Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY”A” USIA 29 TAHUN GII P1001 AB0 USIA KEHAMILAN


13 MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RUANG VK PUSKESMAS MANDING

Disusun untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan

Disusun Oleh Kelompok :


1. Anny NPM. 722650144
2. Arifatul Khairah NPM. 722650179
3. Elly Sustini NPM. 722650139
4. Fitriawati NPM. 722650162
5. Nurhalisa Eka Putri NPM. 722650208
6. Siti Khalifah NPM. 722650181
7. Suhartini NPM. 722650130
8. Taufiqurrohmah NPM. 722650182
9. Windu Rohmatul Fitri NPM. 722650115

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP MADURA
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY”A” USIA 29 TAHUN GII P1001 AB0 USIA KEHAMILAN 13
MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RUANG VK PUSKESMAS MANDING

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan yang


Dilaksanakan Pada Periode Praktikum Tanggal 07 November – 10 Desember 2022

Telah Disetujui
Pada Tanggal November 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Hj. Aissaturrida, S.ST. Bdn) (Sri Yunita Suraida Salat,S.ST.,M.Kes)


NIP. 197009161990022001 NIDN. 0706068702

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini saya mendapat banyak bimbingan dan
pengalaman . Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sjaifurrachmman, S.H., C.N., M.H, selaku direktur Universitas Wiraraja
Sumenep.
2. Ahmaniyah, S. ST., M. Tr. Keb, selaku ketua program studi Profesi Bidan
Universitas Wiraraja
3. Hj. Aissaturrida, S.ST, selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada saya selama di Puskesmas Manding
4. Sri Yunita Suraida Salat,S.ST.,M.Kes, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan laporan ini.
5. Orang tua dan teman-teman yang telah membantu memberikan bantuan dan
dorongan moral, material, dan spiritual.

Mungkin dalam peniulisan laporan ini terdapat kesalahan. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di
waktu yang akan datang. Demikian, terimakasih.

Sumenep, November 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANC........................................................................................................4
2.2 Abortus Inkomplit...................................................................................13
BAB 3 TINJAUAN KASUS ...............................................................................17
BAB 4 PEMBAHASAN .....................................................................................24
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................26
5.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di negara miskin disebabkan
oleh masalah kehamilan, persalinan, dan nifas. Pada tahun 2015, WHO
memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari585.000 ibu hamil
meninggal saat hamil atau bersalin. (Kemenkes, 2015).
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intevensi atau penanganan tida
ktepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat
dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan 25 %
biasanya perdarahan pasca persalinan, sepsis 15 %,hipertensi dalam kehamilan 12
%, partus macet 8 %, komplikasi aborsi tidak aman 13 % dan sebab-sebab lain
8%. (Prawirohardjo, 2010).
ANC (Antenatal Care) merupakan pelayanan kehamilan yang diberikan
pada ibu hamil selama kehamilan untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu
dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah
(Prawirohardjo,2011).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan terjadi
pada setiap usia kehamilan dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan
kejadian abortus (Wikojosastro,2010).
Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan
setiao tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Resiko
kematian akibat abortus tidak aman di wilayah Asia Tenggara diperkirakan antara
1 sampai 250, angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah abortus di
Indonesia masih cukup tinggi (Lusa,2011).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usiakehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram,sebelum janin mampu hidup diluar kandungan. (Nugroho, 2010).
Macam abortus ada 4 yaitu abortus spontan, abortus infeksiosa,
MissedAbortion, dan abortus habitualis. Abortus spontan sendiri meliputi
abortusimminens, abortus insipiens, abortus inkomplit, dan abortus komplit.
(Wiknjosastro, 2010).
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
padakehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalamuterus.
Terjadi ketika plasenta tidak dikeluarkan bersama janin pada saatterjadi aborsi.
(Varney, 2007).
Komplikasi abortus jika tidak ditangani dapat terjadi
perdarahan, perforasi, infeksi dan syok. Bila terjadi perdarahan hebat akibat
abortus inkomplit dianjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi
secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera
dikeluarkan. Kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa
berhenti.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana menerapkan asuhan kebidanan pada Ny”A” usia 29 tahun G II
P1001 Ab0 usia kehamilan 13 minggu dengan abortus inkomplit di ruang VK
Puskesmas Manding ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada Ny”A” usia 29 dengan abortus inkomplit di Puskesmas Manding
dengan pendekatan manajemen kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya data subyektif Ny”A” usia 29 dengan abortus inkomplit
di Puskesmas Manding
b. Diperolehnya data obyektif Ny”A” usia 29 dengan abortus inkomplit
di Puskesmas Manding
c. Ditegakkannya analisa Ny”A” usia 29 dengan abortus inkomplit di
Puskesmas Manding

2
d. Dilakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny”A” usia 29 dengan
abortus inkomplit di Puskesmas Manding
e. Mampu melakukan tindakan segera dan kolaborasi asuhan kebidanan
Ny”A” usia 29 dengan abortus inkomplit di Puskesmas Manding

1.4 Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan tenaga kesehatan terutaa bidan dalam
meningkatkan kualitas mutu pelayanan dan pelaksanaan asuhan
kebidanan.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Agar masyarakat memahami tentang bagaimana perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa hamil serta tanda bahaya atau komplikasi yang
mungkin terjadi
3. Bagi Profesi Bidan
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu
untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 ANC
2.1.1 Pengertian ANC
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu.
Pembagian kehamilan dibagi dalam tiga trimester : trimester pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu), trimester ketiga
dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Prawirohardjo,2011).
ANC (Antenatal Care) merupakan pelayanan kehamilan yang
diberikan pada ibu hamil selama kehamilan untuk memonitor,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
normal atau bermasalah (Prawirohardjo,2011).
Standard asuhan kehamilan, kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Satu kali di
trimester pertama, satu kali di trimester kedua dan dua kali di trimester
ketiga (Prawirohardjo,2011).

2.1.2 Tujuan Asuhan Kehamilan Menurut Prawirohardjo (2011)


antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan perkembangan janinnya
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan janinnya
c. Mendeteksi secara dini adanya komplikasi penyulit atau tanda
bahaya kehamilan
d. Mempersiapkan kelahiran cukup bulan, lahir dengan sehat dan
selamat

4
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan dapat
memberikan ASI ekslusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi

2.1.3 Tanda-tanda Kehamilan Menurut Romauli (2011) Antara Lain :


A. Tanda Tidak Pasti
1. Amenorrhea
2. Mual dan muntah
3. Gangguan kencing
4. Konstipasi
5. Perubahan BB
6. Perubahan payudara
7. Mengidam
8. Pingsan
9. Lelah
B. Tanda Memuungkinkan
1. Perubahan pada uterus
2. Perubahan pada genetalia (Tanda Chadwick)
3. Pemeriksaan test biologi kehamilan
C. Tanda Pasti
a. Denyut jantung janin (DJJ)
b. Gerakan janin
c. Tanda brakton his

2.1.4 Pelayanan Standar 14 T Menurut Depkes RI, 2010 antara lain :


a. Ukur Berat Badan dan Tinggi Badan
b. Ukur Tekanan Darah
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri
d. Pemberian Tablet Fe
e. Pemberian Imunisasi TT
f. Pemeriksaan Hb

5
g. Pemeriksaan VDRL
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat payudara
i. Temuwicara
j. Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam hamil
k. Pemeriksaan Protein Urine
l. Pemeriksaan Reduksi Urine
m. Pemberian terapi konsul yodium untuk daerah endemis gondok
n. Pemberian terapi anti malaria daerah endemis malaria

2.1.5 Perubahan Anatomi Fisiologis Selama Kehamilan Menurut


Romauli (2011) antara lain :
a. Vagina dan Vulva
Pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang
semakin meningkat vagina dan vulva mengalami peninglkatan
pembuluh darah sehingga terjadinya hipervaskularisasi. Hormone
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi pada saat
persalinan. Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mangalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendornya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos,
perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina.
b. Serviks Uteri
Pada trimester 1, berkas kolagen menjadi kurang kuat
terbungkus, halini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen
secara keseluruhan. Konsistensi menjadi lunak dan kelenjar-
kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Pada saat kehamilan mendekati aterm terjadi
penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya
menurun secara nyata dari keadaan yang relative dilusi dalam
keadaan menyebar.

6
c. Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti
bentuk aslinya seperti buah avokad. Seiring dengan
perkembangan kehamilan daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12
minggu.panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan
lebarnya. Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah
30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Pada saat itu
rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik dan
endometrium menjadi desidua. Pada akhir kehamilan uterus akan
terus membesar dalm rongga pelvis dan seiring perkembangannya
uterus akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus
kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati.
d. Ovarium
Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatum yang kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
Korpus luteum ini mengeluarkan horomon estrogen dan
progesterone. Pada usia klehamilan 16 minggu plasenta mulai
terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum. Pada trimester
ke 3 korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena digantikan
oleh plasenta yang telah terbentuk.
e. Payudara
Payudara akan terus membesar dan tegang akibat hormone
somatomamotropin, estrogen dan progesterone akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Pada trimester ke 2 dari putting susu dapat
mengeluarkan colostrums, pertumbuhan kelenjar mamae
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.
f. Sistem Endokrin
Perubahan pada system endokrin terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan nifas.

