Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS PADA NY.

F UMUR
28 TAHUN G2 P1A0 39 MINGGU DIBPM PRATIWI DESA ASAO
TANGGAL 20 NOVEMBER 2022

Disusun oleh :
NURWIN
NIM. 2282B1486

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (F2K)
IIK STRADA INDONESIA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik dengan judul Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis


Pada Ny. F Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao
Tanggal 20 November 2022.
. Laporan ini disusun oleh :
Nama : NURWIN
NIM : 2282B1486
Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari : …………………..
Tanggal : …………………..

MAHASISWA

NURWIN
NIM. 2282B1486

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Angrawati Wulandari, SST., M.Kes Vidia Atika Manggiasih, SST, M.Kes
LEMBAR KONSUL

Judul : Laporan praktik dengan judul Asuhan


Kebidanan Persalinan Fisiologis Pada Ny. F
Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM
Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November
2022
Pembimbing Institusi : Bd. Angrawati Wulandari, SST., M.Kes

HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1

6
LEMBAR KONSUL

Judul : Laporan praktik dengan judul Asuhan


Kebidanan Persalinan Fisiologis Pada Ny. F
Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM
Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November 2022
Pembimbing Lahan : Vidia Atika Manggiasih, SST, M.Kes

HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1 Sabtu,
30 November
2022
2

6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah
pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan
alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan
merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-
temuan, keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Asuhan yang
diberikan oleh bidan harus dicatat secara benar, singkat, jelas, logis dan
sistematis sesuai dengan metode pendokumentasian. Dokumentasi sangat
penting artinya baik bagi pemberi asuhan maupun penerima pelayanan asuhan
kebidanan, dan dapat digunakan sebagai data otentik bahwa asuhan telah
dilaksanakan (Arlenti, 2021).
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang professional memberikan asuhan
kepada klien memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk menyelamatkan
ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Asuhan yang dimaksud adalah asuhan
kebidanan. Secara definitive, asuhan kebidanan dapat diartikan sebagai bantuan
yang diberikan oleh bidan kepada individu ibu atau anak. Asuhan kebidanan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk
mewujudakan kesehatan kelaurga dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia sejahtera. Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan
pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan
digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh klien, dan
kemudian merumuskan permasalahan tersebut serta akhirnya mengambil
langkah pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu proses berfikir
bidan dalam melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan (Arlenti, 2021).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal Care Pada Ny. “F” GII P1A0 39
Minggu 2 Hari Dibpm Asao”
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang diatas ialah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis Pada Ny. F Umur 30 Tahun
G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November 2022?”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Terlaksananya Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis Pada
Ny. F Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao
Tanggal 20 November 2022. dengan menggunakan manajemen SOAP
sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian pada Ny. F Umur 30 Tahun G2 P1A0 39
Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November 2022
b. Dapat merumuskan diagnosa/ masalah aktual Ny. F Umur 30 Tahun G2
P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November
2022
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial pada Ny. F Umur 30
Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao Tanggal 20
November 2022
d. Dapat melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Ny. F Umur 30 Tahun
G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November
2022
e. Dapat menyusun rencana tindakan Asuhan Kebidanan Persalinan
Fisiologis Pada Ny. F Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM
Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November 2022
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F Umur 30
Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao Tanggal 20
November 2022
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. F
Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM Pratiwi Desa Asao
Tanggal 20 November 2022
h. Dapat mendokumentasikan hasil tindakan asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan pada Ny. F Umur 30 Tahun G2 P1A0 39 Minggu Di BPM
Pratiwi Desa Asao Tanggal 20 November 2022

C. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
persalinan normal pada ibu bersalin di Bpm BPM Pratiwi Desa Asao
b. Bagi institusi
Sebagai bahan informasi bagi rekan-rekan mahasiswa kebidanan dalam
Penerapan Asuhan Persalinan Normal

D. Metode Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan ini penulis
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Wawancara
Pengambilan data dengan tanya jawab langsung dengan klien.
2. Dokumentasi
Pengambilan data dengan melihat data pada lembar status klien.
3. Studi pustaka
Teori kebidanan asuhan persalinan normal di ambil dari buku yang
berkaitan dengan manajemen asuhan kebidanan.

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Waktu penulisan asuhan kebidanan ini dilakukan di BPM Pratiwi Desa
Asao. Pada Tanggal 20 November 2022 Jam 22.05 Wita.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan Normal
1. Definisi
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 -42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Marmi, 2012).
2. Tanda- Tanda Permulaan Persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan sebelum terjadi persalinan yang
sebenarnya, beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya”
atau “minggu-nya” atau hari-nya. Yang disebut kala pendahuluan. Kala
pendahuluan memberikan tanda-tanda sebagai berikut (Mochtar, 2011):
a. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara, hal
tersebut tidak begitu jelas.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.
d. Perasaan nyeri di perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut ”false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
mungkin bercampur darah (bloody show).
3. Tanda – Tanda Inpartu
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada pada serviks.
c. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.
4. Tahap Persalinan
Menurut persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang
diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7
jam.
Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
1) Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ke
titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang
umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga
pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase
aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi
mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
2) Fase aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif
pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,
pembukaan pada umumnya dimulai dari 3 -4 cm hingga 10 cm
dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin
yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala
dua persalinan.
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
( 1) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm

( 2) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat


cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
( 3) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali
dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Pada kala I tugas penolong adalah mengawasi dan menanamkan


semangat kepada ibu bahwa proses persalinan adalah fisiologis,
tanamkan rasa percaya diri dan percaya pada penolong. Pemberian obat
atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada indikasi. Apabila
ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk atau berjalan- jalan.
Jika berbaring, sebaiknya ke sisi terletaknya punggung janin. Jika
ketuban sudah pecah, wanita tersebut dilarang berjalan-jalan harus
berbaring. Periksa dalam pervaginam dilarang, kecuali ada indiksi,
karena setiap pemeriksaan akan membawa infeksi, apalagi jika
dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas. Pada kala pembukaan
dilarang mengedan karena belum waktunya dan hanya akan
menghabiskan tenaga ibu. Biasanya, kala I berakhir apabila pembukaan
sudah lengkap sampai 10 cm.
2. Kala II (kala pengeluaran janin)
Beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah Ibu
merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu
merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya,
perineum terlihat menonjol , vulva vagina dan sfingter ani terlihat
membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-
kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadi tekanan pada otot -otot dasar panggul yang
secara reflektoris timbul rasa mengedan, karena tekanan pada
rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan
perenium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan
lahirlah kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada
primi : 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2011).
Pada permulaan kala II, umumnya kepala janin telah masuk
P.A.P ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Apabila
belum pecah, ketuban harus dipecahkan. His datang lebih sering dan
lebih kuat, lalu timbulla his mengedan. Penolong harus telah siap
untuk memimpin persalinan.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar.
Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa
saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam
waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina
akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 -30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2011).
Manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin dengan
segera, pengendalian tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus
segera setelah plasenta lahir. Jika menggunakan manajemen aktif dan
plasenta belum lahir juga dalam waktu 30 menit, periksa kandung
kemih dan lakukan kateterisasi, periksa adanya tanda pelepasan
plasenta, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular) dosis ketiga, dan
periksa si ibu dengan seksama dan jahit semua robekan pada serviks
dan vagina kemudian perbaiki episiotomi (Moh. Wildan dan A. Alimul
H, 2008).
4. Kala IV
Kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam.
Periksa fundus uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat massase uterus
sampai menjadi keras.
Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap
15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
Selain itu perawat juga menganjurkan untuk minum agar mencegah
dehidrasi. Higene juga perlu diperhatikan, istirahat dan biarkan bayi
berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi. Sebagai
permulaan dengan menyusui bayi karena menyusui dapat membantu
uterus berkontraksi. (Moh. Wildan dan A. Alimul H, 2008).
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Manuaba (2007), faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu :
1. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus) adalah kekuatan mengejan ibu
keadaan kardiovaskuler respirasi metabolik ibu. Kontraksi uterus berirama
teratur dan involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap
kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu: increment (ketika intensitasnya
terbentuk), acme (puncak atau maksimum), decement (ketika relaksasi).
Kontraksi uterus terjadi karena adanya penimbunan dan pengikatan
kalsium pada Retikulum Endoplasma (RE) yang bergantung pada Adeno
Triphospat (ATP) dan sebaliknya E2 dan F2 mencegah penimbunan dan
peningkatan oleh ATP pada RE, RE membebaskan kalsium ke dalam intra
selular dan menyebabkan kontraksi miofibril. Setelah miofibril
berkontraksi, kalsium kembali lagi ke RE sehingga kadar kalsium
intraselular akan berkurang dan menyebabkan relaksasi miofibril.
Peregangan serviks oleh kepala janin akhirnya menjadi cukup kuat
untuk menimbulkan daya kontraksi korpus uteri dan akan mendorong
janin maju sampai janin dikeluarkan. Ini sebagai umpan balik positif,
kepala bayi meregang serviks, regangan serviks merangsang kontraksi
fundus mendorong bayi ke bawah dan meregangkan serviks lebih
lanjut, siklus ini berlangsung terus menerus.
Kontraksi uterus bersifat otonom artinya tidak dapat dikendalikan
oleh parturien, sedangkan saraf simpatis dan parasimpatis hanya bersifat
koordinatif.
1) Kekuatan his kala I bersifat:
(1) Kontraksi bersifat simetris.
(2) Fundus dominan.
(3) Involunter artinya tidak dapat diatur oleh parturien.
(4) Kekuatan makin besar dan pada kala pengeluaran diikuti
dengan reflek mengejan.
(5) Diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang
berkontraksi tidak akan kembali ke panjang semula.

Setiap kontraksi mulai dari “pace maker” yang terletak


sekitar insersi tuba dengan arah penjalaran ke daerah serviks
uteri dengan kecepatan 2 cm per detik.

2) Kekuatan his kala II


Kekuatan his pada akhir kala pertama atau permulaan kala dua
mempunyai amplitudo 60 mmHg, interval 3 -4 menit, durasi
berkisar 60-90 detik. Kekuatan his menimbulkan putaran
paksi dalam, penurunan kepala atau bagian terendah menekan
serviks di mana terdapat fleksus frikenhauser sehingga terjadi
reflek mengejan. Kekuatan his dan reflek mengejan mengakibatkan
ekspulsi kepala sehingga berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
muka, kepala seluruhnya.
3) Kekuatan his kala III
Setelah istirahat sekitar 8-10 menit berkontraksi untuk
melepaskan plasenta dari insersinya.
4) Kekuatan his kala IV
Setelah plasenta lahir kontraksi rahim tetap kuat dengan
amplitudo sekitar 60-80 mmHg. Kekuatan kontraksi ini tidak diikuti
oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan
membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan
trombus terjadi penghentian pengeluaran darah postpartum.
2. Passage

