Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA DAN UNDANG UNDANG FARMASI

"KONSEP NORMA DAN ETIKA PROFESI APOTEKER"

Dosen Pengampu : Hijrah, S. Si., M. Kes., Apt

Disusun oleh :

Nama : Tema Ragillio Alfian

Npm : 173110188

Kelas : 6G

PROGRAM STUDY FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGRTAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TULANG BAWANG LAMPUNG

2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Sholawat serta salam
senandung dicurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, keluarganya,
sahabatnya, dan para pengikutnya yang selalu taat dan patuh terhadap ajaran yang
dibawa oleh Rasullullah saw hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, berkat izin dan pertolongan dari Allah SWT, sehingga penyusunan
makalah tentang “Konsep Norma Dan Kode Etik Profesi Apoteker” ini dapat saya
selesaikan sebagaimana mestinya. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku dan Etika Profesi .

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu tidak
menutup kemungkinan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun terhadap
penulisan makalah ini.

Akhirnya, saya berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan bisa


dimanfaatkan, khususnya bagi saya dan umumnya bagi semua pihak yang
berkepentingan. Semoga Allah swt meridhoi atas segala usaha hamba-Nya. Aamiin.

Bandar Lampung, 25 April 2020

Tema Ragillio Alfian


DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Profesi…………………………………………………………………3

2.2 Pengertian Kode Etik Apoteker……………………………………………………......4

2.3 UU No 10 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan……………...6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan


kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan
pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk
berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau
norma-norma yang dikaitkan dengan etika.

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini
berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup
yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun
semua makhluk hidup mempunyai perilaku. Namun perilaku manusia berbeda
dengan perilaku makhluk hidup yang lain.

Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai


makhluk ciptaan Tuhan, selain dipAndang sebagai makhluk biologis, juga makhluk
unik yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya dimuka bumi. Manusia adalah
subjek sekaligus obyek, serta makhluk individual sekaligus sosial. Namun manusia
pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerima keadaan dan tunduk pada
suratan tangan atau kodratnya, tetapi secara sadar dan aktif menjadikan dirinya
sesuatu.proses perkembangan. Perilaku manusia sebagian ditentukan oleh
kehendaknya sendiri dan lingkungan sedangkan sebagian yang lain bergantung
pada alam.

1.2 Rumusan masalah

1
1. Pengertian Dari Profesi
2. Pengertian Kode Etik Apoteker
3. Pengertian Dan Proses UU No 10 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang Undangan

1.3 Tujuan Pembahasan

Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari profesi apoteker dan kode etiknya, dan
mengetahui undang undang yang terkait dalam profesi apoteker

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Dari Profesi

Defenisi Profesi Menurut Beberapa Para Ahli:

a. Schein, E.H (1962)

Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu
set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di
masyarakat.

b. Hughes, E.C (1963)

Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang


apa yang diderita atau terjadi pada kliennya.

c. Daniel Bell (1973)

Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang


diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan
tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis
dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam
masyarakat.

d. Paul F. Comenisch (1983)

Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.

Defenisi profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,


kejuruan, dan sebagainya) tertentu.

3
a. K. Bertens

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki


cita-cita dan nilai-nilai bersama.

b. Siti Nafsiah

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk


mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada
kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian,
ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.

c. Doni Koesoema A

Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam


suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus
untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat.

Maka Kesimpulannya pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah
dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi
sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.
Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu
ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit
seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

2.2 Pengertian Kode Etik Apoteker

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik adalah agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai
atau yang membutuhkan. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Kode etik dibuat untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok
yang berguna untuk kepercayaan masyarakat akan suatu profesi. Kode etik
berfungsi sebagai pemandu sikap dan perilaku, manakala menjadi fungsi dari nurani.

Apoteker adalah kesehatan profesional yang membantu individu dalam


penggunaan terbaik dari obat. Kode etik ini, dipersiapkan dan didukung oleh
apoteker,dimaksudkan untuk menyatakan secara terbuka prinsip-prinsip yang
membentuk dasar fundamental dari peran dan tanggung jawab apoteker. Prinsip-
prinsip ini, berdasarkan: kewajiban moral dan kebajikan, ditetapkan untuk

4
membimbing apoteker dalamhubungan dengan pasien, profesional kesehatan, dan
masyarakat.

Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode


Etik Tenaga Teknis Kefarmasian dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-
hari. Bila seorang Apoteker baik sengaja atau tidak sengaja melanggar atau tidak
memenuhi Kode Etik Tenaga Teknis Kefarmasian Indonesia maka dia wajib
mengakui dan menerima sanksi dari Pemerintah, Ikatan atau Organisasi Profesi
Farmasi yang menanganinya (ISFI) dan mempertanggung jawabkannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai suri teladan ditengah-tengah


masyarakat. Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya
memberikan semaksimal mungkin pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti perkebangan peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang farmasi. Seorang ahli
Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha-usaha pembangunan
Nasional khususnya dibidang kesehatan. Seorang ahli Farmasi harus mampu
sebagai pusat informasi sesuai bidang profesinya kepada masyarakat dalam
pelayanan kesehatan.

“Setiap apoteker/Farmasis harus sennatiasa menjalankan profesinya sesuai


kompetensi Apoteker/Farmasis Indonesia serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya “

“Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker/Farmasis harus


menjauhkan diri dariusaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan
dengan martabat dan tradisiluhur jabatan kefarmasian”

2.3 Pengertian Dan Proses UU No 10 Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang Undangan

KETENTUAN UMUM

5
Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah proses pembuatan


Peraturan Perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan,
persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan.

2. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh


lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

3. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh


Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-


undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang
memaksa.

5. Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan


oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

6. Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh


Presiden.

7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh


dewan perwakilan rakyat daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah.

8. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat adalah Peraturan Perundang-undangan


yang dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala
desa atau nama lainnya.

9. Program Legislasi Nasional adalah instrumen perencanaan program


pembentukan Undang-Undang yang disusun secara berencana, terpadu, dan
sistematis.

10. Program Legislasi Daerah adalah instrumen perencanaan program


pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara berencana, terpadu, dan
sistematis.

11. Pengundangan adalah penempatan Peraturan Perundang-undangan dalam


Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia, Lembaran Daerah, atau Berita Daerah.

6
12. Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan adalah materi yang dimuat
dalam Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa Profesi merupakan pekerjaan,


dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang

7
menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta
pelayananbaku terhadap masyarakat. Apoteker sendiri berperan sebagai leader
dalam kefarmasian dan mempunyai tanggung jawab yang berat, apoteker sendiri
dituntun harus mempunyai jiwa yang sopan, santun, tanggung jawab, dan lain lain.

DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/10tahun2004uu.htm

http://alyamuslimah.blogspot.com/2014/12/makalah-studi-kasus-etika-profesi.html?
m=1

https://wawasancemerlang.blogspot.com/2017/10/kode-etik-tenaga-teknis-
kefarmasian.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai