Anda di halaman 1dari 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA ADABIAH 2 PADANG


Mata Pelajaran : Seni Budaya (Teater)
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Materi Pokok : Konsep, teknik dan prosedur seni peran teater kontemporer
Alokasi Waktu :2X45 Menit ( 1 x pertemuan)

A. KD 3.1
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi konsep
dan teknik merancang seni teater kontemporer,mengidentifikasi prosedur merancang seni teater kontemporer
membuat rancangan produksi seni teater kontemporer,mempresentasikan rancangan seni dan produksi seni teater
kontemporer.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan
materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan mempelajari materi :
Konsep, teknik dan prosedur seni peran teater kontemporer.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
KegiatanInti ( 90 Menit )
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Literasi Konsep, teknik dan prosedur seni peran teater kontemporer dengan cara melihat,
mengamati, membaca melalui tayangan yang di tampilkan.
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar khususnya pada materi Konsep, teknik dan prosedur seni peran teater
kontemporer.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Konsep, teknik
dan prosedur seni peran teater kontemporer
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
Communication
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity Konsep, teknik dan prosedur seni peran teater kontemporer . Peserta didik kemudian
diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami

KegiatanPenutup (15 Menit)


 Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
 Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
 Guru Memberikan penghargaan( misalnya Pujian atau bentuk penghargaan lain yang Relevan kepada
kelompok yang kinerjanya Baik.
 Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan
materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
 Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.

D. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Sikap: Observasi dalam proses pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan: Tes lesan dan tes tulis bentuk uraian
3. Penilaian Keterampilan: Praktek

. Mengetahui, Padang, Juli 2021


Kepala SMA Adabiah 2 Padang
Guru Mata Pelajaran Lampiran

Dra. Hj. Ratna Gustiherlina, M.Pd Ferawati Kamta, S.Pd.


NIP. 19641113 199103 2 001
Penggunaan istilah ’kontemporer’ di dalam seni pertunjukan teater berarti merujuk pada seni
pertunjukan masa kini. Kontemporer berarti masa kini, dewasa ini. Pemahaman tentang masa atau waktu
termasuk di dalamnya adalah pemahaman tentang ‘ruang’. Seni kontemporer menunjuk pada adanya waktu
yang meruang; waktu dan ruang yang merupakan usaha perburuan jejak-jejak ide dan bentuk yang bertebaran
di dalam sejarah perkembangan teater di Indonesia. Ruang kontemporer memiliki waktu tertentu dan telah
terdefinisikan.
Teater kontemporer mengembangkan beragam idiom modern dan tradisi untuk dikomunikasikan
kepada penonton di masa kini. Ide pelestarian sekaligus pembaruan menjadi ciri khas garapan teater
kontemporer yang mencerminkan suatu proses tumbuh kembang elemen-elemen yang pernah ada. Bentuk
yang dihasilkan menjadi plural, berbeda, dan bahkan asing dari bentuk sumbernya. Bagi teater modern, ide
kontemporer menghasilkan kekayaan pada elemen-elemen pertunjukan, yaitu menguatkan spektakel
panggung. Bagi teater tradisi, ide kontemporer meningkatkan peran dan fungsi pertunjukan bagi masyarakat
yang lebih luas.
Kearifan lokal di dalam cerita-cerita lisan ditafsir kembali ke dalam penulisan naskah dramatik, dan
ditampilkan melalui tekstur atau spektakel yang baru, yang mampu dipahami oleh masyarakat yang
mengglobal. Maka teater kontemporer memiliki ruang kontemporer yang mewaktu dan waktu kontemporer
yang meruang. Teater kontemporer di Indonesia dengan perkembangan sejarah dan watak alaminya
merupakan sebuah perjalanan multikulturalisme.1 Teater kontemporer Indonesia menyerap elemen-elemen
baik dari Barat, Timur dan beragam teater daerah di Indonesia. Elemen-elemen ini bergabung melalui cara
tertentu yang memungkinkan hadirnya ekspresi percampuran baru dengan kepekaan yang Indonesia. Teater
Indonesia ketika berkomunikasi dengan ”orang Indonesia” seharusnya mampu menyelesaikan masalah-
masalah yang datang dari fakta bahwa orang Indonesia kebanyakan bikultural yaitu berbudaya ”Indonesia”
dan berbudaya etnik.
Dengan demikian, bentuk teater yang Indonesia ini bukan saja kolase berbagai elemen budaya
daerah, tetapi juga dihadiri penonton yang dapat berdialog dengan berbagai persoalan di Indonesia.
Teater kontemporer merupakan salah satu dari jenis seni teater yang mengandung unsur kekinian. 
Pertunjukan seni teater kontemporer merupakan salah satu bagian dari seni teater yang tak banyak muncul
dipermukaan.
Dikutip dari jurnal Estetika Struktur dan Estetika Tekstur Pertunjukan Teater Wayang Padang (2015) karya
Wisran Hadi, teater kontemporer atau teater modern terkini adalah teater yang banyak mengadakan pencarian-
pencarian bentuk yang berbeda dengan teater sebelumnya.
Banyaknya perbandingan, pengalaman dan pengetahuan dalam teater, baik teater tradisi, teater barat ataupun
teater Asia. Para teaterawan yang kreatif mencoba mencari dan menggali “jiwa” atau “esensi” teater itu
sendiri.
Hampir serupa dengan jalur kedua, namun lebih banyak melakukan pencarian bentuk dan pengungkapannya
juga baru sama sekali, sehingga pencapaian kreatifnya semakin tinggi.
Kadang-kadang teater menjadi “asing” dan sulit dimengerti oleh masyarakat banyak. Seperti halnya cabang
seni lainnya, teater kontemporer merupakan inovasi dari teater modem yang berkiblat pada teater klasik yang
mapan dan dianggap statis.
Pemikiran teater kontemporer berangkat dari permasalahan yang ada pada masyarakat kebanyakan.

Anda mungkin juga menyukai