Anda di halaman 1dari 51

MODUL PRATIKUM

KEP. KELUARGA

BOBOT: 3 SKS (2,1)

Koordinator:

Nadirawati, S.Kp., M.Kep

Pemilik : ……………………………..

NPM :……………………………..

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


FAK. ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIV. JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2022
1|Page
Visi dan Misi Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

1. Visi Stikes Jenderal A. Yani Cimahi


Visi Fitkes Univ. Jenderal Achmad Yani adalah “menuju perguruan tinggi kesehatan
berkarakter, unggul, kebangsaan, disiplin, enterperneurship, professional, dan inovasi
akademik dalam skala nasional dan global tahun 2022.

2. Misi Stikes Jenderal A. Yani Cimahi


Adapun Misi Fitkes Univ. Jenderal Achmad Yani dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan tata kelola pendidikan tinggi yang efisien, akuntabel, transparan,
dan berkeadilan.
b. Menyelenggarakan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
berbasis evidenbased.
c. Mengembangkan program akademik dan non-akademik dengan nilai juang tinggi
dalam meningkatkan rasa nasionalisme.
d. Mengembangkan jiwa kewirausahaan kesehatan yang bersumber pada kemampuan
diri sendiri secara mandiri didukung jejaring kerjasama baik di dalam maupun di luar
negeri.
e. Menyelenggarakan suasana akademik yang terbaru sesuai dengan perkembangan
IPTEK nasional maupun global.
f. Membentuk karakter insan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai etika, berbudi
luhur, kemanusiaan, profesionalisme sesuai dengan profesi dan ideologi.

2|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga buku panduan praktikum keperawatan keluarga ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan modul keperawatan keluarga ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dosen yaitu
melakukan pengajaran sebagai bagian tri dharma perguruan tinggi.
Dalam proses penyusunan buku panduan praktikum ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS) selaku Dekan Fitkes Univ. Jenderal Achmad Yani
Cimahi
2. Achmad Setya, S.Kp., MPH. selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan (S1) Fitkes Univ.
Jenderal Achmad Yani Cimahi
Semoga buku panduan praktikum ini dapat memberikan wawasan dan panduan dalam
keperawatan keluarga . Namun penulis juga menyadari keterbatasan dalam penyusunan buku
panduan praktikum ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang kondusif untuk
perbaikan di masa datang.

Cimahi, Februari 2022


Penyusun,

Nadirawati, s.Kp., M.Kep


Meivi Sesanelvira, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom

3|Page
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan
Visi Misi i
Informasi Mata Kuliah ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Mata Kuliah
B. Prasyarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
D. Hasil belajar mata kuliah : kompetensi yang akan dicapai
E. Tujuan modul
F. Aktifitas mahasiswa
G. Prasyarat pembimbing praktikum
H. Teknis pelaksanaan bimbingan
I. Tempat praktikum
J. Alokasi waktu
K. Tata tertib praktikum
L. Penilaian

4|Page
PENDAHULUAN

Selamat berjumpa dengan Mata Kuliah Keperawatan Keluarga . Dalam Modul Bahan Ajar Cetak
Praktikum Keperawatan Keluarga ini akan dipelajari tentang praktikum asuhan keperawatan
keluarga baik pada keluarga rawan atau risiko tinggi berdasarkan tahap tumbuh kembang keluarga.
Selain itu dapat menerapkan terapi modalitas pada keluarga rawan atau risiko tinggi. Memberikan
asuhan keperawatan keluarga di masyarakat, Anda harus terlebih dahulu mampu
mendemonstrasikan asuhan keperawatan keluarga rawan atau risiko tinggi dan mendemonstrasikan
terapi modalaitas pada keluarga. Tentu Anda bertanya mengapa mahasiswa S1 keperawatan harus
mampu mendemonstrasikan kemampuan tersebut? Karena kemampuan tersebut sangat
menentukan keberhasilan Anda di dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga.

A. Deskripsi Mata Kuliah


Fokus mata kuliah ini membahas tentang asuhan Keperawatan keluarga pada tiap tahapan
tumbuh kembang keluarga meliputi : pasangan keluarga yang baru menikah, keluarga dan
balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dengan ibu hamil
dan menyusui, serta masalah keluarga terkait masalah kesehatan yang lazim di Indonesia,
pembahasan tentang issu dan kecenderungan dalam keperawatan keluarga dengan penekanan
pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan
keluarga. Mata kuliah ini akan berguna dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
diberbagai tatanan pelayanana kesehatan, khususnya di pelayanan keperawatan keluarga.
Pengalaman belajar, meliputi ceramah, diskusi, pembahasan kasus dan praktek lapangan.

B. Petunjuk Penggunaan Modul


Mata kuliah ini juga dilengkapi dengan petunjuk praktikum yang dibuat secara rinci sehingga
Anda dapat dengan mudah melakukan praktikum. Agar Anda dapat menguasai materi Modul
Bahan Ajar Cetak Praktikum ini ikutilah petunjuk belajar berikut

5|Page
1. Pelajarilah dan pahami setiap bab dalam Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum ini dengan
sebaik-baiknya
2. Kerjakanlah setiap kegiatan, latihan dan tes formatif yang ada pada setiap akhir kegiatan
belajar
3. Banyaklah berlatih dengan teman Anda. Dan minta teman Anda yang lain untuk menilai
kemampuan Anda. Catatlah setiap masukan yang diberikan oleh teman Anda dan
berlatihlah dengan tekun untuk memperbaiki kekurangan Anda, sehingga kemampuan
Anda menjadi optimal.
4. Setelah Anda merasa yakin akan kemampuan Anda melakukan praktikum mintalah Tutor
Anda untuk menilai kemampuan Anda

C. Hasil belajar mata kuliah : kompetensi yang akan dicapai


Secara khusus setelah Anda selesai mempelajari Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum ini Anda
diharapkan dapat :
1. Melakukan pengkajian pada keluarga
2. Membuat analisis data berdasarkan hasil pengkajian
3. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan skoring (prioritas masalah)
4. Menyusun rencana intervensi berdasarkan prioritas masalah
5. Mendemonstrasikan terapi modalitas di keluarga

D. Tujuan modul
Setelah mempelajari Bab Bahan Ajar Cetak Praktikum ini, Anda mampu mendemonstrasikan
asuhan keperawatan pada keluarga dan menerapkan terapi modalitas pada keluarga.

E. Aktifitas mahasiswa
1. Sebelum Anda memulai mempelajari kegiatan praktikum ini sebaiknya Anda telah
memahami topik asuhan keperawatan pada keluarga
2. Anda membaca Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum, sebelum kegiatan praktikum dimulai
3. Anda mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan praktikum
4. Lakukan pengkajian keluarga, penjajakan tahap 1 : melakukan pengkajian, membuat
analisa data

6|Page
5. Lakukan pengkajian keluarga, penjajakan tahap 2 : membuat prioritas masalah, dan
skoring
6. Demonstrasikan terapi modalitas di keluarga sesuai SOP
7. Review kegiatan pada Modul Bahan Ajar Cetak Praktikum untuk meningkatkan
keterampilan Anda

F. Prasyarat pembimbing praktikum


1. Jumlah
Setiap kelompok dibimbing oleh satu orang pembimbing. Jumlah anggota kelompok
maksimal 20 orang.

2. Institusi
Pembimbing berasal dari institusi pendidikan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Cimahi

3. Kualifikasi Pembimbing
a. Berpendidikan minimal S.2 Keperawatan
b. Berstatus sebagai dosen atau instruktur klinik
c. Memiliki pengalaman kerja di bidang keperawatan minimal 2 tahun
d. Memiliki pengetahuan yang baik dan luas tentang keperawatan.

G. Teknis pelaksanaan bimbingan


1. Tugas Pembimbing
a. Mengidentifikasi kesulitan yang mahasiswa alami dalam mempelajari Modul Bahan
Ajar Cetak Praktikum.
b. Mengidentfikasi kesulitan mahasiswa dalam membuat asuhan keperawatan pada
keluarga.
c. Mengidentfikasi kesulitan mahasiswa dalam mendemonstrasikan terapi modalaitas
pada keluarga.
d. Mintalah mahasiswa untuk mereview dalam membuat asuhan keperawatan keluarga
dan mendemonstrasikan penerapan terapi modalitas pada keluarga

7|Page
e. Mendemonstrasikan dan menjelaskan cara melakukan pengkajian pada tahap
penjajakan 1 dan 2
f. Memberikan penjelasan dalam menyusun diagnosa keperawatan keluarga
g. Memberikan penjelasan dalam menyusun rencana intervensi keperawatan keluarga
h. Mendemonstrasikan terapi modalitas pada keluarga
i. Melakukan diskusi terhadap masalah-masalah yang belum dipahami oleh mahasiswa.

2. Teknis Bimbingan
Asuhan keperawatan keluarga berdasarkan tahap perkembangan keluarga
a. Bagilah jumlah mahasiswa ke dalam kelompok kecil kelompok
b. Setiap kelompok terdiri dari maksimal 4-5 mahasiswa
c. Mintalah mahasiswa untuk melakukan pengkajian pada keluarganya secara mandiri
d. Mintalah mahasiswa untuk membuat pengkajian, analisa data, skoring diagnosa
keperawatan dan intervensi sesuai dengan kasus fiktif yang dibuat.
e. Periksalah dan diskusi dengan fasilitator hasil membuat asuhan keperawatan keluarga
f. Mintalah salah satu mahasiswa untuk melakukan pengkajian dengan sasaran
keluarganya sendri dan mahasiswa sebagai perawat
g. Mintalah mahasiswa untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
h. Mintalah mahasiswa untuk melakukan pengkajian, analisa data, skoring diagnosa
keperawatan dan intervensi
i. Lakukanlah semua ini untuk kelompok Anda hingga waktu praktikum selesai
j. Buatlah penilaian atau evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa sesuai dengan format
yang ada pada kegiatan praktikum ini.

Terapi modalitas pada keluarga


a. Mahasiswa memahami terapi modalitas pada keluarga
b. Setelah fasilitator mendemonstrasikan SOP berdasarkan terapi modalitas, kemudian
mahasiswa mendemonstrasikan kembali kegiatan tersebut
c. Fasilitator membimbing kesesuaain kompetensi sesiai dengan SOP

8|Page
d. Mahasiswa mereview kegiatan praktikum sampai waktu pelaksanaan selesai dan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan terapi modalitas dengan baik dan
benar

H. Tempat praktikum
Praktikum ini tidak memerlukan ruangan khusus. Ruangan untuk praktikum dapat
mempergunakan ruangan yang ada asalkan ruangan tersebut tidak berisik dan tidak banyak
orang yang berlalu lalang sehingga akan mengganggu jalannya praktikum.

I. Alokasi waktu
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap praktikum ini adalah 7 x 50 menit.

J. Tata tertib praktikum


Berikut ini adalah tata tertib pelaksanaan praktikum.
1. Untuk Mahasiswa
a. Anda harus hadir 10 menit di tempat praktikum sebelum kegiatan praktikum
berlangsung
b. Menggunakan jas praktikum yang telah ditetapkan dilengkapi dengan papan nama
c. Diwajibkan menggunakan sepatu. Bila pembimbing Anda menginginkan melepas
sepatu ketika memasuki ruang praktikum, maka Anda wajib mematuhinya.
d. Pada saat praktikum berlangsung Anda dilarang mempergunakan alat komunikasi
apapun sampai kegiatan praktikum selesai
e. Anda harus menyiapkan alat tulis sendiri karena pembimbing tidak
mempersiapkannya
f. Semua kelengkapan untuk praktikum Anda harus siapkan seperti format laporan
pendahuluan, format strategi pelaksanaan dan format asuhan keperawatan serta lembar
evaluasi
g. Selama kegiatan praktikum berlangsung Anda diberikan kesempatan untuk ke kamar
kecil sebelum kegiatan berlangsung dan tidak diperbolehkan makan dan minum ketika
kegiatan praktikum sedang berlangsung.

9|Page
2. Untuk Pembimbing
a. Anda harus hadir 10 menit di tempat praktikum sebelum kegiatan praktikum
berlangsung
b. Menggunakan jas praktikum yang telah ditetapkan dilengkapi dengan papan nama
c. Pada saat praktikum berlangsung Anda dilarang mempergunakan alat komunikasi
apapun sampai kegiatan praktikum selesai
d. Selama kegiatan praktikum berlangsung Anda tidak diperkenankan untuk melakukan
kegiatan lain yang dapat mengganggu kegiatan praktikum.

K. Penilaian
Berikut ini adalah petunjuk penilaian praktikum. Pembimbing Anda akan memberikan
penilaian sesuai dengan bobot di bawah ini. Minimal kelulusan 85%. Unsur yang dinilai
proposi (%)
1. Kognitif 30%
2. Soft skill (afektif) 20%
3. Psikomotor (keterampilan) 50%

Topik Praktikum 1
Sebelum Anda melakukan praktikum ini, hendaknya Anda telah mempelajari teorinya. Teori
mengenai asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap tumbuh kembang, dibahas pada
Modul Bahan Ajar.
Buku materi pokok praktikum ini dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
dilengkapi format asuhan keperawatan pada keluarga, dan terapi modalitas pada keluarga.
Setelah selesai mempelajari buku materi pokok praktikum, Anda diharapkan mampu
mendemonstrasikan asuhan keperawatan pada keluarga berdasarkan dengan tahap tumbuh
kembang keluarga.
Untuk mempermudah Anda mempelajarinya materi praktikum ini dibagi menjadi empat
Topik Praktikum, diantaranya yaitu :
1. Praktikum asuhan keperawatan pada keluaraga : pengkajian pada penjajakan tahap 1 dan
2

10 | P a g e
2. Praktikum asuhan keperawatan pada keluarga : Dagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi
3. Praktikum terapi modalitas : senam Hipertensi dan inhalasi sederhana
4. Praktikum terapi modalitas : relaksasi otot progresif dan relaksasi benson

Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah Anda mempelajari praktikum asuhan keperawatan
pada keluarga berdasarkan tahap perkembangan keluarga adalah Anda mampu
mendemonstrasikan cara :
1. Melakukan pengkajian pada keluarga
2. Membuat analisis data dan skoring berdasarkan hasil pengkajian
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
4. Menetapkan intervensi keperawatan
5. Melakukan implementasi dan evaluasi berdasarkan prioritas masalah
6. Mendemonstrasikan terapi modalitas yang diterapkan pada keluarga
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

Lakukanlah latihan dan kerjakanlah tugas yang ada sesuai petunjuk yang ada pada buku materi
praktikum ini. Pada saat melakukan latihan asuhan keperawatan, dan terapi modalitas berbagi
peran menjadi perawat dan klien/ keluarga, dan lakukan secara bergantian sampai Anda
mmapu secara mandiri dan kompeten melaksanan praktikum hingga waktu pembelajaran
selesai.

11 | P a g e
Lampiran 1 : SOP

PRAKTIKUM 1 : PENGKAJIAN KELUARGA

Pengkajian : tahap 1 (Data umum – Harapan Keluarga)


Melakukan pengkajian mulai dari data umum sampai dengan menentukan masalah keperawatan
untuk menentukan prioritas masalah. Prioritas masalah berdasarkan yang paling dikeluhkan
keluarga. Misalkan :

Pengkajian Tahap I : data Umum : Tipe Keluarga


Perawat : “ Ibu, siapa saja yang tinggal di sini?”
Keluarga : yang tinggal disini, saya, suami dan dua anak saya
Kesimpulan : Keluarga Inti

Perawat : “Hasil pengkajian kesehatan keluarga Bpk muncul masalah kesehatan diantaranya
Nyeri, gangguan mobilisasi fisik dan perilaku kesehatan cenderung beresiko”. “Menurut Bpk
masalah yang mana yang paling dirasakan tidaknyaman oleh keluarga Bpk, untuk kita selesaikan
terlebih dahulu”.
Keluarga : “Nyeri, perilaku kesehatan cenderung berisiko, dan gangguan mobilisasi fisik”
Perawat : “baiklah Saya akan menyelesaikan masalah Nyeri terlebih dahulu”

Pengkajian : penjajakan tahap 2


Identifikasi etiologi (5 tugas kesehatan keluarga) dari setiap masalah yang teridentifikasi di
penjajakan 1
Selanjutnya perawat melakukan skoring (penapisan masalah) dari setiap masalah keperawatan.

Contohnya jika ditahap 1 ditermukan masalah Dm , maka untuk melihat apakah keluarga mengenal ditanyakan :

Perawat : “ Ibu, apakah ibu dapat menjelaskan apa definisi /pengertian dari Diabetes mellitus?”
Keluarga : “ DM itu gula ya neng?
Kesimpulan : Keluarga belum mengenal DM

12 | P a g e
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan
jenis/tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu, namum dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktifitas rekreasi.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh : keluarga
bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama berusia tujuh tahun dan anak ke dua beruasia empat
tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

13 | P a g e
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat terbentuknya keluarga, mulai dari perkenalan sampai sengan
memutuskan menikah dan mempunyai anak.
4. wayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

III. Pengkajian lingkungan


1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah
jendela, jarak septik tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi
dengan denah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauhmana interaksi keluarga dengan masyarakat.

5. Sistim pendukung keluarga


Yang termasuk sistim pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

14 | P a g e
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan
lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.
Hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan kesehatan
keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, maka perlu dikaji
sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat, perlu dikaji adalah identifikasi dampak yang akan terjadi jika tidak dilakukan tindakan. Jika
tidak mampu makan perntanyaan selanjutnnya adalah sbb

1) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga ?


2) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah ?
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap mesalah kesehatan yang di alami ?
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit ?
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan ?
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada ?
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan ?
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah
?

15 | P a g e
c. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
termasuk melihat upaya dan kemampuan keluarga mendemontrasikan dan melakukan
latihan dari prosedur tindakan baik yang bersifat preventif maupun kuratif u n t u k
m e n g a t a s i m a s a l a h K e s e h a t a n . Jika tidak mampu maka pertanyaan lanjutannya adalah
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi masalah kesehatan atau penyakit ?
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan ?
3) Apakah keterampilan keluarga menganai macam perawatan yang diperlukan memadai ?
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan ?
5) Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam pemeliharaan lingkungan dimasa
mendatang ?
6) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit ?
7) Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi)
?
8) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan ?
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat, seperti meminimalkan /manipulasi lingkungan rumah utk mengeliminasi/meminimalkan
resiko, kemudian perawat juga meminimalkan /manipulasi lingkungan rumah utk
mengeliminasi/meminimalkan masalah psiko-sosial penyebab masalah Kesehatan, maka
perlu dikaji :
1) Sejaumana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki ?
2) Sejaumana keluarga melihat keumtungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan ?
3) Sejaumana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan sanitasi ?
4) Sejaumana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit ?
5) Bagaiman sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi ?
6) Sejaumana kekompakan antar anggota keluarga ?
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
di masyarakat, dieksplore kemampuan keluarga menyebutkan nama nama yankes yang
dimanfaatkan dalam mengatasi masalah kesehatan, dan dikaji apakah keluarga
mendatangi yankes tersebut untuk mengatasi masalah kesehatan, jika tdk mampu maka perlu
dikaji :
1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan ?
2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan yang dapt diperoleh dari fasilitas kesehatan ?
3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan ?

16 | P a g e
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap pertugas kesehatan ?
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga ?

4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
• Berapa jumlah anak ?
• Apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga ?
• Metoda yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga ?

5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Pencari nafkah utama
b. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan ?
c. Sejauhmana keluarga memenfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga ?

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari enam bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari enam bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Dikaji sejauhmana keluarga berespons terhadap stressor
3. Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan/stress

VII. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan sama dengan
pemeriksaan fisik di klinik.

VIII. Harapan keluarga


Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

17 | P a g e
FORMAT ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah

# Hasil data pengkajian → # 5 tugas kesehatan keluarga: # Hasil identifikasi dari data
masukkan kedalam DS atau
1. Ketidakmampuan
DO
keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan
keluarga mengambil
keputusan
3. Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit
4. Ketidakmampuan
keluarga memodifikasi
lingkungan
5. Ketidakmampuan
keluarga pemanfaatan
pelayanan kesehatan

18 | P a g e
FORMAT PENAPISAN MASALAH
Diagnosa : ............
KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN
Sifat masalah 1 tdk/kurang sehat diberikan bobot lebih
Aktual (tidak/kurang sehat) 3 tinggi, karena masalah tersebut
Ancaman kesehatan 2 memerlukan penanganan segera dan
Keadaan sejahtera 1 masalahnya dirasakan oleh keluarga.
Krisis/ keadaan sejahtera skor rendah
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 Adakah kemungkinan berhasilnya
Mudah 2 mengurangi atau mencegah masalah jika
Sebagian 1 ada tindakan (intervensi). Faktor yg
Tidak dapat 0 mempengaruhi : pengetahuan&tindakan
yg dapat dilakukan; sumber yang tersedia
di keluarga, masyarakat dan perawat.
Potensi masalah untuk dicegah 1 1. Beratnya penyakit/masalah
Tinggi 3 2. Jangka waktu terjadinya masalah
Cukup 2 tersebut. Lamanya masalah berkaitan
Rendah 1 dgn dukungan langsung dan potensi
masalah bila dicegah
3. Adanya individu tsb pd keluarga akan
menambah potensi masalah bila
dicagah.
Menonjolnya masalah 1 1. Cara keluarga melihat dan menilai
Masalah berat dan harus segera ditangani 2 masalah ttg beratnya masalah dan
Ada masalah, tidak perlu segera ditangani 1 masalah utk diatasi.
Masalah tidak dirasakan 0 2. Perawat menilai persepsi/bagamana
klg tsb melihat masalah, dan merasa
perlu utk menangani segera maka hrs
diberikan skor tinggi
Sumber : Baylon & Maglaya, 1978
Cara melakukan skoringnya adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan keluarga
3) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

19 | P a g e
4) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
Contoh : risiko jatuh lansia pada keluarga Tn. T
KRITERIA SKOR BOBOT Skoring PEMBENARAN
Sifat masalah 1 2 2 Jika keadaan tersebut tidak diatasi akan
𝑥1=
Aktual (tidak/kurang sehat) 3 3 3 membahayakan lansia yang tinggal
Ancaman kesehatan 2 bersama keluarga, karena lansia setiap
Keadaan sejahtera 1 hari di rumah tanpa pengawasan

Kemungkinan masalah 2 2 Penyediaan sarana yang murah dan


𝑥2=2
dapat diubah 2 mudah didapat oleh keluarga, seperti
Mudah 2 sendal karet
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk 1 2 2 Keluarga mempunyai kesibukan yang
𝑥1=
dicegah 3 3 cukup tinggi, tetapi merawat orag tua
Tinggi 3 yang telah lansia memerlukan
Cukup 2 penghormatan dan pengabdian anak
Rendah 1 yang perlu dilakukan
Menonjolnya masalah 1 0 Keluarga merasa keadaan tersebut telah
𝑥1=0
Masalah berat dan harus 2 2 berlangsung lama, dari tidak pernah ada
segera ditangani kejadian yang mengakibatkan lansia
Ada masalah, tidak perlu 1 mengalami suatu cidera (terjatuh) di
segera ditangani rumah akibat lantai yang licin.
Masalah tidak dirasakan 0
Total skor 3 1/3

20 | P a g e
RAKTIKUM 2 : DIAGNOSA, INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA NOC NIC)


Lakukan pengkajian pada format penapisan masalah atau skoring. Diagnosa keperawatan
ditentukan berdasarkan prioritas masalah hasil skoring (penapisan masalah). Skor tertinggi
menjadi diagnosa pertama untuk prioritas dilakukan tindakan keperawatan. Sertakan kode setiap
diagnosa keperawatan (NANDA).
Contoh :
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Bpk P berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (00078)
Diagnosa 2 : dst

FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA


Menentukan tujuan menggunakan SDKI, SIKI, SLI dengan membuat tujaun berdasarka 5 Tugas
kesehatan keluarga, dan membuat intervensi sesuaikan berdasarkan 5 tugas kesehatan keluarga.

No Diagnosa TUJUAN INTERVENSI

21 | P a g e
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosis
No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 Ketidakefekifan Senin, 07 Keluarga mampu mengenal Subyektif:
manajemen Januari 2019 hipertensi, dengan melakukan ▪ Keluarga menjelaskan
kesehatan Pukul 09.30- pengajaran penyakit bahwa darah tinggi
keluarga bapak P 10.30 WIB hipertensi (5602) merupakan tekanan
Media: Lembar balik dan leflet darah diatas 140/90
Waktu: 60 menit mmHg (skala 4 →
Tempat: Rumah Bapak P pengetahuan baik)
Proses: ▪ Keluarga mengatakan
Setelah persiapan selesai, maka bahwa pusing
dilakukan penjelasan mengenai merupakan salah satu
hipertensi yang dirasakan oleh tanda dari hipertensi
bapak P kepada keluarga dengan (skala 4→ pengetahuan
menggunakan lembar balik. baik)
Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak ▪ Keluarga mengatakan
P dan Ibu N. Keluarga bahwa penyebab darah
memberikan perhatian dan tinggi karena pola
mendengarkan penjelasan makan dan kurang
perawat, selama proses olahraga (skala 4→
pembelajaran, terkadang pengetahuan baik)
keluarga langsung bertanya ▪ Keluarga mengatakan
mengenai hal-hal yang belum bila tidak diobati dapat
diketahui. Sebagai pengingat, menyebabkan stroke,
perawat memberikan leaflet gangguan ginjal bahkan
yang ditinggalkan di keluarga kematian (skala 4→
agar dapat mengingat materi pengetahuan baik)
yang diberikan. Objektif:
▪ Keluarga tampak aktif
bertanya tentang proses
penyakit hipertensi pada
bapak P
▪ Terdapat kontak mata
selama proses diskusi
▪ TD: 150/100 mmHg
Analisa:
▪ Tujuan tercapai, dimana
keluarga mampu
mengenal masalah
hipertensi pada bapak P
▪ Pengetahuan proses
hipertensi (skala 4)
Perencanaan:
masalah tercapai dan
lanjutkan pada perencanaan
tentang mengambil
keputusan yang tepat pada
pertemuan berikutnya

22 | P a g e
Contoh ASKEP dengan 3 S (SDKI, SLKI, SIKI)

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


O KEPERAWATA
N UMUM KHUSUS

1. Kategori: Setelah dilakukan


TUK 1: Keluarga mampu mengenal
Perilaku kunjungan Setelah dilakukan Tindakan Masalah kesehatan
Subkategori: keperawatan Keperawatan keluarga mampu mengenal Kategori: Perilaku
Penyuluhan dan selama 3 kali masalah kesehatan Sub Kategori: Penyuluhan dan
Pembelajaran pertemuan Artritis rheumatoid dengan Pembelajaran
Manajemen keluarga mampu Kriterya hasil: Intervention: Edukasi Kesehatan
kesehatan keluarga meningkatkan Kategori: (I.12383)
tidak efektip manajemen Perilaku Observasi
berhubungan kesehatan Subkategori: 1. Identifikasi kesiapan dan
dengan ketidak keluarga Penyuluhan dan kemampuan menerima informasi
mampuan keluarga Pembelajaran artritis rheumatoid
merawatat anggota Manajemen kesehatan
keluarga yang Keluarga (L.12105) Terapeutik
sakit Meningkat dari 1 (menurun) 1. Sediakan materi dan media
Menjadi 5 (meningkat) pendidikan kesehatan mengenai
1. Kelurga mampu artritis rheumatoid
menjelaskan masalah
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
2. Keluarga mampu
menjelaskan pengertian 3. Berikan kesempatan untuk
artritis rheumatoid bertanya
3. Keluarga mampu
menjelaskan tanda dan Edukasi
gejala artritis rheumatoid 1. Jelaskan faktor yang dapat
4. Keluarga mampu mempengaruhi kesehatan
menjelaskan penyebab
artritis rhematoid 2. Ajarkan hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang sapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup sehat dan bersih.

TUK 2: Keluarga mampu mengambil


Setelah dilakukan Tindakan keputusan terhadap masalah kesehatan
Keperawatan keluarga mampu mengambil yang dialami keluarga
keputusan dengan kriterya hasil: Kategori:
Kategori: Perilaku
Perilaku Subkategori:
Subkategori: Penyuluhan dan
Penyuluhan dan Pembelajaran
Pembelajaran. Intervensi:
Pengambilan keputusan meningkat dari Dukungan pengambilan keputusan
1(menurun) menjadi 5 (meningkat) (1.09265)
1. Mengetahui dampak dari Observasi:
artritis rheumatoid apa bila 1. Identifikasi persepsi
tidak dilakukan perawatan mengenal masalah dan
kesehatan informasi yang memicu
2. Keluarga mengetahui konflik
tujuan keperawatan Terapeutik:
3. Keluarga ikut berpartisipasi 1. Fasilitasi mengklarifikasi
23 | P a g e
dalam pengambilan nilai dan harapan yang
keputusan bersama membantu membuat pilihan
2. Motivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
3. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratip
4. Fasilitasi hubungan antar
pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lain nya
Edukasi:
1. Informasikan alternatip solusi
secara jelas
2. Berikan informasi yang di
minta pasien
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
pengambilan keputusan

TUK 3: Keluarga mampu merawat anggota


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan keluarga yang sakit artritis rhematoid
keluarga mampu merawata anggota Kategori:
keluarga yang sakit dengan kriterya Perilaku
hasil: Subkategori:
Kategori: Penyuluhan dan
Perilaku Pembelajaran.
Subkategori: Intervensi:
Penyuluhan dan Dukungan keluarga merencanakan
Pembelajaran. pengobatan
Manajemen kesehatan Observasi:
Keluarga (L.12105) 1. Identifikasi kebutuhan dan
Meningkat dari 1 (menurun) harapan keluarga tentang
Menjadi 5 (meningkat) kesehatan
2. Identifikasi konsekuensi tidak
1. Keluarga mengetahui melakukan Tindakan
konsekuensi apa bila ada Bersama keluarga
keluarga yang sakit tidak 3. Identifikasi Tindakan yang
dilakukan pengobatan dapat dilakukan keluarga
2. Keluarga mengetahui cara Terapeutik:
perawatan kesehatan 1. Motivasi pengembangan
3. Keluarga memahami cara sikap dan emosi yang
perawatan kesehatan yang mendukung upaya kesehatan
dapat di lakukan di rumah 2. Gunakan sarana dan fasilitas
seperti Terapi relaksasi yang ada dalam keluarga
untuk mengurangi nyeri Edukasi:
1. Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga
2. Ajarkan cara perawatan yang
bisa di lakukan keluarga

TUK 4:
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Keluarga mampu memodifikasi
keluarga mampu lingkungan
Memoddivikasi lingkungan Kategori:
Kategori: Perilaku
24 | P a g e
Perilaku Subkategori:
Subkategori: Penyuluhan dan
Penyuluhan dan Pembelajaran
Pembelajaran Intervensi:
Manajemen kesehatan Dukungan pemeliharaan rumah
Keluarga (L.12105) Observasi :
Meningkat dari 1 (menurun) 1. Identifikasi faktor yang
Menjadi 5 (meningkat) berkontribusi terhadap
gangguan pemeliharaan
1. Keluarga mampu rumah (mis, anggota keluarga
memodifikasi lingkungan yang sakit)
2. Keluarga memahami Terapeutik:
mengenai penting nya 1. Dukung anggota keluarga
kebersihan lingkungan dalam menetapkan tujuan
untuk kesehatan yang dapat dicapai terkait
3. Keluarga mampu pemeliharaan rumah
menciptakan lingkungan 2. Fsilitasi perbaikan rumah,
yang aman dan bersih jika perlu
3. Bantu keluarga menggunakan
dukungan sosial
Edukasi:
1. Anjurkan strategi
menciptakan lingkungan
rumah yang aman dan bersih

TUK 5: Keluarga mampu memanfaatkan


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan fasilitas pelayanan kesehatan
keluarga mampu Intervensi:
Memanfaatkan pasilitas Edukasi program pengobatan:
Kesehatan Observasi:
Manajemen kesehatan 1. Identifikasi pengetahuan
Keluarga (L.12105) tentang pengobatan yang di
Meningkat dari 1 (menurun) rekomendasikan
Menjadi 5 (meningkat) 2. Identifikasi pengobatan
tradisional dan kemungkinan
Kategori: efek terhadap pengobatan
Perilaku Terapeutik:
Subkategori: 1. Fasilitasi informasi tertulis
Penyuluhan dan atau gambar untuk
Pembelajaran meningkatkan pemahaman
1. Keluarga mampu 2. Berikan dukungan untuk
memanfaatkan fasilitas menajalani program
kesehatan pengobatan dengan baik dan
2. Keluarga mampu melakukan benar
pengobatan ke fasilitas Edukasi:
kesehatan terdekat 1. Jelaskan manfaat dan efek
3. Keluarga memahami mengenai samping pengobatan
penting nya melakukan 2. Jelaskan cara peyimpanan,
pengobatan kesehatan apa bila pengisian Kembali/pembelian
ada anggota keluarga yang dan pemantauan sisa obat
sakit 3. Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat di
gunakan selama pengobatan

