Anda di halaman 1dari 24

EVALUASI DAN PEMBINAAN DUTA SANITASI

SEKOLAH

PUSKESMAS SUNGAI LANSEK


28 NOVEMBER 2020
SANITASI
• Sanitasi adalah perilaku pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Ruang Lingkup Sanitasi
• Definisi sanitasi dari Badan Kesehatan Dunia (World
Health Organisation = WHO)
adalah sebagai berikut: "Sanitation pada umumnya merujuk
kepada penyediaan sarana dan pelayanan pembuangan
limbah kotoran manusia seperti urin dan feses. Istilah
'sanitasi' juga mengacu kepada pemeliharaan kondisi
higienis melalui upaya pengelolaan sampah dan
pengolahan limbah cair
SANITASI DAN KESEHATAN
• Terdapat hubungan yang erat antara sanitasi dan
kesehatan. Sarana dan prasarana sanitasi yang tidak
cukup dapat berpengaruh pada penyebaran penyakit
seperti diare dan kolera melalui beberapa jalur penularan
yang dikenal dengan 5F.
• Jalur penularan tersebut adalah dari Feces (kotoran
manusia) masuk ke pencernaan manusia melalui 1)
Fluids (air atau cairan), 2) Fields (tanah), 3) Flies (lalat),
4) Fingers (tangan), dan 5) Foods (makanan).
• Badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sanitasi dan
mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka
kesakitan diare sebanyak 37,5% dan 35%.
• Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi juga
berdampak pada masalah kesehatan lainnya seperti
infeksi trakhoma dan kecacingan.
• Disamping dampak langsung pada kesehatan, kurangnya
akses terhadap sarana sanitasi dapat secara tidak
langsung berdampak pada kesehatan ibu dan anak dan
kasus kekurangan gizi pada anak.
• Dampak tidak langsung lainnya adalah kesulitan bagi
kaum perempuan terkait dengan upaya mendapatkan
privasi dan layanan higiene menstruasi (haid bulanan),
yang juga berdampak pada tingkat kehadiran siswa
perempuan di sekolah.
Sanitasi dan Air

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan


penyediaan air, di mana sanitasi berhubungan langsung dengan:
1. Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan dengan air
sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan
limbah manusia yang tidak benar. Memperbaiki yang satu
tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak efektif.
2. Penggunaan air. Toilet siram desain lama membutuhkan 19
liter air dan bisa memakan hingga 40% dari penggunaan air
untuk kebutuhan rumah tangga.
3. Biaya dan pemulihan biaya.
• Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah satu
Program Nasional di Indonesia di bidang sanitasi yang
bersifat lintas sektoral. Program ini telah dicanangkan
pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI.
STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan.
STBM DI SEKOLAH
1. Setiap individu dan komunitas di sekolah menggunakan jamban sehat
(bebas dari buang air di sembarang tempat) (ODF).
2. Setiap sekolah telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di sekolahnya.
3. Setiap sekolah tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci
tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
4. Setiap sekolah mengelola limbahnya dengan benar.
5. Setiap sekolah mengelola sampahnya dengan benar.
ODF
• Jamban sehat permanen
• Jamban sehat semi permanen
• Sharing
• KANTIN SEHAT
Syarat kantin sehat:
1. Petugas kantin menggunakan APD penjamah makanan, seperti
celemek, masker, sarung tangan
2. Tidak ada menu yang berwarna terang (pakai zat pewarna)
3. Tidak menyediakan menu mie
4. Tersedia tempat CTPS
5. Penyajian tertutup
6. Makanan siap saji yang aman tanpa bahan pengawet
7. penyucian dengan sistem 3 bak
8. Menggunakan air mengalir, dan memiliki tong sampah
Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan Sampah
Pada umumnya yang ada di sekolah
Cara Pengolahan Sampah Organik menjadi Pupuk
kompos.
1. Persiapkan sampah-sampah organik seperti dedaunan, sisa sayuran dapur,
rumput serta sampah lainnya yang merupakan sampah organik.
2. Potong sampah tersebut sampai menjadi kecil, bisa dengan cara manual
maupun dengan menggunakan mesin khusus pencacah sampah organik.
3. Campurkan sampah tersebut yang sudah halus dengan kotoran kambing.
4. Setelah sampah dan kotoran kambing tadi tercampur kemudian siram
dengan larutan gula atau air biasa dan larutan bakteri EM4 yang
disesuaikan dengan banyaknya bahan atau sampah yang akan diolah, lalu
campur dan aduk hingga rata sampai bahan menjadi basah dan lembab.
Larutan bakteri EM4 biasanya ada di toko-toko pertanian.
5. Setelah tercampur, masukan kedalam wadah atau bak penampungan
seperti karung atau pelastik yang besar dan biarkan bahan tersebut
berfermentasi sekitar 2 – 3 bulan atau hingga pupuk siap digunakan.
RUMUS MENGURANGI SAMPAH = 5R
1. Reduce : mengurangi sampah. Kita bisa mengurangi sampah dengan menggunakan bahan-
bahan yang tidak banyak menghasilkan sampah. Misalnya lebih memilih makanan segar
dibandingkan dengan makanan kemasan. Sampah dari makanan segar umumnya bisa
terurai di alam dan tidak merusak lingkungan.
2. Reuse : menggunakan kembali. Barang yang sama bisa kita gunakan berkali-kali.
Merayakan hari raya tidak perlu beli baju baru. Baju yang lama juga masih bisa kita
gunakan. Kita juga bisa menggunakan kantong belanja yang sama berkali-kali. Membawa
bekal dengan tempat bekal juga bisa kita lakukan ketika ke sekolah.
3. Recycle : mengolah kembali. Barang-barang yang tidak berguna, bisa menjadi berguna
kalau diolah kembali. Sampah organik, misalnya sayur dan buah, dapat diolah menjadi
kompos. Kain perca dapat dibuat jadi selimut atau keset cantik.
4. Replace : menggantikan. Mengganti barang dengan yang lebih
ramah lingkungan juga bisa kita lakukan. Misalnya dengan
mengganti gelas plastik sekali buang dengan gelas kaca. Kita
juga bisa meminta orang tua kita mengganti lampu di rumah
dengan lampu hemat energi.
5. Rethink : memikirkan kembali. Ketika mau membeli atau
menggunakan sesuatu, kita bisa memikirkan kembali, apakah
barang itu akan menghasilkan sampah? Apakah sampahnya
berbahaya bagi lingkungan? Apakah barang itu benar-benar kita
perlukan?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai