Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

BAPAK S JORONG NAGARI PANA MPUANG


KECAMATAN AMPEK ANGKEK
KABUPATEN AGAM

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Lapangan Kebidanan


Komunitas Pada Stikes Ford Kock Bukittinggi

Disusun oleh:

NAMA : AVERFINELYUS
NIM : 1515301307

STIKES FORD KOCK


BUKIT TINGGI

1
2

2011
3

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


BAPAK S JORONG LURAH NAGARI PANAMPUANG
KECAMATAN AMPEK ANGKEK
KABUPATEN AGAM

Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas


Telah memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal ...........................2016

Menyetujui dan Mengesahkan,

Mengetahui
Direktur Pembimbing

Suwarnisih, SST, M. Kes Any Apriyanti, SST, M.Kes


NIK. 010 08 1979 03 2002 2 NIK.. 001 0401980 03 2002 2
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini. Laporan ini penulis susun sebagai pertanggung jawaban selama
melaksanakan PKL Kebidanan Komunitas. Dalam pelaksanaan PKL Kebidanan
Komunitas banyak pihak yang telah membantu kelancaran dalam menyelesaikan
tugas ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas
segala dukungan dan bimbingannya kepada yang terhormat:
1. Joko Budi Utomo, S.Sos, MM, selaku Kepala Kecamatan Colomadu
2. drg. Mardikaningtyas, selaku Kepala Puskesmas Colomadu.
3. Bapak Muhadi, selaku Kepala Desa Bolon atas pemberian ijinnya kepada
kami untuk melaksanakan PKL-PKMD di Desa Bolon.
4. Noor za’amah Amd.Keb dan Vinolia Amd.Keb selaku Bidan Desa/Pembina
wilayah dan pembimbing lapangan PKL – PKMD Desa Bolon.
5. Masyarakat Dusun Madoh Desa Bolon.
6. Keluarga Tn. U yang sudah bersedia meluangkan waktu dan membantu
melaksanakan PKMD
7. dr. Cucuk Heru Kusumo M. Kes, selaku ketua Yayasan Mitra Husada
Karanganyar.
8. Suwarnisih, SST, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar.
9. Any Apriyanti, SST, M.Kes selaku pembimbing individu PKL Kebidanan
Komunitas.
10. Kepada kedua Orang Tua yang telah memberi do’a dan dukungan.
11. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan membantu dalam
melaksanakan PKL Kebidanan Komunitas
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
5

Penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak


khususnya mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar dan para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.

Karanganyar, Oktober 2011

Penulis
6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................
.................................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
.................................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
C. Metode .............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Batasan Keluarga ............................................................................... 4
B. Struktur Keluarga .............................................................................. 4
C. Tinjauan Teori Prioritas Masalah....................................................... 5
BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
A. Pengkajian Data .................................................................................
24
B. Analisis Data .....................................................................................
33
C. Perumusan Masalah ...........................................................................
33
D. Prioritas Masalah ...............................................................................
34
E. Asuhan Kebidanan ............................................................................
36
BAB IV PEMBAHASAN KASUS .......................................................................
40
7

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................
42
B. Saran ..................................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan, dimana upaya tersebut bisa bersifat sementara ataupun permanent.

Dengan menggunakan alat kontrasepsi diharapkan PUS bisa merencanakan

kapan ibu akan mengalami kehamilan lagi dan ber jumlah anak yang

diinginkan. Dengan pembatasan kehamilan dan kelahiran tersebut diharapkan

dapat meningkatkan SDM yang berkualitas. ( Dyah, 2009)

Banyaknya perempuan yang belum mengetahui ingin memakai jenis

kb apa dan kapan waktu yang tepat untuk mulai menggunakan alat

kontrasepsi setelah dia melahirkan sehingga terjadi kehamilan yang tidak

diharapkan karena ketidaktahuan ibu tentang alat kontrasepsi. Keberhasilnya


8

program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor

pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB

diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan

yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan

menjalani program KB berkurang

Dari hasil survei lapangan Di Jorong Lurah PUS sebanyak 89 orang.

Di Jorong Lurah pada hari Jumat tanggal 09 Desember 2016 pukul 14.30

WIB. banyaknya PUS yang ber KB sebanyak 35 diantaranya yang

menggunakan kondom sebanyak 14 orang (55%), pil sebanyak 15 orang

(13,2%), suntik sebanyak 13 orang (74,8%), implan sebanyak 0 orang (0%),

IUD sebanyak 1 orang (14,3%), MOW sebanyak 0 orang (0%), dan 3

diantaranya belum ingin ber KB. Salah satu diantaranya di Jorong lurah pada

keluarga Tn. S bahwa istrinya Ny. Y masih tidak mau ber KB, dengan alas an

hanya memasang KB alam saja. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan Ny.

Y berpendidikan SMP yang menjadi faktor kurangnya pengetahuan tentang

KB kurang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran nyata dalam memberikan asuhan

kebidanan komunitas pada keluaraga S Di Jorong Lurah, Nagari

Panampuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.,

2. Tujuan Khusus
9

Setelah diadakan konseling diharapkan agar:

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada keluarga

Tn. S

b. Mahasiswa mampu melakukan analisis data pada keluarga Tn. S

c. Mahasiswa mampu menentukan perumusan masalah pada keluarga

Tn.S

d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah pada keluarga

Tn. S

e. Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan terhadap masalah

pada keluarga Tn. S

f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan

pada keluarga Tn. S

g. Mahasiswa mampu melaksanakan Evaluasi pada keluarga Tn. S.

C. Metode

1. Survei

2. Penyuluhan

3. Tanya jawab
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Batasan Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam

perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudayaan (Anonim, 2008).

B. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

2. Matrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

3. Matrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

4. Patrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga

sedarah suami.

10
11

5. Keluarga kawinan adalah: hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

(Wahid, 2006)

C. Tinjauan Teori Prioritas Masalah

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah seseorang

melakukan suatu pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan tejadi melalui panca indra manusia yaitu indra

penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan pengecapan. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga

(Notoadmodjo, 2005).

Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung 2 aspek

positif dan aspek negatif. Ke-2 aspek inilah yang akan menentukan

sikap sesorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

dari obyek di ketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap

obyek tesebut.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2005), tahap pengetahuan di dalam

domain kognitif terdiri dari 6 tahap :


12

1) Tahu ( Know )

Pengetahuan di artikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali ( Recall ) terhadap yang

spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang

telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami ( Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaska secara benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat

di interpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

3) Aplikasi ( Aplication )

Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau

kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya. Dalam konteks atau kondisi yang lain.


13

4) Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari

penggunaan kata kerja seperti : pengelompokan, membedakan, dan

sebagainya.

5) Sintesis ( Syntesis )

Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi - formulasi yang ada misal : dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya. Terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang

telah ada.

6) Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Penilaian - penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta

dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai

konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun


14

lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan

tersedia dan sementara orang lai tinggal menerimanya. Pengetahuan

adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang

yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-

pemahaman baru.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

yaitu :

1) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseoarang. Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan

akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang di dapat.

2) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan sesorang mempengaruhi

cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya. Sehingga akan

berbeda sikap orang yang berpendidikan lebih tinggi dengan yang

berpendidikan rendah. Namun perlu ditekankan bahwa seorang

yang berpendidikan rendah bukan berarti mutlak berpengetahuan

rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek negatif dan aspek
15

positif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap semakin

positif terhadap obyek tertentu.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dimasa lalu.

4) Media Massa

Dengan masuknya tehnologi akan tersedia pula bermacam –

macam media massa. Media massa tersebut merupakan alat saluran

(Channel) untuk menyampaikan sejumlah informasi sehingga

mempermudah masyarakat menerima pesan. Dengan demikian

akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inofasi baru

(Notoadmodjo, 2005).

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formaldapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan seseorang. Dalam menyanpaikan informasi sebagai


16

tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan seseorang.

5) Sosial Budaya

Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia. Setiap

generasi selalu melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan

juga apa yang mereka sendiri tambahkan dalam budaya tersebut.

Kebudayaan juga sebagai jalan arah di dalam bertindak dan berfikir

sesuai dengan pengalaman yang sudah dimilikinya. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pula pengetahuannya.

6) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologi, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengrtahuan kedalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tiklak yang akan

diresponden sebagai pengetahuan oleh setiap individu.


17

d. Cara memperoleh pengetahuan

1) Cara tradisional

a) Cara coba salah ( trial error )

Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan

manusian dalam memperoleh pengetahuan adalah dengan cara

coba-coba.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan yang diperoleh bedasar pada otoritas atau

kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Melalui jalan pikiran

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

dewasa ini sistematis, logis, ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. (Notoadmodjo,

2005)

e. Cara mengukur tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau

angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan

tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing – masing

tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu :


18

1) Tingkat pengetahuan baik bila skore atau nilai 76 – 100 %

2) Tingkat pengetahuan cukup bila skore atau nilai 56 – 75 %

3) Tingkat pengetahuan kurang bila skore atau nilai 40 – 55 %

(Arikunto, 2006)

2. Keluarga Berencana

a. Pengertian

Menurut WHO Keluarga Berencana adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk :

1) Menghindari kelahiran-kelahiran yang tidak diinginkan.

2) Mengatur Interval diantara kehamilan

3) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri.

4) Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

(Hanafi, 2004)

b. Manfaat

1) Untuk merencanakan kehamilan dan kelahiran

2) Untuk mencegah penyakit kelamin

3) Menurunkan kematian karena kehamilan penuh resiko atau aborsi

yang tidak aman.

4) Menurunkan angka kematian anak balita jarak kelahiran membuat

mereka lebih sehat dari terawat.

5) KB membantu bapak untuk lebih punya peluang membangun

keluarga sejahtera.

(Hanafi, 2004)
19

c. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi

1) Kondom

a) Pengertian

Adalah selaput karet/latex yang dipasang pada penis

selama berhubungan seksual sehingga mencegah sperma

bertemu dengan sel telur.

b) Cara Kerja

Mencegah masuknya sel mani ke dalam vagina karena

seluruh sperma tertampung di kondom.

c) Efek Samping

Kondom rusak, alergi terhadap karet, iritasi vagina karena

alergi bahan kondom, mengurangi kenikmatan bersenggama.

2) Pil

a) Pengertian

Adalah tablet yang mengandung hormon estrogen dan

progesteron sintetik.

b) Cara Kerja

Mengentalkan cairan lendir di mulut rahim, menekan

pemasakan sel telur, menjadikan endometrium tidak siap

implantasi
20

c) Efek samping

Mual muntah, pertambahan Berat Badan, perdarahan tidak

teratur, sakit kepala, timbul jerawat, depresi, perubahan nafsu

sex

3) Suntik KB

a) Pengertian

Adalah hormon yang diberikan secara suntikan atau

injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. (BKKBN, 2003)

b) Cara Kerja

Mencegah pelapasan telur, memperkental lendir leher rahim,

menipiskan dinding rahim

c) Efek samping

Gangguan siklus haid, perdarahan ringan, kenaikan berat badan

4) Implan/ Susuk

a) Pengertian

Adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk,

yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,

dipasang pada lengan atas melalui tindakan operasi kecil.

b) Cara kerja

Mencegah pelepasan telur, memperkental lendir rahim

c) Efek samping

Perubahan pola haid , sakit kepala, mual muntah, jerawat.,

berat badan meningkat, perdarahan, bercak.


21

5) IUD/Spiral

a) Pengertian

Adalah alat kontrasepsi yang berupa rangka plastik kecil

yang dipasang ke dalam rahim melalui vagina

b) Cara kerja

Mencegah pertemuan sperma dengan telur, mencegah telur

yang dibuahi menempel di dinding rahim

c) Efek samping

perubahan haid, bisa keluar tanpa diketahui , terasa sakit atau

nyeri

6) MOW/ steril/ operasi

a) Pengertian

Adalah suatu operasi kecil dilakukan dengan cara

memotong atau mengikat saluran indung telur sehingga sperma

dan sel telur tidak bisa bertemu. (BKKBN, 2003).

b) Biasanya yang dipakai yaitu :

Pemotongan jalan antara indung telur dengan rahim,

pengikatan jalan antara indung telur dengan rahim sehingga sel

telur yang sudah masak tidak dapat bertemu dengan sperma.

d. Waktu Penggunaan

Waktu yang tepat dianjurkan untuk memenuhi menggunakan

alat kontrasepsi pada waktu ibu menyusui atau tidak menyusui.


22

1) Waktu yang tepat/dianjurkan untuk memulai menggunakan

alat kontrasepsi pada ibu menyusui/tidak menyusui :

a) Persalinan – 6 minggu

Amenore laktasi, AKDR tembaga, kondom dan spermisida

b) 6 minggu – 6 bulan

Amenore laktasi, AKDR tembaga, tubektomi, kontrasepsi

progestin (mini pil, susuk), pantang berkala

c) 6 bulan ke atas

Kontrasepsi progestin (mini pil, susuk), Pantang berkala, Pil

kombinasi

2) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan

sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan

keluarganya.

3) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan sel telur sebelum ibu

mendapatkan haidnya lagi selama menyusui, maka ibu bisa tidak

memakai alat kontrasepsi selama ibu belum haid lagi.

(Hanafi, 2004).

3. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah suatu tempat untuk berlindung terhadap

gangguan dari luar antara lain untuk melindungi dari panas, hujan, angin

dan gangguan lainnya, sehingga dapat tinggal dengan rasa aman dan

tentram dalam rumah yang memenuhi syarat kesehatan. (M.Putra, 2009)


23

a. Syarat Rumah Sehat

1) Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat

sampah, ada jamban, ada saluran pembuangan air hujan.

2) Kandang ternak terpisah paling tidak 10 meter jaraknya dari

rumah.

3) Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit.

4) Halaman rumah harus selalu dibersihkan, Pekarang yang ditanami

tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat.

5) Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penghuninya.

6) Kamar-kamar harus berjendela, ada lubang angina, damn sinar

matahari dapat masuk kerumah.

7) Dinding dan lantai harus kering tidak lembab.

8) Dimanapun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus.

b. Pengertian Air Bersih

Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna,

tidak berasa/ tawar

Air sehat adalah air bersih yang telah dimasak dan tidak

mengandung bibit penyakit/ kuman penyakit.

Tempat memperoleh air bersih

1) Dari sumur pompa tangan.

2) Dari penempungan air hujan, jika sumber air yang lain tidak ada.

3) Dari mata air yang dirawat atau dari air perpipaan.

4) Dari sumur gali bertutup


24

c. Syarat-syarat jamban atau WC yang sehat

1) Cukup terang.

2) Cukup lubang angin

3) Lubang jamban sekurang-kurangnya 10 meter dari sumber air

4) Tidak menjadi sarang seperti nyamuk, lalat, lipas, atau kecoa,atau

coro, atau kapuyuk

5) Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau tidak sedap.

Mengapa kita harus menggunakan jamban bila buang air besar?

Sebab dengan buang air besar dijamban berarti mencegah tersebarnya

penyakit:

1) Muntaber

2) Disentri, tipus

3) Gatal-gatal

4) Cacingan

Kotoran manusia atau tinja bisa mengandung bibit penyakit, jadi

dengan membuang tinja dijamban, bibit penyakit mati didalamnya.

Biasakan buang kotoran dijamban sejak anak-anak.

d. Gangguan atau bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah

Sampah dapat menimbulkan:

1) Pengotoran udara, seperti bau busuk dan asap

2) Pengotoran air, mengganggu pemandangan

3) Sampah dapt menyumbat saluran air, parit atau got, sehingga

dapat menyebabkan banjir yang merusak jalan dan bangunan.


25

4) Sampah dapat menimbulkan kecelakaan, seperti luka terkena

paku, beling, pecahan kaca atau dapat menyebabkan kebakaran.

5) Sampah dapat menjadi sarang lalat, Tikus, nyamuk, lipas atau

kecoa yang dapat menyebarkan bibit penyakit.

6) Anak-anak yang bermain didekat tempat sampah bisa

mengakibatkan gatal-gatal, kudis, koreng ataupun kurap

Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sampah adalah:

1) Mencret

2) Muntaber

3) Disentri

4) Tipus

(Sumber: http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-)

4. Merokok

Rokok adalah pintu gerbang narkoba. Rokok dapat dimasukkan

kedalam definisi narkoba. Di dalam pengertan narkoba, tedapat 3

kelompok zat adiktif yaitu : narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain.

Rokok termasuk dalam bahan adiktif lainnya. Nikotin yang merupakan

salah satu komponen rokok merupakan zat psikotropika stimultan. Jadi

sesungguhnya rokok itu adalah narkoba juga. Bedanya rokok dilegalkan

sedangkan narkoba di haramkan.

Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu

diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita,


26

diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan

yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat

gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas

beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi

pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat

pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon

Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang

menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin

mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang

menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok.

Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit

jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh

kegiatan merokok

Rokok adalah satu-satunya narkoba yang dapat menyerang orang

yang tidak turut menggunakannyta. Beberapa penelitian telah

menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki resiko yang kurang lebih

sama dengan perokok aktif untuk menderita penyazkit jantung koroner,

saluran nafas, katarak dan bahkan kanker paru. Sehingga tidak disangsikan

bahwa rokok kebih berbahaya dibandingkan denga narkoba jenis lainnya.

Menurut teori Vineis tahun 2009 menyatakan bahwa dampak

perokok & non perokok (perokok pasif) sudah lama diketahui namun yang

mengalami dampak yang paling tinggi adalah anak-anak yaitu sekitar tiga
27

kali lipat terkena kanker paru-paru dan masalah yang berhubungan dengan

pernafasan lain dari orang tua yang merokok.

Dampak konsumsi rokok

1. Dapat menimbulkan penyakit terutama penyakit paru – paru.

2. Konsumsi rokok untuk rumah tangga miskin menempati prioritas ke 2

setelah konsumsi beras.

3. 70% perokok di Indonesia berasal darikeluarga miskin

4. Rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok

Keuntungan tidak merokok

a. Resiko untuk terkena kanker paru-paru dan serangan jantung bagi

orang yang tidak merokok

b. Batuk karena merokok akan hilang

c. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar

d. Asap rokok akan merusak kesehatan

e. Akan menghemat uang

f. Kita tidak menambah polusi alam dan turut serta memelihara

lingkungan dengan udara bersih.

Cara menghentikan merokok :

a. Dibuat peta merokok selama 20 jam

b. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan saat itu

c. Hal ini dilakukan setiap merokok dalam satu hari

d. Peta dan situasi ketika merokok dicatat dan dipelajari untuk

menghitung jumlah rokok dalam sehari.


28

e. Merubah situasi merokok. Apakah kita merokok saat kita jenuh?

sedang konsentrasi penuh? Istirahat? Minum dengan teman?Sesudah

makan?

Kiat – kiat berhenti merokok

a. Tidak membeli rokok

b. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat mau merokok

c. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk

mengingatkan agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok

d. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditungu 10 menit, tarik nafas

dalam-dalam atau genggaman kepalan tangan erat-erat dan coba untuk

santai, dorongan untuk merokok akan hilang.

Cara berhenti merokok

Cara 1 : Berhenti Seketika

a. Hari ini anda merokok, besok stop sama sekali

b. Pada sebagian perokok, khususnya peokok berat

dibutuhkan bantuan konselor untuk mengatasi efek

ketagihan

Cara 2 : Penundaan

a. Menunda saat menghisap rokok pertama 2 jam dari waktu

biasanya, selanjutnya tiap hari 2 jam diundurkan dari hari

sebelumnya
29

b. Pada bulan Ramadhan, orang berpuasa sudah melakukan

penundaan merokok selama 12 jam

Cara 3 : Pengurangan

Dihitung jumlah rokok yang dihisap dan dikurangi secara

berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang

perhari

a.
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

Tn. S DI JORONG LURAH NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN

AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM

A. Data dan Identifikasi

1. Biodata

Nama KK : Ny. A

Umur : 33 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Swasta

Suku/bangsa : Melayu / Indonesia

Alamat :,Jorong Lurah, Nagari Panampuang, Kec.Ampek

Angkek Kabupaten Agam.

Nama anggota keluarga

No Nama Umur L/P Status Pendd Pekerj Agama Ket

1. Tn. A 37 L Kawin SLTA Swasta Islam Suami

Thn

2. An. T 5 Thn P Belum Belum - Islam Anak

Kawin Sekolah

3 An.F 3 Thn L Belum Belum - Islam Anak

Kawin Sekolah

30
31

4 An.S 14 P Belum Belum - Islam Anak

Bln Kawin Sekoah

2. Kegiatan Sehari – hari

a. Kebiasaan Tidur

1) Tn. A

Tidur siang : kadang – kadang.

Tidur malam : ± 6 – 7 jam perhari.

2) Ny. S

Tidur siang : kadang – kadang.

Tidur malam : ± 7 jam perhari.

3) An. T

Tidur siang : ± 2 jam perhari.

Tidur malam : ± 7-8 jam perhari.

4) An. F

Tidur siang : ± 2 jam perhari

Tidur malam : ± 7-8 jam perhari.

5) An.S

Tidur Siang : : ± 2 jam perhari

Tidur malam : ± 7-8 jam perhari.


32

i. Kebiasaan makan

Makanan pokok : beras

Lauk pauk : sesuai kemampuan keluarga ( tahu, tempe, telur,

dan daging kadang - kadang )

Frekuensi : 3 x sehari

Tn. U sekeluarga tidak biasa makan bersama-sama karena kesibukan

masing-masing. Ny.U mengatakan anaknya selain diberi ASI juga

pagi diberikan bubur susu 3 sendok dan pada sore hari diberukan

bubur susu 3 sendok .

ii. Pola eliminasi

Seluruh keluarga mengatakan BAB 1 X/hari dan BAK 4-5 X/hari

sedangkan anaknya BAB 2X/hari dan BAK 7-8X/hari

iii. Kebersihan perorangan / personal hygiene

Mandi, gosok gigi, ganti baju 2 X/ hari. Anaknya mandi 2

X/hari,mengganti pakaian setelah mandi/jika basah atau kotor.

iv. Pola kebiasaan kesehatan

Tidak Terdapat anggota keluarga yang merokok.

v. Penggunaan waktu senggang

Ny.U mengatakan menggunakan waktu senggangnya bersama-sama

anak dan suaminya, mengikuti kegiatan sosial sepert arisin, acara

pengajian dengan tetangga.


33

vi. Rekreasi keluarga

Dapat dikatakan bahwa keluarga ini tidak pernah berekreasi bersama-

sama, karena mereka sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri

vii. Keadaan sosial ekonomi

Ny W mengatakan penghasilan rata-rata seluruh anggota keluarga ±

Rp.2.000.0000,00

Adapun daftar pengeluaran tiap hari Ny. U mengatakan:

1. Makanan: Rp. 20.000,00 x 30 hari= Rp. 600.000,00

2. Sabun cuci dan sarana mandi: Rp. 30.000,00

3. Iuran dan arisan sebesar: Rp. 20.000,00

4. Beaya listrik per bulan sebesar: Rp. 40.000,00

5. Pengobatan : Rp. 10.000,00

Rata rata pengeluaran per jiwa: Rp. 700.000,00 : 3 anggota

keluarga sebesar Rp. 234.000,00

b. Situasi lingkungan

i. Rumah milik sendiri

Keterangan :

I II III I : Kamar mandi

II, III : Kamar Tidur

IV : Dapur

V : Ruang Tamu

IV V
34

Rumah milik sendiri, rumah tidak begitu jauh dari jalan desa, dengan

luas tanah 90 m² dan luas rumah ± 81 m² ( 9 x 9 m ), yang terdiri dari

1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur.

ii. Jenis rumah : Tembok

iii. Atap rumah : Genting

iv. Lantai rumah : Lantai kedap air ( Plester )

v. Ventilasi : Ventilasi kurang baik karena rumah Ny. U terletak

tersembunyi ditengah – tengah kedua kakaknya sehingga cahaya dan

udara yang masuk ke rumah dirasa kurang.

vi. Kebersihan dan kerapian : Cukup

vii. Pembuangan sampah

Terbuka di belakang rumah dengan cara dibuatkan lubang dan di

bakar setiap 2 minggu sekali / setiap klali sampah penuh

viii. Sumber air : pralonisasi

1) Penggunaan air : Dimasak

2) Tempat Penyimpanan air : Tertutup

3) Pengurasan tempat air minum : 1 X/Minggu

4) Kualitas Air : Tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa

ix. Saluran pembuangan air limbah ( SPAL )

1) pembuangan air limbah terbuka : jarak kurang dari ±25 m dari

rumah ke kebun belkang rumah.

2) Keadaan : kurang terpelihara

x. Jamban
35

Jarak dengan rumah ±15m dan terlihat besih.

xi. Kandang ternak : tidak ada

xii. Pemanfaatan pekarangan : untuk jemuran pakaian dan untuk menanam

tanam buah dan sayur

xiii. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Bila ada keluarga yang sakit di periksakan ke puskesmas

xiv. Keluarga tidak mempunyai Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

c. Keadaan Kesehatan Keluarga

a. Riwayat perkawinan : Lamanya perkawinan ± 2 tahun tahun dan

merupakan pernikahan pertama bagi Tn.A dan Ny. S. An. T

merupakan anak pertama dan di dalam keluarga cukup harmonis

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ny.S menyatakan

anaknya pertama lahir di tempat bidan dengan usia kehamilan ± 9

bulan dan persalinan normal spontan berjalan dengan lancer.Ibu juga

meneteki bayinya setiap hari namun sesekali diberi susu formula

ketika sedang berpergian atau di tinggal keluar.

c. Selama 1 bulan terakhir tidak ada keluarga yang sakit

d. Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah memakai kb karena ini anak pertama

sehingga Ny. S. Tidak ingin memakai KB karena ny.S merasa sudah

cukuyp hanya memakai KB alam saja .

e. Fungsi keluarga.
36

Fungsi keluarga berjalan dengan baik meskipun masih nampak kurangnya

kebersamaan dalam keluarga,namun hal tersebut dapat dipahami

mengingat aktifitas mereka yang berbeda-beda. Khusus untuk fungsi

pendidikan masih sangat kurang terutama pendidikan kesehatan tentang

KB,nampak dari pernyataan Ny. S. yang masih belum ingin memakai

jenis KB apapun yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan Ny.S

tentang KB.

f. Stress dan koping

i. Stress jangka panjang

Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang KB ( kebutuhan konseling KB)

ii. Stress jangka pendek

SPAL, ventilasi

Dibutuhkan kemampuan keluarga untuk merespon adanya masalah

serta menerima masalah tersebut sehingga keluarga diharap dapat

menciptakan strategi untuk memecahkan masalah keluarga (mufakat

keluarga).

g. Komunikasi

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, hubungan antar

keluarga cukup harmonis, begitu juga dengan tetangganya. Sarana

komunikasi dalam keluarga adalah televise, radio dan Hp.

h. Transportasi

Keluarga Tn.S dalam melakukan kegiatan sehari-hari menggunakan alat

transpotasi berupa sepeda bermotor.


37

Pemeriksaan Fisik

1. Ny.S

Kepala : Mesochepal, Rambut hitam, tidak rontok

Wajah : Oval

Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda

Hidung : Bersih, tidak ada scret

Telinga : Bersih, tidak ada scret

Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada karang gigi, tidak ada stomatitis

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe

Dada : Simetris

Perut : Datar, tidak terdapat pembesaran hati dan limpa

Punggung : Tegak

Genetalia : Tidak di periksa

Ekstremitas : Tidak odema, tidak ada varices,simetris

Postur tubuh : Pendek

TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36,70C

N : 82 X/mnt RR : 20 X/mnt

2. Tn. A

Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak rontok

Wajah : Oval

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih


38

Hidung : Bersih, tidak ada scret

Telinga : Bersih, tidak ada scret

Mulut dan gigi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, terdapat

beberapa gigi yang berlubang dan berwarna

kecokelatan

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe

Dada : Simetris, payudara tidak terdapat massa

Perut : Datar, tidak ada pembesaran hati dan limfe

Punggung : Tegak

Genetalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak odema, simetris, tidak sianosis, tidak ada

varices

Postur tubuh : Sedang

TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,50C

N : 80 x/mnt R : 22 x/mnt

3. An. A

Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak rontok

Wajah : Oval

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih

Hidung : Bersih, tidak ada scret

Telinga : Bersih, tidak ada scret


39

Mulut dan gigi : Bersih, tidak stomatis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe

Dada : Simetris, pernafasan dan denyut jantung teratur,

tidak ada bising saat bernafas

Perut : Datar, tidak kembung

Punggung : Tidak diperiksa

Genetalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak odema, simetris, tidak sianosis, tidak ada

varices

Postur tubuh : Sedang

TTV :S : 36,50C N :112 X/MNT

R : 22 X/mnt

4. An. F

Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak rontok

Wajah : Oval

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih

Hidung : Bersih, tidak ada scret

Telinga : Bersih, tidak ada scret

Mulut dan gigi : Bersih, tidak stomatis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis
40

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe

Dada : Simetris, pernafasan dan denyut jantung teratur,

tidak ada bising saat bernafas

Perut : Datar, tidak kembung

Punggung : Tidak diperiksa

Genetalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak odema, simetris, tidak sianosis, tidak ada

varices

Postur tubuh : Sedang

TTV :S : 36,50C N :112 X/MNT

R : 22 X/mnt

5. An. S.

Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak rontok

Wajah : Oval

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih

Hidung : Bersih, tidak ada scret

Telinga : Bersih, tidak ada scret

Mulut dan gigi : Bersih, tidak stomatis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe


41

Dada : Simetris, pernafasan dan denyut jantung teratur,

tidak ada bising saat bernafas

Perut : Datar, tidak kembung

Punggung : Tidak diperiksa

Genetalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak odema, simetris, tidak sianosis, tidak ada

varices

Postur tubuh : Sedang

TTV :S : 36,50C N :112 X/MNT

R : 22 X/mnt

5. Analisis Data

Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn.U disebabkan karena

keterbatasan pengetahuan dari seluruh anggota keluarga untuk mengatasi

permasalahan yang muncul. Masalah-masalah yang di temukan dalam

keluarga Tn.U antara lain kurangnya pengetahuan Ny. U tentang tentang

KB. Dari segi lingkungan dapat disimpulkan kurangnya pengetahuan dan

perhatian keluarga Tn.U tentang PHBS dan kriteria rumah sehat.Dalam

pelaksanaan pembinaan terhadap keluarga Tn.U saya sebagai calon bidan

harus bekerja sama dengan keluarga untuk membahas masalah yang

timbul dan memikirkan alternative pemecahan masalahnya.Dalam hal ini

intervensi yang dapat diberikan sebagai langkah awal adalah pemberian


42

penkes sehingga diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang

timbul secara tepat dan mandiri.

6. Perumusan Masalah.

Berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan,maka didapatkan

kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul sebagian besar disebabkan

karena kurangnya pengetahuan dan keterbatasan sarana terutama

dana.Adapun permasalahan yang ada pada Tn.U adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya pengetahuan tentang KB

Data Subjektif : ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi

setelah melahirkan anak pertamanya.

b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang rumah sehat : Ventilasi dan

pencahayaan rumah yang kurang baik.

c. Kurangnya pengetahuan ibu tentang PHBS.

7. Prioritas Masalah

Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah

ditemukan dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan

yaitu bidan. Prioritas disusun karena tidak memungkinkannya

menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga Tn.A secara bersama-

sama. Oleh karena itu prioritas disusun untuk menentukan tingkatan

permasalahan agar penyelesaian lebih terfokus dan sesuai sasaran serta

harapan.
43

Prioritas masalah dalam keluarga Tn.U adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan Ny.U tentang KB

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1.Sifat 2/3 x 1 2/3 Ancaman terhadap kegagalan penerimaan

masalah keadaan yang berhubungan dengan kegunaan

KB

2.Kemungki ½x2 1 Masalah sebenarnya dapat dirubah tapi secara

nan dirubah bertahap (sebagian) sesuai dengan pemahaman

keluarga

3.Potensi 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan penkes

Masalah

4.Penonjolan ½ x1 ½ Ibu merasakan sebagai masalah dan perlu untuk

masalah segera ditangani

JUMLAH 3

2. Merokok

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1.Sifat 2/3x1 2/3 Merokok merupakan ancaman kesehatan keluarga

masalah

2.Kemungkina ½x2 1 Masalah sebenarnya dapat dirubah tapi secara

n dirubah bertahap

( sebagian) sesuai dengan pemahaman keluarga dan

sumber dana yang ada


44

3 Potensi 2/3 x 1 2/3 Masalah apat dicegah dengan Penkes

dicegah

4.Penonjolan 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan penkes

masalah

JUMLAH 2

3. Kesehatan Lingkungan

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1.Sifat 2/3x1 2/3 Lingkungan yang tidak sehat merupakan ancaman

masalah kesehatan keluarga

2.Kemungkina ½x2 1 Masalah sebenarnya dapat dirubah tapi secara

n dirubah bertahap

( sebagian) sesuai dengan pemahaman keluarga dan

sumber dana yang ada

3 Potensi 2/3 x 1 2/3 Masalah apat dicegah dengan Penkes

dicegah

4.Penonjolan 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan penkes

masalah

JUMLAH 2 3

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan

pada keluarga Tn. U adalah sebagai berikut :

Prioritas I : Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB


45

Prioritas II : Merokok

Prioritas III : Kesehatan Lingkungan

8. Asuhan Kebidanan

a. Kurangnya pengetahuan tentang KB

i. Data

Data subyektif:

Ny.A mengatakan belum tahu kapan waktu yang tepat untuk

memulai KB dan jenis apa KB apa yang hendak di pakai setelah

melahirkan anak pertamanya.

ii. Masalah Kesehatan

Kurangnya pengetahuan tentang KB

iii. Tujuan

1) Setelah diberikan penyuluhan, Ny. U mengetahui tentang

pengertian KB

2) Ibu mengetahui manfaat dari masing-masing alat kontrasepsi

iv. Rencana Tindakan

1) Beri Penyuluhan kesehatan mengenai : Pengertian KB,

Manfaat, cara kerja, dan efek sampingnya.

2) Beri motivasi untuk segera KB setelah melahirkan.

v. Tindakan

1) Memberikan penyuluhan mengenai : Pengertian KB, Manfaat,

cara kerja, dan efek sampingnya.


46

2) Memberi motivasi untuk segera KB setelah melahirkan.

vi. Evaluasi

1) Ibu dapat menjelaskan minimal 2 jenis alat kontrasepsi beserta

manfaat dan cara kerjanya.

2) Ibu berencana untuk segera mengikuti program KB setelah

melahirkan.

b. PHBS

i. Data subyektif : ibu mengatakan suaminya merokok.

ii. Data obyektif: di meja rung tamu Tn. U terdapat puntung

rokok di tempat asbak

iii. Masalah kesehatan

Merokok yang tidak sehat merupakan ancaman kesehatan

keluarga

iv. Tujuan

Agar Tn. U berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga belajar

mengurangi rokok

v. Rencana Tindakan

Beri Penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan

sehat bebas rokok. Upaya untuk menciptakan kebiasaan hidup

sehat bebas rokok

vi. Evaluasi

Keluarga tahutentang PHBS


47

Keluarga mempunyai respon positif mendukung Tn. U untuk

mengurangi rokok dan belajar berhenti untuk merokok

c. Kesehatan Lingkungan

i. Data

Data obyektif:

Rumah Tn. U berada diantara rumah kedua saudaranya

sehingga terlihat kurang pencahayaan dan sirkulasi udara yang

cukup

ii. Masalah kesehatan

Rumah tidak memenuhi kriteria rumah sehat karena ventilasi

dan pencahayaan yang kurang

iii. Tujuan

Keluarga mengerti syarat rumah sehat yang memenuhi kriteria

kesehatan.

iv. Rencana Tindakan

Beri Penyuluhan kesehatan mengenai rumah yang baik.

Upaya untuk menciptakan rumah dan lingkungan yang sehat

v. Evaluasi

Keluarga mengerti tentang rumah yang baik

Keluarga mempunyai respon yang positif untuk menciptakan

rumah dan lingkungan yang sehat.


48
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat pengetahuan

keluarga mengenai KB dan kesehatn lingkungan di keluarga Tn.U RT 003/RW

007 dusun Madoh, Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar

kurang. Keluarga Tn.U diberi penyuluhan tentang KB, PHBS, dan kesehatan

lingkungan pada tanggal 20 September 2011.Setelah diberi penyuluhan kesehatan

lingkungan keluarga Tn.U dapat mengerti dan memahami mengenai KB,

kesehatan lingkungan.serta termotivasi untuk melakukan perilaku hidup bersih

dan sehat.

Menurut teori Hanafi tahun 2004 keluarga berencana adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran-

kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur Interval diantara kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri,

menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Menurut teori Vineis tahun 2009 menyatakan bahwa dampak perokok &

non perokok (perokok pasif) sudah lama diketahui namun yang mengalami

dampak yang paling tinggi adalah anak-anak yaitu sekitar tiga kali lipat terkena

kanker paru-paru dan masalah yang berhubungan dengan pernafasan lain dari

orang tua yang merokok.

Menurut teori M. Putra tahun2009 mengemukakan bahwa rumah sehat

adalah suatu tempat untuk berlindung terhadap gangguan dari luar antara lain

49
50

untuk melindungi dari panas, hujan, angin dan gangguan lainnya, sehingga dapat

tinggal dengan rasa aman dan tentram dalam rumah yang memenuhi syarat

kesehatan. (M.Putra, 2009)

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dengan

prakti di lahan. Pengetahuan pada dasarnya datang dari pengalaman dan

merupakan hasil dari tahu seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu

obyek tertentu sehingga pengetahuan berperan penting dalam membentuk

tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003). Tindakan yang dimaksud merupakan

suatu tindakan dalam memberikan rangsangan kepada keluarga yang berupa

penyuluhan, agar dapat mengerti tentang KB dan kesehatan lingkungan, sehingga

dalam hal ini pengetahuan merupakan hasil dari tahu dari pengalaman,

pengetahuan, dan informasi yang didapat seseorang untuk meningkatkan

pengetahuan tentang KB dan kesehatan lingkungan.


li

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn.U maka

didapatkan data subyektif bahwa ibu mengatakan kurang pengetahuan

tentang KB, sedangakan data obyektif yaitu ibu belum menggunakan KB.

Maka dari hasil diatas dapat disimpulakan masalah keluarga Tn. U yakni

kurangnya pengetahuan tentang KB. Sedangkan dalam hal merokok data

subyektifnya yaitu Tn. A merasa sesak dan batuk, sedangkan data objektif

yaitu pada kondisi bentuk tubuh Tn. U yang tidak segar, lemah, dan pucat

juga bibir dan giginya sedikit menghitam pada saat beliau berbicara

sehingga masalah yang ditemukan yaitu Tn. U belum mengetahui bahaya

merokok. Sedangkan dalam lingkungan rumah data objektifnya yaitu

kondisi rumah yang kebersihan,ventilasi masih kurang serta dalam

pembuangan sampah masih belum dikelola dengan baik sehingga masalah

yang ditemukan yaitu kurangnya pengetahuan tentang kesehatan

lingkungan.

2. Berdasarkan dari masalah yang ditemukan tersebut, maka dilakukan

kegiatan penyuluhan tentang alat kontrasepsi, kesehatan lingkungan dan

perilaku hidup bersih dan sehat.

li
lii

3. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga Tn.U sekarang lebih mengerti

tentang kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat.

Diharapkan keluarga Tn.U akan menerapakan perilaku hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Saran

1. Bagi keluarga

a. Sebaiknya Ny.A segera memilih kontrasepsi yang sesuai untuk

mewujudkan keluarda berencana.

b. Sebaiknya keluarga Tn.A lebih memperhatikan SYARAT RUMAH

SEHAT.

c. Sebaiknya keluarga Tn.A lebih meningkatkan perilaku hidup bersih.

2. Bagi tenaga kesehatan

a. Sebaiknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan dalam memberikan

pelayanan kesehatan yang menyeluruh sehingga dapat meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat maupun perorangan.

b. Sebaiknya tenaga kesehatan lebih aktif dalam menggerakkan

masyarakat untuk hidup sehat.

c. Sebaiknya tenaga kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan

tentang kesehatan KB.

d. Sebaiknya tenaga kesehatan lebih memantau perilaku dan

perkembangan pengetahuan masyarakat sehingga tenaga kesehatan

tahu tentang apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

lii
liii

3. Bagi lembaga kesehatan

a. Sebaiknya lembaga kesehatan lebih meningkatkan dalam

menyediakan fasilitas yang lebih memadai sehingga dalam

memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat bisa lebih

maksimal.

b. Sebaiknya lembaga kesehatan lebih meningkatkan dalam

mengadakan penyuluhan setiap bulan tentang perilaku hidup sehat

karena dalam masyarakat sangat susah untuk merubah perilaku

menjadi lebih baik.

liii
liv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Pengertian keluarga,


http://lensaprofesi.blogspot.com/2008/10/konsep keluarga.html, diakses
tanggal 7 Oktober 2011.

Anonim. 2011. Kandungan Rokok dan Bahaya Merokok.


http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok. Diakses pada: 7 September 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta

BKKBN. 2007. Kamus Istilah Program Keluarga Berencana Nasional, Jakarta

Depkes RI, 2005. Pedoman Penaggulangan Efek Samping / Komplikasi


Kontrasepsi.

Hartanto, Hanafi.2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Pustaka


Sinar Harapan

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Paulo, vineis. 2009. Meroko dan Kesehatan,


http://www.lenterabiru.com/2009/10/rokok-kesehatan-kanker-paru-penyakit-
sesak.htm,

Prabu, Putra. 2009. Syarat Rumah Sehat,


http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/,
di akses tanggal 7Oktober 2011

Soemirati. 2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta :Gajah Mada University


Pres.

liv
lv

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Konseling

2. Sub Pokok Bahasan : Kontrasepsi

3. Sasaran : Ny.S

4. Waktu : Jumat, 09 Desember 2016

5. Pukul : 14.30 – 16.45 WIB.

6. Tempat : Rumah Tn.S di Di Jorong Lurah, Nagari Panmpuang,

Ampek Angkek, Kab.Agam.

7. Tujuan :

Tujuan umum : Setelah dilakukan konseling diharapkan ibu

memahami arti pentingnya merencanakan keluarga.

Tujuan khusus : Setelah dilakukan konseling diharapkan agar ibu

dan atau suami mau memakai kontrasepsi untuk

merencanakan keluarga.

8. Metode : Konseling

9. Media : Leafleat

10. Kegiatan :

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu

1 Pembukaa - Salam Menjawab salam 5 Menit

n - Mengenalkan diri

- Menjelaskan maksud

kedatangan

2 Isi Memberikan konseling Mendengarkan + 25 Menit

lv
lvi

3 Evaluasi Menanyakan kembali yang Mengulang + 15 Menit

telah dijelaskan penjelasan

4 Penutup Mengucapkan terima kasih Menjawab dan + 2 Menit

mengiyakan

11. Sumber.

a. Dr. Hanafi Hartanto, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.

12. Evaluasi

Ibu dapat mengerti penjelasan yang diberikan antara lain :

1. Pengertian kontrasepsi

2. Manfaat dari pemakaian alat kontrasepsi

3. Macam-macam alat kontrasepsi yang biasa dipakai oleh masyarakat, cara

kerja serta efek sampingnya.

4. Kapan saat yang tepat untuk memulai menggunakan alat kontrasepsi pada

ibu yang sedang menyusui atau yang tidak sedang menyusui.

lvi
lvii

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Merokok

2. Sub Pokok Bahasan : Bahaya menengkonsumsi rokok.

3. Sasaran : Tn. U

4. Tempat : Rumah Tn.A di Dusun Jorongf Lurah, Nagari

panampuang, Kec.Ampek Angkek

5. Hari/ Tanggal : Jumat. 09 Desember 2016

6. Waktu : 14.30 – 17.00 WIB

7. Tujuan

a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan penkes tentang bahaya

merokok, diharapkan Tn. U dapat mengetahui

bahaya mengkonsumsi rokok.

b. Tujuan Khusus : Setelah mendapatkan penkes tentang bahaya

merokok Tn. U, diharapkan dapat:

1) Mengerti dampak mengkonsumsi rokok.

2) Mengetahui kewaspadaan utama merokok.

3) Mengerti cara berhenti merokok.

8. Materi :

a. Pengertian rokok

b. Keuntungan tidak menggunakan rokok

c. Dampak penggunaan rokok

d. Tips berhenti merokok

9. Metode : Ceramah

lvii
lviii

10. Mediah : Leaflet

11. Kegiatan :

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu

1 Pembukaa - Salam Menjawab salam 5 Menit

n - Mengenalkan diri

- Menjelaskan maksud

kedatangan

2 Isi Memberikan konseling Mendengarkan + 25 Menit

3 Evaluasi Menanyakan kembali yang Mengulang + 15 Menit

telah dijelaskan penjelasan

4 Penutup Mengucapkan terima kasih Menjawab dan + 2 Menit

mengiyakan

12. Sumber :

Anonim. 2011. Kandungan Rokok dan Bahaya Merokok.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok. Diakses pada: 7 September 2011.

13. Evaluasi :

lviii
lix

a. Tn. A sudah mengerti dampak mengkonsumsi rokok.

b. Tn. A sudah mengetahui kewaspadaan utama merokok

c. Tn. A sudah mengerti cara behenti merokok

lix
lx

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Kesehatan lingkungan

2. Sub Pokok Bahasan : Rumah sehat

3. Sasaran : Keluarga Tn.A

4. Waktu : Jumat. 09 Desember 2016

5. Tempat : Rumah Tn.A di Jorong

Lurah, Nagari Panmpuang

6. Tujuan :

Tujuan umum : Setelah dilakukan konseling diharapkan keluarga

Tn.A dapat menerapakan

Tujuan khusus : Setelah dilakukan konseling diharapkan keluarga

Tn.A lebih mengetahui tentang pentingnya

lingkungan sehat.

7. Metode : Konseling

8. Media : Leafleat

9. Kegiatan :

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu

1 Pembukaa - Salam Menjawab salam 5 Menit

n - Mengenalkan diri

- Menjelaskan maksud

kedatangan

2 Isi Memberikan konseling Mendengarkan + 25 Menit

lx
lxi

3 Evaluasi Menanyakan kembali yang Mengulang + 15 Menit

telah dijelaskan penjelasan

4 Penutup Mengucapkan terima kasih Menjawab dan + 2 Menit

mengiyakan

14. Sumber :

Anonim. 2011. Kandungan Rokok dan Bahaya Merokok.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok. Diakses pada: 7 September 2011.

15. Evaluasi :

d. Tn. A sudah mengerti lingkungan sehat .

e. Tn. A sudah mengetahui syarat rumah sehat.

f. Tn. A sudah mengerti pentingya lingkungan rumah sehat.

AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA KARANGANYAR

LEMBAR KONSULTAN LAPORAN PKL KEBIDANAN KOMUNITAS

Pembimbing : Any Apriyanti, SST.M. Kes

NO Tanggal Pokok Bahasan Saran TTD Pembimbing

lxi
lxii

lxii
lxiii

lxiii

Anda mungkin juga menyukai