Kategori: Setelah dilakukan


TUK 1: Keluarga mampu mengenal masalah
2. psikologis kunjungan Setelah dilakukan Tindakan kesehatan keluarga
Sub kategori: keluarga selamaKeperawatan
3 keluarga mampu mengenal
25 | P a g e
Nyeri dan kali pertemuan masalah kesehatan dengan kriterya Kategori: psikologis
kenyamanan diharapkan hasil: Sub kategori:
(D.0078) tingkat nyeri Kategori: psikologis Nyeri dan kenyamanan
menurun. Sub kategori: (D.0078)
Nyeri kronis b.d Nyeri dan kenyamanan Intervensi :
ketidak mampuan Tingkat nyeri (L.08066)Keluhan nyeri Manajemen nyeri (1.08238)
keluarga merawat meningkat dari (0-10) menjadi 05 Observasi:
anggota keluarga menurun 1. Identifikasi lokasi
yang sakit Tingkat nyeri (L.08066) ,karakteristik ,durasi
(D.0078) 1. Keluarga mampu prekuensi, kualitas, intensitas
mengetahui pengertian nyeri nyeri
2. Keluarga mampu 2. Identifikasi skala nyeri
mengetahui tanda gejala 3. Identipikasi respon nyeri non
nyeri verbal
3. Keluarga mampu 4. Identifikasi factor yang
mengetahui factor yang memperberat dan
memperberat nyeri memperingan nyeri
4. Keluarga mengetahui cara 5. Identifikasi pengetahuan dan
mengurangi nyeri dengan keyakinan tentang nyeri
Teknik relaksasi Terapeutik:
1. Berikan tekhnik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi pemicu nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Ajarkan Teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborsi pempeberian
anlgetik

TUK 2: Keluarga mampu mengambil


Setelah di lakukan Tindakan keperawatan, keputusan terhadap masalah kesehatan
keluarga mampu mengambil yang dialami keluarga
keputusan dengan kriterya hasil : Kategori: Psikologis
Kategori: Psikologis Subkategori: Nyeri dan kenyamana.
Subkategori: Nyeri dan kenyamana Intervensi:
1. Keluarga mengetahui Dukungan pengambilan keputusan
dampak dari penyakit yang (1.09265)
di derita apa bila tidak Observasi:
dilakukan pengobatan 1. Identifikasi persepsi
secara medis mengenal masalah dan
2. Keluarga dan klien informasi yang memicu
mengetahui tujuan konflik
perawatan Terapeutik:
1. Fasilitasi mengklarifikasi
nilai dan harapan yang
membantu membuat pilihan
2. Motivasi mengungkapkan
26 | P a g e
tujuan perawatan yang
diharapkan
3. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratip
4. Fasilitasi hubungan antar
pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lain nya
Edukasi:
1. Informasikan alternatip solusi
secara jelas
2. Berikan informasi yang di
minta pasien
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
pengambilan keputusan

TUK 3: Keluarga mampu merawat anggota


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan, keluarga yang sakit
keluarga mampu merawat anggota Kategori: Psikologis
keluarga yang sakit dengan kriterya Subkategori: Nyeri dan kenyamana
hasil: Intervensi:
Kategori: Psikologis Terapi relaksasi
Subkategori: Nyeri dan kenyamanan Observasi:
1. Keluarga mampu 1. Identifikasi tekhnik relaksasi
mengetahui cara merawat yang pernah efektip di
anggota keluarga yang gunakan
sakit 2. Identifikasi kesediaan,
2. Keluarga memahami kemampuan, dan penggunaan
mengenai tekhnik relaksasi tekhnik sebelum nya
yang di gunakan untuk 3. Periksa ketegangan otot,
meredakan nyeri frekuensi nadi, tekanan darah
3. Keluarga dan klien mampu dan suhu sebelum dan
melakukan tekhnik sesudah Latihan
relaksasi secara mandiri 4. Monitor respon terhadap
4. Keluarga mengetahui terapi relaksasi
manfaat , tujuan, dan jenis Terapeutik:
relaksasi yang di ajarkan 1. Ciptakan lingkungan tenang
perawat dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruangan nyaman, jika
memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur tekhnik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetic atau Tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan , manfaat,
Batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang di
pilih
27 | P a g e
3. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih tekhnik yang di
pilih
5. Demonstrasikan dan latih
tekhnik relaksasi

TUK 4: Keluarga mampu memodifikasi


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan lingkungan
keluarga mampu memodifikasi Kategori: Psikologis
lingkungan dengan kriterya hasil : Subkategori: Nyeri dan kenyamanan
Kategori: Psikologis Intervensi:
Subkategori: Nyeri dan kenyamanan Manajemen kenyamanan lingkungan
1. Klien merasakan nyaman di Observasi:
ruangan dan lingkungan 1. Identifikasi sumber ketidak
yang bersih nyamanan (Mis.kebersihan)
2. Keluarga dan klien mampu 2. Monitor kondisi kulit,
memodifikasi kebersihan terutama diarea tonjolan (mis.
lingkungan ruangan Luka tekan)
3. Keluarga dan klien Terapeutik:
mengetahui penting nya 1. Sediakan ruangan yang
pemeliharaan lingkungan tenang dan mendukung
yang nyaman, dan bersih 2. Jadwalkan kegiatan sosial dan
untuk kesehatan dukungan
3. Fasilitasi kenyamanan
lingkungan (Mis. Atur suhu
dan kebersihan)
4. Atur posisi yang nyaman
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan manajemen
lingkungan
2. Ajarkan cara manajemen
sakit dan cedera

TUK 5: Keluarga mampu memanfaatkan


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan fasilitas pelayanan kesehatan
keluarga mampu memanfaatkan Intervensi:
fasilitas kesehatan dengan kriterya Edukasi program pengobatan:
hasil Observasi:
1. Keluarga mengetahui 1. Identifikasi pengetahuan
pengobatan pelayanan tentang pengobatan yang di
kesehatan terdekat rekomendasikan
2. Keluarga memahami 2. Identifikasi pengobatan
penting nya pengobatan ke tradisional dan kemungkinan
pelayanan kesehatan apa efek terhadap pengobatan
bila ada salah satu anggota Terapeutik:
keluarga yang sakit 1. Fasilitasi informasi tertulis
3. Keluarga mengetahui atau gambar untuk
manfaat dari pengoabatan meningkatkan pemahaman
ke pelayanan kesehatan 2. Berikan dukungan untuk
4. Keluarga mampu menajalani program
memanfaatkan pelayanan pengobatan dengan baik dan
kesehatan terdekat seperti benar
puskesmas Edukasi:
28 | P a g e
1. Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
2. Jelaskan cara peyimpanan,
pengisian Kembali/pembelian
dan pemantauan sisa obat
3. Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat di
gunakan selama pengobatan

Buatlah Askep sesuai dengan Kasus dibawah ini :

Kepala keluarga (KK) : Bapak A (39 Tahun), Alamat : RT 03/Rw 32 Kelurahan Cipageran, Pekerjaan : Dagang, SMP,
Mempunyai seorang Istri Ibu L usia 23 tahun dan satu orang anak D berjenis kelamin perempuan berusia 6 tahun yang
sedang sakit batuk pilek.Bpk. A bersuku bangsa Jawa sedangkan istrinya yaitu ibu. L bersuku bangsa sunda. Keluarga
Bpk A merupakan keluarga yang terbentuk kembali setelah perceraian dan salah satu orang tua yaitu ibu adalah orang
tua yang sebenarnya dan lainnya merupakan orang tua tiri. Keluarga merasa belum mampu mencukupi kebutuhan
anaknya apalagi sebentar lagi anaknya mau sekolah. Menurut pengakuan keluarga agama yang dianut mereka adalah
agama Islam, keluarga mengakui dalam menjalankan agamanya tidak terlalu baik, anaknya memperoleh pendidikan
agama dari orang tuanya. Keluarga tidak memiliki paham agama yang bertentangan dengan kesehatan Bpk A bekerja
sebagai pedagang nasi goreng, Untuk menghidupi keluarga dibantu oleh istrinya yang bekerja sebagai buruh pabrik,
penghasilan tersebut cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Klien tergolong keluarga sejahtera I (KS
I). Keluarga Bpk A lebih banyak menonton televisi, Rekreasi ke tempat rekreasi tidak pernah dilakukan mengingat
keadaan ekonomi tidak memungkinkan, apalagi sekarang anaknya sudah mau masuk ke sekolah dasar. Saat ini keluarga
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia 6 tahun. Keluarga belum dapat memenuhi kebutuhan
anggota keluarga seperti seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan, dikarenakan keluarga bapak A ini masih
mengontrak. Saat ini Bpk A mengatakan agak lelah karena menderita penyakit Gula. Seminggu yang lalu ada mhs yang
PKL dan ada pemeriksaan gratis, gula darah bapak 290 mg/dl . Ibu L dalam keadaan sehat, tidak memiliki penyakit
keturunan, sedangkan An. D menurut ibu L sdh 5 hari ISPA. Dari hasil pemeriksaan ada batuk namun tidak ada panas.
Menurut ibu nanti juga ISPA nya sembuh sendiri walau tidak diobati juga, karena sdh sering menderita penyakit yang
sama. Rumah Bapak A dan keluarga adalah berbentuk kamar dengan luas ± < 10 m2 Kamar mandi berada di luar dan
dapur memanfaatkan teras depan. Rumah/kamar kontrakan tersebut terasa padat karena tidak sesuai dengan jumlah
penghuni. Penatan ruangan cukup tertata dengan baik dan bagian-bagian rumah terasa pengap, rumah kontrakan Bapak
A menghadap keselatan berhadapan dengan Rumah/ kamar lainnya, Sehingga cahaya matahari tidak bisa lngsung masuk
kedalam rumah. Saat ditanya tentang kebiasaan makan, ibu mengatakan mereka makan 2-3 kali sehari dan tidak ada
pantangan makan. Ibu L mengatakan susah kalo dibedakan makanan mereka krn ribet masaknya , karena dia juga hrs
bekerja. Disamping itu juga Ibu L dan bapak A belum mengetahui apa itu penyakit gula dan perawatannya. Bpk A juga
mengatakan jarang melakukan olahraga krn sibuk, padahal sudah pernah diberitahu oleh mahasiswa bahwa dia harus
olahraga. Bapak A juga mengatakan tidak begitu memahami dampak dari penyalkit gula jika dia tidak melakukan
perawatan yang disarankan oleh tenaga Kesehatan.

Tugas Mahasiswa
1. Buatlah Analisa Masalah, Skoring, Diagnosa keperawatan, dan Perencanaan !
2. Tulis di folio bergaris dan kumpulkan

29 | P a g e
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan dibuat jika masalah belum teratasi selama waktu yang telah ditentukan dan
muncul masalah baru.
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
S:

O:

A:

P:

I:

E:

R:

30 | P a g e
PRAKTIKUM TERAPI MODALITAS :

Relaksasi Outogenik

Autogenik memiliki makna pengaturan sendiri atau pembentukan diri sendiri atau dapat juga

berarti tindakan yang dilakukan diri sendiri, autogenik merupakan salah satu contoh teknik

relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif dengan menggunakan persepsi tubuh (misalnya

tangan merasa hangat dan berat) yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri (Kanji, et al, 2006;

Saunders 2007 dalam Limbong, Jaya, & Ariani, 2015). Relaksasi autogenik adalah relaksasi

bersumber dari diri sendiri dengan kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang

(Pratiwi 2012 dalam Rosida & Wahyudi, 2019).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK (Asmadi, 2008)
Gambar
Pengertian Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang
berumber dari diri sendiri berupa kata-
kata/kalimat pendek atau pikiran yang bisa
membuat pikiran tentram (Maryam dkk,
2010).
Tujuan 1. Memberikan perasaan nyaman
2. Mengurangi stress
3. Memberikan ketenangan
4. Mengurangi ketegangan
5. Menurunan tekanan darah
6. Menurunkan kadar gula darah pada
klien diabetes melitus tipe 2

31 | P a g e
Persiapan Klien Persiapan sebelum memulai latihan
1. Tubuh bersandar rileks, dengan kepala
sejajar dengan tubuh dan letakan tangan
dipangkuan dengan mata terpejam
2. Atur nafas hingga nafas menjadi lebih
teratur
3. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang
secara perlahan-lahan sambil katakan
dalam hati “Saya damai dan tenang”.

Cara Kerja 1. Langkah 1 : Merasakan Berat


a. Fokuskan perhatian pada lengan dan
bayangkan kedua lengan terasa berat.
Selanjutnya, secara perlahan-lahan
bayangkan kedua lengan terasa
kendur, ringan sekali sambil katakan
“Saya merasa damai dan tenang
sepenuhnya”.
b. Lakukan hal yang sama pada bahu,
punggung, leher dan kaki.
2. Langkah 2 : Merasakan Kehangatan
a. Bayangkan darah mengalir ke
seluruh tubuh dan rasakan hawa
hangatnya aliran darah, seperti
merasakan minuman yang hangat,
sambil mengatakan dalam diri “Saya
merasa senang dan hangat”.
b. Ulangi sebanyak enam kali
c. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”.
3. Langkah 3 : Merasakan Denyut Jantung
a. Tempelkan tangan kanan pada dada
kiri dan tangan kiri pada perut
b. Bayangkan dan rasakan jantung
berdenyut dengan teratur dan tenang.

32 | P a g e
Sambil katakan “Jantungnya
berdenyut dengan teratur dan tenang”
c. Ulangi sebanyak enam kali
d. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”
4. Langkah 4 : Latihan Pernafasan
a. Posisi kedua tangan tidak berubah
b. Katakan dalam diri “nafasku longgar
dan tenang”
c. Ulangi enam kali
d. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”
5. Langkah 5 : Latihan Abdomen
a. Posisi kedua tangan tidak berubah.
b. Rasakan pembuluh darah dalam
perut mengalir dengan teratur dan
terasa hangat.
c. Katakan dalam diri “darah yang
mengalir dalam perutku terasa
hangat”
d. Ulangi sebanyak enam kali
e. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”

6. Langkah 6 : Latihan Kepala


a. Kedua tangan kembali pada posisi
awal
b. Katakan dalam hati “Kepala saya
terasa benar-benar dingin”
c. Ulangi sebanyak enam kali
d. Katakan dalam hati “Saya merasa
damai dan tenang”
7. Langkah 7 : Akhir Latihan
Mengakhiri latihan relaksasi autogenik
dengan melekatkan (mengepalkan)
lengan bersamaan dengan nafas dalam,

33 | P a g e
lalu buang napas pelan-pelan sambil
membuka mata

Evaluasi Respon Verbal :


1. Klien mengatakan rileks
2. Klien mengatakan ketegangan
berkurang
3. Klien mengatakan sudah merasa
nyaman
Respon Non Verbal :
1. Klien tampak tenang
2. Ekspresi wajah klien tidak tampak
tegang
3. Klien dapat melanjutkan pekerjaan
kembali
4. Tanda-tanda vital, nadi dalam batas
normal

34 | P a g e
RELAKSASI PROGRESIF

1. Pengertian
Latihan relaksasi adalah suatu gerakan menegangkan dan melemaskan secara berurutan 10 kelompok
otot tubuh, dimulai dari kelompok otot paha dan kaki, pergelangan tangan, lengan bawah, lengan atas,
perut, dada, punggung, bahu, leher dan wajah.
2. Tujuan
Latihan Relaksasi Progresif dapat meningkatkan kesadaran atau kemampuan mengenali otot-otot
tubuh yang mengalami ketegangan dan kemudian melemaskan otot tubuh tersebut secara sadar untuk
mendapatkan keadaan rileks dan nyaman.
3. Manfaat
1. Menurunkan stress, nyeri, kecemasan dan tekanan darah tinggi
2. Mengatasi masalah sulit tidur
3. Mengatasi mual dan muntah
4. Melemaskan otot-otot tubuh yang tegang
5. Meningkatkan kesegaran dan daya tahan tubuh
6. Mencegah kekambuhan penyakit yang disebabkan oleh stress.
4. Petunjuk Pelaksanaan
1. Teknik relaksasi otot sebaiknya dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul 09.00 WIB dan sore
hari pukul 16.00 WIB
2. Teknik relaksasi otot sebaiknya dilakukan pada kelompok otot tubuh sesuai petunjuk secara
berurutan. Jika ada yang terlupa maka boleh melakukan kembali latihan pada otot yang terlupakan
3. Teknik relaksasi otot sebaiknya dilakukan minimal 1 jam setelah makan
4. Latihan teknik relaksasi otot dapat dilakukan sambil berbaring, duduk menyandarkan punggung
disofa, atau kursi keras dengan bantuan bantal pada punggung. Yang harus dperhatikan adalah
anda merasakan nayaman dengan posisi tubuh anda.
5. Katakan pada seluruh anggota keluarga untuk tidak mengganggu anda pada saat melakukan latihan
teknik relaksasi otot.

5. Persiapan
1. Lakukan teknik relaksasi otot di kamar atau ruangan yang bebas dari gangguan orang lain atau
keributan
2. Pakailah baju yang longgar, lepaskan ikat pinggang, kaca mata
3. Yakinkan anda berbaring dengan posisi yang nyaman dan tutuplah mata anda
4. Mulailah dengan latihan nafas dalam dengan cara tarik nafas panjang, tahan sebanyak 3
hitungan lalu keluarkan nafas perlahan-lahan sambil mengatakan dalam hati “badan menjadi
lemas dan nyaman”

35 | P a g e
5. Ulangi latihan nafas dalam sebanyak 3 kali sehingga anda merasa tubuh anda menjadi semakin
lemas
6. Sekarang mulailah melakukan teknik relaksasi otot. Selama melakukan teknik relaksasi otot
bernafaslah dengan perlahan-lahan
7. Bisa disertai dengan music yang ringan atu intrumentalia

Prosedur Relaksasi Progresif


Petunjuk dan skala nilai :
Beri tanda cek pada kolom: 0 : Tidak Dilakukan, 1 : Jika Kurang, 2: Sempurna

GAMBAR SKALA
N ASPEK YANG DINILAI UTK RELAKSASI
0 1 2
O PROGRESIF
1 • Tutup mata anda dan tariklah nafas dengan perlahan
dan dalam, sehingga udara memenuhi rongga perut
anda.
• Hembuskan nafas (Ketika menghembuskan nafas,
bayangkanlah bahwa anda juga mengeluarkan semua
ketegangan dari tubuh anda
• Rasakan bahwa semua otot dan tubuh anda merasa
nyaman

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4


Kali)

2 • Pusatkan pikiran pada kaki dan betis anda.


• Tarik jari-jari kaki anda ke atas ke arah langit-langit
dan tegangkan kaki dan betis anda sekuatnya (tapi
jangan sampai terasa sakit atau nyeri).
• Tahan posisi ini selama beberapa detik (hitung 8
detik)
• Lepaskan dan kendurkan semua otot-otot tersebut.
• Rasakan betapa anda merasa nyaman bisa melepas
ketegangan.

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4


Kali)

3 • Pusatkan perhatian pada kedua paha anda.


• Kencangkan semua otot pada bagian tersebut
(bersamaan dengan menekan tumit anda ke bawah).
• Tahan (hitung 8 detik) dan rileks
• Rasakan betapa otot-otot anda kini begitu rileks dan
nyaman
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4


Kali)

36 | P a g e
4 • Pusatkan pikiran pada bagian perut dan bagian dada
• Kencangkan semua otot di bagian tersebut.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian rileks.
• Bernafasalah secara perlahan dan dalam, dan rasakan
udara memenuhi perut anda.
• Hembuskan nafas
• bayangkan bahwa anda melepaskan lebih banyak lagi
ketegangan dari seluruh tubuh anda.
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4


Kali)

5 • Pusatkan perhatian pada tangan dan lengan anda.


• Julurkan jari-jari lurus ke depan dan tegangkan
semua otot mulai dari pundak hingga ujung jari-jari
anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian kendurkan dan
rileks.
• Bayangkan ketegangan mengalir keluar melalui
ujung jari-jari anda sambil aliran darah mengalir
kembali ke lengan anda.
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4


Kali)

6 • Pusatkan perhatian pada kedua pundak dan leher


anda.
• Regangkan kedua pundak anda sejauh mungkin ke
belakang dan kencangkan semua otot di pundak dan
leher anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian lepaskan dan
rileks sepenuhnya.
• Bayangkan pundak dan leher anda rileks seluruhnya
dan dialiri kehangatan dan energy positif
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4


Kali)

7 Pusatkan perhatian pada wajah dan kepala anda.


• Kerutkan dahi, picingkan mata, dan hidung, rapatkan
dan tekan gigi-gigi dan tarik sudut mulut anda ke
belakang.
• Tahan (hitung 8 detik),
• kini lepaskan semua ketegangan otot di wajah dan
kepala tersebut. Biarkan rahang anda mengendur
secara wajar.

37 | P a g e
8 • Kini seluruh tubuh anda dalam keadaan rileks
sepenuhnya.
• Nikmatilah keadaan ini.
• Tarik beberapa nafas panjang lagi (Min 4 x)
rasakan nafas tersebut turun hingga ke dasar
perut anda.
• Rasakan tubuh anda terasa nyaman dan hangat
dan Pikiran anda terasa damai.
• Tarik nafas dan hembuskan

Bisa Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa dilakukan


2-4 Kali)

9 Tahap terminasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positi
c. Mengakhiri kegiatan dengan baik

SENAM LOW BACK PAIN

1. Definisi
Senam Low Back Pain adalah senam yang dilakukan untuk mengatsi sakit pinggang atau nyeri
pinggang bawah atau Low Back Pain yang biasanya berupa rasa nyeri, ngilu, pegal.
2. Manfaat
a. Senam Low Back Pain sebagai salah satu penatalaksanaan Low Back Pain yaitu dengan
olahraga.
b. Mencegah osteoporosis (kekeroposan tulang).
c. Mengurangi nyeri pinggang.
3. Persiapan
a. Lakukan senam di kamar atau ruangan yang bebas dari gangguan orang lain atau
keributan.
b. Pakailah baju yang longgar, lepaskan ikat pinggang dan kaca mata.
c. Gunakan matras.
4. Prosedur
Petunjuk dan skala nilai:
a. Beri tanda cek pada kolom 0: Tidak Dilakukan 1: Jika Kurang 2: dilakukan Sempurna

38 | P a g e
NO. SKALA
PROSEDUR GAMBAR
0 1 2Ket
1 Persiapan :

• Siapkan Klien
Klien diberi tahu tindakan
yang akan dilakukan
• Siapkan Alat : Kursi dan
Matras atau karpet yang
nyaman untuk berbaring
• Siapkan ruangan yang jauh
dari kebisingan dan cukup
besar untuk melakukan
senam
2 a. Posisi awal berbaringlah
dengan posisi kaki ditekuk
seperti gambar

2 Gerakan 1 Lakukan Gerakan


Knee To Chest
a. Posisi berbaring, lutut
ditekuk. Taruh tangan anda di
sendi lutut dan Tarik menuju
dada. Biarkan kaki
sebelahnya datar.
Tahan dalam posisi tersebut
5-10 detik

b. Kemudian kembali ke posisi


awal

c. Lakukan knee to chest untuk


kaki sebelahnya

39 | P a g e
d. Kemudian kembali ke posisi
awal

a.
3 Gerakan 2 HIP ROLLING
a. Posisi berbaring kaki ditekuk.

b. Silangkan tangan anda diatas


dada.
c. Pandangan kepala menghadap
keatas
d. Putar tangan anda kekiri
e. Biarkan lutut anda tetap rileks
dan jatuhkan lutut tanpa
tenaga

f. Lutut dalam posisi awal.

g. Lakukan gerakan dalam arah


yang berlawanan

40 | P a g e
4 Gerakan 3 CAT AND CAMEL
a. Posisi kuda dengan leher tetap
lurus pandangan mata ke
lantai.
b. Secara perlahan lekukkan
punggung sejauh yang anda
bisa. Tetapi, lakukanlah
dengan rileks kemudian
angkatlah muka anda melihat
ke langit-langit.

c. Kemudian angkatlah
punggung keatas dengan
mengkonsentrasikan otot
perut, kemudian turunkan
kepala anda melihat ke lantai.

41 | P a g e
5 Gerakan 4 TRUNK

h. ROTATION
a. Gerakkan tangan anda kearah
lutut yang bersebrangan.
Tahan selama 5 detik.

b. Perlahan kembali ke posisi


awal.

c. Ulangi pada tangan yang lain.

d. Gerakkan lutut kearah pundak


yang bersebrangan. Tahan
selama 5 detik.

e. Perlahan kembali ke posisi


awal.

42 | P a g e
6 f. Gerakan 5
g. BACKWARD
h. BENDING
a. Posisi duduk dikursi tegap
dengan kaki selebar bahu.
Jaga lutut tetap lurus.
b. Letakkan tangan anda di
pinggang/paha. Tekuklah
pinggang dan bahu anda ke
belakang dengan posisi lutut
tetap lurus. Tahan selama 5
detik.
c. Kembali ke posisi awal
d.

Gerakan Ke 6
Pectoralis Strech
Berdiri dengan menghadap
sudut ruangan. Tempatkan
tangan anda pada kedua sisi
tembok . Dekatkan badan
anda ke tembok. Posisi badan
dan kaki tetap lurus pada
lantai. Tahan selama 5 detik.
Kembali ke posisi awal.
Gerakkan dapat diulangi
dengan posisi yang lebih jauh
dari lantai.
i.
3 Terminasi
TAHAP TERMINASI :
1. Melakukan evaluasi
tindakan yang dilakukan
2. Mengukur tekanan darah
setelah latihan
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat
5. Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan perawatan
Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah
dilakukan
2. Waktu dan tanggal
tindakan
3. Nama klien, usia
4. Respon klien terhadap
tindakan yang dilakukan
5. Nama perawat dan tanda
tangan perawat

43 | P a g e
PIJAT TUINA
Pengertian :
Pijat Tuina adalah kombinasi pijatan, akupresure dan bentuk menipulasi tubuh lainnya yang digunakan untuk
menstimulasi nafsu makan pada anak usia 1-3 tahun, dengan cara melakukan pemijatan pada daerah daerah
tertentu.

Manfaat
Masalah nafsu makan merupakan salah satu dari beberapa masalah makan yang sering
dijumpai pada anak usia 1-3 tahun (Fox & Joughin, 2002; Lewinshon, Denoma, Gau, Joiner,
Moore, et al., 2005). Pemberian terapi herbal dan pijat juga dijadikan alternatif penanganan
masalah nafsu makan secara non farmakologis. Pemberian pijat 3 kali sehari selama 15 menit
dalam waktu 5 hari, dapat meningkatkan berat badan 53% pada 16 bayi prematur kelompok
intervensi. Peningkatan berat badan ini lebih besar dibandigkan dengan kelompok kontrolnya
(Dieter, Field, Hernandez-Reif, Emory, & Redzepi, 2003). Salah satu terapi pijat yang bisa
meningkatkan nafsu makan adalah pijat Tuina

Fisiologi Pijat
Fisiologi dan mekanisme dasar pemijatan memang belum diketahui secara maksimal. Namun,
beberapa ahli sudah mempunyai teori-teori yang berkaitan dengan mekanisme dan fisiologi
pemijatan bayi. Menurut Roesli (2001) sebagai berikut :
1) Betha endhorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan.
Pemijatan pada bayi akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada tahun
1989 penelitian pada bayi-bayi tikus yang dilakukan oleh Schanberg dari Duke University
Medical School mengungkapkan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan) ibu tikus kepada
bayinya terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini:
a) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang menjadi petunjuk
peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormone pertumbuhan.
Jika sensasi taktil ini dikurangkan, maka akan meningkatkan pengeluaran
neurochemical betha-endorphine, yang akan menghambat atau mengurangi
pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC
jaringan.

44 | P a g e
2) Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi Mekanisme Penyerapan Makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Field & Schanberg pada tahun 1986 memperlihatkan
bahwa pada bayi yang dilakukan pemijatan mengalami peningkatan tonus nervus vagus
(saraf otak ke-10). Hal ini akan menyebabkan naiknya kadar enzim penyerapan gastrin
dan insulin, sehingga menyebabkan penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itulah
alasan mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak
dipijat.

3) Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan Volume ASI.


Peningkatan aktivitas Nervus Vagus berbanding lurus dengan penyerapan makanan, yaitu
menjadi lebih baik karena menyebabkan bayi cepat lapar, sehingga bayi akan lebih sering
menyusu pada ibunya. Hal ini menyebabkan ASI akan lebih banyak diproduksi, sesuai
dengan teori yang mengatakan ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak
diminta. Disamping itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini
berdampak positif pada peningkatan volume ASI.

4) Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh.


Pemijatan akan menyebabkan naiknya aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu naiknya
kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormone
stress). Proses ini akan berefek menurunkan kadar hormon adrenalin (hormon stress).
Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM
dan IgG.

5) Pijatan Dapat Mengubah Gelombang Otak.


Salah satu manfaat pijat bayi adalah bayi akan tidur lebih lelap dan meningkatkan
kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Pijatan dapat mengubah gelombang otak karena
turunnya gelombang alpha dan meningkatnya gelombang beta serta tetha, yang dapat
dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram). Hal inilah yang
menyebabkan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi pada bayi.

45 | P a g e
PROSEDUR

NO. SKALA
PROSEDUR GAMBAR
0 1 2Ket
Persiapan :

1 •Siapkan Klien
Klien diberi tahu tindakan
yang akan dilakukan
• Siapkan Alat dan bahan :
2 o Baby oil secukupnya
o Matras atau karpet yang
nyaman untuk berbaring
3 • Siapkan ruangan yang jauh
dari kebisingan dan cukup
besar untuk melakukan pijat
Prosedur
1 • Tekuk sedikit ibu jari anak dan
gosok garis di pinggir ibu jari di
sisi telapaknya.

• Pijat dari ujung ibu jari hingga


ke pangkalnya antar 100 - 500
kali. Ini membantu memperkuat
fungsi pencernaan dan limpa

Memperkuat fungsi pencernaan


dan limfa bayi

2 • Pijat tekan melingkar bagian


pangkal ibu jari yang paling
tebal berdaging 100 - 300 kali.

Ini akan menguraikan akumulasi


makanan yang belum dicerna
serta menstimulasi lancarnya
sistem cerna.

3 • Gosok melingkar tengah


telapak tangan 100 - 300 kali
dengan radius lingkaran
kurang dari dua pertiga dari
tengah telapak tangan ke
pangkal jari kelingking.
46 | P a g e
Stimulasi ini akan memperlancar
sirkulasi daya hidup dan darah
serta menyelaraskan lima organ
utama tubuh.

4 • Tusuk dengan kuku Anda serta


tekan melingkar titik yang
berada di tengah lekuk buku
jari yang terdekat dengan
telapak (untuk jari telunjuk,
tengah, manis, dan
kelingking).
• Tusuk dengan kuku sebanyak
tiga hingga lima kali dan pijat
tekan 30 - 50 kali per titik.

Ini akan memecah stagnasi di


meridian dan menghilangkan
akumulasi makanan.
5 • Tekan melingkar dengan
bagian tengah telapak tangan
Anda, di area tepat di atas
pusarnya searah jarum jam
sebanyak 100 - 300 kali.

Ini menstimulasi makanan agar


lebih lancar.

6 • Dengan kedua ibu jari, tekan,


dan pisahkan garis di bawah
rusuk menuju perut samping
100 - 300 kali.

47 | P a g e
Ini memperkuat fungsi limpa,
lambung, dan memperbaiki
pencernaan.

7 • Tekan melingkar titik di


bawah lutut bagian luar,
sekitar empat lebar jari anak
(Jika diukur sama dengan 2
jari orang dewasa) di bawah
tempurung lututnya sekitar 50
- 100 kali.

Gerakan ini bakal menyelaraskan


lambung, usus, dan pencernaan

8 • Pijat secara umum punggung Pijatan umum


anak lalu tekan dengan ringan
tulang punggungnya dari atas
ke bawah sebanyak tiga kali.
• Lalu cubit kulit di kiri-kanan
tulang ekor dan merambat ke Tekan
atas hingga lebar tiga hingga
lima kali.

Gerakan ini mendukung


aliranchi (daya hidup) sehat dan
memperbaiki nafsu anak

48 | P a g e
Cubit

Terminasi
• Kaji Ulang apakah
Keluarga dapat melakukan
Kembali pijatan tersebut.
• Dokumentasikan

49 | P a g e
Lampiran 2 : Format Penilaian
FORMAT EVALUASI PRAKTIKUM
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama :............................................
NIM :............................................
SKOR
NO KOMPONEN BOBOT NILAI
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat dan bahan pengkajian 5
2. Melakukan komunikasi terapeutik dengan target 10
pengkajian
3. Mengidentifikasi data yang aktual dan risiko secara 10
komperhensif dan akurat
4. Melakukan prosedur pengkajian secara sistematis 10
5. Melakukan pengkajian dengan teknik yang tepat 10
6. Pengelompokkan data sesuai dengan masalah 5
keperawatan yang relevan
7. Pembuatan prioritas masalah klien (penapisan 10
masalah)
8. Perumusan diagnosa berdasarkan masalah yang 10
ditemukan pada klien
9. Penentuan rencana intervensi berdasarkan rumusan 10
diagnosa
10. Pelaksanaan implementasi dan evaluasi berdasarkan 10
rencana intervensi yang ditetapkan secara akurat
11. Pendokumentasian secara akurat dan sisitematis 10
JUMLAH 100

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
500
Cimahi, ......................

Evaluator,

50 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G .(2003), Family Nursing, Theory and Practice,
. New Jersey: Prentice Hall
2. Maglaya, A.S (2009). Nursing Practice In the Community. Fifth edition; Tagaytay City
3. Sahar, Junaiti, dkk. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga. Jakarta : Elsevier
4. Bulechek, G.M. Butcher., H.K., & Dochterman, J.M. (2013). Nursing Intervention Classification

(NIC), 6th ed. St.Louis : Mosby Elsievier


5. Herdman, T.H. (2013). NANDA International Nursing Diagnosis Definitions &
Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell
6. Moorhead, S., Johnson, M, Maas, M.L & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome Classification

(NOC), 5th ed. St.Louis : Mosby Elsievier


7. IPKKI. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok dan Komunitas, UI
Press, Jakarta
8. Nadirawati (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi Pertama. Bandung : Refika
Aditama
9. PIJAT TUINA || titik tuina meningkatkan nafsu makan si kecil - YouTube

51 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai