Anda di halaman 1dari 39

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pada

Pasien Acute Coronary Syndrome Berdasarkan Teori Health


Belief Model Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Jambi
Tahun 2022

Nama: Dwi Kartika Maharani


NIM: Po71201180008

Dosen Pembimbing
Ns. Netha Damayantie M.Kep
Nur Insani, SST, M.Biomed
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
PRODI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN
LATAR BELAKANG

Semakin hari kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin


meningkat. Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak
ditularkan dari orang ke orang namun penyakit ini berkembang dalam
waktu yang lama atau panjang.
Penyakit PTM salah satunya yaitu Acute Coronary Syndrome atau
sering kita sebut Penyakit Jantung Koroner merupakan konsep
penyakit yang komprehensif ditandai dengan iskemia miokard akut
yang disebabkan oleh gangguan plak arteri koroner dan akibat
trombosis yang menyebabkan stenosis atau okulasi arteri koroner
parah
Berdasarkan data dari Dinas
Berdasarkan data Riskesdas
Menurut World Health Tahun 2013 angka kejadian
Kesehatan Kota Jambi Tahun 2021
Organization (WHO) penyakit jantung sebanyak
sekitar 8,7% mengalami 1,6 % dan pada tahun 2018
ada tiga puskesmas yang menunjukan
kematian akibat Acute angka kejadian tetap.
Coronary Syndrome Sedangkan untuk angka
peningkatan penyakit jantung yaitu
sedangkan prevalensi kejadian kasus penyakit
menurut American Heart jantung di Provinsi Jambi
puskesmas Tanjung Pinang sebesar
Association sebanyak menurut data Riskesdas
366.800 orang per tahun Tahun 2013 sebanyak 0,5 %
449 kasus, puskesmas Kebun Handil
yang mengalami dan mengalami peningkatan
kematian. pada tahun 2018 sebesar
sebanyak 379 dan puskesmas Paal
0,89%
Merah I sebanyak 259 kasus.
LATAR BELAKANG

Perilaku pasien Acute Coronary Syndrome sangat dipengaruhi


oleh keyakinan akan kesehatan. Salah satu konsep yang
digunakan untuk merubah perilaku dalam persepsi pasien yaitu
Health Belief Model. Konsep ini sudah lama berkembang
namun untuk implementasi di masyarakat masih jarang di
lakukan.
Konsep Health Belief Model dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti jenis kelamin, sosial ekonomi, motivasi, dan
pengetahuan. Adapun komponen dari konsep Health Belief
Model ini yaitu persepsi terhadap kerentanan, persepsi terhadap
keparahan, persepsi terhadap manfaat, persepsi terhadap
manfaat, persepsi terhadap hambatan, cues to action, dan self-
efficacy
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apakah ada faktor- faktor yang berhubungan dengan
perilaku pada pasien Acute Coronary Syndrome
berdasarkan teori Health Belief Model di wilayah kerja
puskesmas kota Jambi tahun 2022?

Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku pada pasien Acute Coronary
Syndrome(ACS) berdasarkan teori health belief
model di wilayah kerja puskesmas kota Jambi
tahun 2022
Manfaat
sebagai informasi mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan
perilaku pada pasien Acute Coronary
Syndrome berdasarkan teori Health
Belief Model di wilayah kerja
puskesmas kota Jambi tahun 2022.
dapat berguna bagi instansi pendidikan sebagai
laporan akhir mahasiswa Sarjana Terapan
Keperawatan tentang faktor- faktor yang
berhubungan dengan perilaku pada pasien Acute
sebagai sumber informasi untuk menambah Coronary Syndrome berdasarkan teori Health
wawasan dan pengetahuan mengenai faktor- Belief Model di wilayah kerja puskesmas kota
faktor yang berhubungan dengan perilaku Jambi tahun 2022
pada pasien Acute Coronary Syndrome
berdasarkan teori Health Belief Model di
wilayah kerja puskesmas kota Jambi tahun
2022.
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Acute
Coronary Syndrome
Definisi ETIOLOGI

Aterosklerosis dapat menyebabkan


Acute Coronary Syndrome (ACS) penyempitan pada arteri koroner.
merupakan penyakit yang terjadi karena Peningkatan aliran darah terjadi
perubahan pada dinding arteri coroner karena vasodilatasi koroner
yang menyebabkan terjadinya iskemik kompensantorik akan tidak memadai
miokardium. untuk pemenuhan kebutuhan
Acute Coronary Syndrome merupakan oksigen sehingga timbul penyakit
penyakit kegawatdaruratan dalam angina pektoris. Gejala penyakit
pembuluh darah koroner dan merupakan jantung ini tergantung pada luas,
penyakit yang menimbulkan kematian keparahan dan perubahan dinamik
paling tinggi di dunia pada plak koroner
Klasifikasi Acute Coronary Syndrome
Infark Miokard akut dengan
elevasi segmen ST merupakan
terjadinya penyumbatan secara
total

Infark Miokard akut tidak


Angina Pektoris tidak

dengan elevasi segmen ST stabil


PATOFISIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

Lapisan endotel yang ada di Keluhan yang dirasakan pada


pembuluh darah koroner normal pasien ini yaitu nyeri dada tipikal
mengalami kerusakan akibat
beberapa faktor misalnya hipertensi, seperti rasa tertekan pada bagian
asap rokok, peningkatan kadar gula restotenal kemudian menjalar ke
darah. Ketidakseimbangan bagian lengan kiri , leher, rahang,
kebutuhan oksigen menyebabkan sel
tersebut mengalami nekrosis.
sampai ke epigasrium. Keluhan
Penyebab utamanya karena akibat ini biasanya berlangsung beberapa
dari proses sekunder seperti menit bahkan sampai lebih dari 20
hipotensi dan hipoksemia. Penyebab menit. Keluhan ini biasanya
yang paling serius yaitu pecahnya
plak aterosklerosis. Plak yang pecah disertai dengan keluhan lain
ini akan menyumbat pembuluh darah seperti mual, muntah, sesak napas,
koroner dan keringat dingin.
Teori proses penuaan
Teori Proses Penuaan Individual
 Tahap proses menua terjadi pada
orang dengan usia berbeda
 Masing-masing lanjut usia
mempunyai kebiasan yang
berbeda
 Tidak ada satu faktor pun
ditemukan untuk mencegah
Teori kejiwaan sosial
proses menua
 Aktivitas atau kegiatan (Activity
Teori Biologis 1
Theory)
 Teori genetik dan Mutasi ( Somatic  Kepribadian berlanjut (Continuity
Mutatie Theory) Theory)
 Teori Immunologi Slow Virus  Teori pembebasan
 Teori Stress (Disengangement Theory)
 Teori Radikal Bebas 1). Kehilangan peran
 Teori Rantai Silang 2). Hambatan kontak sosial
3). Berkurang komitmen
Perubahan pada
Sistem
Siste
m sel Sistem lanjut usia
endokri persara
n fan
Sistem
Sistem
muskul
penden
oskelet
garan
al

Sistem Sistem
genitou FISIK penglih
rinarie atan

Sistem Sistem
reprod kardiov
uksi askuler
Sistem
Sistem pengatu
pencer ran
naan Sistem suhu
pernapa tubuh
san
Perubahan pada
lanjut usia
Perubahan Psikososisal

 Pendapatan berkurang
 Kehilangan status
 Kehilangan teman
 Kehilangan pekerjaan
 Ladanya penyakit kronis dan
ketidakmampuan ekonomi
Tinjau Pustaka

keluarnya urine secara


involunter

Inkontinensia urine
Tipe-tipe inkontinensia urine

Inkontinensia Inkontinensia Inkontinensia


urine akut urine kronis fungsional

Inkontinensia Inkontinensia Inkontinensia


urgensi stres overflow

Inkontinensia
campuran,
Penyebab
• Delirium, Keterbatasan Menurut Darmojo & Hadi Martono

Akut mobilitas
• Infeksi saluran kemih
dalam Julianti

 Kelainan urologik, misalnya


• Farmaseutikal
radang, tumor, batu diverkel.
 Kelainan neurologik, misalnya
stroke, trauma pada medulla
• Kelemahan otot spinal.

Kronis panggul
• Otot kandung kemih
 Lain-lain misalnya hambatan
mobilitas, situasi tempat
yang sudah berat berkemih yang tidak
memadai, jauh, dan
sebagainya.
Patofisiologi
Pada usia lanjut baik wanita Pada otot uretra dapat
atau pria terjadinya perubahan terjadi perubahan
anatomis dan fisiologis dari vaskularisasi pada
sistem urogenital bagian lapisan submukosa,
bawah. Perubahan tersebut atrofimukosa dan
akan berkaitan dengan penipisan otot uretra.
menurunnya kadar hormon Dengan keadaan ini
estrogen pada wanita dan menyebabkan tekanan
hormon androgen pada pria. penutupan uretra
Perubahan yang terjadi ini berkurang. Otot dasar
berupa peningkatan fibrosis panggul juga dapat
dan kandungan kolagen pada mengalami perubahan
dinding kandung kemih yang merupa melemahnya
dapat mengakibatkan fungsi fungsi dan kekuatan otot.
kontraktil dari kandung kemih
tidak efektif lagi.
Pemeriksaan penunjang Penatalaksanaan
 Tes sistimetri
 Elektromiografi Medis
 Pengukuran post-void  Farmakologi ( Hiosamin,
toterodin, atau oksibutin)
 Pembedahan

Non Medis
 Latihan kegel
Komplikasi
 Stimulasi elektrik
 Masalah kulit : ruam, infeksi kulit, dan ulkus
kulit yang terjadi apabila kulit yang selalu
basah oleh urine (penggunaan popok).
 Infeksi saluran kemih.
Tinjau Pustaka

Terapi non operatif yang


paling sering dilakukan untuk
mengatasi stress
inkontinensia serta membantu
memperkuat otot-otot
disekitar organ reproduksi

Kegel Exercise

untuk memperkuat otot-otot dasar panggul


dan sfingter kandung kemih
Menguatkan
muskulus
levator ani

Menjaga
Mengajarkan lapisan
mengunci endopelvic
perineum dan keutuhan
Manfaat saraf
Kegel
Exercise

Meningkatkan
Meningkatkan
kemampuan
periode
otot dalam
kontinen
menyokong
terhadap urine
bladder
Pelaksanaan Kegel Exercise
• Posisi duduk, berdiri atau berbaring, cobalah untuk mengkontraksikan
otot panggul dengan cara yang sama ketika kita menahan kencing.
1
• Kita harus dapat merasakan otot panggul Anda meremas uretra dan anus
(Apabila otot perut atau bokong juga mengeras berarti kita tidak berlatih
2 dengan otot yang benar).

• Ketika kita sudah menemukan cara yang tepat untuk mengkontraksikan


otot panggul maka lakukan kontraksi selama 10 detik, kemudian istirahat
3 selama 10 detik

• Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai 10-15 kali per sesi.


4
Metode Penelitian

P
Jenis penelitian yang digunakan adalah E
J penelitian kepustakaan atau kajian N
E literatur (Literatur Review). Fokus E
penelitian pustakaan ini adalah untuk L
N
mengetahui “Pengaruh Kegel Exercise I
I Terhadap Inkontinensia Urine Pada T
S Lansia” yang digunakan untuk I
menganalisis dan menjawab pertanyaan A
penelitian. N
Metode Pengumpulan Data

• Pubmed, Science direct, Portal Garuda,


Google Schoolar dan lain-lain
Sumber data base • Kata kunci yang telah dipilih yaitu:
penelitian Lansia, Kegel exercise, Inkontinensia
urine.

• waktu 5 tahun terakhir (2015-2020).


Waktu publikasi
Metode Pengumpulan Data

Penelitian kegel exercise


Penelitian kegel exercise
terhadap inkontinensia urine
terhadap Peningkatan
pada lansia
Inkontinensia urine
Kriteria sampel pada Kriteria
penelitian adalah lansia Eksklusi Publikasi jurnal tidak
Kriteria Inklusi
Publikasi pada jurnal terakreditasi
terakreditasi nasional maupun Publikasi terbatas lebih dari 5
internasional tahun
Publikasi terbatas dari tahun
2015-2020
Prosedur Penelitian
• mencari artikel sesuai dengan permasalahan yang diteliti didapatkan hasil : 18

Organize artikel, kemudian dikelompokkan sesuai dengan inklusi dan eksklusi didapatkan
hasil menjadi 6 artikel yang sesuai dengan “Pengaruh Kegel Exercise Terhadap
Inkontinensia Urine Pada Lansia”.

Synthesize
• penulis membuat ringkasan artikel (matriks jurnal) yang disusun didalam tabel
disesuaikan dengan no, judul, penulis, tempat/ tahun, tujuan, metode, hasil
penelitian“

• penulis mengidentifikasi metode dan hasil penelitian, sehingga didapatkan metode

Identify yaitu Quasy Experiment, Pre- Eksperiment, case study, dan Literature review, dari
matriks jurnal didapatkan hasil bahwa ada pengaruh kegel exercise terhadap lansia
dengan inkontinensia urine.

Formulate •pada penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa ada pengaruh kegel exercise
terhadap inkontinensia urin, tetapi pada metode literature review didapatkan 1
artikel yang menunjukkan tidak ada pengaruh kegel exercise.
Etika Penelitian
• Tidak memanipulasi hasil dari artikel yang telah di review,

Misconduct
penulis meulis hasil sesuai dengan isi yang terdapat di
ketiga artikel tersebut.

Research • Data yang dtulis sesuai dengan yang terdapat dalam artikel,
peneliti tidak memalsukan data apapun yang ditemukan
pada artikel, seperti juduk artikel dan tahun terbut yang

fraund terdapat pada ketiga artikel yang akan direview

Plagiarism
• Pada penelitian ini penulis mengutip hasil penelitian dan
menulis hasil kutipan di daftar pustaka sebagai keterangan
sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN

• Hasil

Berdasarkan hasil penelusuran jurnal (penelitian) di temukan 6


artikel penelitian terkait dengan pengaruh kegel exercise terhadap
inkontinensia urine pada lansia, selanjutnya peneliti melakukan analisis
berdasarkan judul, tempat/tahun, penulis, tujuan, metode/alat ukur, dan
hasil penelitian yang dimasukan ke dalam tabel berikut :
Tabel 4.1 Matriks Artikel Publikasi Penelitian
No. Tempat/
Judul Penulis Tujuan Metode/alat ukur Hasil Penelitian
Tahun
1.   Pengaruh Padang/ Milya Novera Untuk Desain : Quasy Eksperiment dengan Hasil penelitian
senam kegel 2017 mengetahui rancangan one group pre-test post-test menunjukkan terdapat
terhadap Jurnal : pengaruh yaitu tidak ada kelompok pembanding pengaruh inkontinensia urine
frekuensi BAK IPTEKS senam kegel (kontrol). pada sebelum dan sesudah
pada lansia TERAPAN terhadap Populasi : seluruh lansia di PSTW Sabai dilakukan senam kegel pada
dengan frekuensi BAK Nan Aluih lansia. Diperoleh hasil
Inkontinensia pada lansia Sampel : 12 orang (p=0,000≤0,005)
Urine dengan Instrument: Total sampling
inkontinensia Analisa data : analisa univariat, analisa
urine bivariat.

2. Efektivitas Brebes/ Uswatun Untuk Desain : Quasy eksperiment dengan one Hasil penelitian
Latihan Kegel 2018 Insani, Evi mengetahui group pre post test menunjukkan adanya
dalam Jurnal : Ilmu Supriatun, adanya Populasi : semua lansia usia > 60 tahun pengaruh latihan kegel
Penurunan Keperawatn Ani pengaruh yang tinggal di Panti Purboyuwono terhadap penurunan
Kejadian medikal Ratnaningsih latihan kegel Klampok, Brebes. terjadinya inkontinensia urin
Inkontinensia Bedah 1 terhadap Sampel : 38 orang pada lansia dengan (p Value
Urin Pada terjadinya Instrumen : kuesioner = 0,000 ≤ 0,05).
Lansia inkontinensia Analisa data : analisa univariat, analisa
pada lansia bivariat.
Tabel 4.1 Matriks Artikel Publikasi Penelitian

No. Tempat/
Judul Penulis Tujuan Metode/alat ukur Hasil Penelitian
Tahun
3.  The influence Jombang/ Lexy Oktora Untuk Desain : Hasil penelitian
of kegel 2018 Wilda, mengetahui Pre experiment dengan pendekatan menunjukkan ada
exercise on Jurnal : Nungki Dwi pengaruh one group pre- post test. pengaruh sebelum dan
elderly Perawatan Andriani. senam kegel Populasi : seluruh lansia inkontinensia sesudah diberi latihan
patients with dan pada lansia urin di Unit Pelaksana Teknis Dinas senam kegel pada lansia
urinary Kesehatan inkontinensia Sosial Tresna Werdha Jombang dengan inkontinensia urin.
incontinence urin Sampel : 10 responden Diperoleh p Value = 0,008<
in technical Imstrumen : kuesioner ICIQ-UI SF 0,05.
implementatio
n

