KEP. KELUARGA
Koordinator:
Pemilik : ……………………………..
NPM :……………………………..
2|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga buku panduan praktikum keperawatan keluarga ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan modul keperawatan keluarga ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dosen yaitu
melakukan pengajaran sebagai bagian tri dharma perguruan tinggi.
Dalam proses penyusunan buku panduan praktikum ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS) selaku Dekan Fitkes Univ. Jenderal Achmad Yani
Cimahi
2. Achmad Setya, S.Kp., MPH. selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan (S1) Fitkes Univ.
Jenderal Achmad Yani Cimahi
Semoga buku panduan praktikum ini dapat memberikan wawasan dan panduan dalam
keperawatan keluarga . Namun penulis juga menyadari keterbatasan dalam penyusunan buku
panduan praktikum ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang kondusif untuk
perbaikan di masa datang.
3|Page
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Visi Misi i
Informasi Mata Kuliah ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Mata Kuliah
B. Prasyarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
D. Hasil belajar mata kuliah : kompetensi yang akan dicapai
E. Tujuan modul
F. Aktifitas mahasiswa
G. Prasyarat pembimbing praktikum
H. Teknis pelaksanaan bimbingan
I. Tempat praktikum
J. Alokasi waktu
K. Tata tertib praktikum
L. Penilaian
4|Page
PENDAHULUAN
Selamat berjumpa dengan Mata Kuliah Keperawatan Keluarga . Dalam Modul Bahan Ajar Cetak
Praktikum Keperawatan Keluarga ini akan dipelajari tentang praktikum asuhan keperawatan
keluarga baik pada keluarga rawan atau risiko tinggi berdasarkan tahap tumbuh kembang keluarga.
Selain itu dapat menerapkan terapi modalitas pada keluarga rawan atau risiko tinggi. Memberikan
asuhan keperawatan keluarga di masyarakat, Anda harus terlebih dahulu mampu
mendemonstrasikan asuhan keperawatan keluarga rawan atau risiko tinggi dan mendemonstrasikan
terapi modalaitas pada keluarga. Tentu Anda bertanya mengapa mahasiswa S1 keperawatan harus
mampu mendemonstrasikan kemampuan tersebut? Karena kemampuan tersebut sangat
menentukan keberhasilan Anda di dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga.
5|Page
1. Pelajarilah dan pahami setiap bab dalam Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum ini dengan
sebaik-baiknya
2. Kerjakanlah setiap kegiatan, latihan dan tes formatif yang ada pada setiap akhir kegiatan
belajar
3. Banyaklah berlatih dengan teman Anda. Dan minta teman Anda yang lain untuk menilai
kemampuan Anda. Catatlah setiap masukan yang diberikan oleh teman Anda dan
berlatihlah dengan tekun untuk memperbaiki kekurangan Anda, sehingga kemampuan
Anda menjadi optimal.
4. Setelah Anda merasa yakin akan kemampuan Anda melakukan praktikum mintalah Tutor
Anda untuk menilai kemampuan Anda
D. Tujuan modul
Setelah mempelajari Bab Bahan Ajar Cetak Praktikum ini, Anda mampu mendemonstrasikan
asuhan keperawatan pada keluarga dan menerapkan terapi modalitas pada keluarga.
E. Aktifitas mahasiswa
1. Sebelum Anda memulai mempelajari kegiatan praktikum ini sebaiknya Anda telah
memahami topik asuhan keperawatan pada keluarga
2. Anda membaca Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum, sebelum kegiatan praktikum dimulai
3. Anda mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan praktikum
4. Lakukan pengkajian keluarga, penjajakan tahap 1 : melakukan pengkajian, membuat
analisa data
6|Page
5. Lakukan pengkajian keluarga, penjajakan tahap 2 : membuat prioritas masalah, dan
skoring
6. Demonstrasikan terapi modalitas di keluarga sesuai SOP
7. Review kegiatan pada Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum untuk meningkatkan
keterampilan Anda
2. Institusi
Pembimbing berasal dari institusi pendidikan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Cimahi
3. Kualifikasi Pembimbing
a. Berpendidikan minimal S.2 Keperawatan
b. Berstatus sebagai dosen atau instruktur klinik
c. Memiliki pengalaman kerja di bidang keperawatan minimal 2 tahun
d. Memiliki pengetahuan yang baik dan luas tentang keperawatan.
7|Page
e. Mendemonstrasikan dan menjelaskan cara melakukan pengkajian pada tahap
penjajakan 1 dan 2
f. Memberikan penjelasan dalam menyusun diagnosa keperawatan keluarga
g. Memberikan penjelasan dalam menyusun rencana intervensi keperawatan keluarga
h. Mendemonstrasikan terapi modalitas pada keluarga
i. Melakukan diskusi terhadap masalah-masalah yang belum dipahami oleh mahasiswa.
2. Teknis Bimbingan
Asuhan keperawatan keluarga berdasarkan tahap perkembangan keluarga
a. Bagilah jumlah mahasiswa ke dalam kelompok kecil kelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari maksimal 4-5 mahasiswa
c. Mintalah mahasiswa untuk melakukan pengkajian pada keluarganya secara mandiri
d. Mintalah mahasiswa untuk membuat pengkajian, analisa data, skoring diagnosa
keperawatan dan intervensi sesuai dengan kasus fiktif yang dibuat.
e. Periksalah dan diskusi dengan fasilitator hasil membuat asuhan keperawatan keluarga
f. Mintalah salah satu mahasiswa untuk melakukan pengkajian dengan sasaran
keluarganya sendri dan mahasiswa sebagai perawat
g. Mintalah mahasiswa untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
h. Mintalah mahasiswa untuk melakukan pengkajian, analisa data, skoring diagnosa
keperawatan dan intervensi
i. Lakukanlah semua ini untuk kelompok Anda hingga waktu praktikum selesai
j. Buatlah penilaian atau evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa sesuai dengan format
yang ada pada kegiatan praktikum ini.
8|Page
d. Mahasiswa mereview kegiatan praktikum sampai waktu pelaksanaan selesai dan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan terapi modalitas dengan baik dan
benar
H. Tempat praktikum
Praktikum ini tidak memerlukan ruangan khusus. Ruangan untuk praktikum dapat
mempergunakan ruangan yang ada asalkan ruangan tersebut tidak berisik dan tidak banyak
orang yang berlalu lalang sehingga akan mengganggu jalannya praktikum.
I. Alokasi waktu
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap praktikum ini adalah 7 x 50 menit.
9|Page
2. Untuk Pembimbing
a. Anda harus hadir 10 menit di tempat praktikum sebelum kegiatan praktikum
berlangsung
b. Menggunakan jas praktikum yang telah ditetapkan dilengkapi dengan papan nama
c. Pada saat praktikum berlangsung Anda dilarang mempergunakan alat komunikasi
apapun sampai kegiatan praktikum selesai
d. Selama kegiatan praktikum berlangsung Anda tidak diperkenankan untuk melakukan
kegiatan lain yang dapat mengganggu kegiatan praktikum.
K. Penilaian
Berikut ini adalah petunjuk penilaian praktikum. Pembimbing Anda akan memberikan
penilaian sesuai dengan bobot di bawah ini. Minimal kelulusan 85%. Unsur yang dinilai
proposi (%)
1. Kognitif 30%
2. Soft skill (afektif) 20%
3. Psikomotor (keterampilan) 50%
Topik Praktikum 1
Sebelum Anda melakukan praktikum ini, hendaknya Anda telah mempelajari teorinya. Teori
mengenai asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap tumbuh kembang, dibahas pada
Modul Bahan Ajar.
Buku materi pokok praktikum ini dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
dilengkapi format asuhan keperawatan pada keluarga, dan terapi modalitas pada keluarga.
Setelah selesai mempelajari buku materi pokok praktikum, Anda diharapkan mampu
mendemonstrasikan asuhan keperawatan pada keluarga berdasarkan dengan tahap tumbuh
kembang keluarga.
Untuk mempermudah Anda mempelajarinya materi praktikum ini dibagi menjadi empat
Topik Praktikum, diantaranya yaitu :
1. Praktikum asuhan keperawatan pada keluaraga : pengkajian pada penjajakan tahap 1 dan
2
10 | P a g e
2. Praktikum asuhan keperawatan pada keluarga : Dagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi
3. Praktikum terapi modalitas : senam Hipertensi dan inhalasi sederhana
4. Praktikum terapi modalitas : relaksasi otot progresif dan relaksasi benson
Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah Anda mempelajari praktikum asuhan keperawatan
pada keluarga berdasarkan tahap perkembangan keluarga adalah Anda mampu
mendemonstrasikan cara :
1. Melakukan pengkajian pada keluarga
2. Membuat analisis data dan skoring berdasarkan hasil pengkajian
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
4. Menetapkan intervensi keperawatan
5. Melakukan implementasi dan evaluasi berdasarkan prioritas masalah
6. Mendemonstrasikan terapi modalitas yang diterapkan pada keluarga
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
Lakukanlah latihan dan kerjakanlah tugas yang ada sesuai petunjuk yang ada pada buku materi
praktikum ini. Pada saat melakukan latihan asuhan keperawatan, dan terapi modalitas berbagi
peran menjadi perawat dan klien/ keluarga, dan lakukan secara bergantian sampai Anda
mmapu secara mandiri dan kompeten melaksanan praktikum hingga waktu pembelajaran
selesai.
11 | P a g e
Lampiran 1 : SOP
Perawat : “Hasil pengkajian kesehatan keluarga Bpk muncul masalah kesehatan diantaranya
Nyeri, gangguan mobilisasi fisik dan perilaku kesehatan cenderung beresiko”. “Menurut Bpk
masalah yang mana yang paling dirasakan tidaknyaman oleh keluarga Bpk, untuk kita selesaikan
terlebih dahulu”.
Keluarga : “Nyeri, perilaku kesehatan cenderung berisiko, dan gangguan mobilisasi fisik”
Perawat : “baiklah Saya akan menyelesaikan masalah Nyeri terlebih dahulu”
Contohnya jika ditahap 1 ditermukan masalah Dm , maka untuk melihat apakah keluarga mengenal ditanyakan :
Perawat : “ Ibu, apakah ibu dapat menjelaskan apa definisi /pengertian dari Diabetes mellitus?”
Keluarga : “ DM itu gula ya neng?
Kesimpulan : Keluarga belum mengenal DM
12 | P a g e
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan
jenis/tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu, namum dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktifitas rekreasi.
13 | P a g e
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat terbentuknya keluarga, mulai dari perkenalan sampai sengan
memutuskan menikah dan mempunyai anak.
4. wayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
14 | P a g e
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan
lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.
Hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan kesehatan
keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, maka perlu dikaji
sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat, perlu dikaji adalah identifikasi dampak yang akan terjadi jika tidak dilakukan tindakan. Jika
tidak mampu makan perntanyaan selanjutnnya adalah sbb
15 | P a g e
c. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
termasuk melihat upaya dan kemampuan keluarga mendemontrasikan dan melakukan
latihan dari prosedur tindakan baik yang bersifat preventif maupun kuratif u n t u k
m e n g a t a s i m a s a l a h K e s e h a t a n . Jika tidak mampu maka pertanyaan lanjutannya adalah
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi masalah kesehatan atau penyakit ?
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan ?
3) Apakah keterampilan keluarga menganai macam perawatan yang diperlukan memadai ?
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan ?
5) Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam pemeliharaan lingkungan dimasa
mendatang ?
6) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit ?
7) Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi)
?
8) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan ?
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat, seperti meminimalkan /manipulasi lingkungan rumah utk mengeliminasi/meminimalkan
resiko, kemudian perawat juga meminimalkan /manipulasi lingkungan rumah utk
mengeliminasi/meminimalkan masalah psiko-sosial penyebab masalah Kesehatan, maka
perlu dikaji :
1) Sejaumana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki ?
2) Sejaumana keluarga melihat keumtungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan ?
3) Sejaumana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan sanitasi ?
4) Sejaumana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit ?
5) Bagaiman sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi ?
6) Sejaumana kekompakan antar anggota keluarga ?
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
di masyarakat, dieksplore kemampuan keluarga menyebutkan nama nama yankes yang
dimanfaatkan dalam mengatasi masalah kesehatan, dan dikaji apakah keluarga
mendatangi yankes tersebut untuk mengatasi masalah kesehatan, jika tdk mampu maka perlu
dikaji :
1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan ?
2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan yang dapt diperoleh dari fasilitas kesehatan ?
3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan ?
16 | P a g e
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap pertugas kesehatan ?
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga ?
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
• Berapa jumlah anak ?
• Apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga ?
• Metoda yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga ?
5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Pencari nafkah utama
b. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan ?
c. Sejauhmana keluarga memenfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga ?
17 | P a g e
FORMAT ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
# Hasil data pengkajian → # 5 tugas kesehatan keluarga: # Hasil identifikasi dari data
masukkan kedalam DS atau
1. Ketidakmampuan
DO
keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan
keluarga mengambil
keputusan
3. Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit
4. Ketidakmampuan
keluarga memodifikasi
lingkungan
5. Ketidakmampuan
keluarga pemanfaatan
pelayanan kesehatan
18 | P a g e
FORMAT PENAPISAN MASALAH
Diagnosa : ............
KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN
Sifat masalah 1 tdk/kurang sehat diberikan bobot lebih
Aktual (tidak/kurang sehat) 3 tinggi, karena masalah tersebut
Ancaman kesehatan 2 memerlukan penanganan segera dan
Keadaan sejahtera 1 masalahnya dirasakan oleh keluarga.
Krisis/ keadaan sejahtera skor rendah
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 Adakah kemungkinan berhasilnya
Mudah 2 mengurangi atau mencegah masalah jika
Sebagian 1 ada tindakan (intervensi). Faktor yg
Tidak dapat 0 mempengaruhi : pengetahuan&tindakan
yg dapat dilakukan; sumber yang tersedia
di keluarga, masyarakat dan perawat.
Potensi masalah untuk dicegah 1 1. Beratnya penyakit/masalah
Tinggi 3 2. Jangka waktu terjadinya masalah
Cukup 2 tersebut. Lamanya masalah berkaitan
Rendah 1 dgn dukungan langsung dan potensi
masalah bila dicegah
3. Adanya individu tsb pd keluarga akan
menambah potensi masalah bila
dicagah.
Menonjolnya masalah 1 1. Cara keluarga melihat dan menilai
Masalah berat dan harus segera ditangani 2 masalah ttg beratnya masalah dan
Ada masalah, tidak perlu segera ditangani 1 masalah utk diatasi.
Masalah tidak dirasakan 0 2. Perawat menilai persepsi/bagamana
klg tsb melihat masalah, dan merasa
perlu utk menangani segera maka hrs
diberikan skor tinggi
Sumber : Baylon & Maglaya, 1978
Cara melakukan skoringnya adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan keluarga
3) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
19 | P a g e
4) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
Contoh : risiko jatuh lansia pada keluarga Tn. T
KRITERIA SKOR BOBOT Skoring PEMBENARAN
Sifat masalah 1 2 2 Jika keadaan tersebut tidak diatasi akan
𝑥1=
Aktual (tidak/kurang sehat) 3 3 3 membahayakan lansia yang tinggal
Ancaman kesehatan 2 bersama keluarga, karena lansia setiap
Keadaan sejahtera 1 hari di rumah tanpa pengawasan
20 | P a g e
RAKTIKUM 2 : DIAGNOSA, INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
21 | P a g e
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosis
No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 Ketidakefekifan Senin, 07 Keluarga mampu mengenal Subyektif:
manajemen Januari 2019 hipertensi, dengan melakukan ▪ Keluarga menjelaskan
kesehatan Pukul 09.30- pengajaran penyakit bahwa darah tinggi
keluarga bapak P 10.30 WIB hipertensi (5602) merupakan tekanan
Media: Lembar balik dan leflet darah diatas 140/90
Waktu: 60 menit mmHg (skala 4 →
Tempat: Rumah Bapak P pengetahuan baik)
Proses: ▪ Keluarga mengatakan
Setelah persiapan selesai, maka bahwa pusing
dilakukan penjelasan mengenai merupakan salah satu
hipertensi yang dirasakan oleh tanda dari hipertensi
bapak P kepada keluarga dengan (skala 4→ pengetahuan
menggunakan lembar balik. baik)
Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak ▪ Keluarga mengatakan
P dan Ibu N. Keluarga bahwa penyebab darah
memberikan perhatian dan tinggi karena pola
mendengarkan penjelasan makan dan kurang
perawat, selama proses olahraga (skala 4→
pembelajaran, terkadang pengetahuan baik)
keluarga langsung bertanya ▪ Keluarga mengatakan
mengenai hal-hal yang belum bila tidak diobati dapat
diketahui. Sebagai pengingat, menyebabkan stroke,
perawat memberikan leaflet gangguan ginjal bahkan
yang ditinggalkan di keluarga kematian (skala 4→
agar dapat mengingat materi pengetahuan baik)
yang diberikan. Objektif:
▪ Keluarga tampak aktif
bertanya tentang proses
penyakit hipertensi pada
bapak P
▪ Terdapat kontak mata
selama proses diskusi
▪ TD: 150/100 mmHg
Analisa:
▪ Tujuan tercapai, dimana
keluarga mampu
mengenal masalah
hipertensi pada bapak P
▪ Pengetahuan proses
hipertensi (skala 4)
Perencanaan:
masalah tercapai dan
lanjutkan pada perencanaan
tentang mengambil
keputusan yang tepat pada
pertemuan berikutnya
22 | P a g e
Contoh ASKEP dengan 3 S (SDKI, SLKI, SIKI)
TUK 4:
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Keluarga mampu memodifikasi
keluarga mampu lingkungan
Memoddivikasi lingkungan Kategori:
Kategori: Perilaku
24 | P a g e
Perilaku Subkategori:
Subkategori: Penyuluhan dan
Penyuluhan dan Pembelajaran
Pembelajaran Intervensi:
Manajemen kesehatan Dukungan pemeliharaan rumah
Keluarga (L.12105) Observasi :
Meningkat dari 1 (menurun) 1. Identifikasi faktor yang
Menjadi 5 (meningkat) berkontribusi terhadap
gangguan pemeliharaan
1. Keluarga mampu rumah (mis, anggota keluarga
memodifikasi lingkungan yang sakit)
2. Keluarga memahami Terapeutik:
mengenai penting nya 1. Dukung anggota keluarga
kebersihan lingkungan dalam menetapkan tujuan
untuk kesehatan yang dapat dicapai terkait
3. Keluarga mampu pemeliharaan rumah
menciptakan lingkungan 2. Fsilitasi perbaikan rumah,
yang aman dan bersih jika perlu
3. Bantu keluarga menggunakan
dukungan sosial
Edukasi:
1. Anjurkan strategi
menciptakan lingkungan
rumah yang aman dan bersih
Kepala keluarga (KK) : Bapak A (39 Tahun), Alamat : RT 03/Rw 32 Kelurahan Cipageran, Pekerjaan : Dagang, SMP,
Mempunyai seorang Istri Ibu L usia 23 tahun dan satu orang anak D berjenis kelamin perempuan berusia 6 tahun yang
sedang sakit batuk pilek.Bpk. A bersuku bangsa Jawa sedangkan istrinya yaitu ibu. L bersuku bangsa sunda. Keluarga
Bpk A merupakan keluarga yang terbentuk kembali setelah perceraian dan salah satu orang tua yaitu ibu adalah orang
tua yang sebenarnya dan lainnya merupakan orang tua tiri. Keluarga merasa belum mampu mencukupi kebutuhan
anaknya apalagi sebentar lagi anaknya mau sekolah. Menurut pengakuan keluarga agama yang dianut mereka adalah
agama Islam, keluarga mengakui dalam menjalankan agamanya tidak terlalu baik, anaknya memperoleh pendidikan
agama dari orang tuanya. Keluarga tidak memiliki paham agama yang bertentangan dengan kesehatan Bpk A bekerja
sebagai pedagang nasi goreng, Untuk menghidupi keluarga dibantu oleh istrinya yang bekerja sebagai buruh pabrik,
penghasilan tersebut cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Klien tergolong keluarga sejahtera I (KS
I). Keluarga Bpk A lebih banyak menonton televisi, Rekreasi ke tempat rekreasi tidak pernah dilakukan mengingat
keadaan ekonomi tidak memungkinkan, apalagi sekarang anaknya sudah mau masuk ke sekolah dasar. Saat ini keluarga
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia 6 tahun. Keluarga belum dapat memenuhi kebutuhan
anggota keluarga seperti seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan, dikarenakan keluarga bapak A ini masih
mengontrak. Saat ini Bpk A mengatakan agak lelah karena menderita penyakit Gula. Seminggu yang lalu ada mhs yang
PKL dan ada pemeriksaan gratis, gula darah bapak 290 mg/dl . Ibu L dalam keadaan sehat, tidak memiliki penyakit
keturunan, sedangkan An. D menurut ibu L sdh 5 hari ISPA. Dari hasil pemeriksaan ada batuk namun tidak ada panas.
Menurut ibu nanti juga ISPA nya sembuh sendiri walau tidak diobati juga, karena sdh sering menderita penyakit yang
sama. Rumah Bapak A dan keluarga adalah berbentuk kamar dengan luas ± < 10 m2 Kamar mandi berada di luar dan
dapur memanfaatkan teras depan. Rumah/kamar kontrakan tersebut terasa padat karena tidak sesuai dengan jumlah
penghuni. Penatan ruangan cukup tertata dengan baik dan bagian-bagian rumah terasa pengap, rumah kontrakan Bapak
A menghadap keselatan berhadapan dengan Rumah/ kamar lainnya, Sehingga cahaya matahari tidak bisa lngsung masuk
kedalam rumah. Saat ditanya tentang kebiasaan makan, ibu mengatakan mereka makan 2-3 kali sehari dan tidak ada
pantangan makan. Ibu L mengatakan susah kalo dibedakan makanan mereka krn ribet masaknya , karena dia juga hrs
bekerja. Disamping itu juga Ibu L dan bapak A belum mengetahui apa itu penyakit gula dan perawatannya. Bpk A juga
mengatakan jarang melakukan olahraga krn sibuk, padahal sudah pernah diberitahu oleh mahasiswa bahwa dia harus
olahraga. Bapak A juga mengatakan tidak begitu memahami dampak dari penyalkit gula jika dia tidak melakukan
perawatan yang disarankan oleh tenaga Kesehatan.
Tugas Mahasiswa
1. Buatlah Analisa Masalah, Skoring, Diagnosa keperawatan, dan Perencanaan !
2. Tulis di folio bergaris dan kumpulkan
29 | P a g e
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan dibuat jika masalah belum teratasi selama waktu yang telah ditentukan dan
muncul masalah baru.
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
S:
O:
A:
P:
I:
E:
R:
30 | P a g e
PRAKTIKUM TERAPI MODALITAS :
Relaksasi Outogenik
Autogenik memiliki makna pengaturan sendiri atau pembentukan diri sendiri atau dapat juga
berarti tindakan yang dilakukan diri sendiri, autogenik merupakan salah satu contoh teknik
relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif dengan menggunakan persepsi tubuh (misalnya
tangan merasa hangat dan berat) yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri (Kanji, et al, 2006;
Saunders 2007 dalam Limbong, Jaya, & Ariani, 2015). Relaksasi autogenik adalah relaksasi
bersumber dari diri sendiri dengan kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang
31 | P a g e
Persiapan Klien Persiapan sebelum memulai latihan
1. Tubuh bersandar rileks, dengan kepala
sejajar dengan tubuh dan letakan tangan
dipangkuan dengan mata terpejam
2. Atur nafas hingga nafas menjadi lebih
teratur
3. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang
secara perlahan-lahan sambil katakan
dalam hati “Saya damai dan tenang”.
32 | P a g e
Sambil katakan “Jantungnya
berdenyut dengan teratur dan tenang”
c. Ulangi sebanyak enam kali
d. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”
4. Langkah 4 : Latihan Pernafasan
a. Posisi kedua tangan tidak berubah
b. Katakan dalam diri “nafasku longgar
dan tenang”
c. Ulangi enam kali
d. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”
5. Langkah 5 : Latihan Abdomen
a. Posisi kedua tangan tidak berubah.
b. Rasakan pembuluh darah dalam
perut mengalir dengan teratur dan
terasa hangat.
c. Katakan dalam diri “darah yang
mengalir dalam perutku terasa
hangat”
d. Ulangi sebanyak enam kali
e. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”
33 | P a g e
lalu buang napas pelan-pelan sambil
membuka mata
34 | P a g e
RELAKSASI PROGRESIF
1. Pengertian
Latihan relaksasi adalah suatu gerakan menegangkan dan melemaskan secara berurutan 10 kelompok
otot tubuh, dimulai dari kelompok otot paha dan kaki, pergelangan tangan, lengan bawah, lengan atas,
perut, dada, punggung, bahu, leher dan wajah.
2. Tujuan
Latihan Relaksasi Progresif dapat meningkatkan kesadaran atau kemampuan mengenali otot-otot
tubuh yang mengalami ketegangan dan kemudian melemaskan otot tubuh tersebut secara sadar untuk
mendapatkan keadaan rileks dan nyaman.
3. Manfaat
1. Menurunkan stress, nyeri, kecemasan dan tekanan darah tinggi
2. Mengatasi masalah sulit tidur
3. Mengatasi mual dan muntah
4. Melemaskan otot-otot tubuh yang tegang
5. Meningkatkan kesegaran dan daya tahan tubuh
6. Mencegah kekambuhan penyakit yang disebabkan oleh stress.
4. Petunjuk Pelaksanaan
1. Teknik relaksasi otot sebaiknya dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul 09.00 WIB dan sore
hari pukul 16.00 WIB
2. Teknik relaksasi otot sebaiknya dilakukan pada kelompok otot tubuh sesuai petunjuk secara
berurutan. Jika ada yang terlupa maka boleh melakukan kembali latihan pada otot yang terlupakan
3. Teknik relaksasi otot sebaiknya dilakukan minimal 1 jam setelah makan
4. Latihan teknik relaksasi otot dapat dilakukan sambil berbaring, duduk menyandarkan punggung
disofa, atau kursi keras dengan bantuan bantal pada punggung. Yang harus dperhatikan adalah
anda merasakan nayaman dengan posisi tubuh anda.
5. Katakan pada seluruh anggota keluarga untuk tidak mengganggu anda pada saat melakukan latihan
teknik relaksasi otot.
5. Persiapan
1. Lakukan teknik relaksasi otot di kamar atau ruangan yang bebas dari gangguan orang lain atau
keributan
2. Pakailah baju yang longgar, lepaskan ikat pinggang, kaca mata
3. Yakinkan anda berbaring dengan posisi yang nyaman dan tutuplah mata anda
4. Mulailah dengan latihan nafas dalam dengan cara tarik nafas panjang, tahan sebanyak 3
hitungan lalu keluarkan nafas perlahan-lahan sambil mengatakan dalam hati “badan menjadi
lemas dan nyaman”
35 | P a g e
5. Ulangi latihan nafas dalam sebanyak 3 kali sehingga anda merasa tubuh anda menjadi semakin
lemas
6. Sekarang mulailah melakukan teknik relaksasi otot. Selama melakukan teknik relaksasi otot
bernafaslah dengan perlahan-lahan
7. Bisa disertai dengan music yang ringan atu intrumentalia
GAMBAR SKALA
N ASPEK YANG DINILAI UTK RELAKSASI
0 1 2
O PROGRESIF
1 • Tutup mata anda dan tariklah nafas dengan perlahan
dan dalam, sehingga udara memenuhi rongga perut
anda.
• Hembuskan nafas (Ketika menghembuskan nafas,
bayangkanlah bahwa anda juga mengeluarkan semua
ketegangan dari tubuh anda
• Rasakan bahwa semua otot dan tubuh anda merasa
nyaman
36 | P a g e
4 • Pusatkan pikiran pada bagian perut dan bagian dada
• Kencangkan semua otot di bagian tersebut.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian rileks.
• Bernafasalah secara perlahan dan dalam, dan rasakan
udara memenuhi perut anda.
• Hembuskan nafas
• bayangkan bahwa anda melepaskan lebih banyak lagi
ketegangan dari seluruh tubuh anda.
• Tarik nafas dan hembuskan
37 | P a g e
8 • Kini seluruh tubuh anda dalam keadaan rileks
sepenuhnya.
• Nikmatilah keadaan ini.
• Tarik beberapa nafas panjang lagi (Min 4 x)
rasakan nafas tersebut turun hingga ke dasar
perut anda.
• Rasakan tubuh anda terasa nyaman dan hangat
dan Pikiran anda terasa damai.
• Tarik nafas dan hembuskan
9 Tahap terminasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positi
c. Mengakhiri kegiatan dengan baik
1. Definisi
Senam Low Back Pain adalah senam yang dilakukan untuk mengatsi sakit pinggang atau nyeri
pinggang bawah atau Low Back Pain yang biasanya berupa rasa nyeri, ngilu, pegal.
2. Manfaat
a. Senam Low Back Pain sebagai salah satu penatalaksanaan Low Back Pain yaitu dengan
olahraga.
b. Mencegah osteoporosis (kekeroposan tulang).
c. Mengurangi nyeri pinggang.
3. Persiapan
a. Lakukan senam di kamar atau ruangan yang bebas dari gangguan orang lain atau
keributan.
b. Pakailah baju yang longgar, lepaskan ikat pinggang dan kaca mata.
c. Gunakan matras.
4. Prosedur
Petunjuk dan skala nilai:
a. Beri tanda cek pada kolom 0: Tidak Dilakukan 1: Jika Kurang 2: dilakukan Sempurna
38 | P a g e
NO. SKALA
PROSEDUR GAMBAR
0 1 2Ket
1 Persiapan :
• Siapkan Klien
Klien diberi tahu tindakan
yang akan dilakukan
• Siapkan Alat : Kursi dan
Matras atau karpet yang
nyaman untuk berbaring
• Siapkan ruangan yang jauh
dari kebisingan dan cukup
besar untuk melakukan
senam
2 a. Posisi awal berbaringlah
dengan posisi kaki ditekuk
seperti gambar
39 | P a g e
d. Kemudian kembali ke posisi
awal
a.
3 Gerakan 2 HIP ROLLING
a. Posisi berbaring kaki ditekuk.
40 | P a g e
4 Gerakan 3 CAT AND CAMEL
a. Posisi kuda dengan leher tetap
lurus pandangan mata ke
lantai.
b. Secara perlahan lekukkan
punggung sejauh yang anda
bisa. Tetapi, lakukanlah
dengan rileks kemudian
angkatlah muka anda melihat
ke langit-langit.
c. Kemudian angkatlah
punggung keatas dengan
mengkonsentrasikan otot
perut, kemudian turunkan
kepala anda melihat ke lantai.
41 | P a g e
5 Gerakan 4 TRUNK
h. ROTATION
a. Gerakkan tangan anda kearah
lutut yang bersebrangan.
Tahan selama 5 detik.
42 | P a g e
6 f. Gerakan 5
g. BACKWARD
h. BENDING
a. Posisi duduk dikursi tegap
dengan kaki selebar bahu.
Jaga lutut tetap lurus.
b. Letakkan tangan anda di
pinggang/paha. Tekuklah
pinggang dan bahu anda ke
belakang dengan posisi lutut
tetap lurus. Tahan selama 5
detik.
c. Kembali ke posisi awal
d.
Gerakan Ke 6
Pectoralis Strech
Berdiri dengan menghadap
sudut ruangan. Tempatkan
tangan anda pada kedua sisi
tembok . Dekatkan badan
anda ke tembok. Posisi badan
dan kaki tetap lurus pada
lantai. Tahan selama 5 detik.
Kembali ke posisi awal.
Gerakkan dapat diulangi
dengan posisi yang lebih jauh
dari lantai.
i.
3 Terminasi
TAHAP TERMINASI :
1. Melakukan evaluasi
tindakan yang dilakukan
2. Mengukur tekanan darah
setelah latihan
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat
5. Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan perawatan
Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah
dilakukan
2. Waktu dan tanggal
tindakan
3. Nama klien, usia
4. Respon klien terhadap
tindakan yang dilakukan
5. Nama perawat dan tanda
tangan perawat
43 | P a g e
PIJAT TUINA
Pengertian :
Pijat Tuina adalah kombinasi pijatan, akupresure dan bentuk menipulasi tubuh lainnya yang digunakan untuk
menstimulasi nafsu makan pada anak usia 1-3 tahun, dengan cara melakukan pemijatan pada daerah daerah
tertentu.
Manfaat
Masalah nafsu makan merupakan salah satu dari beberapa masalah makan yang sering
dijumpai pada anak usia 1-3 tahun (Fox & Joughin, 2002; Lewinshon, Denoma, Gau, Joiner,
Moore, et al., 2005). Pemberian terapi herbal dan pijat juga dijadikan alternatif penanganan
masalah nafsu makan secara non farmakologis. Pemberian pijat 3 kali sehari selama 15 menit
dalam waktu 5 hari, dapat meningkatkan berat badan 53% pada 16 bayi prematur kelompok
intervensi. Peningkatan berat badan ini lebih besar dibandigkan dengan kelompok kontrolnya
(Dieter, Field, Hernandez-Reif, Emory, & Redzepi, 2003). Salah satu terapi pijat yang bisa
meningkatkan nafsu makan adalah pijat Tuina
Fisiologi Pijat
Fisiologi dan mekanisme dasar pemijatan memang belum diketahui secara maksimal. Namun,
beberapa ahli sudah mempunyai teori-teori yang berkaitan dengan mekanisme dan fisiologi
pemijatan bayi. Menurut Roesli (2001) sebagai berikut :
1) Betha endhorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan.
Pemijatan pada bayi akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada tahun
1989 penelitian pada bayi-bayi tikus yang dilakukan oleh Schanberg dari Duke University
Medical School mengungkapkan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan) ibu tikus kepada
bayinya terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini:
a) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang menjadi petunjuk
peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormone pertumbuhan.
Jika sensasi taktil ini dikurangkan, maka akan meningkatkan pengeluaran
neurochemical betha-endorphine, yang akan menghambat atau mengurangi
pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC
jaringan.
44 | P a g e
2) Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi Mekanisme Penyerapan Makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Field & Schanberg pada tahun 1986 memperlihatkan
bahwa pada bayi yang dilakukan pemijatan mengalami peningkatan tonus nervus vagus
(saraf otak ke-10). Hal ini akan menyebabkan naiknya kadar enzim penyerapan gastrin
dan insulin, sehingga menyebabkan penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itulah
alasan mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak
dipijat.
45 | P a g e
PROSEDUR
NO. SKALA
PROSEDUR GAMBAR
0 1 2Ket
Persiapan :
1 •Siapkan Klien
Klien diberi tahu tindakan
yang akan dilakukan
• Siapkan Alat dan bahan :
2 o Baby oil secukupnya
o Matras atau karpet yang
nyaman untuk berbaring
3 • Siapkan ruangan yang jauh
dari kebisingan dan cukup
besar untuk melakukan pijat
Prosedur
1 • Tekuk sedikit ibu jari anak dan
gosok garis di pinggir ibu jari di
sisi telapaknya.
47 | P a g e
Ini memperkuat fungsi limpa,
lambung, dan memperbaiki
pencernaan.
48 | P a g e
Cubit
Terminasi
• Kaji Ulang apakah
Keluarga dapat melakukan
Kembali pijatan tersebut.
• Dokumentasikan
49 | P a g e
Lampiran 2 : Format Penilaian
FORMAT EVALUASI PRAKTIKUM
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama :............................................
NIM :............................................
SKOR
NO KOMPONEN BOBOT NILAI
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat dan bahan pengkajian 5
2. Melakukan komunikasi terapeutik dengan target 10
pengkajian
3. Mengidentifikasi data yang aktual dan risiko secara 10
komperhensif dan akurat
4. Melakukan prosedur pengkajian secara sistematis 10
5. Melakukan pengkajian dengan teknik yang tepat 10
6. Pengelompokkan data sesuai dengan masalah 5
keperawatan yang relevan
7. Pembuatan prioritas masalah klien (penapisan 10
masalah)
8. Perumusan diagnosa berdasarkan masalah yang 10
ditemukan pada klien
9. Penentuan rencana intervensi berdasarkan rumusan 10
diagnosa
10. Pelaksanaan implementasi dan evaluasi berdasarkan 10
rencana intervensi yang ditetapkan secara akurat
11. Pendokumentasian secara akurat dan sisitematis 10
JUMLAH 100
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
500
Cimahi, ......................
Evaluator,
50 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G .(2003), Family Nursing, Theory and Practice,
. New Jersey: Prentice Hall
2. Maglaya, A.S (2009). Nursing Practice In the Community. Fifth edition; Tagaytay City
3. Sahar, Junaiti, dkk. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga. Jakarta : Elsevier
4. Bulechek, G.M. Butcher., H.K., & Dochterman, J.M. (2013). Nursing Intervention Classification
51 | P a g e