- Pendidikan Status Imunisasi Dasar


- Pengetahuan
- Motivasi

Dwiastutie dan Prayitno, (2012)

- Pengetahuan
- Pendidikan
- Jarak rumah
- Dukungan suami
- Dukungan petugas kesehatan

Istriyati, (2012)

- Tingkat pendidikan
- Pengetahuan
- Status pekerjaan
- Dukungan suami
- Dukungan keluarga

6. KERANGKA KONSEP

V.Independen V.Dependen

Motivasi

Status Imunisasi Dasar


Pendidikan

Sumber Informasi
7. DEFINISI OPERASIONAL

N Definisi Alat Skala Hasil


Variabel Cara ukur
o Operasional ukur ukur ukur

1 Status Kelengkapan Wawancara Kuesioner Ordinal a. Lengkap, bila


Imunisasi imunisasi dasar bayi
dasar bayi atau anak mendapatkan
umur 12 bulan semua imunisasi
sesuai jadwal.
b. Tidak lengkap,
bila bayi tidak
mendapatkan
semua imunisasi
sesuai jadwal.
2 Motivasi Suatu dorongan Wawancara Kuesioner Ordinal a. Kuat
dalam diri ibu b. Sedang
yang c. Lemah
menyebabkan
ibu berbuat atau
berperilaku

4 Pendidikan Jenjang Wawancara Kuesioner Ordinal a. Tinggi, jika tamat


Pendidikan SMA/PT/DIII
formal yang b. Rendah jika tamat
terakhir yang di SMP/SD/tidak
tamatkan dan sekolah/sederajat
mempunyai
ijazah

5 Sumber Perantara atau Wawancara Kuesioner Ordinal a. Cukup >


Informasi alat dalam mean/median
mendapatkan b. Kurang <
pesan yang mean/media
disampaikan

8. CARA PENGUKURAN VARIABEL


Pengukuran variabel dilakukan sebagai berikut:
a. Motivasi
Variabel motivasi dibagi menjadi 3(tiga) kategori (Hidayat,2002) :
1. Motivasi kuat : 67%-100%
2. Motivasi sedang : 34%-66%
3. Motivasi lemah : 0 %- 33%

b. Pendidikan
Variabel pendidikan diperoleh melalui pertanyaan kuesioner. Pilihan jawaban responden
mencakup kategori tidak pernah sekolah sampai tamat PT/Akademi. Tingkat pendidikan
dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu pendidikan dasar meliputi SD/SMP/tidak sekolah,
pendidikan menengah meliputi SMA/sederajat dan pendidikan tinggi meliputi
PT/Akademi (Notoatmodjo, 2009).
Menurut Dachlia (2000), untuk kepentingan analisis variabel pendidikan dapat
disederhanakan menjadi dua kategori yaitu : tinggi meliputi SMA atau lebih dan rendah
meliputi SMP atau kurang. Batasan ini mengikuti ketentuan bahwa pendidikan dasar
meliputi pendidikan minimal sembilan tahun (Tawi, 2013).
c. Sumber Informasi
Variabel sumber informasi, untuk kepentingan analisis pada penelitian ini variabel
sumber informasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : (Dachlia, 2000)
1. Cukup > mean/median
2. Kurang < mean/median
d. Status Imunisasi (Yusmi, 2011) :
1. Lengkap, bila bayi mendapatkan semua imunisasi sesuai jadwal
2. Tidak lengkap, bila bayi tidak mendapatkan semua imunisasi sesuai jadwal.

9. HIPOTESIS

HIPOTESIS NULL (Ho) :


a. Tidak ada hubungan antara motivasi dengan status imunisasi dasar di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.
b. Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar di Desa
Aron Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.
c. Tidak ada hubungan antara informasi dengan status imunisasi dasar di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.

HIPOTESIS ALTERNATIF (Ha) :

a. Ada hubungan antara motivasi dengan status imunisasi dasar di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.
b. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.
c. Ada hubungan antara informasi dengan status imunisasi dasar di Desa Aron
Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.

10. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain Cross Sectional yaitu cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,, dimana
pengumpulan data variable Dependen dan Independen dilakukan penelitian disaat yang
bersamaan. (Nursalam, 2008)

11. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini akan direncanakan dilaksanakan di Desa Aron Kecamatan Batee Kab. Pidie

12. POPULASI DAN SAMPEL

A. POPULASI

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi umur 1 tahun
yang ada di desa Aron Kecamatan Batee Kabupaten Pidie berjumlah 35 orang

B. SAMPEL

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi umur 1
tahun yang ada di Desa Aron Kecamatan Batee Kabupaten Pidie berjumlah 35 orang.
Cara pengambilan sampel dengan total populasi, yaitu semua populasi dijadikan
sebagai sampel.

13. INSTRUMEN PENELITIAN

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi 24 pertanyaan- pertanyaan, yaitu yang berisi 1 pertanyaan tentang umur 1
pertanyaan tentang pendidikan, 1 pertanyaan tentang informasi dan 10 pertanyaan tentang
motivasi dan 6 pertanyaan tentang status kelengkapan imunisasi.

14. CARA PENGUMPULAN DATA

Cara pengumpulan data disesuasikan dengan sumber datanya, yaitu :


a. Data Primer
Yaitu data yang langsung diperoleh dari responden yang ada di desa Aron Kecamatan
Batee Kabupaten Pidie, dengan mengadakan wawancara serta menyebarkan kuesioner
yang berisi daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disiapkan.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari:
a. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie
b. Puskesmas Batee
c. Register Desa/Geuchik Desa Aron
d. Tinjauan kepustakaan atau referensi
15. ANALISA DATA

Menurut Budiarto (2004) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap
berikut:
a. Editing, Kegiatan pengeditan dimaksudkan untuk meneliti kembali atau melakukan
pengecekan pada setiap jawaban yang masuk. Apabila terdapat kekeliruan akan
dilakukan pencocokan segera pada responden.
b. Coding, Setelah selesai editing, peneliti melakukan pengkodean data yakni untuk
pertanyaan tertutup melalui symbol setiap jawaban.
c. Transfering, Merupakan tahap memproses data agar analisis yang dilakukan
dengan mengentry data atau menyusun nilai dari sub-sub variabel penelitian dari
keseluruhan responden
d. Tabulating, Kegiatan mengklasifikasikan jawaban, data yang telah diberi kode
disusun secara berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk
dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti.
Analisa Data penelitian akan dianalisis dengan cara :
a. Analisa Univariat
Analisis univariat dalam analisanya menggunakan perhitungan-perhitungan
statistik secara sederhana untuk melihat distribusi ataupun sebaran data pada
masing – masing variabel penelitian. Analisis dilakukan tergantung kepada jenis
data . Data penelitian yang berbentuk numerik akan disajikan dengan nilai mean,
median, modus, standar deviasi, minimum, maksimum, dan 95% Confidence
Interval (CI). Data yang berbentuk katagorik akan disajikan dalam bentuk distribusi
dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Kemudian ditentukan
persentase (P) dengan menentukan rumus (Budiarto, 2005) sebagai berikut.
F
P = n X 100%
Keterangan :
P = Persentase
n = Sampel
F= Frekuensi Teramati

b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga
mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Pada penelitan ini, untuk menguji hipotesa
dilakukan analisa statistik dengan menggunakan dua jenis uji statistik. Untuk melihat
hubungan variabel independen yang berbentuk numerik (variabel umur) dengan variabel
dependen yang berbentuk katagorik 2 kelompok (variabel status imunisasi) digunakan uji
T-Independen. Sedangkan untuk melihat hubungan variabel independen yang berbentuk
katagorik (variabel motivasi, pendidikan, dan informasi) dengan variabel dependen yang
berbentuk katagorik 2 kelompok (variabel status imunisasi) digunakan uji Chi square
(X2).
Uji statistik dihitung pada tingkat kemaknaannya adalah 95% atau P value 0,05,
sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan atau perbedaan yang bermakna
secara statistik, dengan menggunakan program komputer. Melalui perhitungan uji
statistik selanjutnya ditarik suatu kesimpulan:
a. Ho ditolak apabila P. Value < 0.05
b. Ho diterima apabila P. Value > 0,05

16. JADUAL PENELITIAN

NO KEGIATAN JADUAL KEGIATAN PENELITIAN


Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Studi Kepustakaan
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Perbaikan Proposal
6 Pengumpulan data dan Analisis Data
8 Penyusunan KTI Lengkap
9 Sidang KTI
10 Perbaikan KTI

Anda mungkin juga menyukai