7
Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama
akibat reproduksi estrogen, progesterone plasenta dan juga
hormone yang dikeluarkan oleh janin. Peningkatan hormone
estrogen dan progesterone mengahmbat pembentukan FSH dan
LH. Pengaturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat
dengan magnesium, fosfat, hormon paratiroid, vitamin D dan
kalsium. Konsentrasi plasma hormon paratiroid akan menurun
pada trimester pertama dan kemudia akan meningkat secara
progresif. Fungsi penting dari hormone paratiroid ini adalah untuk
memasuk janin dengan kalsium yang adekuat.
g. Sistem Perkemihan
Kandung kemih akan tertekan pada awal kehamilan dan
akan berkurang seiring dengan membesarnya uterus. Pada
trimester kedua kandung kemih tertarik keatas. Tonus kandung
kemih dapat menurun hal ini memungkinkan distensi kandung
kemih sampai sekitar 1500 ml. Saat kehamilan sudah memasuki
aterm dan janin mulai turun ke PAP keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kemih akan tertekan kembali
h. Sistem Muskuloskeletal
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan
ligament. Karena pengaruh dari hormone estrogen dan
progesterone terjadi relaksasi dari ligament-ligament dalam tubuh
menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan otot
terutama otot pada pelvic. Peningkatan distensi abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan
peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang.
i. Sistem Pencernaan
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan
motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi
asam hidroklorid dan peptin dilambung sehingga akan

8
menimbulkan gejala berupa pyrosis yang disebabkan oleh reflex
asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan posisi
lambng dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah.
Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan
motilitas. Pada trimester kedua biasanya terjadi konstipasi karena
pengaruh homon progesterone yang meningkat.
j. Sistem kardiovaskuler
Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara
20-100%, selain itu pada minggu ke-5 cardiac output akan
meningkat. Pada akhir trimester pertama terjadi palpilasi karena
pembesaran ukuran dan bertambahnya caridiac output.pada
minggu ke-16 mulai terlihat jelas terjadinya proses hemodilusi.
Setelah 24 minggu tekanan darah akan naik. Selama kehamilan
jumlsh leukosit akan meningkat berkisar antara 5000-12000 dan
mencapai puncaknya saat persalinan dan masa nifas berkisar
14000-16000.
k. Sistem Integumen
Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan
ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi,
peningkatan sirkulasi dan aktifitas. Akibat peningkatan hormone
estrogen dan progesterone kadar MSH pun meningkat.
Hiperpigmentasi terjadi karena pengaruh MSH dan kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum
livide dan alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra,
cloasma gravidarum. Hiperpigmentasi ini akan menghilang
setelah persalinan.

2.1.6 Perubahan Psikologi Selama Kehamilan Menurut Prawirohardjo


(2011) antara lain :
A. Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan
esterogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan

9
timbulnya mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya
payudara, ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selalu
mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil.
B. Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat,
ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu
besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah
menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan
bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu
terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama.
C. Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-
kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu, ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali
mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal

2.1.7 Kebutuhan Dasar Ibu Selama Hamil Menurut Sulistyawati


(2009) antara lain :
A. Oksigen
Kebutuhan ibu hamil meningkat 20%, berbagai gangguan
pernafasan bisa terjadi saat hamil. Untuk mencegahnya ibu
hamil perlu melakukan latihan nafas saat senam hamil, tidur
dengan bantal yang lebih tinggi, hindari merokok.

10
B. Nutrisi
Ibu hamil harus memakan makanan yang bergizi, gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hinga 300 kalori pehari.
Meliputi protein, mineral, vitamin B6 dll. Ibu hamil sangat
dianjurkan untuk makan porsi makanan kecil tetapi sering.
C. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil karena ibu hamil
cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat terutama di
lipatan-lipatan kulit. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat
perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berkurang
terutama pada ibu yang kekuranan kalsium.
D. Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu hamil pakaian
harus longgar dan bersih, bahan pakaian usahakan yang
menyerap keringat, pakailah bra yang menyokong payudara,
memakai sepatu dengan hak yang rendah, pakaian dalam harus
selalu bersih.
E. Eliminasi
Pada ibu hamil seringkali terkena konstipasi dan juga sering
kencing di malam hari. Untuk mencegah hal itu ibu hamil perlu
mengkonsumsi sayur-sayuran dan makanan yang berserat, dan
juga dianjurkan untuk mengurangi mengkonsumsi banyak air di
malam hari.
F. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal koitus diperbolehkan sampai
akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya
tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menejelang
kelahiran.
G. Mobilisasi
Ibu hamil diperbolehkan melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa
selama itu tidak melelahkan dan tidak boleh melakukan
pekerjaan yang berat-berat.

