Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Suandi Sidauruk, M.Pd

Disusun Oleh:

KELOMPOK I
Anggota :
Rizka Amelia (ACC 116 010)
Devi veratami (ACC 116 049)
Norhasnabilah (ACC 116 043)
Selvia Maulida (ACC 116 041)

Gebrilia (ACC 116 057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019

1
Kata Pengantar

Ilmu evaluasi merupakan ilmu yang paling mengasyikan, karena didalamnya mempelajari
berbagai gabungan antara ilmu lain dengan ilmu asessment, measurement, statistika, matematika,
fisiologi, fisikometri, dan berbagai ilmu keguruan lainnya. Rasanya tiada habis-habisnya belajar
ilmu evaluasi apabila secara serius ditekuni dengan menggunakan hati. “hati” yang dimaksud
disini adalah hatti yang senang, gembira, penuh keyakinan, dan keobyektifan. Tanpa di ikuti
dengan sifat yang obyektif, pengaplikasian dan pelaksanaan ilmu evaluasi dalam kelas menjadi
kurang bermakna. Mengapa ? karena hasil pelaksanaan evaluasi yang tidak obyektif menjadi
bersifat subyektif, like and dislike, kabur, dan tidak mampu mengukur keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Evaluasi belajar merupakan tanggungjawab guru. Ditangan guru, pelaksanaan eveluasi


menjadi bermakna. Oleh Karena itu, setiap guru hendaknya menguasai ilmu evaluasi yang benar
dan utuh (Integral/tidak setengah-setengah) sehingga mampu mengaplikasikannay dalam proses
pembelajaran yang baik. Sebaliknya, ketika guru tidak menguasai ilmu evaluasi dengan benar
maka proses evaluasi belajar yang dilakukan hanya sekedar formalitas, tanpa makna, dan tidak
mampu memberikan dampak fositif bagi siswa maupun bagi peningkatan mutu proses dan hasil
belajar mengajar.

Hasil evaluasi belajar hendaknya di analisis oleh guru sehingga guru dapat melakukan
refleksi dan perbaikan atas berbagai kekurangan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan kata lain, pemberikan pelayanan prima kepada siswa tidak hanya berhetni sampai pada
pelaksanaan proses pembelajaran, tetapi berlanjut hingga proses evaluasi dan pasca evaluasi.
Buku ini berisi panduan praktis bagi siswa maupun calon guru dalam melakukan persiapan
evaluasi, pelaksanaan evaluasi, dan analisis hasil evaluasi. Melalui buku ini pula dibahas
berbagai teori evaluasi kontemporer yang sangat relevan bagi pelaksaan evaluasi dikelas dengan
baik.

Palangkaraya, Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 4

BAB II ISI .......................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Multiple Choice Test (Tipe Pilihan Ganda) ................................. 5


2.2 Kelebihan dan Kekurangan Multiple Choice Test ......................................... 8
2.3 Teknik Penskoran dalam Multiple Choice Test ............................................. 10
2.4 Tahapan Membangun Multiple Choice Test .................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

3.1 kesimpulan ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Menurut Djemari (2008: 67) tes
merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak
langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem
penskorannya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes
objektif adalah tes yang penskorannya bersifat objektif, yaitu hanya dipengaruhi oleh objek
jawaban. Sedangkan tes subjektif adalah tes yang penskorannya selain dipengaruhi oleh
jawaban juga dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang dapat kami rumuskan:
1. Apa itu multiple choice test?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari multiple choice test?
3. Bagaimana teknik penskoran multiple choice test?
4. Bagaimana tahapan membangun multiple choice test?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk memenuhi tugas belajar bagi mahasiswa dalam mata kuliah Penilaian Proses
dan Hasil Belajar.
2. Untuk mengetahui pengertian multiple choice test.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan multiple choice test.
4. Untuk mengetahui teknik penskoran pada multiple choice test.
5. Untuk mengetahui tahapan membangun multiple choice test.

4
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Multiple Choice Test (Tipe Pilihan Ganda)

Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif
jawaban lebih dari satu. Pada umumnya, jumlah alternatif jawaban berkisar antara dua atau lima.
Tentukan saja jumlah alternatif tersebut tidak boleh terlalu banyak. Bila alternatif lebih dari lima
maka akan sangat membinggungkan peserta tes, dan juga akan sangat menyulitkan penyusunan
butir soal. Tipe tes ini dalam bahasa inggris dikenal dengan nama multiple choice item (butir soal
pilihan majemuk atau ganda). Tipe tes ini adalah yang paling populer dan banyak digunakan
dalam kelompok tes objektif karena banyak sekali materi yang dapat dicakup.

Setiap tes pilihan ganda terdiri dari 2 bagian,yaitu:

1. Pernyataan atau disebut juga stem.


Stem mungkin dalam bentuk pernyataan atau dapat juga dalam bentuk
pertanyaan, merupakan pertanyaan yang lengkap atau pernyataan yang tidak lengkap.
Contoh:
Litosfer adalah kerak bumi yang paling atas. Kandungan dari senyawa kimia yang
terbanyak pada lapisan ini adalah…
a. Oksida besi
b. Okside alumunium
c. Oksida posfor
d. Oksida kalsium
e. Oksida silikon

Dari contoh diatas stem atau pokok soal dapat terdiri dari pernyataan lengkap dan
pernyataan tidak lengkap. Contoh diatas adalah pilihan ganda biasa. Tes pilihan ganda
biasa terdiri dari kalimat pokok berupa pernyataan yang tidak lengkap. Untuk melengkapi
kesempurnaan kalimat tersebut penerapan pilihan jawaban haruslah berupa jawaban yang
dipilih untuk melengkapi pernyataan tersebut. Tidak lengkapnya pernyataan dalam

5
bentuk soal ini ditandai oleh adanya kekosongan atau titik-titik yang perlu diisi untuk
melengkapi pernyataan.

2. Alternatif pilihan jawaban atau disebut juga option.


Pilihan jawaban atau option terdiri dari beberapa alternatif pilihan jawaban. Salah
satu dari alternatif pilihan itu adalah jawaban yang benar terhadap isian pernyataan.
Berikut ini ada beberapa uraian singkat tentang variasi atau model-model dari tes pilihan
ganda, antara lain sebagai berikut:
a. Tes pilihan ganda biasa
Tes pilihan ganda biasa terdiri dari kalimat pokok berupa pernyataan yang tidak
lengkap. Untuk melengkapi kesempurnaan kalimat tersebut penerapan pilihan jawaban
haruslah berupa jawaban yang dipilih untuk melengkapi pernyataan tersebut. Tidak
lengkapnya pernyataan dalam bentuk soal ini ditandai oleh adanya kekosongan atau titik-
titik yang perlu diisi untuk melengkapi pernyataan.

b. Tes pilihan ganda assosiasi


Bentuk tes pilihan ganda assosiasi ini hampir sama dengan tipe pilihan ganda
biasa, yang membedakan adalah kemungkinan jawaban pilihan ganda assosiasi lebih dari
satu. Pada hakikatnya bentuk soal ini hampir sama dengan bentuk soal melengkapi
pilihan yaitu satu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti beberapa kemungkinan
jawaban. Tes semacam ini termasuk kedalam bentuk tes kombinasi pilihan ganda yang
terdiri atas batang tubuh soal diikuti oleh sejumlah kemungkinan jawaban diantaranya
satu atau lebih jawabn benar. Contoh:

Petunjuk pilihan:

A. Jika (1), (2), dan (3) benar.


B. Jika (1), dan (3) benar.
C. Jika (2), dan (4) benar.
D. Jika hanya (4) yang benar.
E. Jika semuanya benar.

6
Berikut ini adalah sifat dari senyawa organik:

(1) Reaksi berjalan lambat.


(2) Tidak tahan panas.
(3) Mudah terbakar.
(4) Elastis.

c. Pilihan ganda analisis kasus


Pada test bentuk pilihan ganda analisis kasus, peserta test dihadapkan pada sebuah
kasus. Kasus ini disajikan dalam bentuk cerita, peristiwa, dan sejenisnya. Kepada peserta
tes diajukan beberapa pertanyaan. Setiap pertanyaan dibuat dalam bentuk melengkapi
pilihan. Bentuk tes analisis kasus menggunakan petunjuk berikut, contoh:
Untuk menjawab butir soal berikut ini disediakan kasus. Pahami secara cermat,
kemudian jawablah soal-soal berikutnya!
Ny. X umur 23 tahun, datang ke rumah sakit Doris Sylvanus dengan keluhan
lemah, dan haus. Pada pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 70/65 mmHg, nadi 120
x/m lemah, dan dalam mukosa mulut kering. Pada kasus ini, Ny. X menderita . . .
A. Dehidrasi
B. Asam urat
C. Magh kronis
D. Gangguan pernapasan
E. Semua jawaban benar

d. Pilihan ganda dengan diagram, grafik, dan sebagainya.


Bentuk soal tes ini mirip dengan analisis kasus, baik struktur maupun pola
pertanyaannya. Bedanya dalam bentuk tes ini tidak disajikan berupa kasus cerita maupun
peristiwa, tetapi kasusnya berupa diagram, grafik, gambar, maupun tabel. Biasanya butir
soal dalam bentuk diagram, grafik, tabel, atau gambar dapat mengukur aspek proses
berpikir yang lebih tinggi dari aspek ingatan. Contoh:

7
Perhatikan tabel berikut!

Bahan Pereksi
Fehling I2
I Ungu Ungu
II Merah bata Biru
III Biru Kuning
IV Biru muda Kuning muda
V Biru Kuning muda
Yang mengandung amilum adalah pada bahan nomor…

A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Multiple Choice Test


Soal pilihan ganda merupakan soal yang dapat mengukur berbagai macam
kemampuan, mulai dari yang sederhana sampai yang dengan kemampuan yang rumit.
Kelemahan yang nampak pada soal jawaban singkat dapat di atasi oleh soal pilihan ganda.
Soal jawaban singkat dapat di jawab dengan berbagai macam cara, sedangkan soal pilihan
ganda hanya dapat dilakukan dengan satu cara. Berikut ini beberapa kelebihan soal pilihan
ganda antara lain :
a. Jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif tak terbatas dibandingkan dengan
materi yang dapat dicakup soal bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan
umumnya relatif banyak.
b. Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan
evaluasi.
c. Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan
dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu kelas atau jenjang.

8
d. Sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak sedangkan hasilnya harus
segera seperti ujian akhir nasional maupun ujian sekolah dasar.
e. Reliabilitas soal pilihan ganda relatif lebih tinggi di bandingkan dengan soal
uraian.
f. Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang
telah diberikan.
g. Jawaban siswa dapat dikoreksi(dinilai) dengan mudah dan cepat dengan
menggunakan kunci jawaban.
h. Jawaban untu setiap pertanyyan sudah pasti benar atau slah sehingga penilaiannya
bersifat objektif.

Kesulitan yang sering dialami para guru kelas, berkaitan dengan mengonstruksi
item tes pilihan ganda adalah kesulitan dalam menyusun item tes yang mengandung
pokok persoalan dengan tepat, dan menyusun jawaban alternatif dengan
memperhitungkan jawaban penjebak (distracters) yang memungkinkan dipilih siswa.

Di samping kelemahan pokok seperti yang diuraikan di atas, item tes pilihan
ganda masih memerlukan perhatian seorang guru atau evaluator, di antaranya ada
kelemahan yang berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut :

a. Kurang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal.


b. Peserta didik tidak mempunyai keleluasaan dalam menulis,
mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan yang mereka miliki yang
dituangkan kedalam kata atau kalimatnya sendiri.
c. Tidak digunakan untuk mengukur kemampuan problem solving
d. Sangat sensitif terhadap menerka. Dengan 4 alternatif jawaban, peserta tes
memiliki kemungkinan menerka sebesar 25% dan dengan 5 alternatif jawaban
peserta tes memiliki kemungkinan menerka sebesar 20%.
e. Penyusunan soal yang baik memerlukan waktu yang relatif lama
dibandingkan dengan bentuk soal lainnya.
f. Sangat sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen,
logis, dan berfungsi.
g. Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar.

9
h. Proses berpikir siswa tidak dilhat dengan nyata.

2.3 Teknik Penskoran dalam Multiple Choice Test


Adapun untuk tes bentuk multiple choice dapat digunakan salah satu dari dua buah
rumus , yaitu rumus dengan denda atau dengan rumus tanpa denda. Rumus perhitungan skor
dengan denda adalah dengan formula sebagai berikut :

W
S = R − 0−1

Adapun rumus perhitungan skor tanpa denda adalah dengan formula sebagai berikut :

S=R

Keterangan :

S = Skor yang sedang di cari

R = Right (jumlah jawaban benar)

W = Wrong (jumlah jawaban salah)

0 = banyaknya option yang dipasang pada item

1 = bilangan konstan.

Mana yang lebih di rekomendasikan untuk dipakai dalam evaluasi pembelajaran ?


dalam hal ini diserahkan kepada guru sebagai evaluator. Dalam hal ini tantangan penting
yang perlu diperhatikan oleh para guru adalah menyusun item tes pilihan ganda secara
cermat dengan memperhitungkan faktor jawaban distracters dengan baik, dari pada
menghukum para siswa dengan menerapkan sistem denda pada siswa yang menjawab salah.

2.4 Tahapan Membangun Multiple Choice Test

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes multiple choice
menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :

a. Intruksi pengerjaan nya harus jelas, dan bila dipandang perlu baik disertai contoh
mengerjakan nya.
10
b. Dalam tes multiple choice hanya ada satu jawaban yang benar.

c. Kalimat pokok nya hendak nya mencakup dan sesuai dengan rangkaian mana pun
yang dapat dipilih

d. Kalimat pada tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin

e. Usahakan menghindarkan penggunaan kalimat bentuk negatif dalam kalimat pokoknya

f. Kalimat pokok dalam setiap butir soal hendak nya tidak tergantung pada butir soal-soal
lain

g. Gunakan kata- kata ” manakah jawaban paling baik”, “ pilihlah satu yang pasti lebih
baik dari yang lain “, bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar

h. Jangan membuang bagian pertama dari suatu kalimat

i. Dilihat dari segi bahasanya, butir- butir soal jangan terlalu sukar

j. Tiap butir soal hendak nya hanya mengandung satu ide. Meskipun ide tersebut dapat
kompleks

k. Bila dapat disusun urutan logis antara pilihan-pilihan, urutkanlah (misalnya urutan
tahun, urutan alphabet, dan sebagainya).

l. Susunlah agar jawaban manapun mempunyai tata bahasa dengan kalimat pokonya.

m. Alternatif yang di sajikan hendaknya agak seragam dalam panjangnya, sifat uraiannya
maupun taraf teknis.

n. Alternatif-alternatif yang disajikan hendaknya agak bersifat homogen mengenai isi


dan bentuknya

o. Buatlah jumlah alternatif pilihan ganda sebanyak 4. Bila mana terdapat kesukaran,
buatlah pilihan pilihan tambahan untuk mencapai jumlah 4 tersebut. Pilihan-pilihan
tambahan hendaknya jangan terlalu gampang diterka karena bentuknya atau isi.

11
p. Hindarkan pengulangan suara atau pengulangan kata pada kalimat pokok di alternatif-
alternatifnya, karena anak akan cenderung memilih alternatif yang mengandung
pengulangan tersebut. Hal ini di sebabkan karena dapat di duga itulah jawaban yang
benar.

q. Hindarkan penggunaan susunan kalimat dalam buku pelajaran. Karena yang terungkap
mungkin bukan pengertiannya melainkan hafalannya

r. Alternatif-alternatif hendaknya jangan tumpang tindih, jangan inklusif, dan jangan


sinonim

s. Jangan menggunakan kata-kata indikator seperti selalu, kadang- kadang, pada


umumnya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu tes dikatakan multiple choice ialah jika:
1. Hanya ada satu jawabn benar untuk setiap option jawaban.
2. Terdapat lebih dari satu jawaban benar dengan model pilihan ganda assosiasi.
3. Merupakan model pilihan ganda analisis kasus, diagram, tabel, gambar, atau grafik.
4. Penskoran bersifat objektif.
5. Dalam menjawab soal hanya mengikuti petunjuk.

13
Daftar Pustaka

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja.

Anas Sudijono, 2011, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers,

Djemari Mardapi, 2008, Teknik Penyusunan Instrument Tes Dan Nontes, Jogyakarta : Mitra
Cendikia

Nasution S, 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Bina
Aksara

Ngalim Purwanto, 2002, Prinsip-Prinsip Dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya

Sumarna Surapranata, 2007, Panduan Penulisan Tes Tertulis , Bandung : Remaja Rosda Karya

14

Anda mungkin juga menyukai