Anda di halaman 1dari 19

Ada berbagai hal yang menyebabkan lansia tidak nafsu makan bahkan tidak merasa lapar sama

sekali. Umumnya, hal tersebut disebabkan oleh berbagai perubahan alami yang terjadi pada
tubuh ketika mulai menua.

Perubahan yang terjadi pada lansia, antara lain:

 Penurunan kadar hormon tertentu yang langsung memengaruhi nafsu makan


 Menurunnya kemampuan metabolisme dalam tubuh.
 Saraf tidak sensitif, membuat lansia sulit mencium aroma dan merasakan rasa makanan.
 Jumlah air liur berkurang, membuat makanan sulit dicerna.
 Mengalami disfagia atau kondisi sulit menelan.
 Berkurangnya jumlah asam lambung.
 Gerakan peristaltik usus yang dilakukan untuk mencerna makanan semakin melambat.
 Kemampuan menyerap zat gizi menurun.

Segala perubahan tersebut secara otomatis membuat nafsu makan lansia berkurang. Maka itu,
harus ada pengaturan makan yang tepat supaya lansia tidak mengalami penurunan berat badan
yang drastis dan kekurangan zat gizi.

Berapa banyak energi yang dibutuhkan lansia?

Pada dasarnya, kebutuhan energi akan berbeda-beda pada setiap orang. Ini akan dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan hal lainnya. Namun kebutuhan energi akan menurun
seiring berjalannya usia.

Perkiraannya, kebutuhan energi akan berkurang 70-100 kalori setiap penambahan usia 10 tahun
Dalam Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia, kecukupan energi lansia per hari adalah:
Pria

50-64 tahun: 2300 kalori

58-80 tahun: 1900 kalori

Wanita

50-64 tahun: 1900 kalori

58-80 tahun: 1550 kalori

Sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan energi harian tersebut agar tidak mengalami penurunan
berat badan.

Bicara kebutuhan gizi lansia, memang apa saja yang dibutuhkan?

Karbohidrat

Zat gizi lansia yang tidak boleh terlewatkan pastinya karbohidrat. Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi tubuh. Kebutuhan karbohidrat untuk lansia berkisar antara 45-65
persen dari total kebutuhan energi harian.
Contohnya: nasi, roti, kentang, sagu, sereal, pasta, singkong, bihun, dan makanan pokok lainnya.

Protein

Protein sangat penting bagi tubuh, yakni sebagai pertumbuhan dan perkembangan setiap sel
dalam tubuh. Protein juga penting untuk menjaga kekebalan tubuh lansia. Untuk lansia,
kebutuhan protein sebesar 10-35 persen dari total kebutuhan energi.

Contohnya : daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bisa dari jenis kacang-kacangan.

Lemak

Lemak membantu untuk menyediakan energi jangka panjang, memberikan rasa kenyang setelah
makan, membantu pembentukan hormon, membentuk membrane sel, mengangkut vitamin A,D,
E, K ke seluruh tubuh.

Asupan lemak harus dibatasi sekitar 20-35 persen per hari, dengan batas asupan lemak yang
jenuh setidaknya kurang dari 10 persennya. Jenis lemak yang harus dihindari adalah lemak
jenuh, seperti pada mentega, gajih pada daging sapi, dan kulit ayam.

Kolesterol juga perlu dibatasi di bawah 300 mg. Perhatikan juga asupan asam lemak omega 3.
Menurut AKG 2013, kebutuhan omega 3 lansia adalah sebesar 1,6 gram.

Vitamin dan Mineral

Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh, sedangkan mineral sendiri merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh.

Contoh : sayur-sayuran, buah-buahan, air mineral, dll.

Bagaimana dengan kebutuhan air pada lansia?


Jumlah cairan tubuh akan menurun seiring bertambahnya usia, sehingga lansia berisiko
mengalami dehidrasi. Apalagi jika tidak dibarengi dengan kebiasaan minum air yang rutin dan
banyak setiap harinya.

Kebutuhan air tidak berubah sejak usia 19 tahun keatas, mengkonsumsi lebih dari 6 gelas sehari
mencegah dehidrasi.

Sebagai panduan kebutuhan air, setiap 1 mL air dibutuhkan untuk setiap kalori yang dikonsumsi
dengan minimal 1500 kkal. Contohnya, untuk orang dengan kebutuhan energi 2000 kkal per hari
dibutuhkan air 2000 mL atau 2 L atau setara dengan 8 gelas per hari.

Adakah anjuran lain supaya lansia tetap mau makan?


Kebutuhan gizi lansia maupun energi memang sangat penting tapi bukan hannya itu, lansia
sebaiknya juga melakukan anjuran berikut ini.

 Sebaiknya olah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang.


 Mengurangi makanan yang digoreng.
 Sesuaikan tekstur makanan dengan kemampuan. Jika sulit menelan, sebaiknya sajikan makanan
dalam bentuk lunak.
 Menentukan jadwal makan yang teratur. Contoh, sarapan jam 6 pagi, selingan jam 9 pagi, makan
siang jam 12, makan selingan jam 3 sore, makan malam jam 6 malam, dan selingan jam 9
malam.
 Batasi makanan yang manis-manis atau mengandung kadar gula tinggi.
 Batasi makanan yang terlalu pedas.
 Batasi minum kopi atau teh.
 Batasi konsumsi makanan yang terlalu asin.

Jika lansia tidak mau makan juga, apakah butuh penambah nafsu makan atau suplemen
makanan?
Jika lansia tidak mau makan, sebaiknya yang dicari tahu dahulu penyebabnya. Apakah karena
sakit, kesulitan mengunyah, depresi karena setiap penyebab akan berbeda penanganannya.

Contoh, kalau kondisinya karena kesulitan mengunyah, mungkin bisa diberikan makanan
bertekstur lunak. Tidak harus langsung diberikan suplemen. Kalau masih ada yang bisa
dilakukan selain menambahkan suplemen, lakukanlah terlebih dahulu.

Pemberian suplemen penambah selera makan akan diberikan sesuai dengan kondisi lansia
tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi atau kekurangan suatu zat
semakin parah.

Selain memerhatikan zat gizi lansia butuh apa lagi?


Lansia tetap membutuhkan olahraga untuk menjaga kesehatannya. Akan tetapi, sebaiknya
konsultasikan dahulu ke dokter apakah kondisinya memungkinkan.

Jika diperbolehkan lakukan 2-3 kali dalam seminggu, ini termasuk latihan aerobik dan latihan
kekuatan. Untuk latihan kekuatan, lakukan dengan 8-10 macam gerakan dengan 8-12 kali
repetisi yang dilakukan dengan total selama 20-30 menit.

Selain olahraga, lansia juga perlu untuk memantau berat badannya secara rutin. Lansia juga tidak
boleh diam saja, lakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan agar tubuh tetap fit dan
mencegah pikun. Dan yang pasti hindari stres dan selalu senang.
Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Menurut
Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Secara
umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

2.1.2 Batasan Usia Lansia


Menurut Santoso (2010 ), lansia adalah orang dengan usia di atas 60 tahun. Menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO), batasan umur lansia ada empat tahap, yang pertama usia pertengahan
yang berkisar antara 45 sampai 59 tahun. Kedua lansia yang berkisar antaara 60 sampai 74 tahun.
Ketiga lansia tua yang berkisar antara 75 sampai 90 tahun. Terakhir usia sangat tua yang berkisar
lebih dari 90 tahun. Menurut Depkes (2011), batasan usia lansia meliputi, pra lansia kelompok
usia antara 45 sampai 59 tahun, lansia antara 60 sampai 69 tahun dan lansia beresiko kelompok
usia lebih dari 70 tahun.

Lima klasifikasi usia pada lansia (Maryam, 2008) yaitu, Pra lansia atau prasenilis adalah seorang
yang berusia antara 45 sampai 59 tahun, kemudian lansia adalah seorang yang berusia 60 tahun
atau lebih, lansia beresiko tinggi adalah seorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang
yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003), selain itu lansia
potensial tinggi adalah lansia yang masih mampu melakukan aktivitas, yang terakhir lansia tidak
potensial adalah lansia yang tidak berdaya dalam mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

2.2 Proses Menua


Proses menua adalah suatu tahapan hilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi yang normal. Proses menua merupakan proses
yang terjadi secara terus-menerus dan alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu berbeda
kecepatannya. Menua bukanlah status penyakit yang terdapat pada diri seseorang tetapi menua
merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh.
Ada beberapa macam teori yang berkaitan dengan proses penuaan menurut Darmojdo, antara
lain Teori Genetik Clock, menurut teori ini proses menua telah terprogram oleh waktu secara
genetik untuk spesies atau jenis tertentu. Kemudian Teori Mutasi somatik, menurut teori ini telah
terjadi mutasi progresif pada DNA sel somatik yang menyebabkan menurunnya kemampuan
fungsional sel somatik. Lalu adanya Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh, menurut teori ini
terjadinya mutasi yang berulang maupun perubahan protein setelah translasi mengakibatkan
sistem imun tubuh berkurang kemampuannya untuk mengenali dirinya maka hal ini
menyebabkan peristiwa autoimun. Selain itu terdapat Teori Radikal Bebas, menurut teori ini
tidak stabilnya radikal bebas di alam bebas mengakibatkan oksidasi oksigen sehingga
menyebabkan sel-sel tidak bisa regenerasi. Teori menurut Darmodjo yang terakhir adalah Teori
Menua Akibat Metabolisme, menurut teori ini penurunan jumlah kalori disebabkan karena
menurunnya salah satu proses metabolisme yang akan menghambat pertumbuhan dan
perpanjangan usia.

2.3 Perubahan Sistem Pencernaan


Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodental disease yang biasa terjadi setelah umur 30
tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi buruk. Indera pengecap
menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (±80%),
hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam, dan pahit.
Esofagus (kerongkongan) melebar. Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam
lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi atau sembelit. Fungsi
absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu). Liver (hati) semakin mengecil dan menurunnya
tempat penyimpanan serta berkurangnya aliran darah.

2.4 Kebutuhan Nutrisi pada Lansia


Semua makhluk hidup memerlukan sumber energi untuk kelangsungan
hidupnya. Tubuh memerlukan makanan yang bergizi untuk proses metabolisme. Pemenuhan
kebutuhan gizi dengan baik dapat membantu menyesuaikan prosesperubahan yang dialami dan
dapat menjaga kelangsungan pergantian sel tubuh sehingga dapat memperpanjang umur untuk
para lansia. Berdasarkan kegunaan bagi tubuh, zat gizi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu zat
energi, zat pembangun dan zat pengatur.

Pertama, zat energi. Dalam bahan makanan, zat energi ini mengandung karbohidrat dan lemak.
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, ubi, roti dll. Sedangkan
bahan makanan yang mengandung lemak seperti santan, mentega, minyak dll. Kedua, zat
pembangun. Dalam bahan makanan, zat pembangun ini mengandung protein. Bahan makanan
yang mengandung protein seperti tempe, tahu, ikan, daging dll. Ketiga, zat pengatur. Dalam
bahan makanan, zat pengatur ini mengandung vitamin dan mineral. Bahan makanan yang
mengandung vitamin dan mineral seperti buah, sayur dll.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia antara lain kerusakan gigi
(ompong) sehingga kemampuan mencerna makanan berkurang, menurunnya cita rasa terhadap
makanan karena melemahnya indera pengecap, pelebaran yang terjadi pada kerongkongan
(oesophagus), asam lambung dan rasa lapar menurun, gerakan usus yang lemah, dan
menurunnya penyerapan makanan di usus.

2.6 Masalah Gizi pada Lansia


2.6.1 Gizi Berlebih
Banyak terjadi di negara bagian barat dan kota besar. Berat badan berlebih dapat diakibatkan
karena kebiasaan makan yang banyak saat muda dan pada lansia kalori yang digunakan
berkurang karena aktivitas fisiknya berkurang kegemukan adalah salah satu penyebab terjadinya
berbagai penyakit seperti jantung, darah tinggi dan kencing manis.

2.6.2 Gizi Kurang


Terjadinya kekurangan gizi disebabkan oleh masalah sosial ekonomi dan gangguan penyakit.
Berat badan yang kurang dari normal dapat disebabkan karena rendahnya konsumsi kalori dalam
tubuh, dan bila kekurangan protein dapat menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki. Hal tersebut mengakibatkan kerontokan rambut, penurunan daya tahan tubuh, dan
mudah terkena infeksi.
2.6.3 Kekurangan Vitamin
Kurang mengkonsumsi buah, sayur serta protein dapat mengakibatkan kulit kering, lesu, tidak
semangat, kurang nafsu makan, serta penurunan penglihatan.

2.7 Pemantauan Status Gizi


2.7.1 Penimbangan Berat Badan
Penimbangan Berat Badan dilakukan secara teratur minimal satu minggu sekali.
2.7.2 Kekurangan Kalori Protein
Penurunan asupan protein pada lansia mengakibatkan tidak semangat dan mudah terserang
penyakit.
2.7.3 Kekurangan Vitamin D
Terjadi bila kurang mendapat sinar matahari, jarang minum susu, kurang mengkonsumsi vitamin
D yang terdapat pada ikan, hati, susu dll.
2.8 Asupan Makanan pada Lansia
Gangguan pengaturan nafsu makan dan asupan energi berhubungan juga dengan proses penuaan
yang dapat menimbulkan anoreksia atau obesitas. Untuk anoreksia disarankan untuk
mempertimbangkan tambahan energi dari minuman, sedangkan obesitas harus mengkonsumsi
makanan berbentuk padat.

2.9 Gizi Tepat untuk Lansia


Gizi yang tepat bagi lansia antara lain memperhatikan prinsip kebutuhan gizi, gizi yang disajikan
dalam menu harus seimbang, penyesuaian tekstur dan bentuk makanan, mengurangi makanan
berlemak tinggi, mengurangi atau menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung
garam natrium tinggi, serta Memperbanyak makan buah, sayur, dan air putih.

2.10 Perencanaan Makanan Untuk Lansia


Dalam perencanaan makan bagi lansia, perlu diperhatikan beberapa hal, seperti makanan harus
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Kemudian memperhatikan porsi
makanan, jangan terlalu kenyang. Lalu, mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak
minum. Selain itu, membatasi makanan manis, berlemak serta membatasi menum kopi atau teh,
memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi, serta disarankan pengolahan
makanan yang dikukus, direbus, maupun dipanggang serta kurangi makanan yang digoreng.
Pengertian lansia
Pengertian lanjut usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke
atas. Proses penuaan adalah siklus kehidupanyang di tandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang di tandai dengan
semakin rentanya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya penyakit kardiovaskuler, hal tersebut
disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta system organ. Perubahan tersebut pada
umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akirnya berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum
akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah 2010).
2.1.1 Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda menurut WHO
lansia meliputi :
a)Usia pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun
b) Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74 tahun
c)Lanjut usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun
d) Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas
Menurut departemen kesehatan RI (2006) mengelompokan lansia menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini ( senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative
(usia >65 tahun)

2.1.2 Ciri-ciri lansia


Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang
lanjut usia, yaitu :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya
jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise
itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada
mendengarkan pendapat orang lain.
c. Menua membutuhkan perubahan
peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk.(Hurlock,1980:380)