11
H. Body mekanik
Ibu perlu untuk melakukan body mekanik untuk mengurangi
rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada ibu hamil. Seperti duduk
pastikan bahwa tulang belakangannya tersangga dengan benar,
berdiri dan berjalan tegak usahakan kepala teteap tegak dengan
bahu turun relaks, berjalan tanpa harus menggunakan sepatu
berhak tinggi.
l. Istirahat
Sangat dianjurkan untuk tidur siang ±2 jam dan malam hari 6-8
jam.
m. Travelling
Meskipun dalam keadaan hamil ibu perlu untuk menenangkan
pikiran dan perasaannya, misalnya dengan mengunjungi
beberapa objek wisata atau bisa pergi keluar kota.
n. Persalinan Persalinan
Ibu harus sudah mempersiapkan atau membuat rencana
persalinan diantaranya mempersiapkan biaya, transportasi,
darah, dan akan melahirkan dimana.

2.1.8 Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Menurut Romauli (2011) :


a. Pendarahan pervaginam
b. Hipertensi gravidarum
c. Nyeri perut yang hebat
d. Sakit kepala yang hebat
e. Penglihatan kabur
f. Bengkak pada wajah dan ekstremitas
g. Keluar cairan pervaginam
h. Gerak janin tidak teraba

12
2.2 Abortus Inkomplit
2.2.1 Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin lebih dari 500 gram. Abortus yang
berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus
dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus.
(Prawirohardjo, S, 2008, hal 460 ).
Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
(Sarwono, 2007). Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol
dari ostium uteri eksternum.  Perdarahan pada abortus inkompletus dapat
banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan
berhenti sebelum seluruh hasil konsepsi dikeluarkan. Apabila plasenta
(seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi
perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus
yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga
menyebabkan hipovolemia berat.

2.2.2 Tanda dan Gejala


Menurut Soepardan, 2010 tanda dan gejala abortus
inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagianhasil konsepsi dari uterus
sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut :
a. Amenore
b.  Perdarahan dapat dalam jumlah banyak atau sedikit
c. Sakit perut atau mules-mules dan sudah keluar jaringan atau bagian janin

13
d. Pemeriksaan dalam didapatkan serviks terbuka, jaringan dapat diraba
dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum
ataus ebagian jaringan keluar
e. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok

2.2.3 Faktor-Faktor Risiko Abortus Inkomplit


Menurut Maryam (2019) factor-faktor resiko abortus inkomplit adalah
sebagai berikut :
1. kerusakan mitrokondria, nukleus, dan membran sel. Selain itu, secaratidak
langsung ROS ( Reactive Oxygen Spesies) akan menyebabkankerusakan
sperma. Hal ini menyebabkan fragmentasi DNA rantai tunggalmaupun ganda
sperma.
2. Konsumsi alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan. Tingkat aborsispontan
dua kali lebih tinggi pada wanita yang minum alkohol2x/minggu dan tiga kali
lebih tinggi pada wanita yang mengkonsumsialkohol setiap hari.
3. Kafein dosis rendah tidak mempunyai hubungan dengan abortus. Akan tetapi
pada wanita yang mengkonsumsi 5 cangkir (500mg kafein) kopi setiap hari
menunjukkan tingkat abortus yang sedikit lebih tinggi.
4. Radiasi juga dapat menyebabkan abortus pada dosis yang cukup. Akantetapi,
jumlah dosis yang dapat menyebabkan abortus pada manusia tidakdiketahui
secara pasti.
5. Alat kontrasepsi dalam rahim yang gagal mencegah kehamilanmenyebabkan
risiko abortus, khususnya abortus septik meningkat.

2.2.4 Gambaran Klinis Abortus Inkomplit


Abortus inkompletus didiagnosis apabila sebagian dari hasil
konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal
(biasanya jaringan plasenta). Perdarahan biasanya terus
berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu karena dapat menyebabkan
terjadinya syok. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di
dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing (corpus alienum). Oleh

14
karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan
kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus
insipiens. (Anonim, 2018).
2.2.5 Diagnosa Abortus Inkomplit
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan gambaran
klinismelalui anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, setelah menyingkirkan
kemungkinan diagnosis banding lain, serta dilengkapi dengan
pemeriksaan penunjang. Peemeriksaan fisik mengenai status ginekologis meliputi
pemeriksaan abdomen, inspekulo dan vaginal toucher. Palpasi tinggi fundus uteri
pada abortus inkomplit dapat sesuai dengan umur kehamilan atau lebih rendah.
Pemeriksaan penunjang berupa USG akan menunjukkan adanya sisa jaringan
(Opi, 2018).
Tidak ada nyeri tekan ataupun tanda cairan bebas seperti yang
terlihat pada kehamilan ektopik yang terganggu. Pemeriksaan dengan menggunak
anspekulum akan memperlihatkan adanya dilatasi serviks, mungkin
disertaidengan keluarnya jaringan konsepsi atau gumpalan-gumpalan darah.
Bimanual palpasi untuk menentukan besar dan bentuk uterus perlu dilakukan sebe
lummemulai tindakan evakuasi sisa hasil konsepsi yang masih
tertinggal.Menentukan ukuran sondase uterus juga penting dilakukan untuk
menentukan jenis tindakan yang sesuai. (Opi, 2018)

2.2.6 Penatalaksanaan Abortus Inkomplit


Terlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien
dandiperiksa apakah ada tanda-tanda syok. Penatalaksanaan abortus spontan dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan maupun medis.
Teknik pembedahan dapat dilakukan dengan pengosongan isi uterus baik dengan
cara kuretase maupun aspirasi vakum. Induksi abortus dengan tindakan medis
menggunakan preparat antara lain : oksitosin intravenus, larutan hiperosmotik
intraamnion seperti larutan salin 20% atau urea 30%, prostaglandin E2, F2a dan
analog prostaglandin yang dapat berupa injeksi intraamnion, injeksi ekstraokuler,
insersi vagina, injeksi parenteral maupun per oral,anti progesteron - RU 486
(mefepriston), atau berbagai kombinasi tindakan tersebut di atas (Opi, 2018).

15
Pada kasus-kasus abortus inkomplit, dilatasi serviks sebelum tindakan
kuretase sering tidak diperlukan. Pada banyak kasus, jaringan plasenta yang
tertinggal terletak secara longgar dalam kanalis servikalis dan dapat diangkatdari
ostium eksterna yang sudah terbuka dengan memakai forsep ovum atau forsep
cincin. Bila plasenta seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal di dalam uterus,
induksi medis ataupun tindakan kuretase untuk mengevakuasi jaringan tersebut
diperlukan untuk mencegah terjadinya perdarahan lanjut.
Perdarahan pada abortus inkomplit kadang-kadang cukup berat, tetapi
jarang berakibat fatal. Evakuasi jaringan sisa di dalam uterus untuk menghentikan
perdarahandilakukan dengan cara:
1. Evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti beri
ergometrin 0,2 mg intramuskuar atau misoprostol 400 mcg per oral.
2. Evakuasi hasil konsepsi dengan
a. Aspirasi Vakum merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasidengan
kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi vakum manualtidak tersedia.
b. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2
mgintramuskular (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol
400mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu) (Opi, 2018)

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register : 0900345


Tanggal Pengkajian : 15 November 2022
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Ruang VK Puskesmas Manding
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata Pasien
2. Alasan
Ibu Datang : Suami
Nama : Ny “ A” Nama : Tn”J”
Umur : 30 thn Umur : 34 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Madura Suku/ Bangsa : Madura
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Madura Suku Bangsa : Madura
Alamat : Dsn. Manding
Timur
No.HP. :-

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya hamil anak ke 2 usia


kehamilan 3 bulan, HPHT 28-07-2022
3. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan keluar darah sedikit-sedikit sejak ±1 minggu yang lalu,
keluar darah mengalir sejak tadi jam 17.00 WIB mual dan pusing
4. Riwayat Kesehatan
Sekarang : ibu mengatakan tidak sedang mengalami penyakit seperti
hipertensi, DM, jantung, hepatitis, HIV/AIDS dan IMS
Yang Lalu : ibu mengatakan tidak sedang mengalami penyakit seperti
hipertensi, DM, jantung, hepatitis, HIV/AIDS dan IMS
Keluarga : ibu mengatakan tidak tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga

17
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid :
Menarche : 11 tahun Nyeri Haid : kadang-kadang
Siklus : 28-30 hari Banyaknya : 1-2x ganti pembalut
Lama : 4-5 hari Warna darah : kecoklatan
b. Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil ke 2 ANC 1x
HPHT 28-07-2022 Pemberian Fe tidak karena masih mual
Gerak Janin belum terasa Tanda Bahaya keluar flek”
TT3 HPL 05-05-2023
Minum Jamu/Obat tidak Kekhawatiran ibu cemas dengan keadaannya
saat ini
c. Riwayat Persalinan, anank dan nifas yang Lalu

Penyulit/ BB Keadaan Anak


Anak Umur Jenis
Abortus Penolong Komplik Waktu Hidup Mati
Ke Kehamilan Partus
asi Lahir Umur JK Umur JK
1 9 bulan Normal Bidan - 2900 7 thn Pr
gr
2 Hamil ini

6. Riwayat Perkawinan
Ini merupakan pernikahan pertama, lama menikah 8 tahun
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya memakai KB suntik 3 bulan selama 5 tahun
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Seahari – hari
a. Pola Nutrisi : ibu makan 2x sehari, tidak nafsu makan karena masih
sering mual. Jarang makan sayur, daging dan buah-buahan, ibu makan
ikan, tahu, tempe dan telur untuk sehari-hari. Minum 5-7 gelas per hari

18
b. Pola Eliminasi : ibu BAK 3-4x sehari, lancar tidak ada keluhan, dan BAB
rutin setiap hari
c. Pola Aktivitas : ibu melakukan aktivitas rumah tangga seperti biasanya
dibantu oleh mertua, ibu sering mengangkat cucian tanpa bantuan,
merasa gampang lelah saat melakukan pekerjaan rumah tangga
d. Pola Istirahat dan Tidur : ibu sering tidur siang 1-2 jam, dan malam hari
6-8 jam
e. Pola Seksual: ibu tidak melakukan hubungan seksual selama
kehamilannya yang sekarang dikarenakan takut
f. Pola Hygiene : ibu mandi 2x sehari selalu mengganti pakaian dalam
sehabis mandi, gosok gigi pada pagi hari saja, ibu kadang-kadang
mengalami keputihan berlendir tidak berbau
g. Psiko, Sosial, Spiritual : ibu mengatakan senang dengan kehamilannya
yang sekarang, keluarga sangat mendukung

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
Keadaan Umum : Cukup TD : 110/60 mmHg
Kesadaran : composmentis Nadi : 88x/menit
BB : 40 kg Suhu : 36,6ºC
TB : 150 c RR : 20x/menit
Lila : 23 cm
b. Status Present
Kepala : Kepala dan wajah simetris, tidak ada benjolan abnormal,
tidak odema
Mata : Strabismus (-), sclera putih, konjungtiva tampak pucat
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada benjolan abnormal, tidak
terdapat cuping hidung
Mulut : Bersih, tidak perdarahan dari mulut, tidak terdapat gigi
berlubang

19
Telinga : Bentuk telinga simetris, pendengaran baik, tidak ada
serumen
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan tidak
terdapat pelebaran vena jugularis
Ketiak : Tidak terdapat benjolan abnormal, tidak ada pembesalan
kelenjar
Dada : Simetris, wheezing (-), ronchi (-), tidak terdapat benjolan
abnormal pada payudara, nyeri tekan (-)
Abdomen : Bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
benjolan abnormal
Lipat Paha : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan bendungan
vena femoralis
Ekstremitas : Tidak terdapat odema pada tangan dan kaki, tidak terdapat
varises, pergerakan bebas
Punggung : Tidak terdapat kelainan pada tulang seperti lordosis, kifosis
dan skoliosis
Anus : Tidak terdapat kelainan, tidak terdapat hemoroid
c. Status Obstetrik
1) Ispeksi
Muka : agak pucat
Mamae : putting menonjol, tidak ada pengeluaran ASI,
hiperpigmentasi (-), hipervaskularisasi (-)
Abdomen : striae (-), linea (-)
Vagina : terdapat pengeluaran darah, bergumpal dan sedikit berbau
2) Palpasi
Leopold I : teraba ballotement
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
TFU : pertengahan sym – pusat
DJJ : belum terdengar
Reflek patella : +/+

20
3) Pemeriksaan dalam
VT terdapat pembukaan 3 cm, terdapat jaringan
4) Reflek Patela : +/+

C. Pemeriksaan Penunjang
Hb 10,5 gr/dl, HbSag negatif, HIV/AIDS non reaktif, sifilis negative, PP Test
positif

D. Diagnosa Kebidanan
Ny”A” usia 29 tahun GII P1001 Ab0 usia kehamilan 13 minggu dengan abortus
inkomplit

E. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan yaitu
keadaan umum ibu baik dengan TD : 90/60 mmHg, N : 88x/menit, S :
36,6°C, RR : 20 kali/menit, TFU : 3 jari di atas simfisis dan ibu mengalami
keguguran.
e/ Ibu memahami dan mengerti dengan keadaannya
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya
Advice dokter : Infus RL 2 Flas di grojok, melakukan digital manual, Inj.
Oksitosin 1 ampul IM, drip Oksitosin 2 ampul pada flass ke 4, Inj.
Cefotaxime 3x500mg
e/ tindakan sudah dilakukan
3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan anjuran dokter yaitu digital manual serta
menjelaskan prosedur tindakannya
e/ ibu dan keluarga setuju dan menandatangani informed consent
4. Memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada ibu agar tetap
tenang dalam menghadapi ini
e/ ibu dan suami lebih tenang dan dapat menerima
5. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign pada pasien
e/ kondisi ibu membaik

21
6. Mengobservasi perdarahan pasien dan kontraksi uterus
e/ perdarahan 300cc, kontraksi uterus keras
7. Menganjurkan ibu untuk makan/minum yang cukup
e/ ibu mau makan minum sedikit-sedikit
8. Menganjurkan ibu untuk bedrest total
e/ ibu mau istirahat

F. Data Perkembangan
1. Tanggal 15 November 2022
S : Ibu mengatakan masih merasa pusing
O : K/U : cukup, Kesadaran : composmentis, TD : 90/60 mmHg, RR :
18x/menit, S : 36,7ºC, N : 96x/menit
Perdarahan ±100 cc, kontraksi uterus baik
A : Ny”A” usia 29 tahun P 1001 Ab1 usia kehamilan 13 minggu dengan post
abortus inkomplit
P:
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa Tekanan darahnya rendah
yaitu 90/60 mmHg
e/ ibu mengerti
b. Memberikan KIE tentang keluhan yang dirasakan ibu bisa disebabkan
karena tekanan darahnya yang rendah sehingga menyebabkan pusing
e/ ibu mengerti tentang keadaannya
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menjaga nutrisinya
tetap terpenuhi
e/ ibu mengerti dan bersedia

2. Tanggal 16 November 2022


S : Ibu mengatakan sudah tidak pusing
O : K/U : cukup, Kesadaran : composmentis, TD : 110/80 mmHg, RR :
20x/menit, S : 36,5ºC, N : 86x/menit
Perdarahan ±50 cc, kontraksi uterus baik

22
A : Ny”A” usia 29 tahun P1001 Ab1 usia kehamilan 13 minggu dengan post
abortus inkomplit
P:
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa TTV dalam batas normal
e/ ibu mengerti
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menjaga nutrisinya
tetap terpenuhi
e/ ibu mengerti dan bersedia
c. Memberitahukan ibu jika hasil pemeriksaan tetap normal dan tidak ada
keluhan maka diperbolehkan untuk pulang besok

3. Tanggal 17 November 2022


S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
O : K/U : baik, Kesadaran : composmentis, TD : 120/80 mmHg, RR :
18x/menit, S : 36,7ºC, N : 96x/menit
Perdarahan ±3 cc, kontraksi uterus baik
A : Ny”A” usia 29 tahun P1001 Ab1 usia kehamilan 13 minggu dengan post
abortus inkomplit
P:
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa TTV dalam batas normal
dan ibu sudah diperbolehkan untuk pulang
e/ ibu mengerti
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dirumah dan tidak
melakukan pekerjaan yang berat
e/ ibu mengerti
c. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG untuk
memastikan kondisi uterus
e/ ibu mengerti dan bersedia
d. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke bidan terdekat atau ke
puskesmas setelah melakukan USG
e/ ibu mengerti dan bersedia

23
BAB III
PEMBAHASAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Nonember 2022 pukul di


Puskesmas Manding pada pasien Ny”A” usia 29 tahun. Berdasarkan hasil
anamnesa, ibu mengatakan hamil ke 2 usia kehamilan 3 bulan, mengalami
flek-flek sejak seminggu yang lalu dan ibu merasa mual serta pusing. Dari
pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 3 cm dan terdapat
jaringan hasil kosepsi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis
servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau
menonjol pada ostium uteri eksternum, perdarahannya masih terjadi
dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang
tersisa,yang menyebabkan sebagian placental site masih terbuka
sehingga perdarahan berjalan terus (Saifuddin, 2010).
Asuhan yang diberikan pada Ny”A” meliputi menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, melakukan kolaborasi dengan
dokter untuk tindak lanjut mengenai keadaan pasien. Advice dokter yaitu
melakukan pemasangan infus, injeksi dan drip oksitosin, melakukan
digital manual. Sebelum melakukan tindakan, menjelaskan kepada pasien
dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan dan memberikan
informed consent, pasien dan keluarga sangat kooperatif. Memberikan
dukungan emosional kepada ibu dan keluarga, melakukan observasi
keadaan ibu, tanda vital dan perdarahan. Hal ini sesuai dengan teori
menurut Joseph (2010), penanganan abortus inkomplit adalah :
1. Melakukan rujukan ke dokter SPOG untuk penatalaksanaan selanjutnya
2. Bila terdapat tanda-tanda syok, maka atasi syok dengan pemberian cairan
pengganti dan transfusi darah. Pemberian cairan pada penatalaksanaan syok
hipovolemik:

24
a. Untuk memulihkan status volume, pasang 2 jalur intravena,berikan1-2 liter
kristaloid seperti NaCL 0,9% atau RL secara intravena selama 30-60 menit,
sambil menentukan tanda-tanda edema paru,dan teruskan pemberian cairan
berdasarkan tanda-tanda vital
b. Pemberian tranfusi darah bila kadar HB < 8 gr%
3. Mengeluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase
a. Sebelum kuretase pasien harus mengosongkan kandung kemih terlebih
dahulu lalu diberikan cairan intravena seperti RL dengan drip oksitosin 20
unit. Oksitosin berguna sebagai membantu mengurangi kecepatan
perdarahan dan merangsang kontraksi uterus sementara kuretase
dilaksanakan
b. Setelah itu berikan beri obat-obatan uterotonika seperti metilergometrin
maleat 3x1 tablet per hari selama 5 hari dan antibiotika diberikan selama
kurang lebih 5 hari.Selalu melakukan observasi perdarahan setelah
dilakukan kuretase dan KU serta tanda-tanda vital ibu jika tidak ada
komplikasi, maka pasien dapat dipulangkan setelah masa observasi
(biasanya 2 sampai 4 jam)
dengan resep obat yang telah diberikan, dan ibu dianjurkan untuk kunjungan
ulang seminggu paska kuretase.
Penanganan di puskesmas Manding berupa digital manual, tidak dilakukan
kuretase karena tidak ada dokter Obgyn hanya dokter umum saja. Mengenai
Tindakan Kuretase (Kuret) oleh dokter umum memang bukanlah kompetensi
dokter umum lagi, hal ini telah dijelaskan dalam KMK No 514/2015 ttg PPK bagi
dokter di FKTP bahwa Kasus Abortus Inkomplit dan Abortus Insipien termasuk
dalam kompetensi dokter 3B (artinya: Lulusan dokter mampu membuat diagnosis
klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.
Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan).

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
ANC (Antenatal Care) merupakan pelayanan kehamilan yang diberikan
pada ibu hamil selama kehamilan untuk memonitor, mendukung kesehatan
ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah
(Prawirohardjo,2011).
Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus (Sarwono, 2007). Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.  Perdarahan pada abortus
inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan
perdarahan tidak akan berhenti sebelum seluruh hasil konsepsi dikeluarkan.
Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau
lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkompletus.

4.2 Saran
a. Petugas Kesehatan
Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan kepada bidan untuk
dapat mengantisipasi adanya resiko yang terjadi pada kehamilan serta
peningkatan mutu pelayanan kesehatan utamanya pemeriksaan kehamilan
dapat ditingkatkan.
b. Pasien dan keluarga
Diharapkan untuk lebih bisa menjaga pola hidup sehatnya agar dapat
melewati masa kehamilan. Serta dapat mengenali secara dini tanda bahaya
selama kehamilan agar segera mendapatkan penanganan medis.
c. Mahasiswa

26
Diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan atau ilmu
yang diberikan oleh institusi pendidikan dan yang diperoleh dari lahan
praktik terutama dalam bidang kebidanannya dengan membaca lebih
banyak lagi buku agar bisa mengaplikasikannya dengan lebih baik lagi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Opi. 2018. Makalah Abortus Inkomplit. Scribd


https://www.scribd.com/doc/62762420/Abortus-Inkomplit  makalah abortus
inkomplit (diakses pada 18 Maret 2020)
Prawirohardjo, sarwono. Ilmu kebidanan edisi ketiga. Jakarta: PT.bina
pustaka2007
Prawirohardjo, sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.2011
Romaulli, Suryati. Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.2011
Salimah, Maryam Balqis. 2019. Laporan Kasus Abortus Inkomplit. Riau: Bagian
Obstetri Dan Ginekologi RSUD Dr. R.M Pratomo Bagansiapiapi Sulistyawati, ari.
Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : salemba medika.2009
Wiknjosastro,hanifa. Ilmu kandungan edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka2005

28

Anda mungkin juga menyukai