Passage adalah keadaan jalan lahir, jalan lahir mempunyai


kedudukan penting dalam proses persalinan untuk mencapai kelahiran
bayi. Dengan demikian evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor
yang menentukan apakah persalinan dapat berlangsung pervaginam
atau sectio sesaria. Pada jalan lahir tulang dengan panggul
ukuran normal apapun jenis pokoknya kelahiran pervaginam janin
dengan berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran,
akan tetapi karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal-hal lain.
Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil dari pada standar normal,
sehingga biasa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam.
Pada jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan
adalah segmen bawah rahim, servik uteri dan vagina. Disamping itu
otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat -alat
urogenital juga sangat berperan pada persalinan.
3. Passanger
Passager adalah janinnya sendiri, bagian yang paling
besar dan keras pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin ini pula yang paling
banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna,
cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah
lahir, maka bagian -bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.
4. Respon psikologi
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar- benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga biasa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-
olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap
sebagai suatu “keadaan yang belum pasti“ sekarang menjadi hal yang
nyata. Psikologis meliputi: melibatkan psikologis ibu, emosi dan
persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat,
dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan (Mochtar, 2011).
B. Manajemen Kebidanan
1. Definisi
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi (Mufdillah, 2011).
2. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan
a. Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan
secara sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap
kesehatan setiap klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan
melakukan pemeriksaan fisik.
b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan
interpretasi data dasar.
c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersama klien.
d. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu
membuat keputusan dan bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
f. Secara pribadi, bertanggungjawab terhadap implementasi rencana
individual.
g. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika
terdapat penyimpangan dari keadaan normal.
i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan
dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan (Arlenti, 2021).
3. Langkah- Langkah Manajemen Kebidanan
a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini harus mengumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital
3) Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan
kepada dokter dalam penatalaksanaan maka perlu melakukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang
akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang
benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga harus melakukan
pendekatan yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan klien
yang sebenarnya dan valid. Setelah itu, perlu melakukan pengkajian
ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan
akurat ataukah belum.
b. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini akan melakukan identifikasi terhadap diagnosa
atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang
telah dikumpulkan pada pengumpulan data dasar. Data dasar yang sudah
dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa
dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya
digunakan karena masalah yang terjadi pada klien tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosa kebidanan adalah seperti di bawah
ini:
1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3) Memiliki ciri khas kebidanan
4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
c. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada langkah ini akan mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dapat dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut
untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi penanganan agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi
d. Langkah IV: Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera Oleh Bidan /
Dokter
Pada langkah ini akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan / dokter dan, atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama
wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam
melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah / kebutuhan
yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada
langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan
emergency / segera untuk ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh yang Ditentukan
Oleh Langkah Sebelumnya
Pada langkah ini harus merencanakan asuhan secara menyeluruh
yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa
yang telah teridentifikasi atau diantisipasi pada langkah sebelumnya.
Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak,
yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta
sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
f. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan
efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi
klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efisien
akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien
g. Langkah VII: Evaluasi Keefektifan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses
penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik, maka dua
langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik (Arlenti, 2021).
C. Model Dokumentasi Asuhan Kebidanan
1. Definisi
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dan dilakukan
dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (Handayani dan Mulyati, 2017).
2. Fungsi Dokumentasi
a. Sebagai bukti yang sah atas asuhan
b. Sebagai sarana komunikasi
c. Sebagai sumber data
d. Gambaran tentang kronologis kejadian dan kondisi
e. Sebagai sumber data penting untuk pendidikan dan penelitian
3. Prinsip-Prinsip Teknik Pencatatan
a. Mencatumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran
b. Menulis dengan tinta hitam
c. Menuliskan tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau observasi yang
dilakukan
d. Tuliskan nama jelas pada setiap hasil observasi dan pemeriksaan oleh
orang yang melakukan
e. Hasil temuan digambarkan secara jelas
f. Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi
g. Bila ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus.
4. Model Dokumentasi Asuhan Kebidanan
a. Data Subjektif
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara,
dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O”
atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna
wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan
disusun.
b. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan
medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.
c. Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang
setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi
baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian
data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis menuntut bidan
untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka
mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat.
Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
d. PenatalaksanaanPenatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya (Asrinah,2010).
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register : 05 010 002


Tanggal Masuk : 20 November 2022 Jam 22.05 wita
Tanggal Pengkajian : 20 November 2022 Jam 22.15 Wita
Tempat : BPM Asao
Pengkaji : Nurwin

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny "F" / Tn "S"
Umur : 28 Tahun / 31 Tahun
Suku : Tolaki / Tolaki
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Kel. Asao
2. Alasan kunjungan :
Ibu mengatakan ingin bersalin
3. Keluhan utama :
Ibu mengatakan nyeri hebat dibagian pinggang sejak Tanggal 19-11-2022 pukul
16.00 Wita serta adanya pengeluaran lendir bercampur darah sejak Pukul 21.00
wita. Sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin lama semakin sering
dan tidak ada pengeluaran air dari jalan lahir. Serta usaha klien untuk mengatasi
keluhannya adalah dengan mengelus-ngelus perut dan pinggangnya.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit asma, diabetes militus, jantung,
hipertensi, TBC, hepatitis, HIV/AIDS, malaria, ISK, Hepatitis B
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit asma, diabetes militus,
jantung, hipertensi, TBC, hepatitis, HIV/AIDS, malaria, ISK, Hepatitis
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatkan dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, TBC, hepatitis B, GO, HIV/AIDS, DM
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari (teratur)
Lama : 6 hari
Banyak :
Hari ke1-2 ganti pembalut 3x penuh
Hari ke3-4 ganti pembalut 2x ¾ penuh
Hari ke 5-6 ganti pembalut 2x bercak-bercak
Sifat dan warna : cair, merah
Dismenorhoe : hari pertama dan kedua
Flour albus : ada sebelum dan sesudah haid
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Anak Tahun Usia Jenis Penolong Tempat BBL JK Keadaan
Ke Lahir Kehamilan persalinan Persalinan bersalin anak
BPM Pratiwi 2.800
I 2018 Aterm Spontan Bidan ♂ Hidup
Desa Asao gram

c. Riwayat Kehamilan Sekarang


GIIPIA0
Haid Terakhir : 20 Januari 2022
Tafsiran Persalinan : 27 November 2022
Umur Kehamilan : 39 Minggu
Kunjungan Antenatal : Teratur, frekuensi : 4 x di : klinik
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Ada, >12 kali
Riwayat imunisasi: TT3: UK 28 Minggu
Obat yang biasa dikonsumsi selama hamil : Tidak ada
Tanda bahaya kehamilan : Tidak ada
6. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah,
Perkawinan ke- : 1
Lama perkawinan : 5 tahun,
Usia Nikah : 23 tahun
Hubungan dengan suami ; Harmonis
7. Riwayat Kontrasepsi : Ibu belum pernah menjadi akseptor KB
8. Activity daily living
a. Pemenuhan Nutrisi
1) Selama Hamil:
(a) Makan
- Frekuensi makanan pokok : 3x perhari
- Komposisi
Nasi : 3x @ 1 piring sedang
Lauk : 3x @ 1 potong sedang; bervariasi
Camilan : 1x sehari; jenisnya : biskuit
- Pantangan : tidak
(b) Minuman
Jumlah total : 8 gelas perhari;
Jenis : air putih, teh manis
Susu : 1 gelas perhari;
Jenis susu : susu ibu hamil
2) Makan dan minum terakhir :
Makan nasi, ikan dan lauk pauk jam 20.00 wita
Minum 3-4 gelas jam 20.00
Keluhan : tidak ada

b. Eliminasi
1) Selama hamil
(a) Buang Air Kecil
- Frekuensi perhari : 5x, warna: kuning jernih
- Keluhan/masalah : tidak ada
(b) Buang Air Besar
- Frekuensi perhari : 1x, warna : kecoklatan
- Keluhan/masalah : tidak ada
2) BAK dan BAB terakhir: BAK: 21.00 wita, BAB: 17.00 wita
3) Keluhan :tidak ada
c. Personal higiene
1) Selama hamil :
- Mandi 2x sehari
- Keramas 3x seminggu
- Gosok gigi 2x sehari
- Ganti pakaian 2x sehari; celana dalam 2x/sehari
- Kebiasaan memakai alas kaki : memakai alas kaki hanya saat keluar
rumah
2) Terakhir : Ibu melakukan personal hygiene seacara umum tadi pagi jam
07.00 wita
3) Keluhan : tidak ada

d. Hubungan Seksual
1) Selama hamil ini : 2x/ minggu
2) Terakhir : 1 minggu yang lalu
e. Istirahat/tidur
1) Selama hamil
 Tidur malam : 8 jam
 Tidur siang : 1 jam
2) Terakhir : tidur siang jam 13.20 - 14.30
f. Aktivitas fisik dan olah raga
1) Selama hamil
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : sebagai IRT
 Olah raga : jalan jalan pagi
2) Keluhan : tidak ada
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi rokok, alkohol , jamu, obat-
obatan
9. Data Psikososial – Spiritual – Kultural – Ekonomi
a. Bagaimana kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan : Ibu megatakan siap
untuk menghandapi persalinan dan ibu cemas dengan keadaan ini
b. Respon dan dukungan keluarga terhadap persalinan ibu : Ibu mengatakan
respon keluarga baik terhadap persalinannya
c. Mekanisme toping : Musyawarah
d. Pengambilan keputusan utama dalam keluarga: Suami. Dalam kondisi
emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri
e. Orang terdekat ibu : Suami
f. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan: 7 bulanan
g. Penghasilan perbulan : ibu mengatakan penghasilan perbulannya cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya persalinan
h. Praktik agama yang berhubungan dengan persalinan: Ibu taat menjalankan
ibadah
i. Tingkat pengetahuan : ibu sudah tau tanda-tanda bahaya kehamilan dan
persiapan persalinan
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmentis
Tanda tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 kali/menit
- Suhu : 36 0C
- Respirasi : 22 kali/menit
Pengukuran tinggi badan dan berat badan
a. Berat badan : 65 kg, kenaikan BB selama hamil : 11 kg
b. Tinggi badan :155 cm
c. Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
d. Kepala
Inspeksi : Rambut hitam, lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok
Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan
e. Wajah
Inspeksi : Ekspresi wajah meringis dan tidak ada cloasma
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah
f. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sklera putih /
tidak ikterus.
g. Hidung
Inspeksi : Tidak nampak adanya polip
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
h. Mulut dan gigi
Inspeksi : BIbir merah mudah, tidak ada sariawan dan tidak ada gigi yang
berlubang.
i. Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan limfe
Tidak ada pembesaran vena jugularis
j. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Hiperpigmentasi areola mammae
Putting susu terbentuk
Palpasi : Terdapat kolostrum pada saat dipencet
Tidak ada massa dan nyeri tekan
k. Abdomen
Inspeksi : Tampak striae livida
Palpasi :
- Leopold I : TFU 3 Jari bawah px (28 cm), bagian fundus teraba 1 bagian
kurang bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
- Leopold II : Bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin ( ektremitas)
bagian kanan perut ibu teraba satu bagian keras, memanjang, ada tahanan
seperti papan (punggung)
- Leopold III : Teraba 1 bagian bulat, keras, dan melenting (kepala) dan
tidak bisa digoyangkan
- Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul
(Divergen) 4/5
- TFU menurut Mc. Donald: 28 cm
- Taksiran Berat Janin: (28-11) x 155 : 2.635 gram
- DJJ terdengar jelas dan teratur dengan frekuensi 138 x/i
l. Genitalia
Inspeksi : keadaan genitalia bersih, tidak ada varises, tidak ada oedema,
tidakadapembesaran kelenjar batholin, dan tampak
pengeluaran lender dan darah.
Hasil pemeriksaan dalam
Atas indikasi : Inpartu, pukul 22.15 wita
Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak dan tipis
Pembukaan : 6 cm
Ketuban : Utuh
Presentase : Ubun-ubun kecil kanan lintang
Penurunan : Hodge II
Molase : Tidak ada
Penumbungan : Tidak ada
Kesan panggul : Normal
Pelepasan : Lendir dan darah
m. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Tidak ada varices, simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada oedema
Perkusi : Refleks patella positif kiri dan kanan
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


Tujuan : Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang berkualitas
Kriteria Hasil :
1. Persalinan normal dapat terlaksana dengan yang bersih dan aman
2. Persalinan terlaksana dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi

Diagnosa Kebidanan :
GIIPIA0, gestasi 39 minggu, Intrauterin, Tunggal, Hidup, Presentase Kepala, Pu-Ka,
Keadaan ibu dan janin baik dengan Inpartu Kala 1 fase aktif.
Ds :
- Ibu mengatakan bernama Ny. F berumur 28 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, pernah melahirkan satu kali dan tidak
pernah keguguran
- Ibu mengatakan HPHT tanggal 20 Februari 2022
- Ibu mengatakan nyeri hebat dibagian pinggang sejak Tanggal 19-11-2022 pukul
16.00 Wita serta adanya pengeluaran lendir bercampur darah sejak Pukul 21.00
wita. Sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin lama semakin sering
dan tidak ada pengeluaran air dari jalan lahir. Serta usaha klien untuk mengatasi
keluhannya adalah dengan mengelus-ngelus perut dan pinggangnya.
Do :
- Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmetis
Keadaan umum : Baik
Tanda tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36 0C
Respirasi : 22 kali/menit
Berat badan : 65 kg, kenaikan BB selama hamil : 11 kg
Tinggi badan :155 cm
Lila : 24 cm
- Tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik
- Palpasi abdomen
Leopold I : TFU 3 Jari bawah px (28 cm), bagian fundus teraba 1 bagian
kurang bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin ( ektremitas) bagian
kanan perut ibu teraba satu bagian keras, memanjang, ada tahanan
seperti papan (punggung)
Leopold III : Teraba 1 bagian bulat, keras, dan melenting (kepala) dan tidak bisa
digoyangkan
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen)
4/5
TFU menurut Mc. Donald: 28 cm
Taksiran Berat Janin: (28-11) x 155 : 2.635 gram
DJJ terdengar jelas dan teratur dengan frekuensi 138 x/i
- Hasil pemeriksaan dalam
Atas indikasi : Inpartu, pukul 22.15 wita
Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak dan tipis
Pembukaan : 6 cm
Ketuban : Utuh
Presentase : Ubun-ubun kecil kanan lintang
Penurunan : Hodge II
Molase : Tidak ada
Penumbungan : Tidak ada
Kesan panggul : Normal
Pelepasan : Lendir dan darah

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadinya infeksi
Ds : Ibu mengatakan adanya pegeluaran lendir dan darah
Do : Tampak pelepasan lendir dan darah
Analisa dan interpretasi data
Dengan adanya pelepasan lendir dan darah, serta tebukanya jalan lahir
memungkinkan masuknya mikroorganisme patologis yang merupakan penyebab
infeksi jalan lahir.

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


Persiapan pertolongan persalinan normal

V. INTERVENSI
Tgl. : 20 November 2022 Jam : 22.25 Wita

1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa keadaan ibu
dan janinnya dalam keadaan baik.
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya, ibu dan
keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses persalinannya dan kecemasan ibu
berkurang, serta keluarga dapat memberikan dukungan psikologis yang dapat
mengurangi kecemasan ibu dan siap menghadapi persalinan.
2. Observasi tanda-tanda vital, dan VT setiap 2-4 jam (kecuali nadi tiap 30 menit).
Rasional :Observasi tanda-tanda vital dan VT untuk memantau keadaan ibu dan
kemajuan persalinan, serta mempermudah dalam melakukan tindakan.
3. Observasi DJJ setiap 30 menit.
Rasional :Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat, sehingga apabila ada
perubahan dapat diketahui denan cepat dan dapat bertindak secara cepat dan tepat.
4. Observasi His setiap 30 menit.
Rasional : Karena kekuatan kontraksi uterus dapat berubah setiap saat sehingga
mempengaruhi turunnya kepala dan dilatasi serviks.
5. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu menarik
nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.
Rasional : Teknik relaksasi memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri dan
memberikan suplai okseigen yang cukup kejanin.
6. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan.
Rasional :Kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi kontraksi, mencegah
penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang membesar, dan menghalangi
penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang tidak nyaman pada ibu.
7. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu
Rasional :Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.
8. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk
menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL.
Rasional :Agar penolong lebih mudah dalam menambil dan menggunakan alat saat
melakukan tindakan yang diperlukan untuk menolong persalinan.
9. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf
Rasional :Merupakan Standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dan
memudahkan pengambilan keputusan klinik.
10. Observasi tanda dan gejala kala II
Rasional :Untuk mengetahui kapan ibu memasuki tahap kala II persalinan.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 November 2022 Jam : 22.30 Wita

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga


2. Mengobservasi Tanda-tanda vital
3. Mengobservasi DJJ, Nadi dan his setiap 30 menit.
DJJ Nadi His
No Jam (Wita)
(X/Menit) (X/Menit) F (X/Menit) Durasi (Detik)
1 22.30 136 X/Menit 78 X/Menit 3 X 10 30 – 35
2 23.15 140 X/Menit 80 X/Menit 3 X 10 30 – 35
3 23.30 140 X/Menit 80 X/Menit 4 X 10 35 – 40
4 00.15 142 X/Menit 78 X/Menit 4 X 10 35 – 40
5 00.30 142 X/Menit 80 X/Menit 4 X 10 35 – 40
6 01.15 146 X/Menit 82 X/Menit 5 X 10 40 – 45
7 01.30 146 X/Menit 82 X/Menit 5 X 10 45 – 50
8 02.15 150 X/Menit 80 X/Menit 5 X 10 45 – 50

Melakukan pemeriksaan dalam (VT) Tanggal 20 November 2022, Jam 02.15 Wita
dengan hasil :

 Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan


 Portio : Tipis
 Pembukaan : 10 cm
 Ketuban : Pecah (Jernih)
 Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah simpisis
 Penurunan : Hodge IV
 Molase : Tidak ada
 Penumbungan : Tidak ada
 Kesan panggul : Normal
 Pelepasan : Lendir, darah bercampur dengan ketuban

4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu
menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.
5. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama
persalinan.
6. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu
7. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk
menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL, meliputi :
a) Alat Perlindingan Diri (APD) : Penutup kelapa, masker, kacamata, celemek, sepatu
tertutup (sepatu boot)
b) Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah gunting
episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton, Kassa steril, pengisap
lender, penjepit tali pusat.
c) On steril : 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi meliputi
baju, pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi, popok, topi/tutup kepala,
sarung tangan/kaki, kain selimut untuk membedong.
d) Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2 buah jarum
(1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang, benang cromic, 1 pasang
sarung tangan stril
e) Obat-obatan esensial : Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul, cairan RL, Infus
set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul
f) Peralatan lain : Larutan Clorin 0,5 % air DTT, kantong plastic, tempat sampah
kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat plasenta. Menyiapkan
tempat, penerangan dan lingkungan untuk kelahiran bayi,dengan memastikan
ruangan sesuai kebutuhan bayi baru lahir , meliputi ruangan bersih, hangat,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
8. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf
9. Mengobservasi tanda dan gejala kala II
a) Ibu merasakan dorongan untuk meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka
e) Meningkatnya pengeluaran lender bercamput dengan darah
f) Tampak rambut bayi pada vulva

Evaluasi :
Tanggal 20 November 2022 Jam 02.19 Wita

1. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan keadaan


ibu dan janin dalam batas normal

S 2. ibu mengatakan telah mengetahui tentang nyeri yang telah


dialaminya saat ini
3. Ibu sudah mengerti dan melakukan relaksasi dan tampak
kegelisahan ibu berkurang
4. Ibu sudah mengetahui bahwa ibu akan bersalin
5. Ibu sudah mengetahui tentang cara meneran yang baik

O
1. Ku : baik
2. Tanda – tanda vital dalam batas normal :
TD : 120/80 mmHg
S : 36.70C
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
3. Dinding vagina licin, portio tidak teraba, pembukaan lengkap 10
cm ± 4 jam setelah VT pertama, dan penurunan kepala Hodge
IV UUK searah jam 12, air ketuban jernih, dan tidak ada
molase.
4. His yang adekuat 5 x 10 dalam 10 menit dengan durasi 45 – 50
detik
5. DJJ 140 x/menit, yang terdengar jelas kuat dan teratur
6. Tampak ibu meringis
7. Tampak keluar darah bercampur lendir yang semakin banyak
A Diagnosa: GIVPIIIA0, gestasi 39 minggu, Intrauterin, Tunggal, Hidup,
Presentase Kepala, Pu-Ka, Keadaan ibu dan janin baik dengan
Inpartu Kala 1 fase aktif. Tidak ada tanda-tanda infeksi.

Masalah : Sebagian teratasi

P 1. Ajarkan ibu teknik meneran yang baik


2. Lanjutkan penangan kala II
MANAJEMEN ASUHAN KALA II

Tanggal 20-11-2022 Jam 02.20 wita

SUBJEKTIF
a. Ibu mengatakan nyeri pinggang dan perut makin kuat dan sering
b. Ibu mengatakan ada rasa ingin buang bab
c. Ibu mengatakan ingin meneran

OBJEKTIF
a. Keadaan umum ibu : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Kontraksi uterus : baik, his semakin kuat lamanya 60 detik, intervalnya 5x dalam
10 menit
d. Djj (+) = 146 x/menit, irama teratur dengan frekuensi 146 x/i
e. Observasi tanda-tanda vital
- TD : 110/80 mmhg
- N : 80 x/menit
0
- S : 36,4 c
- RR : 22 x/menit.
f. Hasil pemeriksaan dalam:
Porsio : lunak
Pembukaan serviks : 10 cm
Konsistensi : menipis
Ketuban : pecah spontan
g. Tanda gejala kala II
- Dorongan ingin meneran pada ibu Tekanan pada anus dan perineum Perineum
menonjol
- Vulva dan sfingter ani membuka
- Inspeksi : bagian terendah janin nampak di vulva 5-6 cm

ASSESMENT
Diagnosa : Ibu inpartu kala II
Masalah : Rasa nyeri yang semakin kuat dan ibu merasa cemas
Kebutuhan :
1. Informasikan kemajuan persalinan
2. Dukungan emosional pada ibu
3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu
4. Penuhi nutrisi dan cairan
5. Pertolongan persalian APN

Masalah Potensial :
pada ibu:
- Laserasi jalan lahir
- Kala II memanjang
- Perdarahan
Pada bayi:
- Asfiksia
Tindakan segera :
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukannya tindakan segera
PLANNING
Tanggal : 24/10/2022 Pukul 02.20 Wita
1. Membimbing ibu cara mengedan yang baik yaitu melakukan tarik nafas yang
panjang jika datang his dan mengejan kebawah seperti seorang yang buang air besar
yang keras. Dagu ditempelkan ke dada. Ibu dianjurkan tidak menutup mata saat
mengedan dan menutup mulutnya. Pada his yang kuat ibu disuruh mengedan seperti
yang telah di ajarkan. Bila his hilang ibu di istirahatkan dan diberi makan atau
minum untuk sumber tenaga
Hasil : ibu mengatakan sudah mengetahui cara mengejan yang baik

2. Memimpin persalinan pada saat kepala bayi terlihat 5-6 cm di introitus vagina
penolong memasang handuk di atas perut ibu dan di bawah bokong. Penolong
membuka partus set dan sarung tangan steril. Pada saat suboksiput bragmatika pada
simfisis tangan kanan melindungi perineum dengan dialasi alas bokong dan tangan
kiri melindungi bayi agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat Pada saat kepala lahir
ibu terus dipimpin mengedan hingga lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi,
muka, telinga, hidung, mulut, dagu, secara keseluruhan kemudian penolong
memeriksa adanya lilitan tali pusat. Kemudian tunggu kepala bayi mengalami
putaran paksi luar kearah punggung bayi yaitu punggung kanan setelah kedua
tangan penolong berada posisi bipariatel, kepala bayi ditarik secara cunam kebawah
untuk melahirkan bahu anterior keatas untuk melahirkan bahu posterior dengan
posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari lainnya pada bahu
dan dada puggung bayi, sementara tangan kiri penolong memegang lengan dan
bahu anterior. Setelah bahu lahir, lakukan sanggah susur. Kemudian lahirlah seluruh
badan bayi . Bayi lahir pukul 08.30 wib segera menangis, meletakkan bayi diatas
perut ibu. Menjepit tali pusat 5 cm dari pangkal pusat bayi, diurut kemudian di
klem. Mengurut tali pusat kearah ibu dan meletakan klem ke 2 dengan jarak 2 cm
dari klem pertama. Kemudian gunting tali pusat dan bungkus dengan kassa steril.
Timbang BB : 2900 gram PB : 47 cm
Hasil : bayi baru lahir pukul 02.40 wib segera menangis jk : perempuan, telah
dilakukan perawatan bayi baru lahir. BB : 2900 gram, PB : 47 cm.

