Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN INOVATIF METODOLOGI PENELITIAN DALAM

STUDI ISLAM
(Penelitian Kepustakaan)
STAI YAPTIP Pasaman Barat

Ade Indriani, Ahmad Hidayat, Wiwidia Hesi Ningsih, Novia Eliza, Dinda Aulia,
Mariatus Selika, Rozanda, Abdul Bais, Annisa Nurjannah, Riyan Hidayat,
Triananda Bella Safira, M. Abdul Manan.1
Novialdi, S. Ag., M.Pd.2
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam STAI YAPTIP Pasaman Barat
2. Dosen STAI YAPTIP Pasaman Barat

Abstrak
Tulisan ini membahas pendekatan inovatif dalam metodologi studi Islam.
Perkembangan pendidikan Islam dari masa lampau hingga sekarang mengalami
kemajuan yang signifikan, baik dari segi sarana maupun prasarana pembelajaran.
Mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi yang komprehensif, inovasi
pendidikan terus dilakukan untuk menjawab tantangan masyarakat dan memenuhi
kebutuhan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat. Dalam tulisan ini,
penulis akan menjelaskan konsep Inovasi Studi Islam, meliputi pengertian Inovasi
Studi Islam, kelahiran Inovasi Studi Islam, faktor-faktor yang mempengaruhi
Inovasi Studi Islam, tujuan Inovasi Studi Islam, konsep Inovasi Studi Islam, dan
tokoh-tokoh inovatif dalam studi Islam.
Kata Kunci: Inovasi, Studi Islam,Pembaharuan

PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan keniscayaan bagi umat yang
mengidentifikasi diri sebagai Muslim. Pada dasarnya, pendidikan Islam diterima
sejak manusia lahir ke dunia, dengan azan dan iqamat yang dikumandangkan
sesaat setelah kelahirannya. Tindakan ini menjadi salah satu cara untuk
menanamkan nilai-nilai Aqidah Islami kepada anak yang baru lahir, dilanjutkan
dengan ritual aqiqah dan kegiatan lainnya.
Perkembangan pesat pendidikan Islam mengikuti perubahan kehidupan
manusia, dan oleh karena itu, diperlukan formulasi baru agar dapat diakses
dengan mudah oleh semua kalangan. Dari masa Nabi hingga saat ini, pendidikan
Islam telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan ini tidak lepas dari
dasar atau konsep yang telah dirancang sejak zaman Nabi Muhammad hingga
sekarang, dengan tetap merujuk pada Alqur'an dan sunnah sebagai dua dasar
utama dalam dunia pendidikan.
Manusia, sebagai objek yang dididik dan mendidik, membawa dua fungsi
pokok yang senantiasa melekat padanya. Pertama, sebagai Khalifah, manusia
bertanggung jawab untuk memakmurkan bumi. Artinya, mereka memiliki peran
sebagai pemelihara dan pengelola alam, serta bertanggung jawab terhadap
keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan. Kedua, manusia juga berfungsi
sebagai Abdullah, yang secara terus-menerus mengejawantahkan kegiatan
hidupnya sebagai ibadah kepada Tuhannya.
Setiap aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari, dianggap sebagai bentuk ibadah ketika dilakukan dengan niat yang
tulus dan sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan memahami dan menjalankan
kedua fungsi ini, manusia diharapkan dapat mencapai keseimbangan antara
kewajiban terhadap lingkungan dan tugas ibadah kepada Tuhan. Dalam
pandangan Islam, pemakmuran bumi dan ibadah kepada Allah merupakan dua
dimensi yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia sebagai Khalifah dan
Abdullah.1
Pendidikan Islam yang pertama kali berkembang adalah Universitas Al
Azhar Cairo, dan sampai sekarang Al Azhar masih menjadi rujukan pendidikan
dalam pendidikan Islam. Bermula dari Muhammad Ali Pasha, Tahthawi,
Muhammad Abduh, Rasyid Ridho, Sayyid Ahmad Khan, gerakan Aligarh, Fazlur
Rahman, Isma’il Raji’ Alfaruqi, Zainuddin Labay, Jami’at Khair, Al Irsyad,
Muhammadiyah, Nahdatul ‘Ulama, sampai kepada Al Washliyah. Inovasi
pendidikan itu bermula dari negeri Mesir, India/Pakistan, dan Indonesia sendiri.
Untuk itulah pada makalah ini penulis akan menjelaskan tentang konsep inovasi
dalam pendidikan Islam yang terdiri dari, pengertian Inovasi Studi Islam,
Lahirnya Inovasi Studi Islam, Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Dalam
Pendidikan Islam, Tujuan dari Inovasi Studi Islam, Konsep Inovasi Studi Islam,
dan Tokoh-tokoh serta organisasi yang berinovasi dalam pendidikan Islam.

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Inovasi Studi Islam
Pengertian Inovasi dapat juga disebut sebagai pembaharuan,
penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. Pada dasarnya
inovasi adalah ide, produk, kejadian atau metode yang dianggap baru bagi
seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain. Baik itu hasil
invensi maupun hasil discovery.2
Menurut Nicols inovasi dapat diartikan sebagai penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat
berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan
tertentu atau untuk memecahkan masalah.3
Menurut Santoso (1974) tujuan utama inovasi yakni meningkatkan
sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Sedangkan, tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut
kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan

1
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Di Indonesia, (Medan: Perdana Publishing,
2012), hlm. 1
2
Subandijah. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. (Yogyakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2022), hlm. 50
3
Ibid, hlm.. 51
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya.4
Dalam pendidikan Islam Inovasi sering juga disebut sebagai tajdid,
diambil dari bahsa Arab yang bermakna Pembaharuan. Selain itu, tantangan
masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
mengharuskan para pakar pendidikan untuk berinovasi mengikuti
perkembangan zaman.5

B. Lahirnya Inovasi Studi Islam


Inovasi Studi Islam lahir setelah masa Kejayaan Islam dalam ilmu
pengetahuan mengalami kemunduran setelah kota Baghdad yang merupakan
pusat ilmu pengetahuan dihancurkan oleh tentara Mongol pada tahun 1258.
Pada masa itu kejayaan Islam masih berlanjut hingga berakhirnya Turki
Ustmani, namun dalam bidang ilmu pengetahuan umat Islam mengalami
kemunduran, karena umat Islam ketika itu kurang tertarik kepada ilmu
teknologi dan sains, sebagaimana umat Islam pada masa sebelumnya.
Setelah menyadari akan ketertinggalannya dari dunia Barat pada
sekitar abad ke-19. Negara Islam di bagian Barat dan Timur memulai untuk
membuat percepatan-percepatan dalam dunia pendidikan yang dengan
demikian, jelaslah bahwa penyebab lahirnya inovasi dalam pendidikan Islam
bukan akibat adanya pertentangan antara kaum agama dan ilmuwan
sebagaimana dalam agama Kristen, melainkan karena adanya perasaan
tertinggal dari kemajuan dunia Barat. Pendidikan barat yang identik hanya
sains saja tanpa meleburkan unsure-unsur Agama bahkan terkesan bahwa
pendidikan barat itu memisahkan antara Pendidikan Umum dan pendidikan
Islam.6
Suatu yang terjadi di dunia Barat bahwa telah menggesernya
pandangan hidup manusia serta melahirkan terma-terma baru, seperti
nasionalisme dan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana paling penting
bukan hanya sebagai wahana konservasi dalam arti tempat pemeliharaan,
pelestarian, penanaman, dan pewarisan nilai-nilai dari tradisi suatu
masyarakat, tetapi juga sebagai sarana kreasi yang dapat menciptakan,
mengembangkan dan mentransfornasikan umat ke arah pembentukan budaya
baru. Oleh karena itu, tokoh-tokoh pembaharuan Islam banyak menggunakan
pendidikan Islam, baik yang bersifat formal, non-formal, untuk menyadarkan
umat kembali kepada kejayaan Islam seperti masa lampau.7
Pendidikan pada masa lalu dan pada masa sekarang banyak melalui
perkembangan dan cirri khusus pendidikan pada masa lalu adalah, belajar non
klasikal, hanya pelajaran Agama saja atau Ibadah, metodenya adalah sorogan,
4
Ihsan, F. Dasar-Dasar Kependidikan. (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta ,2013), hlm. 221.
5
Azyumardi Azra, Tradisi Dan Modernisasi Menuju Mellenium Baru, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2019), hlm. 11
6
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam:Pemberdayaan
Pengembangan Kurikulum Hingga Redefenisi Islamisasi Ilmu Pengetahuan,(Bandung:Penerbit
Nuansa,2013), hlm. 14
7
Armai Arief, Pembaharuan Pendidikan Islam Di Minangkabau, (Jakarta: Suara Adi,
Cet. Ke- 6, 2019), hlm. 21.
wetonan, hafalan dan muzakarah, yang dilakukan di pesantren-pesantren masa
lampau, dan cirri yang sangat terlihat pada masa itu adalah tidak
mementingkan Ijazah.8
Tujuan pendidikan itu sendiri adalah kemampuan mendidik manusia
memiliki akhlak mulia, memiliki Profesionalitas, memiliki Ruh Ilmiyah, dapat
mencari rezeki yang halal dan baik, serta mampu menggiring ilmunya untuk
bisa bahagia di dunia dan akhirat.9
Inovasi yang dilakukan dalam pendidikan itu hendaknya tetap
mengandung karakter pendidikan Islam, seperti, pendidikan Islam bersifat
spiritual, antara wahyu dan akal berjalan dengan harmonis, adanya
interdefenisi datara intuisi dan akan, irientasi theosentris, dan pendidikan
Islam itu harus terikat dengan nilai.10
C. Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Studi Islam
Penulis telah menjelaskan diatas bahwa faktor adanya inovasi dalam
pendidikan Islam adalah karena umat Islam tidak ingin ketinggalan dalam
bidang pendidikan, seperti bidang sains, teknologi, kebijakan pendidikan,
kurikulum, metode dan lai sebagainya.
Islam sendiri telah menuntun umatnya untuk selalu belajar dan
memahami ilmu yang tidak diketahuinya, dapat dilohat dalam Q.s. Al
‘Alaq/96:1-5:

‫َّل‬ ‫َّلِذ َّل ِب ِم‬ ‫ِم ٍق‬ ‫ِإْل‬ ‫َّلِذ‬ ‫ِب ِم‬
‫) َع َم‬4( ‫) ا ي َع َم اْلَق َل‬3( ‫) اْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَأْلْك َر ُم‬2( ‫) َخ َلَق ا ْنَس اَن ْن َعَل‬1( ‫اْقَر ْأ اْس َر ِّبَك ا ي َخ َلَق‬
(5( ‫اِإْل ْنَس اَن َم ا ْمَل َيْعَلْم‬

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang belum diketahuinya.

Berdasarkan penjelasan tentang tokoh dan sejarahnya, faktor-faktor


adanya inovasi pendidikan menurut penulis adalah sebagai berikut:
1. Visi Misi pendidikan yang terus membaharu: Keberlanjutan dalam
mengembangkan visi dan misi pendidikan merupakan faktor utama dalam
mendorong inovasi. Pergeseran dan penyesuaian terhadap kebutuhan
zaman dapat menciptakan langkah-langkah baru dalam pendidikan.
2. Adanya persebaran umat Islam ke berbagai Negara untuk belajar dan
menimba ilmu: Pengalaman belajar di berbagai negara dapat membuka
wawasan dan memperkaya pemahaman, sehingga ketika kembali ke

8
Ibid, hlm. 66
9
Ibid, hlm. 66
10
Teungku Saifullah,Nalar Pendidikan Islambikhtisar Memahami Pendidikan Islam
Dalam Berbagai Perspektif,(Medan:Cita Pustaka Media Perintis,2011), hlm. 22
negeri asal, individu dapat menciptakan inovasi berdasarkan pengalaman
yang diperoleh.
3. Memenuhi tuntutan masyarakat pendidikan yang semakin kekinian dan
beragam kebutuhannya akan pendidikan: Adanya kebutuhan yang
beragam dalam masyarakat memicu pengembangan pendidikan yang
sesuai dan relevan. Inovasi diperlukan untuk menjawab tantangan-
tantangan baru dalam pendidikan.
4. Untuk membuat pendidikan Islam lebih baik pada masa yang akan datang:
Fokus pada peningkatan kualitas pendidikan Islam sebagai tujuan utama
inovasi, dengan melihat masa depan sebagai pangkal perubahan dan
kemajuan.
Esensi tujuan dari pendidikan Islam terletak dalam potensi yang
dimiliki manusia untuk dikembangkan, termasuk aspek jasmani, rohani, akal,
dan sosial. Inovasi dalam pendidikan Islam diarahkan untuk mengoptimalkan
pengembangan potensi ini guna mencapai pendidikan yang holistik dan sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam.11
D. Tujuan Inovasi Studi Islam
Sumber rujukan umat Islam adalah Alqur’an dan Assunnah. Dalam
surah Ar ra’du/13:11 Allah s.w.t berfirman:
‫ٍم‬ ‫ِه ِم‬ ‫ِفِه ِم‬ ‫ِه ِم‬ ‫ٍم‬
‫ِبَق ْو َم ا ُيَغِّيُر اَل الَّلَه ِإَّن ۗ الَّل َأْم ِر ْن ْحَيَف ُظوَنُه َخ ْل َو ْن َيَد ْي َبِنْي ْن ُمَعِّقَباٌت َلُه َم َر َّد َفاَل ُس وًءا ِبَق ْو الَّل ُه َأَر اَد‬
‫ٍل ِم ِنِه ِم‬ ‫ِس‬
‫َو ِإَذا ۗ ِبَأْنُف ِه ْم َم ا ُيَغِّيُر وا َح ٰىَّت َو ا ْن ُدو ْن ُهَلْم َو َم ا َلُه‬
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia." (QS Ar-Ra’d 13:11)
Allah menjelaskan juga dalam firmanNya surah Al Hasyr (59:18):
‫مِب‬ ‫ِل ٍد‬ ‫ِإ‬
‫الَّلَه َّن الَّلَه اَّتُقوا َو َغ َقَّد َم ْت ما َنْف ٌس ْلَتْنُظْر َو الَّلَه اَّتُقوا آَم ُنوا اَّلذيَن َأُّيَه ا َتْعَم ُلوَن ا َخ بٌري‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ." (QS Al Hasyr:18)
Kedua ayat tersebut menjelaskan kepada umat Islam bahwa jika suatu
kaum tidak merubah nasib mereka sendiri maka Allah tidak akan merunah
nasib mereka, begitu juga dalam dunia pendidikan, adanya perubahan-
perubahan yang dirancang untuk bisa memberikan yang terbaik bagi
penddikan Islam.
11
Ibid, hlm. 15
Penulis melihat didalam surah Al Hasyr dijelaskan Allah bahwa
setiap manusia harus mempersiapkan bekalnya untuk akhirat yang di katakana
dalam ayat tersebut adalah lighod, maksudya adalah hari esok, para mufassir
ada yang berpendapat bahwa hari esok itu adalah waktu akan datang, yang
seharusnya dipersiapkan sebagai umat Islam yang menginginkan kemajuan
dan selamat dalam menjalani kehidupanya, begitu pula dalam dunia
pendidikan Islam sangat memberikan peluang seluas-luasnya bagi perancang
pendidikan agar memikirkan perkembangan-perkembangan yang akan
diterapka dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam.
E. Konsep Inovasi Dalam Pendidikan
Penulis memberikan kesimpulan bahwa ada beberapa konsep inovasi
dalam pendidikan dari perjalanannya hingga sekarang. Adapun Konsep
Inovasi yang dilakukan dalam pendidikan Islam tersebut adalah:
1. Inovasi dalam proses belajar
Sejak masa dinasti Abbasiyah proses belajar mengjar sudah
berlangsung dan berkembang mengalami kemajuan. Proses belajar
diorientasikan pada pengembangan kepribadian yang optimal dan
didasarkan pada nilai-nilai ilahiyah. Menurut prinsip ini, peserta didik
diberi kesempatan untuk secara aktif merealisaikan segala potensi bawaan
kearah tujuan yang diinginkan yaitu menjdi manusia muslim yang
berkualitas.12
2. Inovasi dalam evaluasi belajar
Pendidikan agama Islam tidak hanya menekankan pada penilaian
secara kognitif melainkan penilaian secara praktek atau pengaplikasian
dalam kehidupan. Pendidkan yang efektif sebaiknya menekankan
pemahaman konsep dan kemampuan di bidang kognitif, ketrampilan,
sosial dan afektif. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara terpadu yang di
dalamnya menitikberatkan pada praktek atau pengaplikasian dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam lebih menekankan pada pembinaan karakter
Islami dan membina cendikiawan yang berakhlak dari pada ilmuan yang
minus etika. Dengan demikian perlu adanya evaluasi dan pembaharuan
yang terus menerus. Evaluasi dan pengaturan ulang system pendidikan
dari masa ke masa. Agar pendidikan Islam lebih baik.
3. Inovasi dalam Fasilitas dan sarana belajar
Keadaan pendidikan Islam dari masa lalu sampai sekarang sudah
mengalami kemajuan dalam fasilitas dan sarana belajar. Dari rumah
sampai kepada Universits yang serba lengkap sekarang ini adalah buah
dari inovasi pendidikan yang masih terus berjalan. Inovasi itu untuk
mejawab tantangan masyarakat dan untuk memnuhi kebutuhan akan
Pendidikan yang selama ini di harapkan oleh umat.
F. Tokoh-tokoh inovasi dalam pendidikan
Setiap masa ada tokoh fenomenal yang melatar belakanginya, begitu
juga dengan masa pendidikan, setiap tokoh itu akan dijabarkan pada judul-
12
Hujair AH. Sanaky. Paradigma Pendidikan Islami. (Jakarta: Satria Insani Press. 2003).
hlm. 191
judul makalah berikutnya, dan adapun tokoh tokoh yang terkenal dalam
inovasi pendidikan pada makalah ini akan penulis bahas sekilas saja, tokoh-
tokoh itu adalah sebagai berikut:
1. Muhammad Ali Pasha
Muhammad Ali Pasha adalah 13 tokoh inovasi pendidikan di
Universitas Al Azhar Cairo, Mesir. Beliau memikirkan tentang
kemunduran pendidikan umat Islam Pada masa itu, dengan membuat
kebijakan baru yaitu mengangkat Mpenteri pendidikan dan mengirimkan
mahasiswa untuk studi ke eropa, sehingga berkembanglah pendidikan
pada masa itu.
2. Rifa’ah Al tahthawi
Rifa’ah Al tahthawi adalah salah satu mahasiswa yang dikirim ke
prancis pada masa Muhammad Ali Pasha, sekembalinya dari prancis dia
diangkat menjadi dosen dan penerjemah buku-buku kedokteran banyak
buku yang ditulisnya, sehingga ilmu kedokteran pada masanya menjadi
lebih maju.14
3. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh adalah tokoh pembaharu dalam dunia
pendidikan, ia sempat menjadi Rektor di Universitas Al Azhar Cairo
Mesir. Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Abduh adalah
menjadikan pendidikan di Mesir yang telah mengacu ke barat kembali lagi
pada Asholahnya yaitu mendidik umat untuk berakhlak mulia tidak hanya
ilmuan tapi juga religious.15
4. Rasyid Ridho
Rasyid Ridho adalah tokoh pembaharuan pendidikan yang
pemikirannya sangat baik, ia sering menjdi penulis di majalah Al Manar,
dan mengembalikan modernitas yang tidak terarah menjadi pendidikan
kekinian yang tetap berpegang teguh dengan Alqur’an dan Assunnah.16
5. Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan adalah tokoh pembaharuan pendidikan di
India yang menjadikan masyarakat India pada masa itu maju. Ia berfikir
bahwa ketertinggalan masyarakat india adalah karena mereka tidak
memiliki imu. Oleh sebab itu ia mendirikan lembaga pendidikan dan
Universitas serta mendirikan kantor pembuatan majalah untuk karya-karya
tulisnya.17
6. Gerakan Aligarh

13
Arief Sukino, Jurnal Ilmiah Pendidikan,Vol.10 No.1 Tahun 2016 ISSN 1978-8169
14
Supardjo, Rifa'ah AL- Tahtawi. Al Jamiah, Vol.10 (13) Tahun 1975. Pp. 63-70.
15
Andik Wahyunmuqoyiddin, Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Muhammad
Abduh, Vol.28,No.2 Tahun 2013:2460-8149
16
Sumper Mulia Harahap, Muhammad Rasyid Ridha Antara Modernitas Dan
Tradisionalisme, FITRAH Vol. 08 No. 2 Juli-Desember 2014
17
Akmal, Sayyid Ahmad Khan Reformis Pendidikan Di India, Vol.1, Nomor.1,Tahun
2015, Issn: 2442-5605
Sebuah gerakan yang didirikan setelah wafatnya Sayyid Ahmad
Khan, sebuah Institusi yang menampung semua kebutuhan masyarakat
India dibidang Pendidikan, Sosial dan Budaya.18
7. Fazlur Rahman
Fazlur Rahman membuat suatu konsep baru dalam pendidikan
yang lebih mengedepankan psiko motorik dan kognitif, ia mengubah
sistem yang dijalani selama ini dengan lebih modern, akibatnya ia
dipandang sebagai orientalis dalam dunia pendidikan yang pro ke barat.19
8. Isma’il Raji’ Alfaruqi20
Tokoh Isma’il Raji’ Alfaruqi adalah tokoh pendidikan yang
mengembalikan pendidikan Islam kepada Tauhid, menurutnya tidaklah
patut Pendidikan Islam jauh dari nilai nilai tauhid karena pada dasarnya
akal manusia adalah liar dan tauhidlah yang dapat mengembalikan
kemurnian ajaran Islam itu sendiri.
9. Zainuddin Labay,21
Zainuddin Labay adalah tokoh dari Sumatera Barat, penyusun
sistem pendidikan baru dari model pesantren kepada sistem klasikal, ia
juga menulis sebuah majalah pendidikan Al Munir El Manar, dan banyak
buku yang telah diterbitkannya.
10. Jami’at Khair dan Al Irsyad,
Jami’at Khair dan Al Irsyad adalah dua gerakan organisasi sosial
yang memiliki fokus pada pendidikan Islam dan bahasa Arab, berpusat di
Jakarta. Gerakan ini mengalami perkembangan pesat dengan pencapaian
berupa penerbitan surat kabar dan terjalinnya hubungan luar negeri,
khususnya dengan Mesir dan Turki. Keberhasilan ini menggambarkan
komitmen mereka dalam menyebarkan pendidikan Islam di tingkat
nasional dan internasional.
Selanjutnya, munculnya organisasi Al Irsyad turut berkontribusi
dalam pengembangan pendidikan Islam. Gerakan ini, yang juga berbasis
di Jakarta, memiliki fokus serupa dalam bidang pendidikan dan telah
membentuk lembaga hukum sebagai langkah untuk memperkuat
keberlanjutan dan legalitas aktivitas mereka. Kehadiran Al Irsyad
memberikan tambahan kekuatan dalam upaya peningkatan kualitas dan
jangkauan pendidikan Islam di Indonesia.
11. Muhammadiyah,
Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh Kiyai
Haji Akhmad Dachlan, sekitar tahun 1911 mendirikan madrasah
Ibtidaiyah, dan mendirikan pusat pendidikan di Yogyakarta. Sekitar tahun
2000-2005 Muhammadiyah memiliki 2461 cabang dan 6098 ranting.
Yang menjadi focus kegiatan Muhammadiyah ini adalah fokusnya pada
18
Gunawan B Dulumina, Gerakan Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan, Vol.2, Nomor.2,
Tahun 2005, Issn.1411-125x,2355-7710
19
Helva Zurayya, Konsep Pendidikan Fazlur Rahman, Khatulistiwa Journal Of Islamic
Studies, Vol.3, No.2 (2013)
20
Muhammad Taufiq Dan Muhammad Yasir, Mengkritisi Konsep Islamisasi Ilmu Ismail
Alfaruqi,Jurnal Ushuluddin Vol. 25 No.2, Juli-Desember 2017: 2.3830
21
Dewi Murni, 04_Syahadah_Volume 3, No 2 Oktober 2015. Indd: 25
pendidikan dan terus mengadakan perkembangan dan inovasi dari masa ke
masa.22
12. Nahdatul Ulama
Nahdatul ‘Ulama adalah sebuah organisasi perkumpulan para
‘Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 dengan tujuan membela
Agama, mempertahanka Ahlussunnah wal jamaa’ah dan juga adanya
motif nasionalisme. Organisasi ini selain bergerak di bidang Pendidikan
juga sebagai sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempertahankan
kesatuan NKRI dari penjajahan.23
13. Al Washliyah
Al Washliyah adalah suatu organisasi yang didirikan oleh tokoh-
tokoh pelajar pada tanggal 30 November 1930. Organisasi ini adalah
organisasi pembaharu dalam bidang pendidikan yang terus berkembang
bahkan sampai pada kancah perpolitikan. Dengan pemahaman
Ahlussunnah Wal jama’ah organisasi ini mengedepankan aspek keislaman
dalamsemua gerak dan struktur organisasinya.
Perkembangan pendidikan Islam yang terjadi dari masa-kemasa
dapat menjelaskan kepada umat Islam bahwa inovasi sangat diperlukan
untuk menjaga keberlangsungan ilmu pengetahuan khususnya dalam
pendidikan Islam.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian kajian pustaka (Library research) adalah suatu
pendekatan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, meninjau,
menganalisis, dan mensintesis literatur-literatur yang relevan dan terkait dengan
topik atau masalah penelitian tertentu. Kajian pustaka bertujuan untuk memahami
status pengetahuan yang telah ada, mengidentifikasi gap atau kekosongan
pengetahuan, serta merangkum temuan-temuan penelitian sebelumnya.24
Proses selanjutnya melibatkan pengumpulan literatur dari berbagai sumber
seperti buku, artikel jurnal, tesis, dan sumber-sumber elektronik lainnya yang
berhubungan dengan topik penelitian. Setelah literatur terkumpul, peneliti
melakukan pemilihan dan seleksi literatur dengan memperhatikan tahun
publikasi, keakuratan, dan relevansi dengan fokus penelitian. Literatur yang
terpilih kemudian dibaca secara cermat, dan hasilnya dirangkum untuk
mengidentifikasi temuan-temuan utama dan konsep-konsep yang relevan.
metode kajian pustaka yang inovatif dapat mencakup pemilihan literatur
yang lebih terkini dan berfokus pada penemuan-penemuan baru dalam bidang
studi Islam. Analisis literatur dapat mencakup evaluasi terhadap metode
penelitian yang digunakan dalam literatur, pendekatan-pendekatan baru yang
muncul, serta konsep-konsep inovatif yang dapat menjadi landasan untuk
penelitian selanjutnya dalam studi Islam.
22
Dja’far Siddik,Pendidikan Muhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan,(Bandung:Cita
Pustaka Media,2007),H.36
23
Amin Farih,Awalisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 24 No. 2,
November 2016, 251-284
24
Rizaldy Fatha Pringgar, Bambang Sujatmiko. "Penelitian Kepustakaan (Library
Research) Modul Pembelajaran Berbasis Augmented Reality Pada Pembelajaran Siswa." IT-Edu:
Jurnal Information Technology and Education Vol. 5. Edisi 01 (2020): hlm. 317-329.
HASIL PEMBAHASAN
Pendidikan Islam mengalami perkembangan melalui inovasi, yang dapat
diartikan sebagai pembaharuan, penemuan, atau metode baru yang dianggap baru
oleh individu atau kelompok. Tujuan Inovasi Studi Islam melibatkan peningkatan
efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas sarana pendidikan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal. Kesadaran umat Islam
terhadap ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pemicu
lahirnya inovasi pendidikan, menggeser fokus dari masa kejayaan Islam yang
mengalami kemunduran.
Beberapa faktor memengaruhi Inovasi Studi Islam, seperti visi misi
pendidikan yang berkembang, persebaran umat Islam ke berbagai negara untuk
menimba ilmu, tuntutan masyarakat akan pendidikan yang kekinian, serta
keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam. Konsep inovasi dalam
pendidikan mencakup proses belajar, evaluasi, fasilitas, dan sarana pembelajaran,
dengan penekanan pada pengembangan karakter Islami dan peningkatan kualitas
secara holistik. Tokoh-tokoh inovatif seperti Muhammad Ali Pasha, Rifa’ah Al
tahthawi, Muhammad Abduh, Sayyid Ahmad Khan, dan Gerakan Aligarh di
Mesir dan India, Fazlur Rahman, Isma’il Raji’ Alfaruqi, serta Zainuddin Labay,
memainkan peran penting dalam membawa perubahan dan inovasi dalam dunia
pendidikan Islam. Organisasi seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan Al
Washliyah di Indonesia juga menjadi motor penggerak inovasi dalam bidang
pendidikan Islam.
Kajian ini menunjukkan bahwa Inovasi Studi Islam bukan hanya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga sebagai upaya menjaga relevansi
ajaran Islam dalam konteks modern. Diperlukan upaya terus-menerus dalam
evaluasi dan pembaharuan sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan menjaga keberlanjutan ilmu pengetahuan Islam. Melalui
pemahaman dan implementasi inovasi, pendidikan Islam dapat tetap konsisten
dengan nilai-nilai tauhid dan mampu menghadapi perubahan zaman dengan baik.
A. Lahirnya Inovasi Pendidikan:
1. Inovasi Studi Islam muncul setelah masa kejayaan Islam dalam ilmu
pengetahuan mengalami kemunduran. Pada periode kejayaan Islam,
terutama pada zaman keemasan seperti masa Abbasiyah, kota-kota seperti
Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Namun, dengan
berakhirnya masa kejayaan tersebut, umat Islam mengalami kemunduran
dalam bidang ilmu pengetahuan. Penghancuran kota Baghdad oleh tentara
Mongol pada tahun 1258 menjadi pukulan telak bagi peradaban ilmiah
Islam. Kemunduran ini memicu kesadaran umat Islam untuk melakukan
inovasi dalam studi Islam guna mengembalikan kegemilangan ilmu
pengetahuan Islam.
2. Faktor penting dalam lahirnya Inovasi Studi Islam adalah kesadaran umat
Islam terhadap ketertinggalan mereka dalam berbagai bidang, terutama
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu masa, umat Islam menyadari
bahwa mereka telah tertinggal dari peradaban dunia Barat yang semakin
maju. Kesadaran ini menjadi pemicu bagi para pemikir, cendekiawan, dan
ulama Islam untuk berinovasi dalam studi Islam agar dapat mengikuti
perkembangan zaman. Faktor ini memotivasi mereka untuk memperbarui
metode pembelajaran, memajukan ilmu pengetahuan, dan menggali
kembali warisan intelektual Islam untuk mencapai kemajuan dalam
berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam konteks pendidikan dan studi
Islam.
B. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Studi Islam:
1. Visi Misi Pendidikan yang Terus Berkembang:
Visi dan misi pendidikan yang terus berkembang merujuk pada
upaya kontinu dalam merancang arah dan tujuan pendidikan. Dalam
konteks ini, institusi pendidikan, baik formal maupun non-formal, terus
mengembangkan visi dan misi mereka untuk mencerminkan perubahan
zaman, perkembangan ilmu pengetahuan, dan kebutuhan masyarakat.
Inovasi dalam visi dan misi pendidikan mencakup pengintegrasian
teknologi, pendekatan pembelajaran baru, dan penyesuaian terhadap
tuntutan zaman.
2. Persebaran Umat Islam ke Berbagai Negara untuk Belajar
Persebaran umat Islam ke berbagai negara untuk belajar dan
menimba ilmu mencerminkan fenomena globalisasi pendidikan. Banyak
mahasiswa dan akademisi Islam yang mencari peluang pendidikan di luar
negeri untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas, akses terhadap
sumber daya pendidikan yang beragam, dan pengalaman lintas budaya.
Hal ini memberikan kontribusi signifikan terhadap diversifikasi
pengetahuan dan pemahaman umat Islam dalam skala internasional.
3. Tuntutan Masyarakat Terhadap Pendidikan
Tuntutan masyarakat terhadap pendidikan yang lebih kekinian dan
beragam mencerminkan perubahan dalam kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap proses pembelajaran. Pendidikan yang responsif
terhadap perkembangan teknologi, tren global, dan kebutuhan pekerjaan
merupakan fokus utama. Diversifikasi kurikulum, pendekatan
pembelajaran yang interaktif, serta integrasi keterampilan praktis dan soft
skills menjadi bagian integral dari upaya menjawab tuntutan masyarakat.
4. Keinginan untuk Membuat Pendidikan Islam Lebih Baik:
Keinginan untuk membuat pendidikan Islam lebih baik
mencerminkan tekad umat Islam dalam meningkatkan kualitas dan
relevansi sistem pendidikan mereka. Ini melibatkan berbagai aspek,
seperti peningkatan metode pengajaran, pembaharuan kurikulum,
pengenalan teknologi pendidikan, dan peningkatan fasilitas belajar.
Tujuan utama dari usaha ini adalah untuk menciptakan lingkungan
pendidikan yang memberikan kontribusi nyata terhadap pembentukan
karakter, peningkatan keterampilan, dan pemahaman yang lebih
mendalam terkait ajaran Islam.
Tujuan Inovasi dalam Studi Islam:
1. Mengembangkan potensi manusia secara tertentu
Mengembangkan potensi manusia secara holistik berarti
memberikan perhatian pada semua aspek kehidupan manusia, termasuk
fisik (jasmani), spiritual (rohani), intelektual (akal), dan sosial.
Pendekatan ini mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks,
dan pendidikan harus mendorong perkembangan seimbang di semua
dimensi tersebut. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya fokus pada
aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter, kesejahteraan
jasmani, dan pengembangan kecerdasan emosional.
2. Menciptakan pendidikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
Penciptaan pendidikan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
mencakup penerapan nilai-nilai dan ajaran Islam dalam seluruh aspek
pembelajaran. Ini melibatkan pengintegrasian ajaran agama, etika, dan
moralitas dalam kurikulum serta pengembangan metode pembelajaran
yang konsisten dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, membina karakter
Islami melibatkan upaya untuk membentuk peserta didik menjadi individu
yang berakhlak mulia, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki sikap yang
baik dalam interaksi sosial.
3. Menyelaraskan pendidikan dengan nilai-nilai tauhid
Menyelaraskan pendidikan dengan nilai-nilai tauhid berarti
memastikan bahwa segala aspek pembelajaran diarahkan untuk
menyadarkan peserta didik tentang keesaan Allah. Pendidikan Islam
bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara pengetahuan dunia dan
akhirat, dengan menanamkan kesadaran spiritual dalam setiap aspek
pembelajaran. Persiapan umat untuk kehidupan di dunia dan akhirat
melibatkan memberikan pemahaman yang mendalam tentang tujuan
hidup, tugas moral, dan akhirat sebagai persiapan untuk kehidupan setelah
mati.
C. Konsep Inovasi dalam Pendidikan:
1. Inovasi dalam proses belajar, evaluasi belajar, dan fasilitas serta sarana
pendidikan.
Inovasi dalam proses belajar mencakup pengenalan metode
pembelajaran yang kreatif, interaktif, dan sesuai dengan perkembangan
teknologi. Pendekatan ini dapat mencakup penggunaan teknologi
pendidikan, pendekatan kolaboratif, dan pembelajaran berbasis proyek
untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
Evaluasi belajar yang inovatif mencakup metode penilaian yang
lebih holistik, termasuk aspek kognitif, praktik, dan sikap. Sementara itu,
inovasi dalam fasilitas dan sarana pendidikan melibatkan penyediaan
lingkungan belajar yang memadai, teknologi terkini, dan fasilitas yang
mendukung keberagaman gaya pembelajaran.
2. Penekanan pada pengembangan karakter Islami dan pembinaan
cendikiawan yang berakhlak.
Penekanan pada pengembangan karakter Islami menyoroti
pentingnya pembentukan kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai
Islam. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan,
tetapi juga untuk membentuk akhlak dan moralitas. Pembinaan
cendikiawan yang berakhlak mencakup penyadaran akan tanggung jawab
moral dan sosial dalam penggunaan pengetahuan. Hal ini diwujudkan
melalui pengintegrasian etika dan nilai-nilai Islam dalam kurikulum, serta
penekanan pada pembinaan kepemimpinan yang bertanggung jawab.
3. Peningkatan kualitas pendidikan melalui evaluasi dan pembaharuan terus-
menerus.
Peningkatan kualitas pendidikan melalui evaluasi dan
pembaharuan terus-menerus menekankan pada siklus penilaian dan
perbaikan yang berkelanjutan. Evaluasi mencakup pemantauan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran, respons siswa, dan efektivitas metode
pengajaran. Pembaharuan terus-menerus melibatkan perubahan berbasis
hasil evaluasi untuk meningkatkan efisiensi, relevansi, dan efektivitas
pendidikan. Proses ini dapat mencakup peningkatan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru, dan pengembangan strategi pembelajaran
yang lebih adaptif.
D. Tokoh-tokoh Inovasi dalam Pendidikan:
1. Muhammad Ali Pasha, Rifa’ah Al tahthawi, dan Muhammad Abduh di
Mesir.
2. Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh di India.
3. Fazlur Rahman, Isma’il Raji’ Alfaruqi, dan Zainuddin Labay dengan
konsep inovatifnya.
4. Organisasi pendidikan Islam seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama,
dan Al Washliyah di Indonesia.

PENUTUP
Setiap manusia harus mempersiapkan bekalnya untuk akhirat yang di
jelaskan dalam Alqur’an, surah al Hasyr menjelaskan dengan kata lighod,
maksudya adalah hari esok, para mufassir ada yang berpendapat bahwa hari esok
itu adalah waktu akan datang, yang seharusnya dipersiapkan sebagai umat Islam
yang menginginkan kemajuan dan selamat dalam menjalani kehidupanya, begitu
pula dalam dunia pendidikan Islam sangat memberikan peluang seluas-luasnya
bagi perancang pendidikan agar memikirkan perkembangan-perkembangan yang
akan diterapka dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam.
Suatu yang terjadi di dunia Barat adalah bahwa telah bergesernya
pandangan hidup manusia serta melahirkan terma-terma baru, seperti
nasionalisme dan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana paling penting bukan
hanya sebagai wahana konservasi dalam arti tempat pemeliharaan, pelestarian,
penanaman, dan pewarisan nilai-nilai dari tradisi suatu masyarakat, tetapi juga
sebagai sarana kreasi yang dapat menciptakan, mengembangkan dan
mentransfornasikan umat ke arah pembentukan budaya baru. Oleh karena itu,
tokoh-tokoh pembaharuan Islam maupun organisasi sosial banyak menjadikan
pendidikan Islam, baik yang bersifat formal maupun non-formal, untuk
menyadarkan umat kembali kepada kejayaan Islam seperti masa lampau.
Sehingga kemenangan Islam yang telah menjadi Nubuah benar benar dinikmati
oleh generasi Islam pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Sayyid Ahmad Khan Reformis Pendidikan Di India, Vol.1,
Nomor.1,Tahun 2015, Issn: 2442-5605

Amin Farih,Awalisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 24 No. 2,


November 2016, 251-284

Andik Wahyunmuqoyiddin, Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut


Muhammad Abduh, Vol.28,No.2 Tahun 2013:2460-8149

Arief Sukino, Jurnal Ilmiah Pendidikan,Vol.10 No.1 Tahun 2016 ISSN 1978-
8169

Azyumardi Azra, Tradisi Dan Modernisasi Menuju Mellenium Baru, (Jakarta:


Logos Wacana Ilmu, 2019), hlm. 11

Dewi Murni, 04_Syahadah_Volume 3, No 2 Oktober 2015. Indd: 25

Dja’far Siddik,Pendidikan Muhammadiyah Perspektif Ilmu Pendidikan,


(Bandung:Cita Pustaka Media,2007),H.36

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Di Indonesia, (Medan: Perdana


Publishing, 2012), hlm. 1

Helva Zurayya, Konsep Pendidikan Fazlur Rahman, Khatulistiwa Journal Of


Islamic Studies, Vol.3, No.2 (2013)

Ihsan, F. Dasar-Dasar Kependidikan. (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta ,2013),


hlm. 221.

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam:Pemberdayaan


Pengembangan Kurikulum Hingga Redefenisi Islamisasi Ilmu
Pengetahuan,(Bandung:Penerbit Nuansa,2013), hlm. 14

Rizaldy Fatha Pringgar, Bambang Sujatmiko. "Penelitian Kepustakaan (Library


Research) Modul Pembelajaran Berbasis Augmented Reality Pada
Pembelajaran Siswa." IT-Edu: Jurnal Information Technology and
Education Vol. 5. Edisi 01 (2020): hlm. 317-329.

Subandijah. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. (Yogyakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2022), hlm. 50

Sumper Mulia Harahap, Muhammad Rasyid Ridha Antara Modernitas Dan


Tradisionalisme, FITRAH Vol. 08 No. 2 Juli-Desember 2014

Supardjo, Rifa'ah AL- Tahtawi. Al Jamiah, Vol.10 (13) Tahun 1975. Pp. 63-70.
Teungku Saifullah,Nalar Pendidikan Islambikhtisar Memahami Pendidikan Islam
Dalam Berbagai Perspektif,(Medan:Cita Pustaka Media
Perintis,2011)

Armai Arief, Pembaharuan Pendidikan Islam Di Minangkabau, (Jakarta: Suara


Adi, Cet. Ke- 6, 2019), hlm. 21.

Gunawan B Dulumina, Gerakan Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan, Vol.2,


Nomor.2, Tahun 2005, Issn.1411-125x,2355-7710

Hujair AH. Sanaky. Paradigma Pendidikan Islami. (Jakarta: Satria Insani Press.
2003). hlm. 191

Muhammad Taufiq Dan Muhammad Yasir, Mengkritisi Konsep Islamisasi Ilmu


Ismail Alfaruqi,Jurnal Ushuluddin Vol. 25 No.2, Juli-Desember
2017: 2.3830

Anda mungkin juga menyukai