Disusun oleh:
Tim pengembang modul DIII Kebidanan
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
i
TIM PENYUSUN
J.M Mehta
Juli Oktalia
Yuni Istiananingsih
Ferina
Chris Sriyanti
Tri Setiowati
Endang Surani
Jumiarni Ilyas
Bintang Petralina
TIM EDITOR
ii
KATA PENGANTAR
Uji kompetensi nasional adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan proses pendidikan dan
mena- jamakan pencapaian relevansi kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan
masyarakat. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta
didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan. Uji Kompetensi
Nasional diselenggara- kan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Kebidanan dan
Organisasi Profesi. Panitia Penyelenggara ditetapkan melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi. Se- lain hal tersebut, Uji Kompetensi Nasional dapat dijadikan sebagai bagian dari
penjaminan mutu pendidikan.
Berdasarkan pada UU Nomor 12 Tahun 2012 pasal 44 telah dijelaskan tentang kewenangan pembe-
rian sertifikat kompetensi, namun belum dijelaskan mekanisme proses sertifikasinya. Untuk itu Pemerintah
berkewajiban menyediakan standar sistem uji kompetensi yang berlaku secara nasional untuk menjamin
mutu pelaksanaan uji kompetensi. Untuk memperjelas pelaksanaan uji kompetensi nasional bagi calon
peserta uji kompetensi DIII Kebidanan maka perlu disusun buku ini. Diharapkan buku ini dapat menjadi
acuan bagi persiapan calon peserta dalam mempersiapkan diri menghadapi uji komptensi nasional untuk
tingkat DIII Kebidanan.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
TIM PENYUSUN ii
DAFTAR ISI iv
Lampiran 1: Glossarium
iv
BAGIAN I
PENDAFTARAN UJI
KOMPETENSI
v
Program Studi DIII Kebidanan
BAGIAN I
Calon peserta didaftarkan secara kolektif oleh program studi calon peserta. Mekanisme pemberitahuan
dari program studi kepada para calon peserta (lulusan) bermacam- macam tergantung pengelola program
stu- di. Informasi mengenai persyaratan, waktu dan biaya pendaftaran dapat dilihat di laman http://ukbidan.
ristekdikti.go.id/.
Berdasarkan http://ukbidan.ristekdikti.go.id/ maka persyaratan Umum Peserta Uji Kompetensi Bagi
Mahasiswa Program DIII Kebidanan adalah sebagai berikut:
a. Calon Peserta harus terdaftar dalam PD Dikti (https://forlap.ristekdikti.go.id).
b. Mahasiswa yang belum memiliki ijazah, tetapi telah menyelesaikan proses pendidikan dan
dinyatakan lulus dari hasil yudisium institusi
c. Besarnya biaya uji kompetensi akan ditetapkan dan disesuaikan serta diumumkan melalui laman
http:// ukbidan.ristekdikti.go.id/
Seluruh persyaratan peserta harus dipenuhi, jika ada salah satu dari persyaratan tersebut tidak dipenuhi,
proses pendaftaran tidak dapat dilakukan.
7
BAGIAN 2
PETUNJUK UMUM
PERSIAPAN MENGHADAPI
UJI KOMPETENSI
NASIONAL
DIII KEBIDANAN
Program Studi DIII Kebidanan
BAGIAN 2
PETUNJUK UMUM PERSIAPAN MENGHADAPI UJI KOMPETENSI NASIONAL
DIII KEBIDANAN
Panduan ini memberikan gambaran ruang lingkup dan pola soal yang digunakan dalam uji kompetensi
nasional DIII kebidanan.
Berikut adalah TIPS DAN TRIK untuk sukses menghadapi Uji Kompetensi:
3. Gunakan referensi yang berlaku secara nasional. (Perhatikan antara standar nasional dan standar lokal
yang berlaku).
Ingat uji kompetensi nasional hanya mengacu pada referensi yang berlaku secara nasional. Jika anda
belum pernah berinteraksi dengan referensi ini, maka silahkan mengakses referensi nasional yang ada.
4. Cermati kisi-kisi soal uji kompetensi nasional yang berguna untuk mengarahkan anda dalam
mempelajari materi yang diujikan.
5. Cobalah berlatih mengerjakan soal-soal yang tersedia dalam buku panduan ini dengan cara:
a. Mandiri, tanpa bantuan orang lain atau membaca referensi/buku sumber, lalu bandingkan
jawaban anda dengan kunci jawaban.
c. Pelajari dan ulangi materi yang tidak dipahami.dengan menggunakan buku referensi.
d. Jangan sekali-kali menghapal soal, namun pahami materi dan pertanyaan setiap soal.
6. Berikut ini adalah beberapa cara praktis atau tips mengerjakan soal saat mengikuti uji kompetensi nasi-
onal.
a. Jumlah soal uji kompetensi nasional adalah 180 soal dengan jumlah waktu pengerjaan selama 3
jam (180 menit).
b. Baca dengan cepat setiap kata. Kecepatan membaca ideal untuk ujian nasional adalah 300 kata
per menit. Lebih cepat lebih baik. Baca setiap kata dan buatlah analisa dan keputusan hanya
berdasar- kan data dan pertanyaan yang tertulis saja.
9
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
c. Waktu rata-rata yang digunakan untuk menjawab soal adalah 60 detik. Perhatikan waktu yang
ter- sisa untuk memilih soal yang bisa dikerjakan dengan baik. Secara umum 60 detik dinggap
waktu yang cukup untuk mengerjakan satu soal. Jangan tergesa-gesa, fokus pada soal.
d. Jawab semua soal, prioritaskan menjawab soal yang mudah, jangan terpaku pada soal yang sulit.
Pada akhir waktu ujian, pastikan semua soal sudah dijawab. Jawaban benar nilai positif 1 dan
tidak ada nilai negatif (pengurangan) untuk jawaban yang salah.
e. Pahami struktur/bagian soal. Struktur/bagian soal terdiri atas: vignet atau kasus, pertanyaan, dan
pilihan jawaban (ada 5 pilihan ; a, b, c, d, e). Dalam soal uji kompetensi nasional, disediakan
han- ya 1 PILIHAN jawaban benar, tidak ada pilihan jawaban misalnya; TIDAK ADA semua
jawaban benar atau bukan salah satu jawaban diatas.
f. Perhatikan badan soal yang biasanya menyajikan kasus klinis. Ada 3 hal penting yang harus
diper- hatikan yaitu: keluhan utama, data klinis, dan tempat pelayanan yang disebutkan dalam
vignet tersebut. Kemampuan menghubungkan 3 hal penting tersebut dapat membantu
mengarahkan untuk mengelimininasi jawaban yang salah dan mencari pilihan jawaban yang
paling tepat.
g. Soal uji kompetensi nasional DIII kebidanan dapat berupa kasus, pernyataan atau hasil penelitian.
a. Kasus: berisi karakteristik pasien atau situasi tertentu, alasan datang, setting lokasi Bidan,
hasil pengkajian.
Perhatikan glossary istilah pada panduan ini agar anda lebih memahami isi badan soal.
h. Perhatikan kata-kata kunci dalam pertanyaan. Kata-kata kunci ini adalah modal untuk fokus
memilih jawaban yang semuanya tampak benar. Dibawah ini adalah contoh kata kunci:
Data tambahan; data tambahan apakah yang paling penting pada kasus tersebut?
Jenis pemeriksaan penunjang; jenis pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat
pada kasus tersebut?
Diagnosis paling mungkin; diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
Masalah potensial yang paling mungkin, masalah potensial yang paling mungkin pada
kasus tersebut?
Langkah awal; langkah awal apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
Langkah selanjutnya; langkah selanjutnya manakah yang paling tepat dilakukan pada
kasus tersebut?
Rencana asuhan Kebidanan ; rencana asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada
kasus tersebut?
Program Studi DIII Kebidanan
10
1
1
Program Studi DIII Kebidanan
Asuhan yang diberikan ; asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus terse-
but?
Pendidikan kesehatan ; pendidikan kesehatan apakah yang paling tepat pada kasus
terse- but?
Sikap bidan ; sikap bidan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
Evaluasi asuhan ; evaluasi asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus
terse- but ?
i. Bacalah setiap pilihan jawaban yang tersedia sebelum menjawab. Eliminasi atau abaikan pilihan
jawaban yang salah atau tidak mungkin. Fokuskan jawaban anda pada kata penting dalam
vignette dan kata kunci pertanyaan. Bila tidak yakin, baca ulang pertanyaan sebelum
memutuskan pilihan.
j. Yang perlu diingat, semua pilihan tidak ada yang salah. Yang ada hanya rentang dari kurang
tepat hingga sangat tepat, atau rentang baik dan sangat baik. Pengecoh dibuat berdasarkan
kenyataan lapangan. Ketepatan pilihan jawaban sangat dipengaruhi oleh pemahaman teori dan
kata kunci
11
BAGIAN 3
KISI KISI SOAL UJI
KOMPETENSI NASIONAL
DIII KEBIDANAN
Program Studi DIII Kebidanan
BAGIAN 3
Kisi-kisi soal atau Blueprint adalah gambaran peta soal ujian yang menggambarkan tentang jumlah
dan penyebaran soal uji. Blueprint dapat digunakan mahasiswa untuk menentukan strategi belajar dan
strategi menjawab soal uji.
Kisi-kisi ujian atau ruang lingkup uji kompetensi ini dikembangkan dan ditetapkan secara nasional,
mengacu pada standar kompetensi lulusan/capaian pembelajaran D III Kebidanan. Bila anda memahami peta
pembelajaran seperti tergambar dalam blueprint akan memudahkan anda dalam menentukan strategi belajar
dan mengerjakan soal secara efektif.
Tinjauan V
BLUEPRINT UJI KOMPETENSI NASIONAL PROGRAM STUDI No Manajemen Asuhan Soal ( % )
DIII KEBIDANAN
1 Pengkajian 15-20
(sumber http://ukbidan.ristekdikti.go.id/prosedur_pendaftaran)
2 Diagnosis 15-20
3 Perencanaan 15-20
Tinjauan I
4 Implementasi 15-20
No Area Kompetensi Bidan Soal ( % )
5 Evaluasi 15-20
1 Etik legal dan keselamatan pasien 2-6
2 Komunikasi efektif 2-4
3 Pengembangan diri dan profesionalisme 3-7
Tinjauan VI
4 Landasan ilmiah praktek kebidanan 30-35
No Sasaran Soal ( % )
5 Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan 40-45 1 Individu 55-60
6 Promosi kesehatan dan konseling 4-7 2 Keluarga 15-20
7 Manajemen dan kepemimpinan 4-6 3 Masyarakat 15-20
Tinjauan II Tinjauan VI `
No Domain Soal ( % ) No Setting Pelayanan Soal ( % )
1 Kognitif 25-30 1 Komunitas 35-40
2 Psikomotor (prosedural knowledge) 55-60 2 Klinik/ unit kesehatan 35-40
3 Konatif (afektif knowledge) 10-15 3 Rumah sakit 15-20
Tinjauan III Berikut ini adalah contoh tabel jumlah soal uji
No Siklus Kesehatan Reproduksi Perempuan Dalam Soal ( % ) kompetensi berdasarkan dari 7 tinjauan yang
Keluarga terdapat dalam blue print.
1 Remaja 2-5
2 Pra konsepsi 2-5
Tinjauan 3 Jumlah Soal Tinjauan 4 Jumlah Soal
3 Hamil 20-25 Dari 180 Dari 180
4 Bersalin 15-20 Butir Soal Butir Soal
5 Nifas 15-20 REMAJA 4 – 9 soal Fisiologis / normal 81 – 90 soal
6 Masa antara 5-10 PRAKONSEPSI 4 – 9 soal Deteksi dini kom- 27 – 36 soal
plikasi
7 Perimenopause 5-10
HAMIL 36 – 45 soal Rujukan 18 – 27 soal
8 Bayi baru lahir 5-10
BERSALIN 27 – 36 soal Kegawatdaruratan 18 – 27 soal
9 Bayi dan balita 5-10
NIFAS 27 – 36 soal
MASA ANTARA 9 – 18 soal
Tinjauan IV
No Lingkup Praktik Bidan Soal ( % ) PERIMENOPAUSE 9 – 18 soal
1 Fisiologis/normal 45-50 BAYI BARU LAHIR 9 – 18 soal
2 Deteksi dini komplikasi 15-20 BAYI DAN BALITA 9 – 18 soal
3 Rujukan 10-15
4 Kegawatdaruratan 10-15
13
BAGIAN 4
GAMBARAN LINGKUP
MATERI UJI KOMPETENSI
NASIONAL DIII
KEBIDANAN
Program Studi DIII Kebidanan
15
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
Program Studi DIII Kebidanan
3.1. Fisiologi
2. Pra Konsepsi 3.NoKehamilan
Sub Topik Elemen Key Point
2.1. Fisiologi
No Sub Topik
Elemen Key Point Menentukan • Berapa usia kehamilan
• Identifikasi BMI/IMT un- usia kehamilan • Kapan tafsiran persalinan
derweight, ideal,
overweight, obese sebelum
hamil, saat hamil dan nifas 1 Fissiologi ke-
Tanda pasti • apa saja tanda tidak pasti ke-
• Bagaimana meningkatkan hamilan
dan tidak pasti hamilan
dan mempertahankan BB kehamilan • apa tanda pasti kehamilan
yang sehat
Pertumbuhan • Bagaimana pertumbuhan
• Jenis-jenis makanan sehat
dan perkemban- janin
yang dianjurkan
gan janin
- Nutrisi sehat • Penyakit/gangguan akibat
BMI/IMT underweight, - Peningkatan • Apa penyebab dari masing –
overweight, obese sebelum hCG masing komponen perubah-
hamil, saat hamil dan nifas - Mual-muntah an fisik tersebut
• Apa pengaruhnya Perubahan fisik
- Gangguan • Bagaimana ukuran pembesa-
• Penanganan BMI/IMT un- 2 dan psikis pada
neliminasi ran kehamilan pada TM I
derweight, overweight, masa kehamilan:
- Pembesaran • Bagaimana cara melakukan
obese sebelum hamil, saat Trimester 1
uterus pemerik
Perencanaan hamil dan nifas
1 - Perubahan • Bagaimana asuhan yang
kehamilan sehat • Rujukan
psikologis diberikan
• Jenis aktivitas untuk mem- - Anemia fisiol- • Kapan puncak hemodelusi
persiapkan kehamilan sehat ogis termasuk • Berapa kategori anemia
• Penyakit/gangguan akibat puncak hemo- • Berapa TBJ
- Aktivitas sehat aktivitas kurang sehat dilusi • Berapa gerakan janin yang
• Pengaruh pola hidup sehat - Pembesaran normal
terhadap kesehatan repro- uterus, taksiran, • Berapa DJJ
duksi Berat janin • Berapa kenaikan BB
• Jenis pemeriksaan yang dib- 3 Trimester 2 dan 3 - Pergerakan • Bagaimana kenaikan TD
utuhkan janin, DJJ • Apa saja gangguan body im-
• Jenis Penyakit/gangguan - Kenaikan BB, age
yang penting dideteksi sebe- TD • Apa saja persiapan persali-
-Pemeri ks aan lum merencanakan kehami- - Gangguan nan
kesehatan lan body image • Asuhan apa yang diberikan
• Pengaruh pola hidup sehat - Persiapan pada trimester ini
terhadap kesehatan repro- persalinan
duksi
- PWS KIA (K1) • Apa defenisi k1 dan k4
• Kolaborasi pemeriksaan Pencatatan dan
4 - K4 • Trend PWS
pelaporan
2.2. Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan
No Sub Topik Elemen Key Point 3.2 Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan
• Jenis-jenis anemia - Hiperemisis
• Penyebab anemia - Perdarahan • Apa tanda gejala
• Pengaruh anemia terhadap hamil muda • Bagaimana penanganan awal
- Anemia (Abortus, mola- • Bagaimana Stabilisasi untuk
hidatidosa, KE, rujukan
1 KET • Penangangan kegawat daru-
Trimester 1 - Anemia ratan
- IMT • Asuhan yang diberikan
- Kehamilan • Bagaimaa mekanisme ruju-
16 - Infertilitas primer
tidak diinginkan kan
- Blighted Ovum
- Tanda-tanda
bahaya: Pre-
- Infertilitas sekunder eklampsia/ec-
lampsia, diabetes
Masalah dan gestasional,
1 gangguan pada perdarahan • Apa tanda gejala
pasangan antepartum • Bagaimana penanganan awal
(solusio plasen- • Bagaimana Stabilisasi untuk
ta, plasenta rujukan
- Pasangan HIV dan AIDS 2 Trimester 2 dan 3 previa) • Penangangan kegawat daru-
- Kelainan letak ratan
(melintang. • Asuhan yang diberikan
Memanjang) • Bgm mekanisme rujukan
- Hidramnion
- Gemelli
- Gawat janin
- Ketuban Pecah
- Proses Adopsi sebelum wak-
tunya
17
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
4.1. Fisiologi
4. Persalinan
No Sub Topik Elemen Key Point • Apa saja tanda pelepasan
plasenta?
