PENDAHULUAN
Melihat kenyataan ini K.H Ahmad Dahlan beserta para tokoh bertekad
untuk memperbaharui pendidikan bagi umat Islam. Pembaharuan yang dimaksud
meliputi dua segi, yaitu segi cita-cita dan segi teknik. Segi cita-cita adalah untuk
membentuk manusia muslim yang berakhlaqul karimah, alim, luas pandangan
dan paham terhadap masalah keduniaan, cakap, serta bersedia berjuang untuk
kemajuan agama Islam. Sedang dari Segi teknik adalah lebih banyak
berhubungan dengan cara-cara penyelenggaraan pendidikan modern terutama
system/model pembelajaran yang diterapkan selama pelaksanaan pendidikan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yang mana rumusan masalah
ini adalah sebagai patokan dalam penyusunan makalah, rumusan masalah yang
dijadikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Faktor perlunya Muhammadiyah di Bidang Pendidikan
Melihat hal ini KH. Ahmad Dahlan merasa prihatin dengan kondisi sosio
pendidikan yang ada. Sehingga beliau mengabil keputusan dengan membuat
lembaga pendidikan yang memadukan dua sistem tersebut. Diharapkan lulusan
nantinya selain memiliki pengetahuan dalam bidang umum tetapi tetap didasari
dengan ilmu agama.
3
berapologi terhadap kebenaran tradisional yang telah menjadi
pengalaman hidup selama ini.
Sinkretisme
Pertemuan Islam dengan budaya lokal disanping telah
memperkaya khasanah budaya Islam, pada sisi lainnya telah melahirkan
format-format sinkretik, percampuradukkan antara sistem kepercayaan
asli masyarakat-masyarakat budaya setempat. Sebagai proses budaya,
percampuradukkan budaya ini tidak dapat dihindari, namun kadang –
kadang menimbulkan persoalan ketika percampuradukkan itu
menyimpang dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam tinjauan
aqidah Islam. Orang Jawa misalnya, meski secara formal mengaku
sebagai muslim, namun kepercayaan terhadap agama asli mereka yang
animistik tidak berubah. Kepercayaan terhadap roh – roh halus,
pemujaan arwah nenek moyang, takut pada yang angker, kuwalat dan
sebagainya menyertai kepercayaan orang Jawa. Islam, Hindu, Budha,
dan animisme hadir secara bersama – sama dalam sistem kepercayaan
mereka, yang dalam aqidah Islam banyak yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan secara Tauhid.
4
yang justru sangat diperlukan bagi umat Islam untuk memahami
perkembangan zaman dan dalam rangka menunaikan tugas sebagai
khalikfah di muka bumi. Ketiadaan lembaga pendidikan yang
mengajarkan kedua materi inilah yang menjadi salah satu latar belakang
dan sebab kenapa K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah,
yakni untuk melayani kebutuhan umat terhadap ilmu pengetahuan yang
seimbang antara ilmu agama dan ilmu duniawi.
2) Faktor Eksternal
Kristenisasi
Faktor eksternal yang paling banyak mempengaruhi
kelahiran Muhammadiyah adalah Kristenisasi, yakni kegiatan –
kegiatan yang terprogram dan sistematis untuk mengubah agama
penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan, menjadi
Kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang bahkan didukung
sepenuhnya oleh pemerintah Kolonialisme Belanda. Misi Kristen,
baik Katholik maupun Protestan di Indonesia, memiliki dasar hukum
yang kuat dalam Konstitusi Belanda. Bahkan kegiatan – kegiatan
Kristenisasi ini didukung dan dibantu dana – dana negara
Belanda. Efektifitas penyebaran agama Kristenisasi inilah yang
terutama menggugah K.H. Ahmad Dahlan untuk membentengi umat
Islam dari pemurtadan.
Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat
buruk bagi perkembangan Islam di wilayah Nusantara ini, baik
secara sosial politik, ekonomi maupun kebudayaan. Ditambah
dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia Belanda yang secara
sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam, semakin
menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan. Menyikapi
hal ini, K.H. Ahmad Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah
berupaya melakukan perlawanan terhadap kekuatan penjajahan
5
melalui pendekatan kultural, terutama upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui jalur pendidikan.
Secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan :
6
2.3. Tantangan yang Dihadapi Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan
7
manusia (SDM) yang berkualitas artinya dalam konteks pergeseran paradigma
keunggulan tersebut, pendidikan nasional akan menghadapi situasi kompetitif
yang sangat tinggi, karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global.
Hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan
semangat cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih
sekolahsekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka, terutama jika
kondisisekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitif under-quality
(berkualitas rendah). Inilah salah satu dari sekian tantangan yang harus dihadapi
Muhammadiyah dalam bidang pendidikan.
Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai usaha
sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter (usaha objekan). Namun
kenyataan dilapangan menunjukkan adanya guru terlebih-lebih guru honorer,
yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui system seleksi profesi. Singkatnya di dunia
pendidikan nasional ada banyak, untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru
8
yang tidak profesioanal. Inilah salah satu permasalahan internal yang harus
menjadi “pekerjaan rumah” bagi pendidikan Muhammadiyah masa kini.
Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material
maupun mental spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu
perkembangan kebudayaan dalam abad moderen saat ini adalah tidak dapat
terhindar dari pengaruh kebudayan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan
timbulnya proses alkulturasi yaitu pertukaran dan saling berbaurnya antara
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sinilah terdapat tantangan bagi
pendidikan-pendidikan islam yaitu dengan adanya alkulturasi tersebut maka
akan mudah masuk pengaruh negatif bagi kebudayaan, moral dan akhlak anak.
Oleh karena itu hal ini merupakan tantangan bagi pendidikan islam untuk
memfilter budaya-budaya yang negatif yang diakibatkan oleh pengaruh budaya-
budaya barat.
Menurut Suyanto era globalisasi dewasa ini mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan terhadap pola pembelajaran yang mampu memberdayakan para
peserta didik. Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari
paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru. Suyanto
menggambarkan paradigma pembelajaran sebagai berpusat pada guru,
menggunakan media tunggal, berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid
berupa pemberian informasi dan pengajaran berbasis factual atau pengetahuan.
Dewasa ini terdapat tuntutan pergeseran paradigma pembelajaran dari model
tradisional ke arah model baru, namun kenyataannya menunjukkan praktek
pembelajaran lebih banyak menerapkan strategi pembelajaran tradisional dari
pembelajaran baru. Hal ini agaknya berkaitan erat dengan rendahnya
professionalisme guru.
9
2.3.5 Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sebagimana telah kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada
kemajuan teknologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan).
Teknologi menawarkan berbagai kesantaian dan ketenangan yang semangkin
beragam.
krisis moral.
10
narkotika, perselingkuhan, pornografi, kekerasan, liar dan lain-lain. Hal ini akan
berimbas pada perbuatan negatif generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan,
hamil di luar nikah, penjambretan, pencopetan, penodongan, pembunuhan oleh
pelajar, malas belajar dan tidak punya integritas dan krisis akhlaq lainnya.
11
dampakdampak buruk yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi minimalisir.
Majelis ini lahir sejak masa k..h. Ahmad dahlan semula bersama urusan
sekolah “qismu argo” yang kemudian enjadi madrasah mu’ allimin dan
mualimat muhammadiyah. Majelis ini memikirkan kemajuan sarana
pendidikan administrasi , penggedungan, manajemen kurikulum.
majelis ini juga meikirkan generasi kader yang alim dan intelek , kader
pemipin bangsa yang handal, cukup penuh iman dan takwa bertanggung jawab
berguna bagi nusa dan bangsa.
Fungsi
a. Menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
b. Memimpin dan membantu usaha cabang di dalam bidang pendidikan.
c. Mengusahakan bantuan dan fasilitas dari pemerintah dan badan–badan
lain.
12
memikirkan bagai mana mendidik generasi muda agar menjadi muslim yang
berakhlak mulia dan berguna bagi agama dan negara. Serta majelis ini di
gerakkan dalam mengisi terciptanya manusian yang penuh iman dan berilmu
atau istilah populernya terciptanya manusia yang alim ilmiyah dan ilmiyah yang
alim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
(alkulturasi), Permasalahan Strategi Pembelajaran, Masalah Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Tantangan era globalisasi terhadap pendidikan
agama Islam di antaranya, krisis moral, Dampak negatif dari era globalisasi
adalah krisis kepribadian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat telah memberikan dampak-dampak bagi kehidupan kita, baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak tersebut menyebabkan bangsa
Indonesia melakukan banyak penyimpangan. Di dalam pendidikan,
kemuhammadiyahan adalah salah satu upaya yang diperlukan.
Kemuhammadiyahan berperan aktif untuk mengelola dan memanage dampak-
dampak buruk yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi minimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
http://riyowansyah.blogspot.com/2015/10/makalah-gerakan-
muhammadiyah.html
https://www.scribd.com/doc/313839193/AIK-II-Muhammadiyah-sbg-
Gerakan-Pendidikan-FK-KELOMPOK-7-pdf
http://anakusniati.blogspot.com/2017/03/pengertian-fungsi-tugas-dan-
tujuan.html
14
15