2.1.3kebutuhan Zat gizi


a. Gizi
Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh
makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan agar menghasilkan berbagai aktivitas penting
dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient
(unsur gizi). Istilah ini dipakai secara umum pada setiap zat yang
dicerna,diserap dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal
tubuh.nutrien dapat dipilah menjadi :
a. karbohidrat
ykarbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia sehingga jenis
nutrient ini dinamakan pula tenaga hidratarang yang ada dalam
makananadalah pati,sukrosa,laktosa dan fruktosa. Yang paling penting
diantara jenis-jenis hidratarang ini adalah pati polisakarida yang dicernakan
oleh enzimamilase pancreas.Karbohidrat dioksidasi dalam tubuh agar
menghasilkan panas dan energy bagi segala bentuk aktivitas
tubuh.Penggunaan karbohidrat relative menurun pada usia lanjut karena
kebutuhan kalori juga menurun 1960 kal pada laki-laki.Pada perempuan 1700
kal.
b. protein
protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan
perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan
tubuh. Contohnya; daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bias dari jenis
kacang-kacangan vitamin dan mineral. Kecukupan protein sehari yang
dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg bb atau 15-25% dari
kebutuhan energy. Di anjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari
protein nabati dan dari protein hewani dengan perbandingan 2 :1 jumlah
protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 55 gram per hari dan
wanita 48 gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani
lain dan 75% protein nabati.
c. Lemak
Lemak seperti halnya hidratarang,tersusun dari atom-atom karbon,hirogen dan
oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya berbeda.lemak di bentuk melalui
penggabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Misalnya lemak dalam
mentega,minyak sayur dll. Pada usia lanjut dianjurkan konsumsi lemak jangan
lebih dari 15% kebutuhan energy dan menggunakan minyak nabati karna
mengandung asam lemak tak jenuh kecuali santan.
d. Air dan serat
Air ini merupakan unsur paling penting di antara semua nutrien dan terdapat
baik dalam makanan padat maupun dalam minuman.Sejumlah kecil air
dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat proses
metabolism. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan lewat
keringat,urin dan feses.Pada lansia dianjurkan untuk minum lebih dari 6-8 per
hari.
e. Vitamin
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi tubuh, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri merupakan unsur
pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
didalam tubuh.contoh; sayur-sayuran, dan buah-buahan dll.Bagi lansia
komposisi energy sebanyak 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan
sisanya dari karbohidrat.Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak
1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita 1700kalori. Bila jumlah kalori
yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa
lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
(mary E. Beck.2011:1-5)
2.1.4 Kecukupan gizi pada manula sama
seperti kecukupan gizi pada kelompok penduduk yang lebih muda
usianya. Satu-satunya pengecualian adalah penurunan kebutuhan akan
energi yang mengikuti pertambahan umur. Sebab-sebab yang melandasi
kondisi ini adalah :
1. Keadaan fisik menurun bersamaan dengan bertambahnya usia, sehingga
energi yang di keluarkan lebih sedikit.
2. Perubahan pada komposisi dan fungsi tubuh menyebabkan penurunan BMR
(basal metabolic rate)
Implikasi praktis pengurangan energi ini :
1. Apabila konsumsi energi tidak berkurang, berat badan akan naik
2. Diet harus mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan akan nutrien sementara masukan energi (jumblah total makanan) di
kurangi.
Orang-orang tertentu dalam kelompok manula memperlihatkan
peningkatan kebutuhan akan nutrient-nutrien tertentu. Hal ini bukan
merupakan problem yang kusus bagi manula saja.Problem tersebut dapa
terjadi pada segala kelompok umur, hanya frekuensinya lebih sering pada
kelompok manula. Sebagai contoh, manula yang sehari-hari tingal di dalam
rumah tidah pernah bepergian, akan memerlukan lebih banyak vitamin D dari
makanannya. masukan vitamin D yang di anjurkan bagi manula yang aktif
keluar adalah 2,5 fjg kolekalsiferol per hari. Sedangkan rekomendasi terahir
bagi manula yang selalu tingal di rumah adalah 10 fjg per hari. (mary E.
Beck,2011:157-158)
2.1.5 Solusi dan Diet pada lansia
Solusi dan diet pada lansia yaitu dapat di ketahui dari pola makan, karena
pola makan yang tepat dapat mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia, mulai
dari kesehatan, produktivitas, dan semangatnya. Namun mengingat kondisi
fisik dan bologis yang mengalami penurunan, membuat lansia harus mengatur
pola amakannya secara khusus.Penurunan kondisi ini misalya lansia sering
mengeluh, sulit mengonsumsi daging dan makanan keras akibat ganguan gigi
dan gusinya. Selain itu mereka juga sering merasa tak nyaman saat
mengonsumsi susu, karena lactose intoleran di tambah kehilangan selera
makan akibat menurunnya indra perasa. Kondisi itulah lansia memerlukan
perencanaan menu kusus. Diet kusus ini penting untuk mengurangi resiko
kekurangan gizi atau sebaliknya kelebihan gizi.(Ririn indriyani, 2011).
2.2 Proses penuaan
Proses ini berawal sejak selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun.
Beberapa orang menyadari di mulainya proses penuaan (di luar, rambut yang
menjadi putih) dan proses ini tidak menimbulkan permasalahaan. Kemudian
proses penuaan terjadi semakin cepat dan perubahan fisiologis semakin jelas.
Kerapuhan akibat perubahan fisiologis tidak selalu mudah di bedakan dari
penurunan jasmania yang menyertai malnutrisi. Perubahan degenerative
dalam proses penuaan mencakup :
1. Penurunan kemampuan mencium baud an mengecap
2. Penurunan daya pendengaran
3. Penurunan daya penglihatan
4. Osteoarthritis
5. Osteoporosis
6. Penyakit pembuluh arteri
7. Penurunan toleransi glukosa
8. Penurunan ukuran dan kekuatan otot
Hanya sedikit yang bias kita lakukan untuk mencegah semua keadaan
ini, kecuali mungkin menghindari keadaan kegemukan. Berat badan yang
berlebihan membuat gerakan lebih sulit dan menambah rasa nyeri pada
keadaan artritis.Kegemukan juga menggangu toleransi glukosa dan menjadi
penyabab timbulnya penyakit pembuluh nadi.

2.2.1 Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi
Menurut (Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut :
a. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh dapat memberikan indikasi status gizi dan tingkatbugaran
jasmani seseorang.Akibat penuaan pada lansia masa otot berkurang sedangkan
masalah malah beekurang. Masa tubuh yang berlemak berkurang sebanyak
6,3% sedangkan banyak 2% masa lemak bertambah dari berat badan. Jumlah
cairan tubuh berkurang dari 60% dari berat badan pada orang muda menjadi
45% dari berat badan wanita usia lanjut (kawas dan broak
mayer,2006;Arisman,2008.
b. Gigi dan mulut
Gigi merupakan unsur penting untuk pencapaian derajat kesehatan dan gizi
yang baik. Perubahan fisiologis yang terjadi ]ada jaringan keras gigi sesuai
perubahan pada gigi. setelah gigi erupsi,morfologi gigi berubah karena
pemakaian kemudian tanggal digantikan gigi permanen.pada usia lanjut gigi
permanen menjadi kering,lebih rapuh,berwarna lebih gelap,dan bahkan
sebagian gigi telah tanggal (Arisman,2004).Dengan hilangnya gigi geligi akan
mengganggu hubungan oklusi gigi atas dan bawah akan mengakibatkan daya
kunyah menurun. Pada lansia saluranpencernaan tidak dapat mengimbangi
ketidaksempurnaan fungsi kunyah sehingga akan mempengaruhi kesehatan
umum (Darmojo,2010)
c. Indra pengecap dan pencium
Dengan bertambahnya umur ,kemampuan mengecap,mencerna,dan
metaboisme makanan berubah. Dalam Darmojo (2010) menyatakan 80%
tunas pengecap hilang padausia 80 tahun. Wanita pasca menopause cenderung
berkurang kemampuan mearasakan manis dan asin.keadaan ini dapat
menyebabkan lansia kurang menikmati makanan dan mengalami penurunan
nafsu makan dan asupan makanan.
d. Gastrointestinal
Motilitas lambung dan pengosongan Lambung menurun seiring dengan
meningkatnya usia. Lapisan lambung lansia menipis di atas 60 tahun,sekresi
HCL dan pepsin berkurang. Akibatnya penyerapan vitamin dan zat besi
berkurang sehingga berpengaruh pada kejadian osteoporosis dan osteomalasia
pada lansia. Pada manusia lanjut usia,reseptor pada esophagus kurang
sensitive dengan adanya makanan. Hal ini menyebabkan kemampuan
peristaltic esopha
Gus mendorong makanan ke lambung menurun sehingga pengosongan esophagus
terlambat (Darmojo.2010).
e. Hematologi
Berbagai kelainan hematologi dapat terjadi pada usia lanjut sebagai akibat dari
proses manua pada system hemkropoetik. Berdasarkan pengamatan klinik dan
laboratorium,didapatkan bukti bahwa pada batas umur tertentu,sumsum tulang
mengalami involusi ,sehingga cadangan sumsum tulang pada usia lanjut
menurun
2.3 Resiko penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative)
a. Penyakit kulit
Penyakit kulit pada lansia lanjut perlu dikenal berhubungan dengan gizi
seperti ;
1) Penyakit kulit mungkin manifestasi bentuk spesifik malnutrisi.
2) Penyakit kulit membutuhkan intervensi gizi untuk penyembuhan,seperti
ulkus decubitus
3) Penyakit kulit menunjukan penyakit metabolik, seperti diabetes.
4) Penyakit kulit menimbulkan malnutrisi seperti, pada skerosis sistemik
5) Penyakit kulit membutuhkan terapi yang bersamaan dengan gizi
Tanda-tanda pada kulit pasien malnutrisi yaitu adanya defisiensi riboflavin
menumbulkan dermatitis seberrhoic di tandai dengan kemerahan dan
mengelupas lipatan kulit antara hidung dan sudut mulut dan lesi mengelupas
yang sama juga terjadi pada keriput sekitar mata.
b. Penyakit pada rongga mulut usia lanjut usia
1. Kandidiasis rongga mulut
Infeksi ragi dalam mulut sering terjadi pada usia lanjut. Permukaan keputihan
terlihat pada membran mukosa mulut.Lokalisasi dapat terjadi di lidah, gusi,
atau bibir tetapi dapat juga terjadi infeksi kandidiasis menyeluruh pada mulut.
2. Glositis
Masalah yang berhubungan dengan glositis adalah defisiensi besi, defisiensi
riboflavin, defisiensi folasin (Baker, Jaslow, dan Frank 1978)
3. Leukoplakia
Timbul lapisan keputihan menetap atau garis retak pada bibir dam memban
mukosa mulut.Lesi ini tidak dapat diobati dan merupakan tempat
berkembangnya kanker.
c. Penyakit saluran cerna pada usia lanjut :
1. Perdarahan saluran cerna
Perdarahan saluran cerna kronis dan berat mengakibatkan anemia defisiensi
besi, menurunnya tekanan darah pada orang yang sebelumnya menderita
tekanan darah tinggi.
2. Diare
Diare padalanjut usia di bagi atas diare akut dan kronis. Diare akut dapat
terjadi akibat adanya bakteri gastroenteritis.Diare kronis disebabkan oleh
inflamasi usus besar dan penyakit usus halus penyebab maldigesti dan
malabsorbsi.
3. Kontipasi
Kontipasi berkaitan dengan asupan yang rendah.Dapat penyebab konstipasi
berulang.
4. Nyeri perut
Penyebab paling sering dari nyeri perut akut seperti obstruksi usus
(disebabkan kanker, volvulus, atau appendicitis).
Cara menanggulanginya:
1. Makan-makanan camilan atau makanan kecil yang tepat pada saat sebelum
tidur diantara jam-jam makan.
2. Hindari makanan yang dapat mengganggu percernaan seperti
cabai,merica,dan minuman yang mengandung alcohol.
Penyakit system kardiovaskuler pada usia lanjut:
Aterosklerosis suatu keadaan degenerative yang prograsif arteri, ditandai dengan
fatty steak (deposit kolesterol).Komplikasi bertambahnya lesi adalah
ulserasi,kalsifikasi, dan thrombosis.Thrombosis pada arteri dapat
menimbulkan okulasi (sumbatan). Cara menanggulanginya :
1. Mempertahankan berat barangi dan yang ideal.
2. Mengurangi konsumsi total lemak.
3. Mengurangi konsumsi garam.
d. Penyakit ginjal pada usia lanjut
Penyakit ginjal pada usia lanjut biasanya kronik merupakan keaadaan adanya
usia bertambah berat stadium penyakit ginjal yang sudah ada.sering penyakit
ginjal dengan tanda-tanda gagal ginjal kronis(uremia),seperti polyuria(aliran
volume besar urin yang encer),tanda neurologis(sakit
kepala,konfulsi,tremor,koma),dan episode perdarahan.Cara menangulaninya
memodifikasi makanan ditujukan untuk sedapat mungkin menunda
penimbunan berbagai produk akhir metabolic.
e. Penyakit diabetes pada usia lanjut
Diabetes pada usia lanjut terdiri atas jenis yang twergantung insulin dan jenis
yang tidak sensitive terhadap insulin. Bila diabetes muncul pada usia lanjut
sering merupakan bentuk non insulin dependent(NIDDM). Cara
menanggulanginya bias dilakukan dengan melakukan diet untuk diabetes.
f. Penyakit anemia pada usia lanjut
Anemia pada usia lanjut sama dengan kelompok usia laninnya dapat berasal
dari gizi anemia defesiensi besi dapat disebabkan oleh asupan gizi yang
rendah terutama mungkin karena diet rendah energy dan teriri dari rendah
kandungan total besi. Cara menanggulanginya dengan cara makan vitamin
B12 karena kekurangan vitamin B12 akan menimbulkan anemia.
g. Penyakit kanker pada usia lanjut
Meningkatnya insiden kanker dan penyakit keganasan lain pada usia lanjut.
Cara menanggulangnya mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen
misalnya tidak merokok, menghindari makanan tinggi lemak, menambah
makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah, hidup aktif fisik
mengupayakan berat badan yang ideal.
h. Penyakit muskuluskletal pada usia lanjut
System kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh dan termasuk
sendi dan ligament. Cara menanggulanginya dilakukan dengan cukup kalsium

Anda mungkin juga menyukai