4. Pengaruh Pekanbaru/ Nova Relida Untuk Desain : Case study dengan desain Hasil penelitian
pemberian 2019 Samosir, meningkatkan penelitian pre and post test menunjukkan adanya
senam kegel Jurnal : Yulia Tetra otot dasar Populasi : ditentukan ciri-ciri khusus perubahan perbaikan
untuk Ilmiah Ilona panggul pada yang sesuai dengan tujuan penelitian peningkatan otot dasar
menurunkan Fisioterapi pasien Sampel : 3 orang panggul
derajat (JIF) dengan Instrument : RUIS (Revised Urinary,
inkontinensia kondisi Incontinence scale).
urin pada inkontinensia
lansia urin
Tabel 4.1 Matriks Artikel Publikasi Penelitian

No. Tempat/
Judul Penulis Tujuan Metode/alat ukur Hasil Penelitian
Tahun
5. Pengaruh Bandung/ Usan Untuk Desain : Literature Review Hasil kajian menunjukkan
Kegel Exercise 2021 Daryaman mengetahui bahwa kegel exercise terbukti
Terhdap Jurnal : pengaruh kegel dapat memperkuat otot-otot
Inkontinensia Sehat exercise panggul atau pelvis sehingga
Urine Pada masada terhadap dapat melatih dan
Lansia inkontinensia memperkuat sfingter
urine pada eksternal pada kandung
lansia kemih.

6.  Effectiviness Of Pakistan/ Ali Sikandar Untuk Desain : Quasy Eksperiment Dari hasil penelitian
Kegel’s 2020 Bhutto, mengetahui Populasi : pasien dengan usia di atas 55 menunjukkan peningkatan
Exercise In Jurnal : The Suhail efektivitas tahun di Departemen urologi Shaheed signifikan namun, perbedaan
Elderly Male Rehabilitatio Karim, senam kegel Mohtarma Benazir Bhutto, Pakistan antar kelompok menunjukkan
And Female n Journal Muhammad pada pasien Sampel : 43 orang peningkatan dengan ukuran
With Urinary Junaid lansia pria dan Instrument : efek yang lebih besar pada
Incontinence Akram, wanita dengan Analsia data : Repeat Measure ANOVA, pria dibandingkan dengan
Hania inkontinensia SPSS ver 21 wanita. Dengan hasil
Farheen, urin (p=0,000<0,05).
Saleh Shah,
Zona
Mehreen
PEMBAHASAN

Hasil dari 6 artikel yang direview, terdapat 3 artikel yang


menggunakan desain Quasy Experiment yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Novera, M. (2017), Insani, U, et al (2018), dan
Bhutto, A, S., et al (2020) , 1 artikel menggunakan desain Pre
experiment dengan pendekatan one group pre- post test
merupakan penelitian Wilda, L, O (2018). 1 artikel
menggunakan desain case study pre and post test merupakan
penelitian Samosir, N, R., (2019). Selanjurnya 1 artikel
menggunakan desain Literature Review merupakan penelitian
Daryaman, U. (2021).
PEMBAHASAN

Dari artikel yang ditelaah terdapat 4 artikel yang menyebutkan rentan


waktu pelaksanaan intervensi yaitu pada penelitian Novera, M. (2017)
dilakukan 4 minggu dengan latihan 3-4 kali dalam sehari, penelitian Insani,
U, et al (2018) dilakukan selama 4 minggu dimana latihan dilakukan 5 kali
sehari, pada penelitian Samosir, N, R., (2019) dilakukan selama 2 minggu
dengan intensitas 3x seminggu, latihan 6-12 kali dengan menahan BAK
selama 15-20 detik, pada penelitian Bhutto, A, S., Et al (2020) dilakukan
selama 3 bulan dengan latihan 3-4 kali sehari. Berbeda pada penelitian
Wilda, L, O (2018) tidak menyebutkan rentan waktu pelaksanaan
intervensi. Sedangkan penelitian Daryaman, U. (2021) tidak melakukan
intervensi. Berdasarkan pelaksanaan intervensi yang dilakukan, didapatkan
penelitian yang paling baik yaitu Bhutto, A, S., Et al (2020) dilakukan
selama 3 bulan dengan latihan 2-4 kali/hari.
PEMBAHASAN

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arnold Kegel
bahwa pada penelitiannya melakukan senam kegel 4-6 minggu dengan
latihan 50-60 kali secara teratur dengan jumlah kontraksi otot panggul
sebanyak 24-160 kali setiap harinya. Pada jenis inkontinensia stress dan
urgensi dilakukan senam kegel dengan latihan paling sedikit 3-6 bulan
dengan mobilitas yang baik dan keteraturan dalam melakukan senam kegel
setiap hari (Galischa, 2012).
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan review didapatkan ada pengaruh kegel exercise


terhadap inkontinensia urin pada lansia. Hal tersebut sesuai dengan
aktivitas perilaku senam kegel yang dikemukakan oleh Arnold kegel, bahwa
kesembuhan 84% dengan latihan otot dasar panggul untuk wanita dan pria
dengan berbagai macam inkontinensia urin. Dengan latihan yang teratur,
akan terasa berkurangnya inkontinensia urin, semua latihan yang dilakukan
akan memberikan kontrol yang baik terhadap kandung kemih ( Darmojo,
2011).
PEMBAHASAN

Berdasarkan artikel yang telah di telaah hasil yang paling signifikan


adalah Pada penelitian Bhutto, A, S., Et al (2020) dengan jangka waktu
selama 3 bulan dan latihan 3-4 kali dalam sehari menunjukkan peningkatan
signifikan yang besar (p=0,000<0,05). Penelitian ini pun sesuai dengan
Insani, U, et al (2018) & Novera, M. (2017) dengan nilai p-value
0,000≤0,05. Penelitian yang dilakukan oleh Wilda, L, O (2018)
menunjukkan hasil penelitian bahwa ada pengaruh senam kegel pada
lansia dengan inkontinensia urin dan diperoleh p-value 0,008≤0,05. Pada
penelitian Samosir, N, R., (2019) didapatkan perubahan peningkatan
kekuatan otot dasar panggul dengan digambarkannya pada skala RUIS.
PEMBAHASAN

Berbeda dengan penelitan yang dilakukan Daryaman, U. (2021) dari 20


artikel menunjukkan bahwa hanya satu artikel yang memaparkan bahwa
kegel exercise ini tidak memiliki perubahan yang signifikan pada lansia
dengan inkontinensia urine. Sedangkan 19 artikel lainnya mengatakan hal
sebaliknya. Menurut Arnold Kegel (Darmojo, 2011) latihan kegel execise
yang dilakukan secara rutin dengan keadaan mobilitas dan status
kesehatan yang baik akan berdampak pada perubahan dan penurunan
inkontinensia urin dari latihan yang dilakukan setiap hari.
Berdasarkan uraian artikel diatas menunjukkan hasil bahwa kegel
exercise dapat berpengaruh pada lansia dengan inkontinensia urin. Pada
hasil penelitian tersebut rata-rata responden mengalami penurunan
frekuensi buang air kecil setelah melakukan latihan kegel.
KESIMPULAN

Berdasarkan Literature Review diatas dapat disimpulkan bahwa


Kegel exercise menunjukkan hasil yang signifikan dalam penurunan
inkontinensia urin pada lansia. Dari artikel yang ditelaah latihan yang
paling signifikan dilakukan selama 3 bulan dengan latihan 3-5 kali
dalam sehari dengan lama waktu 15-20 detik. Hal tersebut akan
efektif apabila adanya keteraturan dalam melakukan latihan kegel.
Dari hasil telaah artikel didapatkan bahwa pelaksanaan latihan
dengan jangka waktu yang panjang dan berulang mampu
menurunkan frekuensi BAK pada lansia dikarenakan kegel exercise
dapat memperkuat otot-otot dasar panggul terutama pada otot
pubococcygeal sehingga dapat memperkuat otot saluran kemih.
SARAN

• Bagi Institusi Pendidikan


Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa artikel dengan menggunakan
metode Literature Review Institusi dapat menjadikan sebagai bahan
masukkan dalam proses pembelajaran khususnya pengendalian dan
penanganan non farmakologi yaitu melatih kegel exercise terhadap lansia
dengan inkontinensia urin serta memberikan informasi tambahan dan
wawasan bagi pendidikan keperawatan.
 
• Bagi Profesi Perawat
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi profesi
perawat dalam memberi intervensi kegel exercise terhadap lansia yang
mengalami masalah pada sistem perkemihan sehingga kemampuan
berkemihnya menjadi lebih baik atau meningkat.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai