Disusun oleh:
Tim pengembang modul DIII Kebidanan
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
i
TIM PENYUSUN
J.M Mehta
Juli Oktalia
Yuni Istiananingsih
Ferina
Chris Sriyanti
Tri Setiowati
Endang Surani
Jumiarni Ilyas
Bintang Petralina
TIM EDITOR
Uji kompetensi nasional adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan proses pendidikan dan
mena- jamakan pencapaian relevansi kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan
masyarakat. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta
didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan. Uji Kompetensi
Nasional diselenggara- kan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Kebidanan dan
Organisasi Profesi. Panitia Penyelenggara ditetapkan melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi. Se- lain hal tersebut, Uji Kompetensi Nasional dapat dijadikan sebagai bagian dari
penjaminan mutu pendidikan.
Berdasarkan pada UU Nomor 12 Tahun 2012 pasal 44 telah dijelaskan tentang kewenangan pembe-
rian sertifikat kompetensi, namun belum dijelaskan mekanisme proses sertifikasinya. Untuk itu Pemerintah
berkewajiban menyediakan standar sistem uji kompetensi yang berlaku secara nasional untuk menjamin
mutu pelaksanaan uji kompetensi. Untuk memperjelas pelaksanaan uji kompetensi nasional bagi calon
peserta uji kompetensi DIII Kebidanan maka perlu disusun buku ini. Diharapkan buku ini dapat menjadi
acuan bagi persiapan calon peserta dalam mempersiapkan diri menghadapi uji komptensi nasional untuk
tingkat DIII Kebidanan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
TIM PENYUSUN ii
DAFTAR ISI iv
Bagian 6 24
Bagian 7 62
Lampiran 1: Glossarium
BAGIAN I
Calon peserta didaftarkan secara kolektif oleh program studi calon peserta. Mekanisme pemberitahuan
dari program studi kepada para calon peserta (lulusan) bermacam- macam tergantung pengelola program
stu- di. Informasi mengenai persyaratan, waktu dan biaya pendaftaran dapat dilihat di laman http://ukbidan.
ristekdikti.go.id/.
Berdasarkan http://ukbidan.ristekdikti.go.id/ maka persyaratan Umum Peserta Uji Kompetensi Bagi
Mahasiswa Program DIII Kebidanan adalah sebagai berikut:
a. Calon Peserta harus terdaftar dalam PD Dikti (https://forlap.ristekdikti.go.id).
b. Mahasiswa yang belum memiliki ijazah, tetapi telah menyelesaikan proses pendidikan dan
dinyatakan lulus dari hasil yudisium institusi
c. Besarnya biaya uji kompetensi akan ditetapkan dan disesuaikan serta diumumkan melalui laman
http:// ukbidan.ristekdikti.go.id/
Seluruh persyaratan peserta harus dipenuhi, jika ada salah satu dari persyaratan tersebut tidak dipenuhi,
proses pendaftaran tidak dapat dilakukan.
7
BAGIAN 2
PETUNJUK UMUM
PERSIAPAN MENGHADAPI
UJI KOMPETENSI
NASIONAL
DIII KEBIDANAN
Program Studi DIII Kebidanan
BAGIAN 2
PETUNJUK UMUM PERSIAPAN MENGHADAPI UJI KOMPETENSI NASIONAL
DIII KEBIDANAN
Panduan ini memberikan gambaran ruang lingkup dan pola soal yang digunakan dalam uji kompetensi
nasional DIII kebidanan.
Berikut adalah TIPS DAN TRIK untuk sukses menghadapi Uji Kompetensi:
3. Gunakan referensi yang berlaku secara nasional. (Perhatikan antara standar nasional dan standar lokal
yang berlaku).
Ingat uji kompetensi nasional hanya mengacu pada referensi yang berlaku secara nasional. Jika anda
belum pernah berinteraksi dengan referensi ini, maka silahkan mengakses referensi nasional yang ada.
4. Cermati kisi-kisi soal uji kompetensi nasional yang berguna untuk mengarahkan anda dalam
mempelajari materi yang diujikan.
5. Cobalah berlatih mengerjakan soal-soal yang tersedia dalam buku panduan ini dengan cara:
a. Mandiri, tanpa bantuan orang lain atau membaca referensi/buku sumber, lalu bandingkan
jawaban anda dengan kunci jawaban.
c. Pelajari dan ulangi materi yang tidak dipahami.dengan menggunakan buku referensi.
d. Jangan sekali-kali menghapal soal, namun pahami materi dan pertanyaan setiap soal.
6. Berikut ini adalah beberapa cara praktis atau tips mengerjakan soal saat mengikuti uji kompetensi nasi-
onal.
a. Jumlah soal uji kompetensi nasional adalah 180 soal dengan jumlah waktu pengerjaan selama 3
jam (180 menit).
b. Baca dengan cepat setiap kata. Kecepatan membaca ideal untuk ujian nasional adalah 300 kata
per menit. Lebih cepat lebih baik. Baca setiap kata dan buatlah analisa dan keputusan hanya
berdasar- kan data dan pertanyaan yang tertulis saja.
9
Panduan Persiapan Peserta Uji Komptensi Nasional
c. Waktu rata-rata yang digunakan untuk menjawab soal adalah 60 detik. Perhatikan waktu yang
ter- sisa untuk memilih soal yang bisa dikerjakan dengan baik. Secara umum 60 detik dinggap
waktu yang cukup untuk mengerjakan satu soal. Jangan tergesa-gesa, fokus pada soal.
d. Jawab semua soal, prioritaskan menjawab soal yang mudah, jangan terpaku pada soal yang sulit.
Pada akhir waktu ujian, pastikan semua soal sudah dijawab. Jawaban benar nilai positif 1 dan
tidak ada nilai negatif (pengurangan) untuk jawaban yang salah.
e. Pahami struktur/bagian soal. Struktur/bagian soal terdiri atas: vignet atau kasus, pertanyaan, dan
pilihan jawaban (ada 5 pilihan ; a, b, c, d, e). Dalam soal uji kompetensi nasional, disediakan
han- ya 1 PILIHAN jawaban benar, tidak ada pilihan jawaban misalnya; TIDAK ADA semua
jawaban benar atau bukan salah satu jawaban diatas.
f. Perhatikan badan soal yang biasanya menyajikan kasus klinis. Ada 3 hal penting yang harus
diper- hatikan yaitu: keluhan utama, data klinis, dan tempat pelayanan yang disebutkan dalam
vignet tersebut. Kemampuan menghubungkan 3 hal penting tersebut dapat membantu
mengarahkan untuk mengelimininasi jawaban yang salah dan mencari pilihan jawaban yang
paling tepat.
g. Soal uji kompetensi nasional DIII kebidanan dapat berupa kasus, pernyataan atau hasil penelitian.
a. Kasus: berisi karakteristik pasien atau situasi tertentu, alasan datang, setting lokasi Bidan,
hasil pengkajian.
Perhatikan glossary istilah pada panduan ini agar anda lebih memahami isi badan soal.
h. Perhatikan kata-kata kunci dalam pertanyaan. Kata-kata kunci ini adalah modal untuk fokus
memilih jawaban yang semuanya tampak benar. Dibawah ini adalah contoh kata kunci:
Data tambahan; data tambahan apakah yang paling penting pada kasus tersebut?
Jenis pemeriksaan penunjang; jenis pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat
pada kasus tersebut?
Diagnosis paling mungkin; diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
Masalah potensial yang paling mungkin, masalah potensial yang paling mungkin pada
kasus tersebut?
Langkah awal; langkah awal apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
Langkah selanjutnya; langkah selanjutnya manakah yang paling tepat dilakukan pada
kasus tersebut?
Rencana asuhan Kebidanan ; rencana asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada
kasus tersebut?
Program Studi DIII Kebidanan
Asuhan yang diberikan ; asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus terse-
but?
Pendidikan kesehatan ; pendidikan kesehatan apakah yang paling tepat pada kasus
terse- but?
Sikap bidan ; sikap bidan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
Evaluasi asuhan ; evaluasi asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus
terse- but ?
i. Bacalah setiap pilihan jawaban yang tersedia sebelum menjawab. Eliminasi atau abaikan pilihan
jawaban yang salah atau tidak mungkin. Fokuskan jawaban anda pada kata penting dalam
vignette dan kata kunci pertanyaan. Bila tidak yakin, baca ulang pertanyaan sebelum
memutuskan pilihan.
j. Yang perlu diingat, semua pilihan tidak ada yang salah. Yang ada hanya rentang dari kurang
tepat hingga sangat tepat, atau rentang baik dan sangat baik. Pengecoh dibuat berdasarkan
kenyataan lapangan. Ketepatan pilihan jawaban sangat dipengaruhi oleh pemahaman teori dan
kata kunci
11
BAGIAN 3
KISI KISI SOAL UJI
KOMPETENSI NASIONAL
DIII KEBIDANAN
Program Studi DIII Kebidanan
BAGIAN 3
Kisi-kisi soal atau Blueprint adalah gambaran peta soal ujian yang menggambarkan tentang jumlah
dan penyebaran soal uji. Blueprint dapat digunakan mahasiswa untuk menentukan strategi belajar dan
strategi menjawab soal uji.
Kisi-kisi ujian atau ruang lingkup uji kompetensi ini dikembangkan dan ditetapkan secara nasional,
mengacu pada standar kompetensi lulusan/capaian pembelajaran D III Kebidanan. Bila anda memahami peta
pembelajaran seperti tergambar dalam blueprint akan memudahkan anda dalam menentukan strategi belajar
dan mengerjakan soal secara efektif.
Tinjauan V
BLUEPRINT UJI KOMPETENSI NASIONAL PROGRAM STUDI No Manajemen Asuhan Soal ( % )
DIII KEBIDANAN
1 Pengkajian 15-20
(sumber http://ukbidan.ristekdikti.go.id/prosedur_pendaftaran)
2 Diagnosis 15-20
3 Perencanaan 15-20
Tinjauan I
4 Implementasi 15-20
No Area Kompetensi Bidan Soal ( % )
5 Evaluasi 15-20
1 Etik legal dan keselamatan pasien 2-6
2 Komunikasi efektif 2-4
3 Pengembangan diri dan profesionalisme 3-7
Tinjauan VI
4 Landasan ilmiah praktek kebidanan 30-35
No Sasaran Soal ( % )
5 Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan 40-45 1 Individu 55-60
6 Promosi kesehatan dan konseling 4-7 2 Keluarga 15-20
7 Manajemen dan kepemimpinan 4-6 3 Masyarakat 15-20
Tinjauan II Tinjauan VI `
No Domain Soal ( % ) No Setting Pelayanan Soal ( % )
1 Kognitif 25-30 1 Komunitas 35-40
2 Psikomotor (prosedural knowledge) 55-60 2 Klinik/ unit kesehatan 35-40
3 Konatif (afektif knowledge) 10-15 3 Rumah sakit 15-20
Berikut ini adalahTinjauancontohIII tabel jumlah soal uji kompetensi berdasarkan dari 7 tinjauan yang terdapat
dalam
No blue print.
Siklus Kesehatan Reproduksi Perempuan Dalam Soal ( % )
Keluarga
1 Remaja 2-5
Tinjauan 3 Jumlah Soal Tinjauan 4 Jumlah Soal
2 Pra konsepsi 2-5 Dari 180 Dari 180
3 Hamil 20-25 Butir Soal Butir Soal
4 Bersalin 15-20 REMAJA 4 – 9 soal Fisiologis / normal 81 – 90 soal
5 Nifas 15-20 PRAKONSEPSI 4 – 9 soal Deteksi dini kom- 27 – 36 soal
plikasi
6 Masa antara 5-10
HAMIL 36 – 45 soal Rujukan 18 – 27 soal
7 Perimenopause 5-10
BERSALIN 27 – 36 soal Kegawatdaruratan 18 – 27 soal
8 Bayi baru lahir 5-10
NIFAS 27 – 36 soal
9 Bayi dan balita 5-10
MASA ANTARA 9 – 18 soal
Tinjauan IV
No Lingkup Praktik Bidan Soal ( % ) PERIMENOPAUSE 9 – 18 soal
1 Fisiologis/normal 45-50 BAYI BARU LAHIR 9 – 18 soal
2 Deteksi dini komplikasi 15-20 BAYI DAN BALITA 9 – 18 soal
3 Rujukan 10-15
4 Kegawatdaruratan 10-15
13
BAGIAN 4
GAMBARAN LINGKUP
MATERI UJI KOMPETENSI
NASIONAL DIII
KEBIDANAN
Program Studi DIII Kebidanan
BAGIAN 4 No
1.2. Deteksi dini komplikasi, rujukan & kegawatdaruratan
Sub Topik Elemen Key Point
- Gangguan haid • Gejala gangguan haid
GAMBARAN LINGKUP MATERI • Jenis-jenis gangguan haid
• Penyebab gangguan haid
UJI KOMPETENSI NASIONAL • Penanganan gangguan haid
• Rujukan
DIII KEBIDANAN -Struktur hymen • Anatomi
• Jenis-jenis gangguan struk-
tur hymen
Gambaran ruang lingkup isi materi dibawah • Penyebabnya
• Penanganan gangguan struk-
ini kami kelompokkan berdasarkan tinjauan 3 dalam tur hymen
blue print uji kompetensi Nasional. • Rujukan
15
2. Pra Konsepsi 3. Kehamilan
3.1. Fisiologi
2.1. Fisiologi
No Sub Topik Elemen Key Point
No Sub Topik Elemen Key Point
• Identifikasi BMI/IMT un-
derweight, ideal, Menentukan • Berapa usia kehamilan
overweight, obese sebelum usia kehamilan • Kapan tafsiran persalinan
hamil, saat hamil dan nifas
• Bagaimana meningkatkan
dan mempertahankan BB Fissiologi ke-
1 Tanda pasti • apa saja tanda tidak pasti ke-
yang sehat hamilan
dan tidak pasti hamilan
• Jenis-jenis makanan sehat
kehamilan • apa tanda pasti kehamilan
yang dianjurkan
- Nutrisi sehat • Penyakit/gangguan akibat Pertumbuhan • Bagaimana pertumbuhan
BMI/IMT underweight, dan perkemban- janin
overweight, obese sebelum gan janin
hamil, saat hamil dan nifas
• Apa pengaruhnya - Peningkatan • Apa penyebab dari masing –
• Penanganan BMI/IMT un- hCG masing komponen perubah-
derweight, overweight, - Mual-muntah an fisik tersebut
Perubahan fisik
obese sebelum hamil, saat - Gangguan • Bagaimana ukuran
dan psikis pada
hamil dan nifas 2 neliminasi pembesa- ran kehamilan
Perencanaan masa kehamilan:
1 • Rujukan - Pembesaran pada TM I
kehamilan sehat Trimester 1
uterus • Bagaimana cara melakukan
• Jenis aktivitas untuk mem- - Perubahan pemerik
persiapkan kehamilan sehat psikologis • Bagaimana asuhan yang
• Penyakit/gangguan akibat diberikan
- Aktivitas sehat aktivitas kurang sehat
- Anemia fisiol- • Kapan puncak hemodelusi
• Pengaruh pola hidup sehat
ogis termasuk • Berapa kategori anemia
terhadap kesehatan repro-
puncak hemo- • Berapa TBJ
duksi
dilusi • Berapa gerakan janin yang
• Jenis pemeriksaan yang dib- - Pembesaran normal
utuhkan uterus, taksiran, • Berapa DJJ
• Jenis Penyakit/gangguan Berat janin • Berapa kenaikan BB
yang penting dideteksi sebe- 3 Trimester 2 dan 3 - Pergerakan • Bagaimana kenaikan TD
lum merencanakan kehami- janin, DJJ • Apa saja gangguan body im-
-Pemeri ks aan
lan - Kenaikan BB, age
kesehatan
• Pengaruh pola hidup sehat TD • Apa saja persiapan persali-
terhadap kesehatan repro- - Gangguan nan
duksi body image • Asuhan apa yang diberikan
• Kolaborasi pemeriksaan - Persiapan pada trimester ini
2.2. Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan persalinan
No Sub Topik Elemen Key Point - PWS KIA (K1) • Apa defenisi k1 dan k4
Pencatatan dan
4 - K4 • Trend PWS
• Jenis-jenis anemia pelaporan
• Penyebab anemia
• Pengaruh anemia terhadap 3.2 Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan
- Anemia kesehatan reproduksi - Hiperemisis
• Penanganan anemia - Perdarahan • Apa tanda gejala
• Rujukan pada anemia patol- hamil muda • Bagaimana penanganan awal
ogis (Abortus, mola- • Bagaimana Stabilisasi untuk
hidatidosa, KE, rujukan
• Definisi infertilitas primer
KET • Penangangan kegawat daru-
• Penyebab infertilitas primer 1 Trimester 1 - Anemia ratan
- Infertilitas • Pengaruh infertilitas primer
primer terhadap kesehatan reproduksi - IMT • Asuhan yang diberikan
• Penanganan infertlitas primer - Kehamilan • Bagaimaa mekanisme ruju-
• Rujukan tidak diinginkan kan
- Blighted Ovum
• Definisi infertilitas sekunder
• Penyebab infertilitas sekunder
• Pengaruh infertlitas sekunder
- Infertilitas terhadap kesehatan reproduksi
sekunder
- Tanda-tanda
Masalah dan • Penanganan infertlitas bahaya: Pre-
1 gangguan pada sekunder eklampsia/ec-
pasangan • Rujukan lampsia, diabetes
• Penyebab HIV AIDS gestasional,
• Patofisiologi HIV AIDS perdarahan • Apa tanda gejala
• Pengaruh HIV AIDS terhadap antepartum • Bagaimana penanganan awal
kesehatan reproduksi (solusio plasen- • Bagaimana Stabilisasi untuk
- Pasangan HIV • Pencegahan penularan ta, plasenta rujukan
dan AIDS • Pencegahan penularan ibu ke 2 Trimester 2 dan 3 previa) • Penangangan kegawat daru-
janin - Kelainan ratan
• Penanganan letak • Asuhan yang diberikan
• Rujukan (melintang. • Bgm mekanisme rujukan
Memanjang)
- Hidramnion
• Prosedur adopsi
- Gemelli
• Pemilihan lembaga adopsi
- Gawat janin
- Proses Adopsi • Persiapan fisik dan psikologis
• Kolaborasi pendekatan multi- - Ketuban Pecah
displin sebelum wak-
tunya
16
Program Studi DIII Kebidanan
4. Persalinan
• Apa saja tanda pelepasan
4.1. Fisiologi plasenta?
No Sub Topik Elemen Key Point • Bagaimana prosedur MAK
III?
MAK III • Bagaimana plasenta lepas
• Apa saja tanda inpartu dari insersinya?
Tanda inpartu • Kapan terjadi inpartu • Berapa lama waktu normal
atau belum • Bagaimana terjadinya inpar- MAK III dilakukan?
tu
• Apa saja indikator pengece-
kan plasenta?
• Apa saja mempengaruhi per- Pengecekan • Apa akibat dari plasenta
salinan? (dilihat dari Power kelengkapan yang tidak lengkap?
Faktor yang 3 Kala III
passage dan passenger) plasenta • Apa penyebab plasenta lahir
mempengaruhi
• Apa saja kebutuhan ibu ber- tidak lengkap?
persalinan
salin kala I?
Pengecekan la- • Kapan pengecekan laserasi
• Apa saja yang dipantau da- serasi dan perineum dilakukan?
lam kemajuan persalinan? Penja- hitan • Apa saja jenis penjahitan
• Apa saja yang dipantau da- perineum perineum?
lam kesejahteraan janin? • Kapan dilakukan?
• Apa saja yang dipantau da- • Apa saja komplikasi
1 Kala I Pemantauan ke- penjahi- tan perineum?
lam kesejahteraan ibu?
majuan persali- • Batas grade laserasi yang
• Berapakah harga normal ha-
nan, kesejahter- menjadi kewenangan bidan?
sil pantauannya?
aan ibu dan
• Kapan dilakukan pemantau- Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan
janin
an persalinan?
• Kapan dilakukan pemantau- • Apa yang dimaksud penapisan
an kesejahteraan janin? 16?
• Kapan dilakukan pemantau- • Bagaimana tindak lanjut hasil
an kesejahteraan ibu? penapisan?
• Apa manfaat penapisan?
• Bagaimana pola pencatatan Deteksi dini kom-
• Apa definisi partus lama?
dalam partograf? plikasi->menga-
• Apa penyebab partus lama?
• Apa manfaat pencatatan cu pada lembar
• Apa saja tanda-tanda partus
Pencatatan pada pada partograf? penapisan (18-19
lama?
item); partus lama
partograf • Kapan pencatatan dalam • Bagaimana penatalaksanaan
partograf dilakukan? partus lama?
• Apa saja indikator pen- • Apa komplikasi partus lama?
catatan partograf? • Apa faktor predisposing partus
lama?
• Apa yang disebut persalinan
normal?
• Kapan dikatakan persalinan • Bagaimana prosedur penatal-
Prosedur perto-
normal? aksanaan gawat darurat PEB?
longan persali-
• Bagaimana prosedur persali- • Bagaimana prosedur penatal-
nan normal
nan normal? Penanganan aksanaan gawat darurat eklam-
• Bagaimana diagnosis awal gadar: PEB/ sia?
persali- nan normal? Eklampsia • Kapan diberikan penanganan
gawat darurat dalam PEB?
• Apa saja kebutuhan ibu ber- • Kapan dilakukan penanganan
salin kala II? gawat darurat pada eklamsia?
• Apa dampak jika
Kebutuhan ibu kebeutuhan ibu kala II tidak
• Kapan dilakukan penanganan
dan pemantauan dipenuhi?
gawat darurat pada perdara-
kala II • Apa saja pemantauan ibu Penanganan awal
1 Kala I han?
bersalin kala II? gadarperdarahan • Bagaimana prosedur penatal-
• Bagaimana cara melakukan pada kala I aksanaan gawat darurat perda-
pemantauan persalinan kala rahan ?
II
• Bagaimana kategori derajat
Penanganan awal • Kapan dilakukan penanganan
laserasi perineum?
2 Kala II gawat janin kala gawat darurat pada perdara-
• Bagaimana tindakan terha- I karena multi
dap laserasi perineum/episi- han?
sebab (tali pusat • Bagaimana prosedur penatal-
Laserasi perine- otomy? m en u m b un g aksanaan gawat darurat perda-
um/episiotomy • Apa saja komplikasi laserasi , KPD, kontraksi rahan ?
perineum? hipertonik, dll)
• Apa indikasi episiotomy?
• Apa saja keuntungan/keru-
Penanganan awal • Berapa durasi frekuensi janin
gian jenis episiotomy? dikategorikan sebagai gawat
gawat janin kala
I karena multi janin? (perhatikan alur tachi-
sebab (tali pusat cardi menjadi bradikardi)
m en u m b un g • Bagaimana prosedur penatal-
, KPD, kontraksi aksanaan gawat darurat perda-
• Bagaimana bounding attach- hipertonik, dll) rahan ?
ment untuk bayi baru lahir?
Bounding attac- • Apa manfaat bounding at-
ment tachment tersebut? • Kapan dilakukan rujukan?
• Kapan dilakukan? • Bagaimana prosedur rujukan?
• Apa kontraindikasinya? Rujukan • Stabilisasi apa saja yang harus
dilakukan jika terjadi kasus
rujukan?
17
Panduan Persiapan Peserta Uji Komptensi Nasional
18
Program Studi DIII Kebidanan
19
8. Bayi Baru Lahir
• Bagaimana tanda dan ge-
8.1. Fisiologis jalanya (pengkajian)?
Jejas persalinan • Apa saja kebutuhannya (pe-
• Kapan dilakukan (waktu) rencanaan, implementasi,
Inisiasi menyusu • Mengapa dilakukan (man- evaluasi)?
dini (IMD) faat)
• Bagaimana melakukannya? • Bagaimana tanda dan ge-
Cacat bawaan/ jalanya (pengkajian)?
• Apa yang disebut bonding kelainan kon- • Apa saja kebutuhannya (pe-
attachment? genital rencanaan, implementasi,
Bounding • Apa manfaatnya? evaluasi)?
attachment • Kapan dilakukan?
8. 2. Deteksi dini masalah yang sering timbul
• Bagaimana cara melaku-
kannya? • Bagaimana pencegahannya?
• Bagaimana tanda dan ge-
jalanya (pengkajian)?
Oral trush
• Apa saja yang diperiksa? • Apasaja kebutuhannya (pe-
Antropometri • Bagaimana hasil pemerik- rencanaan, implementasi,
saan yang normal? evaluasi)?
• Bagaimana pencegahannya?
• Bagaimana tanda dan ge-
jalanya (pengkajian)?
Asuhan pada bayi Diaper rash
• Ap asaja kebutuhannya (pe-
segera setelah la- • Apa yang diberikan rencanaan, implementasi,
1 hir sampai 2 jam Pemberian salep • Kapan diberikan
mata evaluasi)?
pertama • Bagaimana cara pemberian
• Bagaimana pencegahannya?
• Bagaimana tanda dan ge-
• Apa saja imunisasi yang jalanya (pengkajian)?
Seborhoe
diberikan • Apa saja kebutuhannya (pe-
• Apa tujuannya rencanaan, implementasi,
• Kapan diberikan evaluasi)?
Immunisasi • Kontra indikasi pemberian • Bagaimana pencegahannya?
imunisasi pada BBL • Bagaimana tanda dan ge-
• Berapa dosisnya dan jalanya (pengkajian)?
1 2 jam – 28 hari Miliaria
bagaimana cara pemberi- • Apa saja kebutuhannya (pe-
annya? rencanaan, implementasi,
• Apa yang disebut hipotermi evaluasi)?
(pengertian)? • Bagaimana pencegahannya?
• Apakah tindakan preventif • Bagaimana tanda dan ge-
Pencegahan yang dilakukan? jalanya (pengkajian)?
hipotermi Bercak Mongol
• Bagaimana penanganann- • Apa saja kebutuhannya (pe-
ya/kebutuhan BBL dengan rencanaan, implementasi,
hipotermi? evaluasi)?
8.2. Deteksi dini komplikasi, rujukan dan kegawatdaruratan BBL • Bagaimana tanda dan ge-
jalanya (pengkajian)?
• Bagaimana tanda dan ge- Hemangioma • Apasaja kebutuhannya (pe-
jalanya (pengkajian)? rencanaan, implementasi,
Asfiksia • Apasaja kebutuhannya (pe- evaluasi)?
rencanaan, implementasi,
evaluasi)? • Bagaimana pencegahannya?
• Bagaimana tanda dan ge-
• Bagaimana tanda dan ge- jalanya (pengkajian)?
Obstipasi
jalanya (pengkajian)? • Apas aja kebutuhannya
BBLR • Apasaja kebutuhannya (pe- (pe- rencanaan,
rencanaan, implementasi, implementasi, evaluasi)?
evaluasi)?
20
9.1. Fisiologis
CONTOH DAFTAR SUMBER Buku Saku Pelayanan Kesehatan Edisi Pertama, WHO,
Ibu di fasilitas Kesehatan 2013
www.searo.who.int/
indonesia/docu-
RUJUKAN dasar & Rujukan Bagi Tenaga
Kesehatan
ments/976-602-235-
265-5-buku-saku
NIFAS
JUDUL BUKU PENERBIT ALAMAT AKSES Pedoman pelayanan keluarga Kementrian keseha- http://kesga.kemkes.
Saifudin, Abdul Bari. Panduan YBPSP, 2006 Buku Teks berencana pasca persalinan di tan tahun 2014 go.id/images/pe-
nasional pelayanan maternal faslitas kesehatan doman/Buku%20
dan neonatal. Pedoman%20KB%20
Pasca%20Persalinan.
Saifudin, Abdul Bari. Panduan YBPSP, 2006 Buku Teks
pdf
nasional pencegahan infeksi.
Pedoman Pemantauan Wilayah Kementerian Keseha- Buku teks
Midwifery (Varney) Buku Teks
Setempat Kesehatan Ibu Dan tan RI Direktorat Jen-
Pedoman tekhnis pemberian Kementrian Keseha- Buku Teks Anak (PWS-KIA) deral Bina Kesehatan
VIT K1 profilaksi pada bayi tan RI tahun 2011 Masyarakat Direk-
baru lahir dikeluarkan torat Bina Kesehatan
Buku saku pelayanan kesehatan Kementrian keseha- Buku Teks Ibu Jakarta 2010
anak di Rumah Sakit (Pedoman tan, IDAI dan WHO Buku Saku Pelayanan Kesehatan Edisi Pertama, WHO, www.searo.who.int/
bagi RS rujukan tingkat pertama tahun 2008 Ibu di fasilitas Kesehatan dasar 2013 indonesia/docu-
di Kabupaten dan Kota. & Rujukan Bagi Tengan ments/976-602-235-
Buku Kesehatan ibu dan Anak Kementrian keseha- Buku Teks 265-5-buku-saku
(KIA) – Buku Pink tan RI tahun 2011 Buku Acuan APN JNPK, 2008 Buku teks
Buku Acuan Nasional Pelayanan PTBPSP, Jakarta, Buku Teks Modul Midwifery Update PPIBI 2016 Buku teks
Kesehatan Maternal & Neonatal 2014
MASA ANTARA
Buku Panduan Praktis Pe- Kemkes, Jakarta, Buku Teks
Buku saku infeksi menular Kementrian Keseha- htttp://Perpustakaan.
layanan Kesehatan Maternal dan 2014
seksual dan infeksi saluran tan tahun 2008 depkes.go.id:88180/
Neonatal
reproduksi pada pelayanan bitstream//
Ilmu Kebidanan Sarwono PT BPSP, Jakarta, Buku Teks kesehatan reproduksi terpadu 123456789/1547/2/
Prawirohadjo 2014 BK2005-FEB-AGS05.
Buku Panduan Praktis Pe- Edisi 2, Kemkes, Buku Teks PDF
layanan Konstrasepsi 2014 Pedoman nasional pencegahan Kementrian keseha- htttp://Perpustakaan.
Buku Panduan Pencegahan Kemenkes Buku Teks penularan HIV dari ibu ke bayi tan tahun 2011 depkes.go.id:88180/
Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan bitstream//
Kesehatan dengan Sumber Daya 123456789/2066/2/
Terbatas BK2011-350.pdf
Buku KIA Tahun 2015 Kementrian Keseha- http://www.depkes. Pedoman pelaksanaan stimulasi, Kementrian keseha- http://perpus-
tan tahun 2015 go.id/resources/ deteksi dan intervensi dini tum- tan tahun 2015 takaan.depkes.
download/info-terki- buh kembang anak di tingkat go.id:8180/han-
ni/BUKU%20KIA%20 pelayanan dasar dle/123456789/3604
2015_FINAL-.pdf Buku Saku Posyandu Kementrian keseha- http://www.depkes.
Petunjuk penggunaan buku KIA Kementrian Keseha- http://www.depkes. tan tahun 2012 go.id/resources/
tan tahun 2015 go.id/resources/ download/pro-
download/info-ter- mosi-kesehatan/
kini/Petunjuk%20 buku-saku-posyandu.
Teknis%20Penggu- pdf
naan%20Buku%20 PERENCANAAN KELUARGA DAN KB
Kesehatan%20Ibu%20
Panduan nasional Pelayanan YBPSP, 2006 Buku teks
dan%20Anak%20
2015.pdf keluarga berencana
23
BAGIAN 6
LATIHAN SOAL UJI
KOMPETENSI
Program Studi DIII Kebidanan
D. Oligomenorhea
4. Seorang remaja perempuan, umur 19 tahun,
E. Polimenorhea datang ke BPM dengan keluhan haid da-
lam sebulan ini sudah berlangsung dua kali.
Hasil anamnesis: ganti pembalut 3 kali per-
2. Seorang remaja perempuan, umur 17 tahun, hari,. Hasil pemeriksaan: TB 150 cm, BB 55
datang ke BPM dengan keluhan haidnya kg, TD 110/70 mmHg, N 86x/menit, P 20x/
lebih dari 15 hari. Hasil anamnesis: ganti menit, S 36,50C, pembesaran payudara nor-
pembalut 3 kali perhari, darah bergumpal. mal, benjolan payudara (-), abdomen tidak
Hasil pemer- iksaan: TD 110/70 mmHg , N teraba massa.
86x/menit, P 20x/menit, S 36,50C, TB 150
Diagnosis apakah yang paling mungkin
cm, BB 55 kg, pembesaran payudara normal,
pada kasus tersebut?
palpasi abdo- men tidak ditemukan massa.
A. Amenorhea
Tindakan apakah yang paling tepat dilaku-
kan pada kasus tersebut ? B. Hipermenorhea
A. Melakukan konseling gizi C. Hipomenorhea
B. Memberikan edukasi personal hygiene D. Oligomenorhea
C. Memberikan suplemen penambah darah E. Polimenorhea
D. Melakukan konsultasi dengan dokter
SpOG
5. Seorang remaja perempuan, umur 14 tahun,
E. Mengecek ulang keluhan pada siklus datang ke BPM dengan keluhan belum per-
menstruasi berikutnya nah mengalami haid. Hasil anamnesis: sakit
daerah perut setiap bulan. Hasil
pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N
3. Seorang remaja perempuan, umur 17 tahun, 86x/menit, P 20x/menit, S 36,5 0C, TB 145
datang ke BPM dengan keluhan haidnya su- cm, BB 50 Kg, palpasi ab- domen tidak
ditemukan massa, inspeksi tam- pak lubang
25
Panduan Persiapan Peserta Uji Komptensi Nasional
vagina dengan hymen kebiruan
26
dan menonjol keluar. C. Kebutuhan olah raga.
A. Amenorhea
B. Aplasia vagina
C. Atresia vagina
D. Hematometra
E. Hymen Imperporata
A. Insisi hymen
B. Konseling gizi
A. Pola istirahat
B. Personal hygiene
D. Kesehatan reproduksi 100/60 mmHg, N 80 x/ menit, S 36,5°C,
abdomen tidak teraba mas-
E. Kebutuhan nutrisi
A. Memberikan analgetik
A. Menarche
B. Dismenore
C. Gangguan haid
A. Menoragia
B. Metroragia
C. Polimenore
D. Hipermenore
E. Menometroragia
D. Olahraga teratur
E. Diet nutrisi
B. Diabetes gestasional
D. IUGR 30 cm, teraba puki, kepala sudah masuk PAP
4/5.
E. BBLR
A. Penyuluhan
B. Konseling nutrisi
D. Pemberdayaan ekonomi
A. Nausea
B. Vomiting
C. Hiperemesis
D. Morning sickness
E. Salivasi gravidarum
A. Hipertensi Kehamilan
B. Preeklamsia ringan
C. Preeklamsia berat
D. Hipertensi Kronis
E. Eklamsia
A. Abortus imminens
B. Kehamilan ektopik
C. Missed abortion
D. Mola hidatidosa
18. Seorang perempuan, umur 28 tahun, lenting, pada bagian bawah teraba bulat, lu-
G1P0A0 hamil 12 minggu, datang ke RS nak kurang melenting, DJJ 140 x/menit ter-
dengan kelu- han nyeri perut bagian dengar jelas di atas pusat.
bawah. Hasil anam- nesis: keluar darah
sedang, bercampur se- dikit gumpalan dari
kemaluan sejak 2 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg,
N 84 x/menit, ada kontraksi uterus, nyeri
tekan abdomen bagian bawah. Hasil
inspekulo tampak serviks membuka dan
terlihat jaringan pada serviks
A. Abortus Imminens
B. Abortus Komplit
C. Abortus Insipiens
D. Abortus inkomplit
E. Mola hidatidosa
A. Plasenta previa
B. Solusio plasenta
C. Abortus Imminent
D. Mola Hidatidosa
E. Kehamilan ektopik
A. Rujuk ke RS
21. Seorang perempuan, umur 28 tahun,
B. Tirah baring
G3P1A1 hamil 32 minggu, datang ke
Polindes dengan keluhan bengkak pada kaki C. Penkes fisiologi kehamilan
sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis:
keluhan berku- rang setelah diistirahatkan. D. Observasi dalam 24 jam
Hasil pemerik- saan: TD 120/80 mmHg, N
80 x/menit P 20 x/ menit, S 36,6˚C. TFU 30 E. Penkes tanda-tanda bahaya
cm, DJJ 144x/menit teratur.
Kapankah rencana kunjungan ulang pada 24. Seorang perempuan, G1P0A0 hamil 32
ka- sus tersebut? minggu, datang ke BPM dengan keluhan ser-
A. 1 minggu ing pusing sejak 1 minggu yang lalu. Hasil
anamnesis: keluhan disertai mudah lelah.
B. 2 minggu Ha- sil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N
80x/ menit, P 20 x/menit, S 36,5 0C, TFU 30
C. 4 minggu cm, DJJ 146x/menit, teratur, Hb 10 gram%,
pro- tein urine (-).
D. 6 minggu
Diagnosis apakah yang paling mungkin ter-
E. 8 minggu
jadi pada kasus tersebut?
A. Gejala hipotensi
22. Seorang perempuan, umur 27 tahun,
B. Anemia fisiologis
G3P1A1 hamil 20 minggu, datang ke BPM
untuk me- meriksakan kehamilan. Hasil C. Suspect Bayi kecil
anamnesis: merasa pusing sejak 1 minggu
yang lalu. Ha- sil pemeriksaan: TD 120/80 D. Gejala Pre eklamsi
mmHg, N 80x/ menit P 24x/menit S 36,6˚C,
Hb 11,2 gr%. E. Kehamilan malposisi
E. Melakukan rujukan ke RS
A. Melakukan rujukan
B. Memasang infus RL
C. Resusitasi intrauterine
A. Gawat Janin
B. Anemia ringan
C. Kehamilan normal
E. Hipotensi
A. Hemoglobin
C. Reduksi Urin anamnesis: tidur cukup. Hasil pemeriksaan:
TD 110/70 mmHg, N 84 x/menit, P 22
D. Inspekulo x/menit, TFU 30 cm, puka, presentasi kepala,
belum masuk
E. USG
A. Bayi besar
B. Anemia ringan
C. Anemia berat
D. Panggul sempit
E. Hipotensi
A. 1 minggu
B. 2 minggu
C. 3 minggu
D. 4 minggu
E. 5 minggu
A. (+)
B. (++)
C. (+++)
D. Negatif
E. Batas normal
A. Setinggi pusat
E. Pertengahan pusat – PX
A. Penerimaan diri
B. Kebutuhan seksual
C. Tanda-tanda persalinan
D. Teknik pernafasan
A. Baik
B. Jelek
C. Cukup
D. Kurang
E. Meningkat
41. Seorang bidan bertugas melakukan pen- TFU 34 cm, DJJ (+) kurang jelas, palpasi sulit
catatan dan pelaporan hasil pelayanan yang dilakukan, ekstemitas bawah oedema,
dilakukan dan situasi kesehatan ibu dan anak
melalui PWS KIA. Hasil pencatatan PWS
KIA tersebut di sajikan dalam bentuk grafik
untuk kebutuhan pelaporan. Saat ini bidan
sedang membuat grafik tentang kunjungan
nifas yang dilayani 3 x oleh tenaga
kesehatan
A. K1
B. K4
C. KF
D. KN1
E. KN2
A. Vasa previa
B. Erosi portionis
C. Plasenta previa
D. Solusio plasenta
E. Kelainan hormonal
A. Pemasangan infus
B. Pemeriksaan USG
C. Bedrest di puskesmas
D. Memasukkan oksitosin 10 IU ke
dalam spuit
C. Perlahan-lahan membantu
kelahiran kepala
D. 4 jam kemudian
48. Seorang perempuan, umur 25 tahun,
G2P1A0, usia kehamilan 40 minggu, kala I
di BPM, dengan keluhan sering mulas.
Hasil anam- nesis: sudah keluar darah-
lendir, kontraksi makin sering, memilih
berbaring, Hasil pe- meriksaan: TD 110/80
mmHg, N 84 x/menit, S 36,5°C, P
18x/menit, kontraksi 3x/10’/40”, DJJ
132x/menit, penurunan 2/5, pembukaan 7
cm, portio tipis-lunak, ketuban utuh, UUK
kiri depan.
A. Duduk
B. Telentang
C. Miring kiri
D. Miring kanan
E. Setengah duduk
A. Usia ibu
B. Masa gestasi
C. Belum inpartu
B. Melahirkan plasenta
A. Beri dukungan
A. Pimpin meneran
B. Segera Episiotomi
C. Lakukan amniotomi
A. Pimpin meneran
A. Lakukan rujukan
A. Lakukan Rujukan
A. Pimpin meneran
B. Posisikan litotomi
D. Lakukan episiotomi 144x/menit, kon- traksi 4x/10’/45’’. Saat ini
kepala janin telah selesai putaran paksi luar.
E. Membantu lahirnya kepala
A. Partograf
B. Biodata pasien
A. Leukosit
B. Haemoglobin
C. Protein urine
D. Reduksi urine
E. Golongan darah
A. Teknik relaksasi
B. Posisi persalinan
C. Dukungan keluarga
D. Hasil pemeriksaan
E. Rencana persalinan
E. Pasang infus
A. Inersia uteri
B. Ring bandle
C. Ruptur Uteri
D. Bradikardi
E. Takhikardi
A. Tetap menyusui
C. Perawatan payudara
A. Stress
B. Psikosis
C. Skizoprenia menyusu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
D. Ambivalensi 100/70 mmHg, S 38,80C, N 92x/menit, P
22x/ menit, payudara keras, kemerahan dan
E. Depresi post partum nyeri saat dipalpasi.
Pemeriksaan penunjang apakah yang paling 79. Seorang perempuan, umur 25 tahun, P3A0
tepat pada kasus tersebut? nifas 8 jam di Puskesmas, riwayat HPP 400
A. Gula darah cc. Hasil anamnesis: pusing dan lemas. Ha-
sil pemeriksaan: TD 110/80 mmHg, N 88
B. Kimia darah x/menit, P20 x/menit, S 36,90C, TFU 2 jari
bawah pusat, uterus teraba lembek, kandung
C. Biakan darah kemih kosong, jumlah darah satu pembalut
penuh.
D. Haemoglobin
Rencana asuhan apakah yang paling tepat
E. Urine lengkap
pada kasus tersebut?
A. Beri analgetika. untuk penanganan HPP
C. Observasi perdarahan
A. Mastitis
B. Infeksi nifas
C. Engorgement
D. Bendungan ASI
E. Abses Payudara
A. Memasang infus
A. Eklamsia
B. Epilepsi
C. Tetanus
D. Shock sepsis
E. Meningitis
A. Trikomoniasis
B. Kandidiasis
C. Klamedia
D. Gonore
E. Sifilis
A. Ikterus fisiologis
86. Seorang bayi laki-laki, anak kedua baru dila- B. Jaundice patologis
hirkan 6 jam yang lalu di RS secara spontan.
Riwayat kelahiran: bayi bernafas spontan, C. Bayi normal
usia gestasi 40 minggu, inisiasi menyusu
dini berhasil, Bayi sudah BAK 1 kali, PB 48 D. Kern ikterus
cm, BB 2600 gram. Telah diberikan suntikan E. Letargi
Vit K1
A. Disentri
B. Diare persisten
C. Diare tanpa dehidrasi 92. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun, dibawa
D. Diare dengan dehidrasi berat ibunya ke puskesmas dengan keluhan men-
cret sejak 2 hari yang lalu. Hasil anamnesis:
E. Diare dengan dehidrasi sedang bayi rewel, BAB 3-5 kali sehari, konsistensi
cair, tidak ada darah dalam tinja, minum
ban- yak. Hasil pemeriksaan: kesadaran:
CM, BB 8,5 Kg, PB 74 cm, S 37,5°C, P 36
90. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun, dibawa
x/menit, mata tidak cekung, turgor kulit
ibunya ke posyandu untuk penimbangan.
kembali cepat.
Ha- sil anamnesis: bayi belum bisa berjalan.
Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 9 Rencana asuhan apakah yang paling tepat
Kg, PB 75 cm, S 36,7°C, P 32x/menit. Hasil pada kasus tersebut?
jawaban ya pada Kuesioner Pra Skrining
Perkemban- gan (KPSP) berjumlah 7. A. Pemberian zink selama 1 minggu
C. Pertumbuhan kurang dan perkembangan 93. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun,
meragukan diba- wa ibunya ke puskesmas dengan
D. Pertumbuhan dan perkembangan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Hasil
tidak normal anamne- sis: bayi rewel, tidak ada batuk
pilek, meny- usu kuat. Hasil pemeriksaan:
E. Pertumbuhan dan perkembangan BB 8,5 Kg, PB 75 cm, S 37,8°C, P 30
sesuai usia x/menit, tampak ruam merah kecoklatan di
sekitar telinga, kepala dan leher, mata tidak
merah, tidak ada luka pada mulut.
91. Seorang bayi laki-laki, umur 2 tahun, dibawa Rencana asuhan apakah yang paling tepat
ibunya ke posyandu untuk penimbangan. pada kasus tersebut?
Ha- sil anamnesis: bayi sehat tidak ada
keluhan. Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, A. Pemberian salep mata
BB 10,5 Kg, PB 84 cm, S 36,8°C, P 30
x/menit. Ha- sil jawaban ya pada Kuesioner B. Rujuk ke rumah sakit
Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
C. Pemberian antipiretik
berjumlah 8.
D. Pemberian antibiotik
Tindakan apakah yang paling tepat dilaku-
kan pada kasus tersebut? E. Pemberian vitamin A
A. Anjurkan konsultasi dengan dokter sesi-
alis anak
94. Seorang bayi laki-laki, umur 6 bulan, dibawa
B. Penimbangan kembali 1 bulan yang ibunya ke posyandu untuk penimbangan.
akan datang Ha- sil anamnesis: bayi sehat, tidak ada
keluhan, serta menyusu kuat, riwayat
C. Evaluasi perkembangan 3 bulan kemu- imunisasi sebel- umnya BCG, Polio 1-4,
dian DPT 1-3, Hep.B 1-3. Hasil pemeriksaan:
D. Evaluasi KPSP ulang 2 minggu kesadaran: CM, BB 7,5 Kg, PB 66 cm, S
kemudi- an 36,8°C, P 34 x/menit, jawa- ban ya pada
KPSP adalah 9.
E. Konsultasi dengan ahli gizi
Umur berapakah bayi tersebut dijadwalkan
dipantau kembali tumbuh kembangnya?
A. 7 bulan bayi
B. 8 Bulan
C. 9 bulan
D. 10 bulan
E. 11 bulan
A. Cephal hematoma
B. Caput succedanium
C. Perdarahan intracranial
D. Perdarahan subaponeurotik
A. Rawat gabung
B. Berikan oksigen
C. Berikan antibiotik
D. Berikan kortikosteroid Asuhan yang harus diberikan kepada bayi
E. Rawat dalam inkubator pada kasus tersebut?
100. Seorang bayi laki-laki lahir spontan, aterm 4 B. Letakkan dibawah lampu
jam yang lalu di Puskesmas. Berat lahir C. Berikan infus dekstrose
2550 gram, panjang badan 50 cm, ASI
keluar lan- car, hisapan bayi kuat. Hasil D. Berikan antibiotik
Pemeriksaan: menangis kuat, warna
kemerahan, gerakan aktif, frekuensi jantung E. Rujuk segera
120x/menit, S 37OC.
B. Dismatur
A. AKDR
A. Mencabut IUD
106. Seorang perempuan umur 30 tahun datang
ke BPM. Mengatakan ingin memakai B. Memberikan konseling
kontrasep- si untuk mengatur jarak
kehamilan yang tidak mengganggu ASI. C. Melakukan tes kehamilan
Hasil anamnesis: melahir- kan anak pertama
D. Memberikan terapi hormon
6 bulan yang lalu, selama ini memberikan
ASI ekslusif dan belum per- nah haid. Hasil E. Merujuk ke dokter kandungan
pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg,
N 90x/menit, P 24x/menit S 36,70 C.
Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat 109. Seorang perempuan, umur 36 tahun, P1A0,
untuk kasus diatas? akseptor KB pil, datang ke BPM karena lupa
minum pil selama 2 hari berturut-turut. Hasil
A. Suntik 1 bulan anamnesis: 10 jam yang lalu sudah
berhubun- gan dengan suaminya, ibu merasa
B. Suntik 3 bulan khawatir takut hamil. Hasil pemeriksaan:
C. Pil kombinasi bifasik KU baik, TD 120/80 mmHg, N 90x/menit, P
24x/menit S 36,70C.
D. Pil kombinasi trifasik
Tindakan apakah yang paling tepat dilaku-
E. Pil kombinasi minifasik kan pada kasus tersebut?
A. Memberi suntikan KB
A. Anjurkan untuk berhenti minum pil 114. Seorang perempuan, umur 30 tahun, P2A0,
nifas 6 minggu datang ke BPM untuk kon-
B. Rawat inap untuk observasi fisik sultasi. Hasil anamnesis: tidak cocok meng-
C. Memberikan obat anti mual gunakan metode hormonal, suami bekerja di
luar kota, berencana memberikan ASI eksk-
D. Mengganti kontrasepsi lusif, memiliki riwayat infeksi panggul dan
dismenorhoe, sudah mendapatkan haid dan
E. Rujuk ke RS belum berhubungan seksual. Hasil pemerik-
saan: KU baik, TD 120/70 mmHg, N 80 x/
menit, S 370C, P 20 x/menit, TFU tidak ter-
112. Seorang perempuan, umur 28 tahun, P2A0, aba.
akseptor KB pil, datang bersama keluar-
ga ke RS dengan keluhan lupa minum pil 2 Metode kontrasepsi apakah yang paling te-
hari. Hasil anamnesis: anak terkecil 3 tahun, pat pada kasus tersebut?
menstruasi teratur setiap bulan, ibu merasa A. MAL
khawatir. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
110/70 mmHg, N 80x/menit, P 24x/menit, S B. AKDR
36,80C, tidak ada massa pada abdomen.
C. Kondom
Rencana asuhan apakah yang paling tepat
dilakukan pada kasus tersebut? D. Metode kalender
E. Senggama terputus
115. Seorang perempuan, umur 37 tahun, P5A1,
datang ke BPM bersama suaminya untuk Pendidikan kesehatan apakah yang paling te-
berkonsultasi mengenai metode KB. Ha- pat untuk kasus tersebut?
sil anamnesis: menstruasi teratur, siklus 28
A. Terapi hormon pengganti untuk mengu-
hari, anak terkecil 2 tahun, memiliki riwayat
rangi gejala menopause
preeklamsia dan perdarahan postpartum
serta berencana tidak ingin menambah anak. B. Perubahan hormonal selama masa peri-
Ha- sil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N menopause
80 x/ menit, P 20 x/menit, abdomen tidak
teraba massa. C. Diet tinggi kalsium untuk
mencegah osteoporosis
Metode kontrasepsi apakah yang paling te-
pat pada kasus tersebut? D. Olahraga teratur untuk
memperkuat tulang
A. AKDR
E. Pemakaian kontrasepsi hormonal
B. AKBK
C. Suntik
118. Seorang perempuan, umur 45 tahun, datang
D. MOW ke BPM mengeluh terlambat haid 2 bulan.
Hasil anamnesis: haid tidak teratur sejak 6
E. Kondom bulan terakhir, akseptor AKDR, sering mera-
sakan panas, memerah, dan berkeringat pada
116. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P2A0, wajah. Hasil pemeriksaan: TD 120/80
nifas 6 minggu, datang ke BPM untuk kon- mmHg, N 80 x/menit, S 36,5°C, abdomen
sultasi KB. Hasil anamnesis: berencana ASI tidak tera- ba adanya massa.
eksklusif, riwayat infeksi panggul, dismenor- Diagnosis apakah yang paling mungkin pada
hoe, belum haid dan belum berhubungan kasus tersebut?
seksual. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
170/100 mmHg, N 80 x/menit, S 370C, P 20 A. Perimenopause
x/menit, TFU tidak teraba.
B. Polimenorhoe
Metode kontrasepsi apakah yang tepat pada
kasus tersebut? C. Menopause
A. MAL D. Amenorhoe
B. AKDR E. Hamil
C. AKBK
C. Menopause
D. Gangguan hormonal
E. Penggunaan kontrasepsi
A. Rujuk ke RS
B. Pasang infus
C. Tranfusi darah
D. Memberikan pil KB
A. Pap smear
B. Darah
C. Urin
D. IVA
E. USG
C. Evaluasi perkembangan 3
bulan kemudian
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian oralit
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian vitamin A
A. 7 bulan
B. 8 Bulan
C. 9 bulan
D. 10 bulan
127. Seorang bayi laki-laki, umur 2 bulan, B. Rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
dibawa ibunya ke BPM untuk kontrol.
Hasil anamne- sis: bayi sehat, serta
menyusu kuat, riwayat
imunisasi sebelumnya Polio 1 dan Hep.B0.
Hasil pemeriksaan: BB 4 Kg, PB 53 cm, S
36,8°C, P 40 x/menit, FJ 128x/menit.
A. BCG
B. DPT 1
C. HiB
D. Hep.B 1
E. Hep B 0
A. Campak
B. Polio
C. Hep.B
D. DPT
E. HiB
A. Cephal hematoma
B. Caput succedanium
C. Perdarahan intracranial
D. Perdarahan subaponeurotik
A. Berikan oksigen
B. Berikan antibiotik
C. Berikan kortikosteroid
A. Memandikan bayi
B. Memberikan Vit K1 1 mg
D. Memberikan Eritromicin 1%
A. Immatur
137. Seorang bayi perempuan lahir 5 hari yang
lalu di rumah klien. Hasil anamnesis: Bayi B. Dismatur
menyusu ASI eksklusif, BAK lancar, BAB C. Prematur
3x/sehari. Hasil pemeriksaan: BB lahir 2900
gram, PB: 46 cm, S:360C, Frekuensi Jantung D. Post matur
120x/menit, refleks hisap kuat, dan pemerik-
saan fisik tidak ditemukan warna kuning di- E. Matur
daerah muka.
Asuhan yang harus diberikan kepada bayi 140. Seorang perempuan umur 24 tahun datang
pada kasus tersebut? ke BPM untuk menggunakan alat
A. Melanjutkan pemberian ASI eksklusif kontrasepsi. Hasil anamnesis: melahirkan 6
minggu yang lalu, anak 1, menyusui bayinya
B. Meletakkan bayi dibawah lampu secara ekslu- sif, belum pernah melakukan
blue light hubungan sek- sual. Hasil pemeriksaan: KU
baik, TD 110/80 mmHg, N 90x/menit, P
20x/menit S 36,70C, inspekulo panjang
uterus 5 cm.
Alat kontrasepsi apakah yang paling sesuai 143. Seorang perempuan umur 35 tahun datang
dengan kondisi ibu pada kasus tersebut? ke BPM. Mengatakan ingin memakai
A. AKDR kontrasep- si untuk mengatur jarak
kehamilan yang tidak mengganggu ASI.
B. AKBK Hasil anamnesis: melahir- kan anak pertama
6 bulan yang lalu, selama ini memberikan
C. MOW ASI ekslusif dan belum per- nah haid.. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 170/100 mmHg,
D. Pil kombinasi
N 90x/menit, P 24x/menit S 36,70 C .
E. Suntik kombinasi
Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat
untuk kasus diatas?
B. IUD
147. Bidan melakukan pendataan ke desa,
didapat- kan seorang perempuan umur 48 C. MOW
tahun mem- punyai anak 3. Pada saat
dilakukan pendataan ibu mengatakan D. Suntik
menggunakan alat kontrasep- si susuk 6
batang. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD E. Implant
120/80 mmHg, N 90x/menit, P 24x/ menit S
36,70C.
150. Seorang perempuan umur 20 tahun datang
Berapa lama efektivitas kontrasepsi pada bersama suaminya, ke BPM. Mengatakan in-
ka- sus tersebut? gin ber-KB. Hasil anamnesis: baru menikah
A. 1 tahun 1 bulan yang lalu, ingin menunda kehamilan
selama 3 tahun. KU baik, TD 120/80 mmHg,
B. 2 tahun N 90x/menit, P 24x/menit S 36,70C, tidak
ada tanda-tanda kehamilan. PP test (-)
C. 3 tahun
Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat
D. 4 tahun pada kasus tersebut?
E. 5 tahun A. Pil
B. IUD
C. Suntik mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit, S 36,70C,
D. Kondom tidak ada pembesaran abdomen.
A. Pil
151. Seorang perempuan, umur 27 tahun,
akseptor IUD, datang ke BPM dengan B. Suntik
keluhan sejak dua bulan yang lalu tidak haid. C. AKDR
Hasil anam- nesis: nyeri perut bagian
bawah. Hasil pemer- iksaan: KU baik, TD D. AKBK
120/80 mmHg, N 90x/ menit, P 24x/menit S
36,70C, palpasi TFU belum teraba, inspekulo E. MOW
benang IUD masih terlihat.
Tindakan awal apakah yang paling tepat 154. Seorang perempuan, umur 30 Tahun, P1A0,
dilakukan pada kasus tersebut? datang ke BPM dengan keluhan ingin meng-
A. Mencabut IUD gunakan KB pil. Hasil anamnesis: anak
terke- cil usia 1 tahun, belum haid, KB
B. Memberikan konseling sebelumnya sanggama terputus. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N
C. Melakukan tes kehamilan 90x/menit, P 24x/ menit, S 36,70C, abdomen
tidak ada massa.
D. Memberikan terapi hormon
Asuhan apakah yang paling tepat pada kasus
E. Merujuk ke dokter kandungan
tersebut?
A. Konseling untuk kontrasepsi darurat 155. Seorang perempuan, umur 28 tahun, aksep-
tor KB pil, datang ke BPM dengan keluhan
B. Melanjutkan konsumsi pil yang tersedia selama 3 bulan ini mengeluarkan bercak da-
rah berwarna merah kecoklatan dari jalan la-
C. Memberikan konseling KB pengganti hir. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80
mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit, S 36,70C,
D. Menganjurkan pemeriksaan USG
tidak ada masa pada abdomen, pemeriksaan
A. Meminta ibu melanjutkan pil berikutnya genetalia bercak darah (+)
E. Menometroragia
D. Mengganti kontrasepsi
E. Rujuk ke RS
A. Obesitas
B. Erosi porsio
C. Proses nidasi
D. Gangguan hormonal
A. 1 tahun
B. 2 tahun
C. 3 tahun
D. 4 tahun Hasil anamnesis: ibu mengaku 12 jam yang
E. 5 tahun
E. Konseling
A. MAL
B. AKDR
C. Kondom
D. Metode kalender
E. Senggama terputus
A. Lakukan rujukan
A. AKDR
B. AKBK
C. Suntik
D. MOW
E. Kondom
B. AKDR
C. AKBK
D. Suntik
E. Pil
A. MKJP
B. Hormonal
C. Reversible
D. Irreversible
E. Sederhana
A. Pil
B. Kondom
C. Mini Pil
D. Suntik 3 bulan
E. Suntik 1 bulan
A. Pil
B. Suntik
C. AKDR
D. AKBK
E. Kondom
E. Efek Samping KB
A. Penyuluhan
178. Seorang perempuan, umur 50 tahun, datang
B. Pendekatan tokoh masyarakat ke Puskesmas mengeluh keputihan. Hasil
anamnesis: tidak gatal, encer, tidak berbau,
C. Pemberdayaan ekonomi keluarga
tidak haid sejak 2 tahun yang lalu. Hasil pe-
D. Mengembangkan kegiatan rohani meriksaan: TD 130/80 mmHg, N 84 x/menit,
S 36,8°C, abdomen tidak teraba massa dan
E. Kerjasama dengan pihak kepolisian tidak merasakan nyeri tekan.
B. Diabetes mellitus
C. Hipertensi
D. Nokturia
E. Anemia
BAGIAN 7
KUNCI JAWABAN LATIHAN
SOAL UJI KOMPETENSI
DAN PEMBAHASANNYA
Program Studi DIII Kebidanan
4. E (polimenorhea)
Menstruasi
KUNCI JAWABAN LATIHAN Indikator
normal
Polimenorhea
Keluhan haid 10 hari dan jumlah darah Hymen Imperforata ialah selaput dara yang
diperkirakan lebih dari 80 cc. tidak menunjukan lubang (Hiatus Himenalis) sama
sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup
sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini ti-
Perbandingan menstruasi normal dan hipermenorhea
dak dikenal sebelum menarche.Sesudah itu molimina
Indikator Menstruasi normal Hipermenorhea menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah haid ti-
Lama haid 3 – 5 hari Lebih dari 7 hari. dak keluar.Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
(2-7 hari dianggap normal)
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan me-
Jumlah darah 35 cc (10 cc – 80 cc) lebih dari 80 cc
nonjol keluar (Hematokolpos). Bila keadaan ini dibi-
Frekuensi meng- 1-3 pembalut / hari lebih dari lima pem- arkan, maka uterus akan terisi juga dengan darah
ganti pembalut balut perhari haid dan akan membesar (Hematometra).
63
Makanan yang dianjurkan bagi penderita ane- disebabkan oleh gangguan hormon akibat kelebihan
mia adalah yang mengandung: berat badan.
9. B (dismenorhea)
10. C (polimenorhea)
21. B (2 minggu)
22. A (1 x 60 mg)
B. Hipotensi
Pada kehamilan trimester I dan III kadar hae- 37. E (informasi tanda bahaya trimester 3)
moglobin normal diatas 11 gr/dl. Pada usia kehamilan 34 minggu seorang
G2P0A1 (seperti primipara karena belum pernah
32. D (4 minggu) melahirkan) seharusnya bagian terbawah janin sudah
masuk PAP pada usia kehamilan antara 34-36 ming-
Evaluasi untuk keefektifan pemberian Fe dan gu, sehingga perlu diberikan prioritas pendidikan
asam folat sebaiknya dilakukan 1 bulan kemudian (4 kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan. Untuk
minggu). Satu bulan setelah pemberian Fe+asam fo- opsi jawaban yang lain (A) tidak ada indikasi untuk
lat, bidan perlu melakukan pemeriksaan diberikan TT, (B) persiapan persalinan belum menja-
haemoglobin kembali. di prioritas karena ada hal yang lebih penting, (C)
dan
(D) tidak ada indikasi untuk memberikan pendidikan
33. C (+++) kesehatan tentang gizi dan nutrisi ibu hamil.
Pada pemeriksaan kualitatif reduksi urine den-
gan hasil menggumpal dapat diinterpretasikan hasil 38. E (adaptasi psikologi trimester 3)
positif 3 (+++)
Adaptasi psikologi Trimester 3 karena pada
seorang ibu hamil TM III akan mengalami
34. A (setinggi pusat) perubahan psikologis terkait persalinannya akan
Untuk usia kehamilan 24 minggu jawabannya merasakan ce- mas apakah persalinannya akan
adalah TFU setinggi pusat. TFU kehamilan untuk normal, apakah bayi yang dikandungnya mengalami
jawaban yang lain adalah sebagai berikut: kecacatan ataukah ti- dak.
Setinggi pusat adalah 24 minggu 39. A (makan sering dengan porsi kecil)
jari diatas pusat adalah 28 minggu Dengan makan sedikit dapat mengantisipasi
jari dibawah pusat adalah 20 minggu kekurangan nutrisi karena mual yang dirasakan ibu.
41. C (KF)
Terdapat 13 macam grafik dalam PWS KIA
1) Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1
(K1)
2) Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4
(K4)
3) Grafik persalinan oleh Nakes (Pn)
4) Grafik kunjungan nifas (KF)
5) Grafik Resti Masyarakat
6) Grafik Komplikasi yang ditangani (PK)
7) Grafik cakupan kunjungan neonatal (KN I)
8) Grafik cakupan kunjungan neonatal Lengkap
(KNL)
9) Grafik komplikasi Neonatus yang ditangani
(NK)
10) Grafik cakupan Bayi Lengkap (KBy)
11) Grafik cakupan Pelayanan Anak balita Leng-
kap (KBal)
12) Grafik cakupan pelayanan anak Balita Sakit
(BS)
13) Grafik cakupan pelayanan KB (CPR)Soal
pws)
60. A (partograph)
71. C (mastitis)
74. A (trombophlebitis)
76. D (haemoglobin)
77. D (subinvolusio)
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap Kondisi pada kasus tersebut adalah diare na-
(dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya.Se- mun tidak menujukkan tanda dehidrasi. Karena
bagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke kasus terjadi lebih dari 14 hari maka disebut sebagai
arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya mene- diare persisten. Apabila terdapat darah dalam tinja
mukan sesuatu yang dapat dihisap.Refleks kemun- gkinan terjadi disentri.
menghisap dan mencari menghilang setelah bayi
berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. 90. B (Pertumbuhan normal dan perkemban-
gan meragukan)
86. E (Memberikan suntikan Hepatitis B0) Pada bayi perempuan usia 1 tahun BB dan PB
pada kasus tersebut termasuk kategori normal atau
Vaksinasi hepatitis B pada bayi baru lahir san-
se- suai dengan pertumbuhannya. Hasil jawaban ya
gat penting untuk diberikan. Semua bayi baru lahir
pada KPSP 7-8 menunjukkan perkembangan anak
harus sudah divaksinasi hepatitis B sebelum pulang
meragu- kan, sedangkan apabila jawaban ya.nya 6
dari rumah sakit, terbaik dalam waktu kurang dari
atau kurang maka kemungkinan ada penyimpangan.
12 jam setelah lahir (bukan 1 jam setelah lahir). Hal
Perkemban- gan anak sesuai dengan tahapan
ini dilakukan untuk mencegah penularan Hepatitis B
perkembangan apa- bila jawan ya 9-10.
pada bayi, baik dari ibu maupun dari teman dan ang-
gota keluarga lain yang tidak mengetahui diri
mereka terinfeksi hepatitis B. 91. D (Evaluasi KPSP ulang 2 minggu kemudi-
Kontraindikasi penyuntikan imunisasi hepatitis an)
B adalah bayi sedang demam tinggi atau mengalami
in Pertumbuhan anak pada kasus tersebut normal
sehingga tidak diperlukan konsultasi dengan ahli
gizi. Jawaban ya pada KPSP 8 menunjukan
87. D (asfiksia) perkembangan yang meragukan sehingga
membutuhkan stimulasi lebih sering dan intensif
pada jawaban tidak selama 2
minggu, setelah itu dilakukan penilaian ulang KPSP. jelas, melewa- ti sutura, dan berisi cairan limfe,
sedangkan chepal
92. E (Pemberian oralit)
94. C (9 bulan)
101. D (9)
103. C (Prematur)
104. A (AKDR)
105. C (AKDR)
107. A (Pil)
110. A (Spotting)
114. C (Kondom)
115. D (MOW)
116. A (MAL)
118. A (Perimenopause)
Perhatikan kata kunci soal ini adalah keputihan 126. (C) 9 bulan
pada perempuan menopause, perlu skrining kegana-
san yang tersedia di Puskesmas yaitu IVA tes. Evaluasi perkembangan pada bayi usia 3-24
bu- lan dilakukan setiap 3 bulan sekali, sedangkan
usia 24-72 bulan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
122. B (Pertumbuhan normal dan Untuk pertumbuhan evaluasi dilakukan setiap bulan
perkembangan meragukan) sekali dan dapat dilakukan di posyandu.
136. C (asfiksia)
Kadar Bilirubin
Daerah Luas Ikterus
(mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 (+) Badan bagian atas 9
Daerah 1,2 (+) Badan bagian
3 11
bawah dan tungkai
139. D (Postmatur)
140. B (AKBK)
141. D (Amenorhea)
142. B (AKBK)
145. C (Paripurna)
147. E (5 tahun)
149. B (IUD)
150. A (Pil)
153. A (pil)
155. A (Spotting)
162. C (Kondom)
164. D (MOW)
165. A (MAL)
167. B (Kondom)
168. E (Kondom)
171. A (Perimenopause)
172. E (Biopsi)
173. B (Premenopause)
174. C (Polimenorhea)
178. D (IVA)
179. A (Edukasi)
LAMPIRAN 1
GLOSSARIUM
Amenorhea Tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (tidak haid)
Asuhan pada masa hamil yang meliputi pemeriksaan dan layanan selama kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu meng-
ANC
hadapi persalinan, masa nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
Anterior Istilah anatomi yang berarti struktur bagian depan
Akselerasi Persalinan Meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan
Daerah gelap di sekitar puting payudara, yang dapat melebar atau lebih gelap selama
Areola
kehamilan
Gerakan yang mudah digoyangkan dari suatu massa yang mengapung. Pada
Ballotement kehami- lan biasanya menunjukkan adanya janin, namun belum bisa dirasakan
bagian-bagian kecil dari janin tersebut.
Bidang Hodge Garis khayal bidang panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala ja-
nin pada panggul
Suatu pengukuran, biasanya dinyatakan dalam persentase terhadap individu, kelom-
Cakupan
pok, masyarakat dengan kondisi tertentu.
Gejala mual - biasanya disertai muntah - yang umumnya terjadi pada awal kehami-
Emesis Gravidarum
lan, biasanya pada trisemester pertama.
Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam ka-
Inversio uteri
vum uteri
Hipermigmentasi yang berupa bercak kecoklatan yang tampak di kulit kening dan
Kloasma Gravidarum
pipi
Masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan
Klimakterium
terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun
Serangkaian kontraksi rahim yang teratur karena otot-otot polos rahim yang bekerja
HIS dengan baik dan sempurna secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks
(rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu
His lemah sifatnya tidak kuat
His Hipotonik
87
Menarche Periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang wanita
Nausea
Neonatal Bayi baru lahir yang dihitung mulai dari sesaat setelah lahir sampai 28 hari
Suatu teknik pemeriksaan dengan rabaan untuk menentukan tinggi fundus uteri, ba-
Palpasi Leopold
gian atas, bagian samping, bagian bawah janin.
Fase transisi menuju menopause yang dimulai beberapa tahun sebelum menopause
Perimenopause
terjadi
Guratan yang muncul di permukaan kulit ibu hamil sebagai akibat peregangan yang
Striae Gravidarum
berlebihan karena pembesaran uterus.
Terganggunya proses involusi uterus pada ibu karena kegagalan uterus kembali pada
Sub Involusi Uterus
ukuran yang normal sesuai dengan tahapan pada masa nifas
88
Program Studi DIII Kebidanan
Teknik mengukur panjang janin dari bagian luar perut ibu. Pengukuran dilakukan
Teknik TFU dengan menggunakan meteran kain yang mengukur jarak kepala dan bokong janin.
Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dalam bulan.
2. Tekanan darah
4. Tetanus Toxoid
5. Tablet besi
6. Pemeriksaan Hb
7. Pemeriksaan VDRL
89
LAMPIRAN 2:
DAFTAR SINGKATAN
P Pernafasan
PAP Pintu Atas panggul
PB Panjang Badan
PD Periksa Dalam
PE Pre-eklamsi
DAFTAR SINGKATAN KETERANGAN
PER Pre-eklamsi Ringan
PEB Pre-eklamsi Berat
PMB Praktik Mandiri Bidan
PKM Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
PTT Penegangan Tali Pusat Terkendali
Puka Punggung kanan
Polindes Pos bersalin desa
Posyandu Pusat pelayanan terpadu
PUS Pasangan Usia Subur
Puki Punggung kiri
Pustu Puskesmas pembantu
PWS Pemantauan Wilayah Setempat
RS Rumah Sakit
S Suhu
SC Sectio Caesarea
TD Tekanan Darah
TBJ Taksiran Berat Janin
TFU Tinggi Fundus Uteri
TT Tetanus Toksoid
UUK Ubun-ubun Kecil
Ka Kanan
Ki Kiri
OUI Ostium Uteri Interna
OUE Ostium Uteri Eksterna