• Bagaimana prosedur MAK
• Apa saja tanda inpartu III?
Tanda inpartu • Kapan terjadi inpartu MAK III • Bagaimana plasenta lepas
atau belum • Bagaimana terjadinya inpar- dari insersinya?
tu • Berapa lama waktu normal
MAK III dilakukan?
• Apa saja mempengaruhi per- • Apa saja indikator pengece-
salinan? (dilihat dari Power kan plasenta?
Faktor yang
passage dan passenger) Pengecekan • Apa akibat dari plasenta
mempengaruhi
• Apa saja kebutuhan ibu ber- kelengkapan yang tidak lengkap?
persalinan 3 Kala III
salin kala I? plasenta • Apa penyebab plasenta lahir
tidak lengkap?
• Apa saja yang dipantau da-
lam kemajuan persalinan? Pengecekan la- • Kapan pengecekan laserasi
• Apa saja yang dipantau da- serasi dan Penja- perineum dilakukan?
lam kesejahteraan janin? hitan perineum • Apa saja jenis penjahitan
• Apa saja yang dipantau da- perineum?
1 Kala I Pemantauan ke- • Kapan dilakukan?
lam kesejahteraan ibu?
majuan persali- • Apa saja komplikasi
• Berapakah harga normal ha-
nan, kesejahter- penjahi- tan perineum?
sil pantauannya?
aan ibu dan • Batas grade laserasi yang
• Kapan dilakukan pemantau-
janin menjadi kewenangan bidan?
an persalinan?
• Kapan dilakukan pemantau- Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan
an kesejahteraan janin?
• Kapan dilakukan pemantau- • Apa yang dimaksud penapisan
an kesejahteraan ibu? 16?
• Bagaimana pola pencatatan • Bagaimana tindak lanjut hasil
dalam partograf? penapisan?
Rujukan
• Apa manfaat pencatatan pada Deteksi dini kom-
Pencatatan pada partograf? plikasi->menga-
partograf • Kapan pencatatan dalam cu pada lembar
partograf dilakukan? penapisan (18-19
• Apa saja indikator pen- item); partus lama
catatan partograf?
• Apa yang disebut persalinan
normal?
• Kapan dikatakan persalinan
Prosedur perto-
normal?
longan persali-
• Bagaimana prosedur persali-
nan normal
nan normal?
• Bagaimana diagnosis persali-
nan normal? Penanganan
• Apa saja kebutuhan ibu ber- awal gadar: PEB/
salin kala II? Eklampsia
• Apa dampak jika kebeutuhan
Kebutuhan ibu ibu kala II tidak dipenuhi?
dan pemantauan • Apa saja pemantauan ibu
kala II bersalin kala II?
• Bagaimana cara melakukan
pemantauan persalinan kala Penanganan awal
II 1 Kala I
gadarperdarahan
• Bagaimana kategori derajat pada kala I
laserasi perineum?
• Bagaimana tindakan terha-
2 Kala II
dap laserasi perineum/episi-
Penanganan awal
Laserasi perine- otomy?
gawat janin kala
um/episiotomy • Apa saja komplikasi laserasi I karena multi
perineum? sebab (tali pusat
• Apa indikasi episiotomy? m e n um b un g
• Apa saja keuntungan/keru- , KPD, kontraksi
gian jenis episiotomy? hipertonik, dll)
Penanganan awal
gawat janin kala
• Bagaimana bounding attach- I karena multi
sebab (tali pusat
ment untuk bayi baru lahir?
m e n um b un g
Bounding attac- • Apa manfaat bounding at- , KPD, kontraksi
ment tachment tersebut? hipertonik, dll)
• Kapan dilakukan?
• Apa kontraindikasinya?
Program Studi DIII Kebidanan
• Berapa durasi frekuensi janin dikategorikan sebagai gawat janin? (perhatikan alur tachi- cardi menjadi
bradikardi)
• Bagaimana prosedur penatal- aksanaan gawat darurat perda- rahan ?
17
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
18
Program Studi DIII Kebidanan
19
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
Program Studi DIII Kebidanan
Infeksi Neonatus
Diare
21
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
9. Bayi dan
Balita
21
• Apa instrument yang di-
gunakan untuk memantau
perkembangan bayi dan bal-
ita? (lihat KPSP tiap periode
3 bulan)
• Kapan saja dilakukan pe-
mantauan capaian tumbuh
kembang bayi dan balita?
• Apa saja makna dari hasil pe-
nilaian KPSP?
• Bagaimana tindak lajut dari
hasil penilaian KPSP?
• Apa yang harus diinforma-
sikan bidan terkait ASI Ek-
sklusif?
• Imunoglobulin apa yang ter-
dapat dalam kolostrum?
• Apa indikator bahwa bayi
telah disusui secara adekuat?
• Bagaimana penyimpanan
KMS atau buku ASI bagi ibu bekerja?
KIA • Bagiamana memberikan ASI
perah pada bayi?
• Bagaimana memperkenalkan
MPASI pada bayi usia 6 bu-
lan keatas?
• Apa yang dimaksud dengan
AFASS pada pemberian susu
formula?
• Apa yang dimaksud dengan
system kekebalan tubuh?
• Jenis penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
• Apa saja jenis imunisasi
dasar bagi bayi?
• Kapan jadwal imunisasi
dasar bagi bayi sampai usia
satu tahun?
• Apa saja kontraindikasi un- • Apa saja klasifikasi dalam
tuk masing –masing jenis form MTBM dan MTBS?
imuniasasi dasar? • Apa saja terapi yang terdapat
• Bagaimana mengecek vaksin dalam form MTBM dan
yang akan digunakan un- tuk MTBS?
imunisasai? (perhatikan • Bagaimana melakukan rujukan
VVM, shake test, tanggal pada kasus yang ditemukan
Pola nutrisi pada MTBM dan MTBS?
kadaluarsa dll)
• Bagaimana menyiapkan vak-
sin yang akan digunakan un-
tuk imunisasi dasar? (perha-
tikan jenis vaksin berbentuk
cair atau serbuk dll)
• Apakah yang dimaksud den-
gan safe injection?
• Bagaimana melakukan
pembuangan limbah dari
prosedur imunisasi dan vak-
sin yang telah digunakan?
• Apa yang dimaksud dengan
Kejadian ikutan pasca imu-
nisasi (KIPI)?
BAGIAN 5
CONTOH DAFTAR SUMBER
RUJUKAN
23
Program Studi DIII Kebidanan
Buku KIA Tahun 2015 Kementrian Keseha- http://www.depkes. Pedoman pelaksanaan stimulasi, Kementrian keseha- http://perpus-
tan tahun 2015 go.id/resources/ deteksi dan intervensi dini tum- tan tahun 2015 takaan.depkes.
download/info-terki- buh kembang anak di tingkat go.id:8180/han-
ni/BUKU%20KIA%20 pelayanan dasar dle/123456789/3604
2015_FINAL-.pdf Buku Saku Posyandu Kementrian keseha- http://www.depkes.
Petunjuk penggunaan buku KIA Kementrian Keseha- http://www.depkes. tan tahun 2012 go.id/resources/
tan tahun 2015 go.id/resources/ download/pro-
download/info-ter- mosi-kesehatan/
kini/Petunjuk%20 buku-saku-posyandu.
Teknis%20Penggu- pdf
naan%20Buku%20 PERENCANAAN KELUARGA DAN KB
Kesehatan%20Ibu%20
Panduan nasional Pelayanan YBPSP, 2006 Buku teks
dan%20Anak%20
keluarga berencana
2015.pdf
23
BAGIAN 6
LATIHAN SOAL UJI
KOMPETENSI
Program Studi DIII Kebidanan
25
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Amenorhea
B. Hipermenorhea
C. Hipomenorhea
D. Oligomenorhea
E. Polimenorhea
26
Program Studi DIII Kebidanan
dah lebih dari 10 hari. Hasil anamnesis: 86x/menit, P 20x/menit, S 36,5 0C, TB 145
ganti pembalut 3 kali perhari, tidak ada cm, BB 50 Kg, palpasi ab- domen tidak
nyeri. Ha- sil pemeriksaan: TD 110/70 ditemukan massa, inspeksi tam- pak lubang
mmHg, N 80 x/ menit, P 20 x/menit, vagina dengan hymen kebiruan
36,50C. Remaja tersebut menolak bidan
saat ingin melakukan palpasi abdomen dan
inspeksi terhadap darah yang keluar.
A. Amenorhea
B. Hipermenorhea
C. Hipomenorhea
D. Oligomenorhea
E. Polimenorhea
27
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
28
Program Studi DIII Kebidanan
B. Aplasia vagina
C. Atresia vagina
D. Hematometra
E. Hymen Imperporata
A. Insisi hymen
B. Konseling gizi
29
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Memberikan analgetik
A. Menarche
B. Dismenore
C. Gangguan haid
30
Program Studi DIII Kebidanan
31
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
B. Metroragia
C. Polimenore
D. Hipermenore
E. Menometroragia
D. Olahraga teratur
E. Diet nutrisi
32
Program Studi DIII Kebidanan
A. Penyuluhan
B. Konseling nutrisi
D. Pemberdayaan ekonomi
A. Nausea
B. Vomiting
C. Hiperemesis
D. Morning sickness
E. Salivasi gravidarum
33
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
34
Program Studi DIII Kebidanan
A. Hipertensi Kehamilan
B. Preeklamsia ringan
C. Preeklamsia berat
D. Hipertensi Kronis
E. Eklamsia
A. Abortus imminens
B. Kehamilan ektopik
35
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
18. Seorang perempuan, umur 28 tahun, G1P0A0 120/80 mmHg, P 20x/menit, N 84 x/menit,
hamil 12 minggu, datang ke RS dengan TFU 30 cm, bagian fundus teraba bulat,
kelu- han nyeri perut bagian bawah. Hasil keras, me- lenting, pada bagian bawah teraba
anam- nesis: keluar darah sedang, bulat, lu- nak kurang melenting, DJJ 140
bercampur se- dikit gumpalan dari x/menit ter- dengar jelas di atas pusat.
kemaluan sejak 2 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg,
N 84 x/menit, ada kontraksi uterus, nyeri
tekan abdomen bagian bawah. Hasil
inspekulo tampak serviks membuka dan
terlihat jaringan pada serviks
A. Abortus Imminens
B. Abortus Komplit
C. Abortus Insipiens
D. Abortus inkomplit
E. Mola hidatidosa
A. Plasenta previa
B. Solusio plasenta
C. Abortus Imminent
D. Mola Hidatidosa
E. Kehamilan ektopik
36
Program Studi DIII Kebidanan
37
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Berjalan santai
B. Posisi trendenburg
A. 1 minggu
B. 2 minggu
C. 4 minggu
D. 6 minggu
E. 8 minggu
A. 1 x 60 mg
B. 2 x 60 mg
C. 1 x 80 mg
D. 2 x 80 mg
38
Program Studi DIII Kebidanan
23. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0 Tindakan pertama apakah yang tepat dilaku-
hamil 8 minggu, datang ke Puskesmas kan bidan pada kasus tersebut?
untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil
anamne- sis: 1 bulan yang lalu pernah
mengeluarkan perdarahan bercak sekali
saat awal kehami- lan. Hasil pemeriksaan:
TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, S 370C, P
20x/menit, TFU belum teraba, HCG urin
test (+).
A. Rujuk ke RS
B. Tirah baring
A. Gejala hipotensi
B. Anemia fisiologis
E. Kehamilan malposisi
39
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
40
Program Studi DIII Kebidanan
E. Melakukan rujukan ke RS
A. Melakukan rujukan
B. Memasang infus RL
C. Resusitasi intrauterine
A. Gawat Janin
B. Anemia ringan
C. Kehamilan normal
E. Hipotensi
41
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
nesis: sering pusing sejak 1 bulan yang Pemeriksaan penunjang apakah yang paling
lalu. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 tepat pada kasus tersebut?
mmHg, N 80 x/menit, P 20 x.menit, S 36,5
0C, TFU 34 cm, DJJ 100x/menit, Hb 10 A. Hemoglobin
gram%, protein urine (-). Bidan B. Glukosa urin
memberikan oksigen pada ibu se- banyak 5
liter/menit dan merujuk ibu.
42
Program Studi DIII Kebidanan
43
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Bayi besar
B. Anemia ringan
C. Anemia berat
D. Panggul sempit
E. Hipotensi
A. 1 minggu
B. 2 minggu
C. 3 minggu
D. 4 minggu
E. 5 minggu
44
Program Studi DIII Kebidanan
pintu atas panggul (pap), DJJ 142x/menit, C. Tidur menggunakan kasur yang lunak
reguler, ekstemitas bawah oedema. Bidan
melakukan pemeriksaan protein urine D. Jalan-jalan waktu pagi selama satu jam
dengan hasil menggumpal.
E. Anjuran merendam kaki dengan
Bagaimanakah penafsiran hasil air hangat
pemeriksaan penunjang pada kasus
tersebut?
A. (+)
B. (++)
C. (+++)
D. Negatif
E. Batas normal
A. Setinggi pusat
E. Pertengahan pusat – PX
45
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
46
Program Studi DIII Kebidanan
36. Seorang perempuan, umur 28 tahun, hamil 32 cemas menunggu persalinannya. Hasil pe-
minggu, datang ke Poskesdes, untuk me- meriksaan: TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit,
meriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: S 360C, P 20 x/menit, TFU 32 cm, presentasi
sering BAK sejak 3 hari yang lalu. Hasil pe-
meriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88
x/menit, P 20 x/menit, S 36,6oC, TFU 30
cm, DJJ 148 x/menit, presentasi kepala 3/5.
47
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Penerimaan diri
B. Kebutuhan seksual
C. Tanda-tanda persalinan
D. Teknik pernafasan
A. Baik
B. Jelek
C. Cukup
48
Program Studi DIII Kebidanan
49
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
41. Seorang bidan bertugas melakukan pen- catatan berkurang. Hasil pemeriksaan: TD 100/60
dan pelaporan hasil pelayanan yang mmHg, N 100 x/menit, P 24 x/menit, TFU 34
dilakukan dan situasi kesehatan ibu dan anak cm, DJJ (+) kurang jelas, palpasi sulit
melalui PWS KIA. Hasil pencatatan PWS dilakukan, ekstemitas bawah oedema,
KIA tersebut di sajikan dalam bentuk grafik
untuk kebutuhan pelaporan. Saat ini bidan
sedang membuat grafik tentang kunjungan
nifas yang dilayani 3 x oleh tenaga
kesehatan
A. K1
B. K4
C. KF
D. KN1
E. KN2
A. Vasa previa
B. Erosi portionis
C. Plasenta previa
D. Solusio plasenta
E. Kelainan hormonal
50
Program Studi DIII Kebidanan
A. Pemasangan infus
B. Pemeriksaan USG
C. Bedrest di puskesmas
51
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
52
Program Studi DIII Kebidanan
D. Memasukkan oksitosin 10 IU ke
dalam spuit
C. Perlahan-lahan membantu
kelahiran kepala
53
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
48. Seorang perempuan, umur 25 tahun, diletakkan di abdomen, tampak darah keluar
G2P1A0, usia kehamilan 40 minggu, kala I tiba-tiba dari vulva. Hasil pemer- iksaan:
di BPM, dengan keluhan sering mulas. tidak ada janin kedua, Kontraksi kuat.
Hasil anam- nesis: sudah keluar darah-
lendir, kontraksi makin sering, memilih
berbaring, Hasil pe- meriksaan: TD 110/80
mmHg, N 84 x/menit, S 36,5°C, P
18x/menit, kontraksi 3x/10’/40”, DJJ
132x/menit, penurunan 2/5, pembukaan 7
cm, portio tipis-lunak, ketuban utuh, UUK
kiri depan.
A. Duduk
B. Telentang
C. Miring kiri
D. Miring kanan
E. Setengah duduk
A. Usia ibu
B. Masa gestasi
C. Belum inpartu
54
Program Studi DIII Kebidanan
55
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
Tindakan apakah yang paling tepat dilaku- Tindakan awal apakah yang paling tepat pada
kan pada kasus tersebut? kasus tersebut?
56
Program Studi DIII Kebidanan
A. Beri dukungan
57
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
58
Program Studi DIII Kebidanan
A. Pimpin meneran
B. Segera Episiotomi
C. Lakukan amniotomi
A. Pimpin meneran
59
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Lakukan rujukan
A. Lakukan Rujukan
60
Program Studi DIII Kebidanan
61
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Partograf
B. Biodata pasien
A. Leukosit
B. Haemoglobin
C. Protein urine
D. Reduksi urine
E. Golongan darah
62
Program Studi DIII Kebidanan
A. Teknik relaksasi
B. Posisi persalinan
C. Dukungan keluarga
D. Hasil pemeriksaan
E. Rencana persalinan
63
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
64
Program Studi DIII Kebidanan
A. Inersia uteri
B. Ring bandle
C. Ruptur Uteri
D. Bradikardi
E. Takhikardi
65
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Tetap menyusui
C. Perawatan payudara
66
Program Studi DIII Kebidanan
67
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. KBI/KBE
B. Pasang infus
C. Penuhi nutrisi
D. Massage uterus
E. Pemberian uterotonika
A. Tumor
B. Abses
C. Mastitis
D. Retraksi puting
E. Bendungan ASI
68
Program Studi DIII Kebidanan
menyusu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD TFU setengah pusat sim- fisis, kontraksi
100/70 mmHg, S 38,80C, N 92x/menit, P uterus baik, lochea rubra, luka jahitan
22x/ menit, payudara keras, kemerahan dan perineum bersih dan kering.
nyeri saat dipalpasi.
A. Kompres dingin
B. Teruskan menyusui
A. Abses payudara
B. Infeksi mammae
C. Bendungan ASI
D. Retraksi nipple
E. Mastitis
69
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
70
Program Studi DIII Kebidanan
B. Haematoma
C. Varices
D. Selulitis
E. Abses
A. Gula darah
B. Kimia darah
C. Biakan darah
71
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
77. Seorang perempuan, umur 26 tahun, P2A1 jumlah darah satu pembalut penuh.
nifas 3 hari dikunjungi bidan ke rumah.
Hasil anamnesis: keluar darah banyak. Rencana asuhan apakah yang paling tepat
Hasil pe- meriksaan: TD 110/70 mmHg, S pada kasus tersebut?
380C, N 84 x/menit, P 19 x/menit, TFU 1
jari bawah pu- sat, kontraksi uterus
lembek, kandung kemih penuh dan tegang,
lochea rubra.
D. Subinvolusio
E. Infeksi nifas
A. Trombocitopenia
B. Leukocitopenia
C. Thalasemia
D. Leukemia
E. Anemia
72
Program Studi DIII Kebidanan
73
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Mastitis
B. Infeksi nifas
C. Engorgement
D. Bendungan ASI
E. Abses Payudara
A. Memasang infus
74
Program Studi DIII Kebidanan
A. Eklamsia
B. Epilepsi
C. Tetanus
D. Shock sepsis
E. Meningitis
A. Trikomoniasis
B. Kandidiasis
C. Klamedia
D. Gonore
E. Sifilis
75
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
76
Program Studi DIII Kebidanan
A. Ikterus fisiologis
86. Seorang bayi laki-laki, anak kedua baru dila- B. Jaundice patologis
hirkan 6 jam yang lalu di RS secara spontan.
Riwayat kelahiran: bayi bernafas spontan, C. Bayi normal
usia gestasi 40 minggu, inisiasi menyusu
dini berhasil, Bayi sudah BAK 1 kali, PB 48 D. Kern ikterus
cm, BB 2600 gram. Telah diberikan suntikan E. Letargi
Vit K1
77
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Disentri
B. Diare persisten
78
Program Studi DIII Kebidanan
79
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
80
Program Studi DIII Kebidanan
92. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun, dibawa 36,8°C, P 34 x/menit, jawa- ban ya pada
ibunya ke puskesmas dengan keluhan men- KPSP adalah 9.
cret sejak 2 hari yang lalu. Hasil
anamnesis: bayi rewel, BAB 3-5 kali Umur berapakah bayi tersebut dijadwalkan
sehari, konsistensi cair, tidak ada darah dipantau kembali tumbuh kembangnya?
dalam tinja, minum ban- yak. Hasil
pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 8,5 Kg,
PB 74 cm, S 37,5°C, P 36 x/menit, mata
tidak cekung, turgor kulit kembali cepat.
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian oralit
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian vitamin A
81
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
82
Program Studi DIII Kebidanan
A. 7 bulan
B. 8 Bulan 97. Seorang bayi laki-laki lahir lahir 2 jam yang lalu
di klinik dan sudah dilakukan IMD sela- ma 1
C. 9 bulan jam dan telah mendapatkan asuhan bayi
D. 10 bulan
E. 11 bulan
A. Cephal hematoma
B. Caput succedanium
C. Perdarahan intracranial
D. Perdarahan subaponeurotik
83
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
A. Rawat gabung
84
Program Studi DIII Kebidanan
85
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
100. Seorang bayi laki-laki lahir spontan, aterm 4 B. Letakkan dibawah lampu
jam yang lalu di Puskesmas. Berat lahir C. Berikan infus dekstrose
2550 gram, panjang badan 50 cm, ASI
keluar lan- car, hisapan bayi kuat. Hasil D. Berikan antibiotik
Pemeriksaan: menangis kuat, warna
kemerahan, gerakan aktif, frekuensi jantung E. Rujuk segera
120x/menit, S 37OC.
A. 6
B. 7
C. 8
D. 9
E. 10
86
Program Studi DIII Kebidanan
purna.
A. Immatur
B. Dismatur
C. Prematur
D. Post matur
E. Matur
A. AKDR
B. AKBK
C. MOW
D. Pil kombinasi
E. Suntik kombinasi
87
105. Seorang perempuan umur 25 tahun datang ada tanda-tanda kehamilan, PP test (-).
ke BPM. Mengeluh ingin memakai
kontrasepsi tetapi yang tidak mengganggu Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat
produksi ASI. Hasil anamnesis: mengaku pada kasus tersebut?
melahirkan 6 bu- lan yang lalu dan selama
ini memberikan ASI ekslusif dan belum
pernah haid. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 150/100
mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit S 36,70C.
A. MAL
B. AKBK
C. AKDR
D. Mini Pil
E. Suntik 3 bulan
A. Suntik 1 bulan
B. Suntik 3 bulan
B. IUD
C. Suntik
D. Kondom
E. Metode kalender
A. Mencabut IUD
B. Memberikan konseling
A. Memberi suntikan KB
B. Memberikan konseling
E. Menganjurka
110. Seorang perempuan, umur 28 tahun, aksep- 36,80C, tidak ada massa pada abdomen.
tor KB pil, datang ke BPM dengan keluhan
selama 3 bulan ini mengeluarkan bercak da- Rencana asuhan apakah yang paling tepat
rah berwarna merah kecoklatan dari jalan la- dilakukan pada kasus tersebut?
hir. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80
mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit, S 36,70C,
tidak ada masa pada abdomen, tampak
bercak darah (+).
A. Spotting
B. Menoragia
C. Metroragia
D. Haemoragia
E. Menometroragia
D. Mengganti kontrasepsi
E. Rujuk ke RS
A. MAL
B. AKDR
115. Seorang perempuan, umur 37 tahun, P5A1, mmHg, N 88 x/menit, S 36,7°C, abdomen ti-
datang ke BPM bersama suaminya untuk dak teraba adanya massa, PP test (-).
berkonsultasi mengenai metode KB. Ha-
sil anamnesis: menstruasi teratur, siklus 28
hari, anak terkecil 2 tahun, memiliki riwayat
preeklamsia dan perdarahan postpartum
serta berencana tidak ingin menambah anak.
Ha- sil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N
80 x/ menit, P 20 x/menit, abdomen tidak
teraba massa.
A. AKDR
B. AKBK
C. Suntik
D. MOW
E. Kondom
A. MAL
B. AKDR
C. AKBK
D. Suntik
E. Pil
A. Perimenopause
B. Polimenorhoe
C. Menopause
D. Amenorhoe
E. Hamil
E. Penggunaan kontrasepsi
A. Rujuk ke RS
B. Pasang infus
C. Tranfusi darah
D. Memberikan pil KB
A. Pap smear
B. Darah
C. Urin
D. IVA
E. USG
C. Evaluasi perkembangan 3
bulan kemudian
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian oralit
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian vitamin A
A. 7 bulan
B. 8 Bulan
127. Seorang bayi laki-laki, umur 2 bulan, Rencana asuhan apakah yang paling tepat
dibawa ibunya ke BPM untuk kontrol. pada kasus tersebut?
Hasil anamne- sis: bayi sehat, serta
menyusu kuat, riwayat A. Kolaborasi untuk pemberian antobiotik
imunisasi sebelumnya Polio 1 dan Hep.B 0. B. Rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
Hasil pemeriksaan: BB 4 Kg, PB 53 cm, S
36,8°C, P 40 x/menit, FJ 128x/menit.
A. BCG
B. DPT 1
C. HiB
D. Hep.B 1
E. Hep B 0
A. Campak
B. Polio
C. Hep.B
D. DPT
E. HiB
A. Cephal hematoma
B. Caput succedanium
C. Perdarahan intracranial
D. Perdarahan subaponeurotik
A. Berikan oksigen
B. Berikan antibiotik
C. Berikan kortikosteroid
A. Memandikan bayi
B. Memberikan Vit K1 1 mg
A. Apneu
B. Dispneu
C. Asfiksia
D. Takipneu
E. RDS
D. Berikan antibiotik
E. Rujuk segera
A. Immatur
B. Dismatur
C. Prematur
D. Post matur
E. Matur
A. AKDR
B. AKBK
C. MOW
D. Pil kombinasi
E. Suntik kombinasi
A. Menometroragia
B. Haemoragia
A. Metroragia
A. Amenorhea
A. Spoting
A. AKBK
B. AKDR
C. Pil progestin
D. Pil kombinasi
143. Seorang perempuan umur 35 tahun datang N 90x/menit, P 24x/menit S 36,70C, dan
ke BPM. Mengatakan ingin memakai tidak ditemukan tanda-tanda ke- mungkinan
kontrasep- si untuk mengatur jarak hamil, bidan memberikan konsel- ing.
kehamilan yang tidak mengganggu ASI.
Hasil anamnesis: melahir- kan anak Jenis konseling apakah yang dilakukan oleh
pertama 6 bulan yang lalu, selama ini
memberikan ASI ekslusif dan belum per-
nah haid.. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
170/100 mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit
S 36,70 C .
A. AKDR
B. AKBK
C. Suntik DMPA
D. Pil kombinasi
E. Suntik kombinasi
A. Awal
B. Lanjutan
C. Paripurna
D. Pembinaan
E. Pengenalan
A. 1 tahun
B. 2 tahun
C. 3 tahun
D. 4 tahun
148. Seorang perempuan umur19 tahun datang Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat
ke BPM untuk menunda kehamilan. Hasil pada kasus tersebut?
anam- nesis: telah menikah 2 bulan yang
lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD A. Pil
120/80 mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit B. IUD
S 36,70C., pp tes (-). Bidan telah
melakukan informed choice ke- pada klien
mengenai alat kontrasepsi.
A. KIE
B. Konseling
C. Informed consent
D. Pelayanan kontrasepsi
A. Pil
B. IUD
C. MOW
D. Suntik
E. Implant
A. Mencabut IUD
B. Memberikan konseling
A. Pil
B. Suntik
C. AKDR
D. AKBK
E. MOW
D. Mengganti kontrasepsi
E. Rujuk ke RS
A. Obesitas
B. Erosi porsio
C. Proses nidasi
D. Gangguan hormonal
E. Konseling
A. MAL
B. AKDR
C. Kondom
D. Metode kalender
E. Senggama terputus
lalu melakukan hubungan dengan suami teraba.
menggunakan kondom, namun bocor. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 110/80mmHg, Metode kontrasepsi apakah yang tepat pada
N 80x/menit, P 20x/menit, S 360C, kasus tersebut?
konjungtiva merah muda, payudara tidak
ada pembesaran, abdomen tidak tampak
pembesaran uterus.
A. Lakukan rujukan
A. AKDR
B. AKBK
C. Suntik
D. MOW
E. Kondom
B. AKDR
168. Seorang perempuan, umur 26 tahun, P2A0
C. AKBK postpartum 6 minggu, datang bersama pas-
D. Suntik
E. Pil
A. MKJP
B. Hormonal
C. Reversible
D. Irreversible
E. Sederhana
A. Pil
B. Kondom
C. Mini Pil
D. Suntik 3 bulan
E. Suntik 1 bulan
angannya ke BPM untuk ber-KB. Hasil an- x/menit, S 36,7°C, abdomen ti- dak teraba
amnesis: pernah gagal IUD, sedang pengo- adanya massa, PP test (-).
batan sirosis hepatis. Hasil pemeriksaan:
KU baik, TD 110/70mmHg, N 80x/menit, Pendidikan kesehatan apakah yang paling
P 20 x/ menit, S 360C. Konjungtiva merah te- pat untuk kasus tersebut?
muda, sk- lera kuning, payudara tidak ada
pembesaran, abdomen tidak ada
pembesaran uterus, ter- dapat pembesaran
hati.
A. Pil
B. Suntik
C. AKDR
D. AKBK
E. Kondom
E. Efek Samping KB
A. Perimenepause
B. Polimenorhoe
C. Menopause
D. Amenorhoe
E. Hamil
A. Darah lengkap
B. Pap smear
E. Biopsi banyak terjadi infeksi menular seksual
(IMS), bahkan kasus blenore. Masyarakat
berfikir kondisi yang terjadi adalah hal biasa
173. Seorang perempuan, umur 47 tahun, dan pelaku merupa- kan pahlawan keluarga.
datang ke BPM mengeluh haid tidak
teratur selama 1 tahun. Hasil anamnesis:
terkadang 3 bulan ti- dak haid, kadang
sangat banyak, cemas, dada berdebar-
debar, sulit tidur dan mudah tersing- gung.
Hasil pemeriksaan: TD 130/80 mmHg, N
88 x/menit, S 36 0C, P 18x/menit.
A. Penyakit jantung
B. Pre-menopause
C. Gangguan psikologis
A. Menorhagia
B. Metrorhagia
C. Polimenorhea
D. Oligomenorhea
E. Hipomenorhoe
A. Infeksi
B. Neoplasia
C. Menopause
D. Gangguan hormonal
E. Penggunaan kontrasepsi
A. Rujuk ke RS
B. Pasang infus
E. Memberikan tablet besi datang ke Puskesmas dengan keluhan cepat
lelah. Hasil anamnesis: sering merasa haus,
sering BAK terutama malam hari, BB turun
178. Seorang perempuan, umur 50 tahun, ekstrim. Hasil pemeriksaan: konjungtiva
merah muda, TD 140/80 mmHg, N 84
datang ke Puskesmas mengeluh keputihan.
x/menit, S 36,8°C, BB 54 kg (sebelumnya 65
Hasil anamnesis: tidak gatal, encer, tidak
kg).
berbau, tidak haid sejak 2 tahun yang lalu.
Hasil pe- meriksaan: TD 130/80 mmHg, N
84 x/menit, S 36,8°C, abdomen tidak
teraba massa dan tidak merasakan nyeri
tekan.
A. Pap smear
B. Darah
C. Urin
D. IVA
E. USG
A. Edukasi
B. Konseling
C. Sosialisasi BPJS
B. Diabetes mellitus
C. Hipertensi
D. Nokturia
E. Anemia
BAGIAN 7
KUNCI JAWABAN LATIHAN
SOAL UJI KOMPETENSI
DAN PEMBAHASANNYA
Program Studi DIII Kebidanan
4. E (polimenorhea)
63
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
BAGIAN 7 fisik.
1. B (hipermenorhea)
64
Program Studi DIII Kebidanan
35 cc (10 cc – 80
Jumlah darah Volume sama
cc)
5. E (hymen Imperforata)
7. E (kebutuhan nutrisi)
65
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
66
Program Studi DIII Kebidanan
Makanan yang dianjurkan bagi penderita ane- berlebih, perlu pengaturan nutrisi agar berat badan
mia adalah yang mengandung: normal dan haid bisa teratur. Siklus haid jarang dapat
disebabkan oleh gangguan hormon akibat kelebihan
Zat Besi ( Fe ): Ati, daging sapi, kuning berat badan.
telur, buah-buahan yang dikeringkan
( misal : kismis ), sayur-sayuran yang
ber- warna hijau (kangkung, daun katuk,
daun ubi jalar, bayam, daun singkong,
kacang buncis, kacang panjang dll. ).
Asam Folat: Ati, jamur, pisang, apel
Protein: Telur, susu, tahu, tempe,
ka- cang-kacangan
9. B (dismenorhea)
10. C (polimenorhea)
67
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
Haid yang jarang bisa menyebabkan kesulitan merupakan bagian dari KIE tersebut khususnya
hamil. Jika kehamilan tidak terjadi setelah 1 tahun bagaimana penanganannya.
dengan kontak seksual teratur, maka sudah
terkategori infer- tilitas yang perlu rujukan untuk
pengelolaan selanjut- nya.
68
Program Studi DIII Kebidanan
69
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
70
Program Studi DIII Kebidanan
traksi dan tidak nyeri merupakan data fokus yang saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon
mengarah pada plasenta previa. Opsi jawaban yang sangat berubah drastis.
solutio plasenta bukan merupakan jawaban karena
tidak ada faktor predisposing misalnya hipertensi,
dan tidak ada pengeluaran darah berwarna 24. B (Anemia Fisiologis)
kehitaman maupun adanya kontraksi uterus yang
disertai rasa nyeri.Se- dangkan opsi jawaban C, D,
dan E merupakan jenis perdarahan pada kehamilan
muda (dibawah 20 ming- gu) sedangkan datanya
perdarahan setelah 20 ming- gu.
21. B (2 minggu)
22. A (1 x 60 mg)
71
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
72
Program Studi DIII Kebidanan
Pada kehamilan akan terjadi suatu keadaan B. Memastikan asupan cairan ibu memadai
ane- mia fisiologis yang terjadi sebagai akibat dengan pemberian cairan lewat infus.
peningkatan volume sirkulasi dan komponen plasma
yang tidak sebanding dengan peningkatan komponen C. Mengubah posisi ibu dengan memintan-
seluler, se- hingga akan terjadi gambaran hemodilusi. ya berbaring di sisi kiri. Hal ini bertujuan
jika kadar Hb 10 – 11 g/ dl dianggap sebagai anemia
fisiologis (delusional) atau pseudoanemia. Jika
seorang wanita hamil dikatakan anemia patologis,
kadar hemoglobin (Hb) < 10 g/ dl. Suatu anemia
patologis dikategorikan berat atau disebut anemia
gravis jika kadar Hb 6 g/ dl.
73
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
B. Hipotensi
74
Program Studi DIII Kebidanan
75
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
Pada kehamilan trimester I dan III kadar hae- 37. E (informasi tanda bahaya trimester 3)
moglobin normal diatas 11 gr/dl. Pada usia kehamilan 34 minggu seorang
G2P0A1 (seperti primipara karena belum pernah
32. D (4 minggu) melahirkan) seharusnya bagian terbawah janin sudah
masuk PAP pada usia kehamilan antara 34-36 ming-
Evaluasi untuk keefektifan pemberian Fe dan gu, sehingga perlu diberikan prioritas pendidikan
asam folat sebaiknya dilakukan 1 bulan kemudian (4 kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan. Untuk
minggu). Satu bulan setelah pemberian Fe+asam fo- opsi jawaban yang lain (A) tidak ada indikasi untuk
lat, bidan perlu melakukan pemeriksaan diberikan TT, (B) persiapan persalinan belum menja-
haemoglobin kembali. di prioritas karena ada hal yang lebih penting, (C)
dan
(D) tidak ada indikasi untuk memberikan pendidikan
33. C (+++) kesehatan tentang gizi dan nutrisi ibu hamil.
Pada pemeriksaan kualitatif reduksi urine den-
gan hasil menggumpal dapat diinterpretasikan hasil 38. E (adaptasi psikologi trimester 3)
positif 3 (+++)
Adaptasi psikologi Trimester 3 karena pada
seorang ibu hamil TM III akan mengalami
34. A (setinggi pusat) perubahan psikologis terkait persalinannya akan
Untuk usia kehamilan 24 minggu jawabannya merasakan ce- mas apakah persalinannya akan
adalah TFU setinggi pusat. TFU kehamilan untuk normal, apakah bayi yang dikandungnya mengalami
jawaban yang lain adalah sebagai berikut: kecacatan ataukah ti- dak.
Setinggi pusat adalah 24 minggu 39. A (makan sering dengan porsi kecil)
jari diatas pusat adalah 28 minggu Dengan makan sedikit dapat mengantisipasi
jari dibawah pusat adalah 20 minggu kekurangan nutrisi karena mual yang dirasakan ibu.
76
Program Studi DIII Kebidanan
a
n
g
k
a
c
a
k
u
p
a
n
m
e
l
e
b
i
h
i
/
d
i
a
t
a
s
t
a
r
g
e
t
d
a
n
77
wilayah dan angkanya meningkat dari bulan
lalu.
43. D (Rujuk Ke rumah sakit)
2. Lakukan PTT
3. Bila PTT tidak berhasil, lakukan plasenta
manual secara hati-hati
71. C (mastitis)
76. D (haemoglobin)
77. D (subinvolusio)
78. E (anemia)
84. A (malaria)
85. A (rooting)
94. C (9 bulan)
101. D (9)
103. C (Prematur)
105. C (AKDR)
107. A (Pil)
110. A (Spotting)
114. C (Kondom)
115. D (MOW)
116. A (MAL)
118. A (Perimenopause)
121. D (IVA)
127. A (BCG)
136. C (asfiksia)
Kadar Bilirubin
Daerah Luas Ikterus
(mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 (+) Badan bagian atas 9
Daerah 1,2 (+) Badan bagian
3 11
bawah dan tungkai
maka segera dilakukan perawatan metode kanguru. Sesuai dengan klasifikasi persyaratan medis
Jika bayi diletakkan dibawah lampu, kehangatan penggunaan metode kontrasepsi,kondisi laktasi 6
ku- rang dapat terkontrol dan tidak ada keuntungan mingggu-< 6 bulan laktasi untuk metode kontrasep-
terha- dap aspek psikologis ibu bayi. Sedangkan si pil kombinasi, suntik kombinasi merupakan masuk
pemberian infus dekstrose bukan merupakan kedalam kategori 3 yaitu tidak dianjurkan, sedang-
pilihan karena bayi tidak hipoglikemia, dan
pemberian antibiotika tidak ada indikasi, untuk
opsi dirujuk segera bukan mer- upakan pilihan
yang tepat karena tidak ada indikasi untuk dirujuk
yang ditandai dengan adanya hasil pe- meriksaan
fisik dalam batas normal dan reflex hisap yang
kuat.
139. D (Postmatur)
140. B (AKBK)
141. D (Amenorhea)
142. B (AKBK)
kan untuk metode kontrasepsi pil progestin, DM- Setelah 3 tahun, klien atau akseptor dianjurkan
PA,AKBK, ADKR dapat digunakan. Namun karena untuk istirahat dari keterpaparan kontrasepsi hormon-
HIV (+), AKDR tidak dapat digunakan, sedang da-
lam terapi TB, kontrasepsi pil tidak dianjurkan
karena dapat berinteraksi dengan obat TB.
145. C (Paripurna)
149. B (IUD)
150. A (Pil)
153. A (pil)
162. C (Kondom)
164. D (MOW)
165. A (MAL)
kasus tersebut adalah MAL. Keluhan yang dirasakan menunjukkan gejala
perimenepause.Apabila ibu sudah tidak
mendapatkan haid selama satu tahun maka dapat
166. C (Reversible) dikatakan meno- pause, sedangkan polimeneorhoe
Metode kontrasepsi reversibel adalah bentuk adalah gangguan
metode kontrasepsi yang kembali ke kondisi
kesub- uran yang cepat sehingga sesuai kasus
tersebut klien 17 tahun masuk dalam kategori fase
menunda ke- hamilan, sehingga sesuai kasus klien
dapat memilih metode kontrasepsi yang reversibel
167. B (Kondom)
168. E (Kondom)
171. A (Perimenopause)
haid berupa silkus haid yang lebih singkat dari 21 menganggap bi- asa berbagai kejadian yang terjadi.
hari.Kasus tersebut belum menunjukkan tanda-tan- Perlu kerjasama dengan tokoh masyrakat agar suasana
da kehamilan walaupun terjadi amenorhoe sehingga kondusif bagi bidan untuk dapat melaukan
jawaban yang paling tepat adalah A. penyuluhan dan kegiatan
172. E (Biopsi)
173. B (Premenopause)
174. C (Polimenorhea)
178. D (IVA)
179. A (Edukasi)
87
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
LAMPIRAN 1
GLOSSARIUM
Amenorhea Tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (tidak haid)
Asuhan pada masa hamil yang meliputi pemeriksaan dan layanan selama kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu meng-
ANC
hadapi persalinan, masa nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
Anterior Istilah anatomi yang berarti struktur bagian depan
Akselerasi Persalinan Meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan
Daerah gelap di sekitar puting payudara, yang dapat melebar atau lebih gelap selama
Areola
kehamilan
Gerakan yang mudah digoyangkan dari suatu massa yang mengapung. Pada
Ballotement kehami- lan biasanya menunjukkan adanya janin, namun belum bisa dirasakan
bagian-bagian kecil dari janin tersebut.
Bidang Hodge Garis khayal bidang panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala ja-
nin pada panggul
Suatu pengukuran, biasanya dinyatakan dalam persentase terhadap individu, kelom-
Cakupan
pok, masyarakat dengan kondisi tertentu.
Gejala mual - biasanya disertai muntah - yang umumnya terjadi pada awal kehami-
Emesis Gravidarum
lan, biasanya pada trisemester pertama.
Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam ka-
Inversio uteri
vum uteri
Hipermigmentasi yang berupa bercak kecoklatan yang tampak di kulit kening dan
Kloasma Gravidarum
pipi
Masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan
Klimakterium
terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun
Serangkaian kontraksi rahim yang teratur karena otot-otot polos rahim yang bekerja
HIS dengan baik dan sempurna secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks
(rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu
His lemah sifatnya tidak kuat
His Hipotonik
Nausea
Neonatal Bayi baru lahir yang dihitung mulai dari sesaat setelah lahir sampai 28 hari
Suatu teknik pemeriksaan dengan rabaan untuk menentukan tinggi fundus uteri, ba-
Palpasi Leopold
gian atas, bagian samping, bagian bawah janin.
Fase transisi menuju menopause yang dimulai beberapa tahun sebelum menopause
Perimenopause
terjadi
Guratan yang muncul di permukaan kulit ibu hamil sebagai akibat peregangan yang
Striae Gravidarum
berlebihan karena pembesaran uterus.
Terganggunya proses involusi uterus pada ibu karena kegagalan uterus kembali pada
Sub Involusi Uterus
ukuran yang normal sesuai dengan tahapan pada masa nifas
88
Program Studi DIII Kebidanan
Teknik mengukur panjang janin dari bagian luar perut ibu. Pengukuran dilakukan
Teknik TFU dengan menggunakan meteran kain yang mengukur jarak kepala dan bokong janin.
Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dalam bulan.
2. Tekanan darah
4. Tetanus Toxoid
5. Tablet besi
6. Pemeriksaan Hb
7. Pemeriksaan VDRL
89
Pa nd ua n P e r s i a p a n Pe se r t a Uji K o m pt e n s i N a s i o n a l
90
Program Studi DIII Kebidanan
LAMPIRAN 2:
DAFTAR SINGKATAN
P Pernafasan
PAP Pintu Atas panggul
PB Panjang Badan
PD Periksa Dalam
PE Pre-eklamsi
91
DAFTAR SINGKATAN KETERANGAN
PER Pre-eklamsi Ringan
PEB Pre-eklamsi Berat
PMB Praktik Mandiri Bidan
PKM Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
PTT Penegangan Tali Pusat Terkendali
Puka Punggung kanan
Polindes Pos bersalin desa
Posyandu Pusat pelayanan terpadu
PUS Pasangan Usia Subur
Puki Punggung kiri
Pustu Puskesmas pembantu
PWS Pemantauan Wilayah Setempat
RS Rumah Sakit
S Suhu
SC Sectio Caesarea
TD Tekanan Darah
TBJ Taksiran Berat Janin
TFU Tinggi Fundus Uteri
TT Tetanus Toksoid
UUK Ubun-ubun Kecil
Ka Kanan
Ki Kiri
OUI Ostium Uteri Interna
OUE Ostium Uteri Eksterna