Anda di halaman 1dari 9

Konstruksi

Pendidikan Agama
Islam
Kelompok 7

Dinda Ayu Azizah (PO7133121045)


Elfiera Putri Salsabila (PO7133121069)
Risma Wahyuni (PO7133121080)
Kesenjangan yang cukup tajam antara doktrin dan praktik, antara cita dan fakta. Singkat kata,
pendidikan Islam di mana-mana masih jauh dari menggembirakan. Akibatnya, pendidikan Islam kerap
dikesan sebagai aktivitas pembelajaran yang hanya mengurusi masalah-masalah ritual. Sementara kajian
di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, manajemen, kesehatan, pertanian, kelautan dan sebagainya
kurang menjadi perhatian serius. Pemisahan ilmu dalam penyelenggaraan pendidikan Islam semacam itu
pada gilirannya akan menghambat kemajuan peradaban umat Islam itu sendiri.Akibatnya, pendidikan
Islam kerap dikesan sebagai aktivitas pembelajaran yang hanya mengurusi masalah-masalah ritual.
Sementara kajian di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, manajemen, kesehatan, pertanian,
KESENJANGAN
kelautan dan sebagainya kurang menjadi perhatian serius. Pemisahan ilmu dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam semacam itu pada gilirannya akan menghambat kemajuan peradaban umat Islam itu
sendiri.Selain adanya pemisahan ilmu agama dari kebutuhan riil masyarakat modern, pendidikan Islam
hingga kini seolah dalam posisi problematik. Di satu sisi, umat Islam berada pada romantisme historis
karena pernah memiliki para pemikir dan ilmuwan besar serta memiliki kontribusi yang besar pula bagi
peradaban dan ilmu pengetahuan dunia. Namun di sisi lain, umat Islam harus menghadapi sebuah fakta
bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dihadapkan pada realitas masyarakat industri.
Pendidikan Islam kerap dikesan sebagai aktivitas pembelajaran
yang hanya mengurusi masalah-masalah

Rekonstruksi pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan modernitas yang semakin kompleks.
Diakui atau tidak, potret pendidikan Islam yang dikelola para perancang dan praktik yang bergerak di
dunia pendidikan Islam, justru menunjukkan yang cukup tajam antara dan praktik, antara cita dan
fakta.Akibatnya, pendidikan Islam kerap dikesan sebagai aktivitas pembelajaran yang hanya mengurusi
masalah- ritual masalah. Sementara kajian di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, manajemen,
kesehatan, pertanian, kelautan dan sebagainya kurang menjadi perhatian serius.
Pemisahan ilmu dalam penyelenggaraan pendidikan Islam semacam itu pada acara akan menghambat
kemajuan peradaban umat Islam itu sendiri.Selain adanya pemisahan ilmu agama dari kebutuhan riil
masyarakat modern, pendidikan Islam hingga kini seolah dalam posisi problematik. Di satu sisi, umat
Islam berada pada romantisme sejarah karena memiliki para ilmuwan besar yang memiliki kontribusi bagi
peradaban dan ilmu pengetahuan dunia. Namun di sisi lain, pendidikan Islam tidak berdaya saat
berhadapan dengan realitas masyarakat industri.
Kemajuan peradaban
umat Islam itu sendiri.
1. Terjadinya Asimilasi
2. Kemajemukan dalam Pemerintahan dan Politik
3. Stabilitas Politik dan Ekonomi
4. Maraknya Gerakan Penerjemah
5. Tingginya Semangat Belajar dan Menggali Ilmu
Pengetahuan
Pendidikan Islam hingga
kini seolah dalam posisi
problematik.
Beberapa permasalahan yang teridentifikasi antara lain rendahnya kualitas guru
tidak profesional dalam melaksanakan tugas keguruan, kurangnya penghargaan
masyarakat terhadap profesi guru, dan tingkat kesejahteraan guru yang relatif masih
rendah.
Umat Islam berada pada romantisme historis karena pernah memiliki para ilmuwan
besar yang memiliki kontribusi bagi peradaban dan ilmu pengetahuan dunia.

Perkembangan agama Islam sejak 14 abad silam turut Mewarnai sejarah peradaban dunia. Bahkan pesatnya perkembangan Islam ke Barat
dan Timur membuat peradaban islam dianggap sebagai Peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Berbagai bukti Kemajuan
peradaban Islam kala itu dapat dilihat dari beberapa Indikator antara lain:

• Keberadaan perpustakaan islam dan lembaga-


• Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai
lembaga keilmuan seperti Baitul Hikmah, Masjid
manifestasi Dari konsep Islam, iman, ihsan, dan
Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan Sebagainya,
taqwa. Islam mendorong budaya Yang dibangun atas
yang merupakan pusat para intelektual muslim
dasar silm (ketenangan dan kondusifitas), salam
Berkumpul untuk melakukan proses pengkajian
(kedamaian), salaamah (keselamatan).
dan pengembangan Ilmu dan sains
• Sedangkan Iman melahirkan Budaya yang dilandasi
• Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu
amn (rasa aman), dan amaanah (tanggung Jawab
Sina, Ibn Haytam, Imam Syafii, Ar-Razi, Al- terhadap amanah). Akhirnya Ihsan mendorong budaya
Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain Hasanah (keindahan) dan husn (kebaikan)
Sebagainya.
Pendidikan Islam tidak berdaya saat berhadapan
dengan realitas masyarakat industri.

Era Industri 4.0 adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ppad Era dimana terjadi perpaduan teknologi
yang mengakibatkan dimensi fisik,Biologis, dan digital membentuk suatu perpaduan yang sulit untuk
Dibedakan (Scawab, 2016). Misalnya, dua orang dapat saling berbagi Informasi secara langsung dengan
bantuan digital tanpa harus berada pada Tempat yang sama atau pada waktu yang bersamaan baik secara
fisikis Maupun biologis. Terjadinya digitalisasi informasi dan pemanfaatan.
Belajar adalah proses yang kompleks yang melibatkan fisik dan Mental seseorang sepanjang hidupnya.
Proses belajar terjadi karena adanya Interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
belajar Dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu tanda bahwa Seseorang dikatakan telah
mengalami proses belajar adalah adanya Perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut yang melingkupi
perubahan Pada tingkat pengetahuan, keterampilan, maupun sikapnya.
Lanjutan......

Perkembangan teknologi digital di era Industri 4.0 saat ini telah Membawa perubahan dan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan manusia, Termasuk di bidang pendidikan. Hoyles & Lagrange (2010) menegaskan Bahwa
teknologi digital adalah hal yang paling mempengaruhi sistem Pendidikan di dunia saat ini. Hal ini disebabkan
karena aspek efektivitas, Efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi Digital.
Jika pada tahun 1980an, benda-benda kongkrit artifisial mendominasi Penggunaannya sebagai alat visualisasi
konsep-konsep abstrak, kini visualisasi Berbasis teknologi digital marak digunakan sebagai alat bantu yang lebih
Efektif, efisien, interaktif, dan attraktif. NCTM (2000) menegaskan bahwa Integrasi teknologi dalam pembelajaran
paling tidak memiliki tiga dampak Yang positif dalam Pembelajaran Pendidikan Islam, yaitu teknologi dapat
Meningkatkan capaian Pembelajaran Pendidikan Islam, teknologi dapat Meningkatkan efektivitas pengajaran, dan
teknologi dapat mempengaruhi apa Dan bagaimana Pendidikan Islam itu seharusnya dipelajari dan dibelajarkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai