Anda di halaman 1dari 8

RAGAM MASALAH KULIT PADA BAYI

Ini jelas bukan masalah sepele. Kalau dibiarkan atau ditangani secara salah, bisa-bisa
menjadi lahan yang subur bagi tumbuhnya bakteri. Pada gilirannya akan menyebabkan penyakit yang lebih parah. Apa saja masalah kulit pada anak dan bagaimana penanganannya? Berikut penjelasan dari Dr. Susmeiati H. Sabardi, Sp.KK dari RSAB Harapan Kita, Jakarta. Marfuah Panji Astuti

RUAM POPOK
Istilah kedokterannya eksim atau dermatitis popok, yaitu kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok. Biasanya di sekitar daerah kemaluan, lipatan paha, pantat, dubur, dan perut bagian bawah. Ruam popok sering timbul pada bayi atau anak berusia di bawah 3 tahun yang masih menggunakan popok. Gejalanya, bila ringan, hanya berupa kemerahan pada kulit di daerah yang tertutup popok. Bila makin parah, timbul bintil-bintil merah, lecet/luka, bersisik, kadang basah, dan bengkak. Bayi pun jadi rewel karena merasa nyeri ketika buang air kecil atau buang air besar. Ruam popok juga bisa mengakibatkan infeksi jamur kandida ataupun infeksi bakteri. Tandanya, kulit makin merah dan basah, lebih bengkak, dan bernanah. * Penyebab - Iritasi kulit pada daerah yang tertutup popok karena cara pemakaiannya tak benar. - Tak segera mengganti popok setelah bayi/anak buang air kecil atau besar. Urin dan feses (tinja) yang tidak segera dibersihkan akan membentuk amonia dan meningkatkan keasaman (pH) kulit sehingga akhirnya menyebabkan iritasi. - Terlalu lama tidak mengganti popok sekali pakai dapat membuat kulit jadi lembab, panas, lebih rentan terhadap gesekan, serta mudah teriritasi. - Popok kain tidak dibilas bersih setelah dicuci dengan deterjen atau bahan pemutih. Sisa deterjen atau pemutih dapat menjadi penyebab iritasi. * Pencegahan - Kurangi kelembapan dan gesekan kulit dengan popok dengan segera menggantinya. Terutama setelah buang air besar. - Ganti popok sekali pakai bila tampungan urin sudah penuh. Dapat dilihat bila popok sudah terlihat berat dan tebal. - Sering-seringlah memeriksa popok supaya tak terlambat diganti. Terutama pada pemakaian malam hari.

- Sewaktu mengganti popok, bersihkan dulu daerah sekitar kemaluan secara lembut dengan air hangat. Boleh juga gunakan sabun bayi yang lembut setelah bayi buang air besar, kemudian bilas dengan guyuran air supaya kotoran larut dan terlepas. Keringkan dengan handuk atau kain yang lembut, angin-anginkan sebentar sebelum dipakaikan popok yang baru. - Bedak, krim, atau salep untuk bayi, boleh digunakan sekadar mengurangi gesekan saja. Namun jangan gunakan bedak atau salep bila kulit belum dibersihkan dan dikeringkan. Terlebih saat masih basah oleh urin dan ada luka. Bedak atau salep justru akan menggumpal di daerah yang basah dan akhirnya mempermudah timbulnya infeksi jamur maupun bakteri. - Biarkan bayi tidak memakai popok selama 2-3 jam sehari agar kulit bisa "bernapas", tidak panas, dan lembap. - Hindari penggunaan popok yang terlalu ketat, terbuat dari bahan yang kaku dan tebal, terlalu menutup, atau bahkan yang terbuat dari plastik. - Pilih popok yang baik, terbuat dari katun, serta lembut. - Hindari popok sekali pakai yang mengandung parfum, pilih yang berdaya serap tinggi, serta pas di tubuh anak. * Penanggulangan 1. Stadium ringan - Segera ganti popok tiap kali buang air kecil dan buang air besar. Bersihkan dengan air hangat, bila perlu dengan sabun bayi yang lembut. Bilas dengan air sampai bersih dan keringkan. - Oleskan krim/salep khusus untuk melindungi kulit yang sedang radang. - Bila luka membasah, kompres dengan air garam atau air formula PK selama 1/2- 1 jam sebanyak 2-3 kali sehari sampai kulit kering. Setelah itu, angin-anginkan. Olesi luka dengan losion/krim yang mengandung air sebagai langkah berikutnya. 2. Radang masih berlanjut & tambah parah - Segera bawa ke dokter.

KERAK KEPALA
Sering juga disebut sarap atau borokan. Dalam istilah kedokteran, disebut craddle cap atau dermatitis seboroik, yaitu kelainan kulit pada kepala berupa sisik berminyak, tebal, lengket, dan biasanya berwarna kemerahan. * Penyebab Tak diketahui secara pasti. Namun dari penelitian yang pernah dilakukan, kerak kepala diketahui sebagai peradangan kulit di daerah yang berminyak (seboroik) karena ada gangguan pada kelenjar minyak. Kelainan ini juga bersifat genetik (diturunkan). Pada bayi

baru lahir hal ini sering terjadi karena aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat oleh pengaruh stimulasi hormon androgen dari ibu saat hamil. Biasanya mulai timbul pada usia 2-3 minggu (bulan pertama). * Penanggulangan - Bersihkan dengan hati-hati karena kulit kepala bayi masih halus dan tipis. - Meski tak berbahaya, bila dibiarkan terkesan kotor dan tak enak dilihat. Bisa pula menjadi sumber infeksi karena menjadi tempat tumbuhnya bakteri. - Kerak kepala juga akan menghambat keluarnya keringat. Bila dibiarkan, lapisan sel kulit yang mati akan makin banyak dan akhirnya timbul biang keringat, bisul, atau abses di kepala. Dalam jangka panjang, dapat bertambah berat dan meluas ke seluruh tubuh yang disebut entroderma yang pada bayi dikenal sebagai penyakit lemier. - Sebaiknya bawa ke dokter. Pasien biasanya akan diberi minyak kelapa yang telah dicampur zat antiseboroik. Caranya, oleskan di kulit kepala yang berkerak dan biarkan semalaman. Esok paginya bersihkan dengan sisir bergigi rapat, lepaskan kerak pelahanlahan dari kepala bayi. Setelah itu, keramasi dengan sampo bayi, keringkan, lalu oleskan krim obat dari dokter yang biasanya berisi steroid sebagai zat antiperadangan. Jika perawatan dilakukan dengan benar, kerak kepala akan sembuh dalam hitungan hari. - Agar tak muncul lagi, mandikan dan keramasi bayi dengan bersih dan rutin.

BIANG KERINGAT
Istilah kedokterannya miliaria. Awam sering menyebutnya keringat buntet atau prickle heat. Merupakan kelainan kulit yang sering ditemukan pada bayi dan balita, kadang orang dewasa. Hal ini disebabkan produksi keringat yang berlebihan, disertai sumbatan pada saluran kelenjar keringat. Biasanya anggota badan yang diserang adalah dahi, leher, kepala, dada, punggung, atau tempat-tempat tertutup yang mengalami gesekan dengan pakaian. Keluhan yang timbul biasanya berupa rasa gatal seperti ditusuk-tusuk, kulit kemerahan dan disertai gelembung-gelembung kecil berisi cairan jernih seperti kristal bening (1-2 mm). Gelembung bisa tersebar di seluruh permukaan kulit atau berkelompok pada bagian tertentu saja. * Penyebab - Udara yang panas dan lembab pada ruangan dengan ventilasi kurang baik. - Memakai pakaian yang terlalu tebal dan ketat. Tekanan dan gesekan pakaian berpengaruh meningkatkan suhu tubuh. - Aktivitas yang berlebihan pada anak kecil, misalnya ketika sedang bermain. - Badan panas atau demam.

* Pencegahan - Mandikan bayi secara teratur 2 kali sehari. - Bila berkeringat, seka tubuhnya sesering mungkin dengan handuk, lap kering, atau waslap basah. Jika dengan waslap basah,sesudahnya keringkan dengan handuk lembut. Setelah itu, lipatan-lipatan tubuhnya boleh ditaburi bedak bayi tipis-tipis. Lebih baik jika bedak khusus untuk biang keringat. - Hindari pemakaian bedak berulang-ulang tanpa mengeringkan keringat terlebih dahulu karena dapat memperparah penyumbatan dan memudahkan terjadinya infeksi bakteri atau jamur. - Sebaiknya kenakan pakaian katun untuk anak-anak. - Jangan mengonsumsi makanan dan minuman yang masih panas. * Penanggulangan - Pada pripsipnya, tak perlu pengobatan khusus. Cukup dengan merawat kulit bayi secara benar dan bersih. - Bila biang keringat berupa gelembung kecil tanpa kemerahan pada kulit, kering, dan tanpa keluhan, bayi cukup diberi bedak tabur/bedak kocok segera setelah mandi. - Jika biang keringat menjadi luka yang basah, jangandibedaki karena akan timbul gumpalan-gumpalan yang memperparah sumbatan kelenjar keringat dan menjadi sarang kuman yang dapat menyebabkan infeksi. - Untuk keluhan yang parah, gatal, pedih, luka atau lecet, rewel dan sulit tidur, segera bawa ke dokter. - Bila timbul bisul, jangan dipijit karenakuman akan menyebar dan meluas ke permukaan kulit lainnya.

BERUNTUS LEMAK/JERAWAT
Kelainan ini diturunkan dari orang tua tapi akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan (transient). Ada dua macam beruntusan/jerawat yang ditemukan pada bayi: * JERAWAT KOMEDO (akul neonatorum) Sekitar 50 persen bayi mengalaminya, biasanya timbul pada usia 2-4 minggu, dan dapat berubah jadi bernanah. Jerawat bisa bertahan sampai bayi berusia 8 bulan, setelah itu akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Biasanya terdapat di muka, dada, dan punggung. Hingga kini belum diketahui penyebabnya. Diduga akibat kadar androgen yang tinggi pada kelenjar sebasea (minyak) yang diperoleh bayi melaui plasenta (ari-ari ibu). Pada kasus ringan, penanggulangan cukup dengan memandikan bayi. * JERAWAT BATU (milia)

Ditemukan pada hampir 40 persen bayi. Bentuknya berupa bintil-bintil kecil 1-2 mm, berwarna putih seperti mutiara atau kekuningan. Jumlahnya bisa sedikit atau banyak dan berkelompok. Biasanya terdapat di wajah, pipi, hidung, dagu, dahi, kadang di badan bagian atas, tungkai kemaluan, atau selaput lendir dalam rongga mulut. Penyebabnya adalah adanya retensi keratin (zat-zat yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh namun terhambat) dan kelenjar sebasea pada lapisan kulit bagian atas (superfisial). Milia tidak berbahaya sehingga tak memerlukan pengobatan khusus. Bisa hilang spontan pada 3-4 minggu setelah muncul. Yang harus diingat,jangan memencet-mencet untuk menghilangkannya karena bisa menimbulkan luka dan kemudian infeksi kuman. Marfuah Panji Astuti. Foto: Iman Dharma S./nakita

MERAWAT KULIT LEMBUT SI BUAH HATI


Kulit bayi tidak sama dengan kulit orang dewasa karena masih relatif tipis sehingga rentan
terinfeksi, teriritasi, dan alergi.

Meskipun kulit bayi belum sekuat kulit orang dewasa, tak berarti merawatnya harus
dengan cara yang njelimet. Tidak begitu kok. Menurut dr. Lis Surachmiati Suseno, Sp.KK., perawatan kulit bayi bisa dilakukan dengan cara yang sangat praktis. Kecuali tentunya bagi bayi yang mengalami masalah pada kulitnya, seperti dermatitis atopik (lihat boks). Perawatan kulit bayi seperti ini terkadang tidak bisa dilakukan sendirian oleh orang tua melainkan harus dengan bantuan dokter. Spesialis kulit dari RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta ini, lantas memberikan beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua agar kulit si kecil tetap halus jauh dari gangguan masalah kulit. Berikut kiat-kiatnya: CARA PERAWATAN * Mandikan bayi secara teratur. Mandi dua kali sehari, pagi dan sore, sudah dapat membuat tubuh bayi bersih dan sehat. Mandi penting dilakukan untuk membebaskan si kecil dari kotoran atau kuman yang mungkin menempel di kulitnya, serta dapat mencegah datangnya biang keringat yang sering timbul di daerah-daerah lipatan, seperti dahi, leher, dan bagian tubuh yang tertutup pakaian. Setiap kali mandi, tubuh si kecil harus dibersihkan hingga ke lipatan-lipatan kulitnya. Inilah yang harus diperhatikan: - Perhatikan suhu air mandi terutama untuk bayi baru lahir. Sebaiknya suhunya tidak terlalu panas atau dingin. - Pilih sabun khusus bayi yang umumnya aman dan tidak menimbulkan iritasi. Sangat baik bila bilasan dilakukan dua kali untuk membersihkan bahan kimianya. Bila terjadi iritasi

terhadap merek tertentu sebaiknya beralihlah ke merek lain, jangan biarkan berlarut-larut. - Daerah seperti sela jari jemari, ketiak, serta selangkangan, jangan sampai terlewatkan. - Cara membersihkan alat kelamin bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Pada bayi perempuan, basuh alat kelaminnya dari bagian depan ke belakang atau ke arah anus dengan menggunakan kapas atau waslap basah. Pada bayi laki-laki, tarik kulupnya perlahan-lahan hingga tampak lubang kencingnya, baru kemudian bersihkan dengan kapas atau waslap basah. - Setiap kali bayi buang air besar, bilas anus dan daerah sekitarnya dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Kalaupun terpaksa menggunakan tisu atau kapas basah, pilihlah tisu basah khusus bayi yang tanpa alkohol. Alkohol dikhawatirkan bisa membuat kulit bayi teriritasi. * Selesai mandi, gunakan handuk lembut agar nyaman di kulit bayi. - Perhatikan bahan pakaian dan perawatannya. Pakaian bayi penting diperhatikan karena pemilihan bahan pakaian yang tidak tepat dapat menambah risiko kulitnya teriritasi. Bahan yang kaku, keras, kasar, membuat panas, atau kelewat tebal juga dapat mem-buatnya rewel karena merasa tidak nyaman. Berikut beberapa kiat yang sebaiknya dilakukan: - Pilih pakaian dan popok berbahan lembut dan tipis dari bahan katun atau campurannya. Hindari bahan nilon yang umumnya membikin bayi gerah dan mudah keringatan. Kondisi ini akan mudah mengundang kuman atau bakteri yang mudah memunculkan ruam dan gatalgatal. Jika bayi sudah bisa menggaruk, kemungkinan terinfeksi pun menjadi lebih besar. - Hindari pakaian dan popok yang terlalu ketat karena bisa membuat kulit bayi terluka bila lama tergesek bahannya. - Ganti segera pakaian bayi bila terkena kotoran. Entah itu berupa muntahan, tumpahan makanan, apalagi jika terkena feses atau air seninya. Kontak kulit dengan feses dan air seni dalam waktu lama akan menyebabkan terjadinya ruam popok. - Cuci pakaian bayi dengan sabun cair karena bahan kimia dalam sabun deterjen bubuk umumnya lebih tajam. Bila bahan deterjen ini tertinggal di baju sangat mungkin akan membuat kulit bayi teriritasi. Ibu juga boleh menggunakan sabun krim asalkan sabun itu terlebih dahulu dicampur dengan air dan menjadi cair. Pewangi pakaian tidak terlalu dianjurkan. Yang dikhawatirkan bukanlah kontak cairan pewangi itu dengan kulit bayi, melainkan aromanya yang dapat terhirup masuk ke dalam tubuh bayi. Asal tahu saja, aroma yang terkandung dalam pewangi pakaian mengandung bahan kimia. * Pilih kosmetika yang aman Untuk meningkatkan kualitas perawatan kulit si buah hati, silakan saja orang tua menggunakan kosmetika bayi. Namun, gunakan kosmetika ini secara benar dengan mengikuti aturan yang tertera dan jangan ber-lebihan. Penggunaan kosmetika yang sembarangan dan cenderung berlebihan akan membuat sumbatan pada pori-pori.

Sumbatan ini dapat memunculkan ruam yang dikhawatirkan akan menipiskan kulit bayi, disamping bahaya yang mungkin timbul jika diserap oleh tubuhnya. Soal kebiasaan membedaki atau membalurkan minyak telon pada tubuh bayi setelah mandi, menurut Lis, bisa dilanjutkan. Hal ini terbukti mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi. Minyak telon juga dapat menghindari bayi dari gigitan serangga karena baunya yang menyengat dan tidak disukai serangga. - Potong kuku bayi secara teratur Kuku bayi yang tidak terpelihara dengan baik sering mendatangkan masalah bagi kulit bayi. Umpamanya, kuku yang panjang-panjang akan lebih mudah dimasuki kotoran. Bila bayi menggaruk tubuhnya, mungkin sekali akan terjadi infeksi. Untuk itu, potong kuku bayi secara teratur. - Hati-hati sengatan sinar matahari Suhu lingkungan yang tidak pas buat si kecil akan membuat kulitnya bereaksi, misalnya langsung muncul warna kemerahan. Berkaitan dengan itu, Lis menganjurkan beberapa hal, seperti: ** Hindari terpaan langsung sinar matahari terutama di siang hari. Berdasarkan penelitian, bayi yang sering terkena sengatan sinar ultraviolet dari terik matahari di siang hari akan menghadapi risiko mengidap kanker kulit ketika dewasa. ** Bila ingin membawa bayi keluar rumah, gunakan pelindung seperti payung atau topi. Krim pelindung matahari (sunblock) bisa digunakan asalkan dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu. Hati-hati jangan sampai mengenai mata, mulut, dan telapak tangan si kecil. ** Jika bayi harus dijemur untuk mendapatkan tambahan vitamin D demi pertumbuhan tulangnya, lakukan hal itu di bawah jam sembilan pagi. Pada daerah-daerah yang tingkat polusinya cukup tinggi, seperti Jakarta atau Surabaya, sangat dianjurkan menjemurnya di bawah jam delapan pagi. PENANGANAN GANGGUAN KULIT RINGAN *Biang keringat Gejala utama biang keringat adalah gatal-gatal dan kulit berwarna kemerahan seperti ada ruam-ruam kecil. Rasa gatal dan perih biasanya membuat bayi rewel. Untuk mencegah dan mengatasinya, lakukan langkah berikut: - Sebagian besar kasus biang keringat pada bayi bisa diatasi dengan lingkungan berudara sejuk. Jadi perhatikan soal ventilasi di kamar bayi. Jendela lebar yang dibiarkan terbuka memungkinkan pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan lancar dan ruangan pun menjadi lebih sejuk. - Bila suhu di luar rumah terlalu panas hingga menyeruak ke dalam ruangan dan membuat bayi kepanasan dan kegerahan, atasi dengan memasang air conditioner atau kipas angin.

- Pakaikan baju-baju yang longgar pada bayi, tak perlu dirangkap. - Mandi teratur minimal dua kali sehari. Setelah dimandikan, taburi bedak atau talk yang mengandung desinfektan (pembunuh bakteri). Bisa juga gunakan bedak yang mengandung bahan-bahan penyejuk dan juga bahan-bahan penghilang rasa gatal. - Bila biang keringat tampak bertambah parah, tak ada salahnya konsultasikan pada dokter kulit agar bisa diperoleh pengobatan yang tepat. * Ruam/Eksim Popok Yaitu kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang ditutupi popok, di antaranya alat kelamin, lipatan paha, dan pantat. Bagian tertutup popok mudah mengalami peradangan karena kulit yang hangat dan lembap peka terhadap bakteri serta senyawa yang dapat mengiritasinya. Eksim popok juga bisa muncul karena adanya zat-zat "tajam", yang dikandung feses. Gejala yang muncul biasanya, kulit tampak kemerahan disertai bintil-bintil. Inilah kiat penanganannya: - Segera ganti popok si bayi begitu ia mengompol. - Sebelum dipakaikan popok, ada baiknya bila kulit pantat, selangkangan, dan lipatan pahanya diolesi krim pelindung kulit. Bila dalam 10 hari belum ada kemajuan, atau malah makin memburuk, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi candida atau jamur yang juga terdapat di usus besar. Periksakan ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan krim khusus dan juga obat untuk melawan infeksinya.

DERMATITIS ATOPIK

Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit kulit bawaan lahir yang membuat kulit bayi
hipersensitif. Ia mudah sekali terserang alergi. Diterpa debu sedikit saja, bayi ini akan mengalami gatal-gatal. Kepanasan sebentar akan langsung memunculkan ruam pada kulitnya. Cara mengenali bayi penderita DA adalah kulitnya kelihatan merah, kering dan bersisik. Terutama pada permukaan kulit muka, lipatan kulit sendi seperti di siku, lutut, pergelangan tangan, dan kaki juga di selangkangan paha. Hal pertama yang harus dilakukan dalam menangani bayi penderita DA adalah dengan mengetahui apa penyebab/pencetus alerginya; debu, hama, polusi udara, makanan, bahan pakaian, atau bahan kimia pada sabun atau sampo? Kalau sudah ketahuan penyebabnya, bayi harus dijauhi dari faktor pencetus alerginya tersebut. Selain itu, ia perlu mendapat makanan bergizi dan bervitamin. Sangat baik bila ibu mampu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan karena berdasarkan penelitian, bayi yang diberi ASI eksklusif jarang mendapat masalah dermatitis atopik. Namun bila masalah tak kunjung selesai, Lis menganjurkan agar bayi dibawa ke dokter, boleh ke dokter umum atau dokter anak. Seandainya ingin mendapatkan kepastian, periksakan ke dokter kulit untuk mengetahui apa sebenarnya yang membuat kulit alergi.

Anda mungkin juga menyukai