OLEH
KELOMPOK 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUH SEKOLAH DASAR (PGSD) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN (ISDIK KIE RAHA TERNATE 2023/2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Dalam makalah ini kami meningkatkan sebuah judul “TES OBJEKTIF” (Soal benar salah)
sesuai dengan yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah yang menurut kami dapat
memberikan manfaat bagi kita semua
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
BAB II ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian butir soal pilihan ganda secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu penilaian dengan memperhitungkan jawaban yang salah dan mengabaikan
jawaban yang salah. Pemberian skor mengingat jawaban item yang salah dilakukan oleh
beberapa guru untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang salah dan
menggunakannya sebagai hukuman untuk mengurangi jawaban yang benar. Jawaban
yang salah tidak diperhitungkan dalam evaluasi, yaitu jawaban yang salah tidak
berpengaruh terhadap nilai jawaban yang benar. Nilai akhir dari tes pilihan ganda sesuai
dengan jumlah jawaban yang benar. Jika hampir semua siswa mendapat nilai jelek,
berarti ujiannya mungkin terlalu sulit. Sebaiknya jika semua siswa mendapatkan nilai
bagus, tes tersebut dapat diartikan terlalu mudah. Tentu saja interpretasi dari pertanyaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan tes pilihan ganda
PEMBAHASAN
A. Tes Objektif
Tes Pilihan Ganda Tes Pilihan Ganda adalah sebuah jenis tes objektif yang paling
banyak digunakan dalam dunia pendidikan (Nurgiyantoro, 2017:147). Pada dasarnya tes
ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan
dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pada tes pilihan
ganda ini dapat terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa
pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, perintah maupun
rumusan isi soal yang biasa disebut dengan stem. Sedangkan pilihan jawaban dapat
berupa perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut option. Dan pilihan jawaban
yang benar disebut dengan key atau kunci, sedangkan jawaban yang salah disebut
sebagai pengecoh. Tes ini menghadapkan kepada siswa sejumlah alternatif jawaban,
umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk setiap soal dan tugas siswa dalam memilih
salah satu diantara alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar pertimbangan
tertentu. Namun apabila siswa belum menguasai materi maka akan mudah terkecoh
dengan alternatif jawaban yang tersedia.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes pilihan ganda, sebagai
berikut :
4. Sedapat mungkin, buat stem dalam bentuk pertanyaan positif, jika tidak, tandai
kata negatif dalam stem tersebut,
7. Hindarkan petunjuk yang memungkin peserta didik memilih jawaban yang benar,
8. Isi dan bentuk (panjang) jawaban relatif sama (homogen),
Pada dasarnya tes pilihan ganda ini memiliki cara menskor. Pemberian skor
merupakan langkah awal dalam kegiatan pengolahan hasil tes anak didik. Penskoran
yaitu sebuah proses yang mengubah jawaban tes menjadi angka (Sulistyorini, 2009).
Skor hasil belajar yang didapat anak didik adalah bilangan yang diberikan atas
jawaban dari soal tes atau pertanyaan yang memberi petunjuk mengenai perolehan hasil
belajar tersebut. Cara menskor pada tes pilihan ganda dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Mencakup melengkapi pilihan Tipe tes pilihan ganda ini dapat berbentuk suatu
pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna lengkap. Misalnya dari
kalimat “Provinsi yang paling lancar perhubungan daratnya di Sumatera adalah
Sumatera Utara” dapat dirumuskan menjadi pertanyaan “Provinsi manakah di
Sumatera yang paling lancar perhubungan daratnya?”
2. Hubungan antar hal atau hubungan sebab akibat Tipe tes pilihan ganda ini
memiliki inti yang terdiri dari dua pernyataan. Dalam mengerjakan tes tini,
peserta ujian ditugaskan untuk mengkaji apakah (a) Pernyataan pertama benar
konsepnya, pernyataan kedua benar konsepnya, dan kedua pernyataan
tersebut memiliki hubungan sebab akibat; (b) Pernyataan pertama benar
konsepnya, pernyataan kedua juga benar konsepnya, tetapi keduanya tidak
ada hubungan sebab akibat; (c) Salah satu dari kedua pernyataan tersebut salah
konsepnya; dan (d) Kedua pernyataan tersebut salah konsepnya. Empat pilihan
tersebut dapat ditambah atau dikurangi dalam perumusan soal sesuai dengan
kebutuhan. Dalam perumusannya, pembuat soal harus menuliskan petunjuk
pengerjaan soal yang jelas serta dua pernyaatan yang harus dianalisis
hubungannya. Misalnya:
3. Analisis kasus
Pada tipe tes pilihan ganda ini, dalam butir soal disajikan satu kasus
dimana biasanya kasus ini terjadi di kehidupan nyata. Untuk merumuskan butir
soal tipe analis kasus, diperlukan kasus yang sesuai dengan bahan
pembelajaran yang sedang dipelajari dalam proses pembelajaran. Dari kasus
tersebut dapat dirumuskan sejumlah butir soal dengan bentuk pertanyaan yang
berbeda. Contoh dari tipe tes pilihan ganda ini yaitu:
Dalam salah satu harian ibu kota yang terbit pada tanggal 27 Januari 1991,
diberitakan: “Tumpahan minyak dalam jumlah sangat besar ibarat permadani hitam
raksasa mulai menutupi permukaan Teluk Persia di bagian Utara. Petaka ini tidak hanya
menghancurkan lingkungan hidup, tetapi juga mengancam instalasi penyulingan laut
(desalinasi), yang memenuhi setengah dari kebutuhan air tawar masyarakat di Teluk
Persia…….”
Dengan mencermati artikel pada surat kabar tersebut dapat ditulis beberapa butir soal
yang mengukur kemampuan berpikir peserta ujian. Butir soal pertama adalah ragam
melengkapi pilihan, rumusannya adalah: Yang dimaksud dengan desalinasi adalah ….
Tipe tes pilihan ganda ini digunakan pada pertanyaan yang memiliki jawaban lebih dari
satu. Contohnya dalam pemilihan Presiden RI yang keempat. Partai politik yang
memilih K.H. Abdurrahman Wahid adalah: 1) PKB, 2) Partai Golkar, 3) PPP, 4) PAN, 5) PBB, 6)
PDU.
Dari pertanyaan tersebut dapat dirumuskan butir soal sebagai berikut: Partai politik yang
manakah dalam MPR tahun …. yang memilih K.H. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden
R.I? Alternatif pilihan dapat ditata sebagai berikut:
A. 1 &
2 B. 1 &
3 C. 1 &
4 D. 1 & 3
5. Membaca diagram, tabel, grafik, atau gambar Pada umumnya tipe tes pilihan ganda ini
sama dengan tipe tes pilihan ganda analisis kasus namun pada tipe tes pilihan ganda ini
narasi disajikan dalam bentuk diagram, tabel, grafik, atau gambar. Dengan demikian, dari
satu diagram, tabel, grafik, atau gambar yang disajikan dapat dirumuskan sejumlah butir
soal pilihan ganda yang seragam maupun tidak seragam
C. Kelebihan dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda
1. Memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa.
Karakteristik yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan
efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.
3. Reliabilitas soal pilihan ganda lebih tinggi dibanding dengan soal uraian.
4. Dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang disampaikan guru dikelas
5. Tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi
2. Kurang efektif untuk mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk
mengorganisir dan mengekspresikan ide
D. Tes Benar-Salah
Tes benar-salah merupakan salah satu bentuk tes objektif yang formatnya
menggunakan satu pernyataan dengan dua pilihan yaitu benar atau salah. Dalam
pengerjaan soal ini, siswa atau peserta ujian diminta untuk menilai apakah pernyataan
yang disajikan benar atau salah (Nasoetion, …). Penyusunan tes benar-salah perlu
memperhatikan beberapa hal yang di antaranya adalah (Asrul, Ananda, Rosnita, 2014):
1. Petunjuk dalam mengerjakan soal harus dibuat dengan jelas agar siswa tidak bingung
2. Hindari membuat pernyataan yang belum pasti benar atau salahnya
Bentuk tes benar-salah pada umumnya terdiri dari petunjuk pengerjaan soal dan
butir-butir soal. Berikut adalah contoh dari tes benar-salah:
Jawaban yang tepat dari soal di atas adalah 1-B; 2-B; S-3; S-4. Dari soal-soal tersebut,
dapat diamati bahwa tes benar-salah dapat mengukur ingatan (C1) sekaligus
mengukur proses berpikir yang lebih tinggi pada peserta didik. Dapat diambil contoh dari
soal-soal di atas, butir soal nomor 3 mengukur proses berpikir analisis peserta didik
sedangkan butir soal nomor 4 mengukur proses berpikir penerapan peserta didik
(Nasoetion, …).
A. Simpulan
Nasoetion, Noehi (2011) Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. In: Hakikat Evaluasi
Pembelajaran. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-65. ISBN 9790110308
Asrul, A., Ananda, R., & Rosnita, R. (2015). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Ciptapustaka
Media.
Wartoni, W., & Benyamin, P. I. (2020). Strategi Pengembangan Tes Objektif (Pilihan Ganda).
Diegesis: Jurnal Teologi, 5(1).
Sanusi, R. N. A., & Aziez, F. (2021). Analisis Butir Soal Tes Objektif dan Subjektif untuk
Keterampilan Membaca Pemahaman pada Kelas VII SMP N 3 Kalibagor. Metafora:
Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra, 8(1), 99-109.
Tamrin, T., & Munawaroh, F. (2019). Teknik dan Instrumen Assessmen Ranah Kognitif
Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI. Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 121-139.
Putri, H., Susiani, D., Wandani, N. S., & Putri, F. A. (2022). Instrumen Penilaian Hasil
Pembelajaran Kognitif pada Tes Uraian dan Tes Objektif. Jurnal Papeda: Jurnal
Publikasi Pendidikan Dasar, 4(2), 139-148.