3. Memberi dukungan emosional pada ibu untuk tenang dan mengatakan bayinya
sudah lahir dengan sehat
Hasil : ibu merasa senang dan tidak khawatir lagi
MANAJEMEN ASUHAN KALA III

Tanggal 20-11-2022 Jam : 02.40 wita

SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik
b. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
c. Ibu mengatakan kelelahan setelah proses persalinan

OBYEKTIF
Tanggal : 20-10-2022 Pukul : 02.40 wita

- Bayi lahir, segera menangis, jenis kelamin: perempuan


- BB : 2900 Gram PB: 47 cm
- Apgar score : 8/10
- Kontraksi uterus: baik, teraba bundar dan keras
- TFU : setinggi pusat
- Plasenta belum lahir
- Tali pusat tampak di vulva
- Kandung kemih kosong
- Perdarahan : ± 100 cc

ASSASMENT
Diagnosa : Perlangsungan kala III
Masalah potensial : Antisipasi terjadinya retensio plasenta
Kebutuhan :
a. Manajemen aktif kala III
b. Pantau kontraksi, Tfu dan kandung kemih

PLANNING
Tanggal : 24-11-2022 Pukul : 02.42 wita

1. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
Hasil : ibu hamil tunggal
2. Memberitahu ibu bahwa ia akan oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
Hasil : ibu telah di beritahu dan ibu bersedia di suntik
3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menuntikkan oksitosin).
Hasil : oksitosin telah disuntikkan
4. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Dengan mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
Hasil : tali pusat telah diklem
5. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Hasil : tali pusat telah digunting
6. Lakukanpengikatan tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya. Atau dilakukan penjepitan tali pusat dengan penjepit tali pusat.
Hasil : tali pusat telah di ikat dengan benang steril.
7. Letakkan bayi secara tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu dan bayi,
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara
ibu.
Hasil : telah dilakukan
8. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan bersih lalu pasamh topi dikepala
bayi.
Hasil : bayi dan ibu telah di selimuti dengan kain hangat dan bayi telah di
pasangkan topi
9. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Hasil : klem telah di pindahkan
10. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi, sementara itu tangan lain meregangkan tali pusat.
Hasil : telah dilakukan
11. Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso cranial) secara hati- hati (untuk
mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur.
Hasil :telah dilakukan dorongan dorso cranial
12. Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambil penolong meregangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorsokranial).
Hasil : telah dilakukan
13. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati,
pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk
membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Hasil : palsenta telah lahir 5 menit setelah bayi lahir pada tanggal 20-10-2022
pukul 02.47 wita
14. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
Hasil : telah dilakukan masase uterus
15. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
Hasil : plasenta lahir lengkap kotiledon dan selaput ketubannya.
16. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Hasil : telah dilakukan,dan tidak terjadi laserasi pada perineum.
17. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Hasil : telah dilakukan, dan uterus berkontraksi dengan baik teraba bundar dan
keras.
18. Biarkan bayi melakukan kontak kulit dengan ibu paling sedikit 1 jam
Hasil : telah dilakukan, dengan membiarkan bayi melakukan kontak kulit selam 1
jam.
19. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis, dan vitamin K1 1 mg secara intramuskuler (IM) di paha kiri
anterolateral.
Hasil : bayi telah di beri tetes mata/salep mata antibiotic profilaksis, dan telah di
suntikkan vitamin K secara intramuskuler di paha kiri anterolateral.
Hasil penimbangan/pengukuran
BBL= 3350 gram PBL = 49 cm
LK = 33 cm LD = 33 cm LP = 31 cm
20. Setelah satu jam pemberian suntikkan vitamin K, lakukan penyuntikan
imunisasi hepatitis B pada paha kanan antero lateral secara intramuscular.
Hasil : telah dilakukan penyuntikkan hepatitis B di paha kanan antero lateral secara
intramuscular.
MANAJEMEN ASUHAN KALA IV

Tanggal : 20-10-2022 Jam : 04.47 wita


SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
b. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
c. Ibu mengatakan rasa nyeri pada daerah perineum
d. Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan dan sudah BAK

OBYEKTIF
a. Plasenta lahir pukul 02.47 wita
Selaput ketuban utuh
Kotiledon lengkap
Berat 500 gram
Panjang tali pusat : 48 cm
b. Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmhg
N : 78 x/mnt
0
S : 36,5 c
RR : 20 x/menit
c. TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras
d. Kandung kemih: kosong
e. Perdarahan ± 250 cc
f. Tidak terdapat laserasi jalan lahir

ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S parturen dalam pemantauan kala IV .
Masalah : Nyeri pada daerah perineum dan mules pada perut
Kebutuhan :
- Penkes mengenai fisiologis nyeri yang dirasakan
- Berikan asupan cairan dan nutrisi
- Pantau keadaan ibu dalam 2 jam post partum
- Penkes personal hygiene
Antisipasi Masalah Potensial : perdarahan post partum

PLAINNING
1. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam, 15
menit pada jam pertama pasca persalinan, dan 30 menit pada jam kedua pasca
persalinan
Hasil : telah dilakukan pemantauan dan tidak terjadi perdarahan pervaginam,
serta kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.
2. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Hasil : telah dilakukan dan ibu mengerti yang diajarkan.
3. Mengevaluasi dan mengstimulasi jumlah kehilangan darah setiap 15 menit
selama 1 jam pasca persalinan, dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca
persalinan.
Hasil : jumah perdarahan tanggal 20-10-2022 pada pukul 02.50 wita adalah 50 cc
4. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu (kecuali pernapasan), TFU,
kontraksi uterus dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pasca
persalinan dan setiap 30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan.
Hasil :

Jam Kandung Pendaraha


Pukul Nadi Suhu TD TFU Kontraksi
ke- kemih n
1 02.50 78 x/I 110/70 2 jrbpst 50 cc
36,50C Kosong Baik
wita mmHg
03.05 110/70
78 x/i 2 jrbpst Kosong Baik 50 cc
wita mmHg
03.20 110/70 50 cc
80 x/i 2 jrbpst Kosong Baik
wita mmHg
03.35 110/70
80 x/i 2 jrbpst Kosong Baik 40 cc
Wita mmHg
2 04.05 110/80
80 x/i 36,50C 2 jrbpst Kosong Baik 30 cc
Wita mmHg
04.35 110/80
80 x/i 2 jrbpst Kosong Baik 30 cc
Wita mmHg

5. Periksa kembali bayi untukmemeasikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
60 x/menit) serta suhu tubuh normal yaitu (36.5oc - 37.5oc)
Hasil : telah dilakukan pemeriksaan dan bayi bernafas normal dengan
pernapasan 50 x/menit dan suhu tubuh normal yaitu 36.8oc.
6. Tempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0.5 % untuk
didekontaminasi (selama 10 menit). Cuci dan bilas setelah didekontaminasi.
Hasil : telah dilakukan, dan peralatan telah direndam dilarutan klorin untuk
didekontaminasi.
7. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang sesuai.
Hasil : telah dilakukan
8. Bersihkan ibu dan bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
Hasil : ibu telah dibersihkan, dan ibu telah memakai pakaian bersih dan kering.
9. Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu untuk memberikan ASI kepada
bayinya, dan anjurkan keluarga untuk member ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
Hasil : ibu telah merasa nyaman, ibu telah menyusui bayinya, dan ibu telah
makan dan minum di bantu oleh keluarga.
10. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5 %
Hasil : telah dilakukan
11. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5 %, dan buka secara
terbalik dengan bagian dalam ke luar, lalu rendam dalam laruran klorin 0.5 %
selama 10 menit.
Hasil : telah dilakukan
12. Cuci kedua tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan menggunakan
teknik cuci tangan 7 langkah.
Hasil : telah dilakukan dan tengan telah di cuci.
13. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
Hasil : partograf telah di lengkapi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, A. B., 2009).
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu. Persalinan terdiri dari 4 kala : kala I (waktu pembukaan serviks sampai
menjadi pembukaan lengkap 10 cm), kala II (kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan
kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir), kala III
(waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri), kala IV (pengawasan selama minimal 2 jam
setalah persalinan) (Sondakh, J. S. S., 2014).
Dari kasus yang telah diambil, pada pengkajian di BPM Pertiwin Desa Asao oleh
Nurwin, STr. Keb. Dari data subyektif yang diperoleh ibu mengatakan nyeri hebat dibagian
pinggang serta adanya pengeluaran lendir bercampur darah. Sifat nyeri yang dirasakan hilang
timbul dan semakin lama semakin sering dan tidak ada pengeluaran air dari jalan lahir. Serta
usaha klien untuk mengatasi keluhannya adalah dengan mengelus-ngelus perut dan
pinggangnya. Dari data objektif, ditemukan tanda-tanda vital dalam batal normal, tidak ada
kelaianan pada pemeriksaan fisik, dengan diagnose kebidanan GIIPIA0, gestasi 39 minggu,
Intrauterin, Tunggal, Hidup, Presentase Kepala, Pu-Ka, Keadaan ibu dan janin baik dengan
Inpartu Kala 1 fase aktif.
Dari diagnosa tersebut maka kebutuhan pasien antara lain : Memantau kemajuan
persalinan serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Asuhan kebidanan pada Ny “F” dengan Asuhan Persalinan Normal dilakukan dengan
teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan
analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari
anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan
keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.
2. Diagnosa Ny “F” dengan Asuhan Persalinan Normal ditegakkan berdasarkan adanya
keluhan yaitu nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar kepinggang, yang disertai
dengan adanya pelepasan lendir bercampur dengan darah, dan sifat nyeri yang dirasakan
hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan kuat, serta pada pemeriksaan dalam
di dapatkan pembukaan serviks 6 cm.
3. Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “F” bertujuan agar ibu mendapatkan
penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah terjadinya
komplikasi serta mencegah terjadinya trauma berat pada ibu dan bayi.
4. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan adanya
kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan pasien.
5. Tindakan evaluasi pada Ny “F” dengan Asuhan Persalinan Normal telah diberikan
semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta
komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.
6. Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 20-10-2022 sampai 21-10-2022 di Bpm
Asao. Pengkajian dilakukan mulai dari pasien datang sampai proses persalinan dari
Kala I-IV persalinan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan saran yang
mungkin bermanfaat yaitu:
1. Bagi Penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan persalinan normal fisiologis.
2. Bagi Puskesmas
Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus persalinan fisiologis, baik
dari segi sarana prasarana maupun tenaga kesehatan yang sesuai dengan standar
operasional prosedur.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran baik teori
maupun praktek. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
tentang teori-teori persalinan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Arlenti. 2021. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta:EGC.


Asrinah, 2010.Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Handayani, S. R. dan Mulyati, T. S. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan. 2017.
Hidayat, A. Aziz Alimul & Wildan, M. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika;
2008.
Marmi, S.ST. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mochtar, Rustam, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 2. EGC. Jakarta
Mufdillah, dkk.Konsep Kebidanan Edisi Revisi, Yogyakarta :NuhaMedika : 2012
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai