sekali. Umumnya, hal tersebut disebabkan oleh berbagai perubahan alami yang terjadi pada
tubuh ketika mulai menua.
Segala perubahan tersebut secara otomatis membuat nafsu makan lansia berkurang. Maka itu,
harus ada pengaturan makan yang tepat supaya lansia tidak mengalami penurunan berat badan
yang drastis dan kekurangan zat gizi.
Pada dasarnya, kebutuhan energi akan berbeda-beda pada setiap orang. Ini akan dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan hal lainnya. Namun kebutuhan energi akan menurun
seiring berjalannya usia.
Perkiraannya, kebutuhan energi akan berkurang 70-100 kalori setiap penambahan usia 10 tahun
Dalam Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia, kecukupan energi lansia per hari adalah:
Pria
Wanita
Sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan energi harian tersebut agar tidak mengalami penurunan
berat badan.
Karbohidrat
Zat gizi lansia yang tidak boleh terlewatkan pastinya karbohidrat. Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi tubuh. Kebutuhan karbohidrat untuk lansia berkisar antara 45-65
persen dari total kebutuhan energi harian.
Contohnya: nasi, roti, kentang, sagu, sereal, pasta, singkong, bihun, dan makanan pokok lainnya.
Protein
Protein sangat penting bagi tubuh, yakni sebagai pertumbuhan dan perkembangan setiap sel
dalam tubuh. Protein juga penting untuk menjaga kekebalan tubuh lansia. Untuk lansia,
kebutuhan protein sebesar 10-35 persen dari total kebutuhan energi.
Contohnya : daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bisa dari jenis kacang-kacangan.
Lemak
Lemak membantu untuk menyediakan energi jangka panjang, memberikan rasa kenyang setelah
makan, membantu pembentukan hormon, membentuk membrane sel, mengangkut vitamin A,D,
E, K ke seluruh tubuh.
Asupan lemak harus dibatasi sekitar 20-35 persen per hari, dengan batas asupan lemak yang
jenuh setidaknya kurang dari 10 persennya. Jenis lemak yang harus dihindari adalah lemak
jenuh, seperti pada mentega, gajih pada daging sapi, dan kulit ayam.
Kolesterol juga perlu dibatasi di bawah 300 mg. Perhatikan juga asupan asam lemak omega 3.
Menurut AKG 2013, kebutuhan omega 3 lansia adalah sebesar 1,6 gram.
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh, sedangkan mineral sendiri merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh.
Kebutuhan air tidak berubah sejak usia 19 tahun keatas, mengkonsumsi lebih dari 6 gelas sehari
mencegah dehidrasi.
Sebagai panduan kebutuhan air, setiap 1 mL air dibutuhkan untuk setiap kalori yang dikonsumsi
dengan minimal 1500 kkal. Contohnya, untuk orang dengan kebutuhan energi 2000 kkal per hari
dibutuhkan air 2000 mL atau 2 L atau setara dengan 8 gelas per hari.
Jika lansia tidak mau makan juga, apakah butuh penambah nafsu makan atau suplemen
makanan?
Jika lansia tidak mau makan, sebaiknya yang dicari tahu dahulu penyebabnya. Apakah karena
sakit, kesulitan mengunyah, depresi karena setiap penyebab akan berbeda penanganannya.
Contoh, kalau kondisinya karena kesulitan mengunyah, mungkin bisa diberikan makanan
bertekstur lunak. Tidak harus langsung diberikan suplemen. Kalau masih ada yang bisa
dilakukan selain menambahkan suplemen, lakukanlah terlebih dahulu.
Pemberian suplemen penambah selera makan akan diberikan sesuai dengan kondisi lansia
tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi atau kekurangan suatu zat
semakin parah.
Jika diperbolehkan lakukan 2-3 kali dalam seminggu, ini termasuk latihan aerobik dan latihan
kekuatan. Untuk latihan kekuatan, lakukan dengan 8-10 macam gerakan dengan 8-12 kali
repetisi yang dilakukan dengan total selama 20-30 menit.
Selain olahraga, lansia juga perlu untuk memantau berat badannya secara rutin. Lansia juga tidak
boleh diam saja, lakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan agar tubuh tetap fit dan
mencegah pikun. Dan yang pasti hindari stres dan selalu senang.
Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Menurut
Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Secara
umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Lima klasifikasi usia pada lansia (Maryam, 2008) yaitu, Pra lansia atau prasenilis adalah seorang
yang berusia antara 45 sampai 59 tahun, kemudian lansia adalah seorang yang berusia 60 tahun
atau lebih, lansia beresiko tinggi adalah seorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang
yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003), selain itu lansia
potensial tinggi adalah lansia yang masih mampu melakukan aktivitas, yang terakhir lansia tidak
potensial adalah lansia yang tidak berdaya dalam mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
Pertama, zat energi. Dalam bahan makanan, zat energi ini mengandung karbohidrat dan lemak.
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, ubi, roti dll. Sedangkan
bahan makanan yang mengandung lemak seperti santan, mentega, minyak dll. Kedua, zat
pembangun. Dalam bahan makanan, zat pembangun ini mengandung protein. Bahan makanan
yang mengandung protein seperti tempe, tahu, ikan, daging dll. Ketiga, zat pengatur. Dalam
bahan makanan, zat pengatur ini mengandung vitamin dan mineral. Bahan makanan yang
mengandung vitamin dan mineral seperti buah, sayur dll.
2.2.1 Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi
Menurut (Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut :
a. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh dapat memberikan indikasi status gizi dan tingkatbugaran
jasmani seseorang.Akibat penuaan pada lansia masa otot berkurang sedangkan
masalah malah beekurang. Masa tubuh yang berlemak berkurang sebanyak
6,3% sedangkan banyak 2% masa lemak bertambah dari berat badan. Jumlah
cairan tubuh berkurang dari 60% dari berat badan pada orang muda menjadi
45% dari berat badan wanita usia lanjut (kawas dan broak
mayer,2006;Arisman,2008.
b. Gigi dan mulut
Gigi merupakan unsur penting untuk pencapaian derajat kesehatan dan gizi
yang baik. Perubahan fisiologis yang terjadi ]ada jaringan keras gigi sesuai
perubahan pada gigi. setelah gigi erupsi,morfologi gigi berubah karena
pemakaian kemudian tanggal digantikan gigi permanen.pada usia lanjut gigi
permanen menjadi kering,lebih rapuh,berwarna lebih gelap,dan bahkan
sebagian gigi telah tanggal (Arisman,2004).Dengan hilangnya gigi geligi akan
mengganggu hubungan oklusi gigi atas dan bawah akan mengakibatkan daya
kunyah menurun. Pada lansia saluranpencernaan tidak dapat mengimbangi
ketidaksempurnaan fungsi kunyah sehingga akan mempengaruhi kesehatan
umum (Darmojo,2010)
c. Indra pengecap dan pencium
Dengan bertambahnya umur ,kemampuan mengecap,mencerna,dan
metaboisme makanan berubah. Dalam Darmojo (2010) menyatakan 80%
tunas pengecap hilang padausia 80 tahun. Wanita pasca menopause cenderung
berkurang kemampuan mearasakan manis dan asin.keadaan ini dapat
menyebabkan lansia kurang menikmati makanan dan mengalami penurunan
nafsu makan dan asupan makanan.
d. Gastrointestinal
Motilitas lambung dan pengosongan Lambung menurun seiring dengan
meningkatnya usia. Lapisan lambung lansia menipis di atas 60 tahun,sekresi
HCL dan pepsin berkurang. Akibatnya penyerapan vitamin dan zat besi
berkurang sehingga berpengaruh pada kejadian osteoporosis dan osteomalasia
pada lansia. Pada manusia lanjut usia,reseptor pada esophagus kurang
sensitive dengan adanya makanan. Hal ini menyebabkan kemampuan
peristaltic esopha
Gus mendorong makanan ke lambung menurun sehingga pengosongan esophagus
terlambat (Darmojo.2010).
e. Hematologi
Berbagai kelainan hematologi dapat terjadi pada usia lanjut sebagai akibat dari
proses manua pada system hemkropoetik. Berdasarkan pengamatan klinik dan
laboratorium,didapatkan bukti bahwa pada batas umur tertentu,sumsum tulang
mengalami involusi ,sehingga cadangan sumsum tulang pada usia lanjut
menurun
2.3 Resiko penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative)
a. Penyakit kulit
Penyakit kulit pada lansia lanjut perlu dikenal berhubungan dengan gizi
seperti ;
1) Penyakit kulit mungkin manifestasi bentuk spesifik malnutrisi.
2) Penyakit kulit membutuhkan intervensi gizi untuk penyembuhan,seperti
ulkus decubitus
3) Penyakit kulit menunjukan penyakit metabolik, seperti diabetes.
4) Penyakit kulit menimbulkan malnutrisi seperti, pada skerosis sistemik
5) Penyakit kulit membutuhkan terapi yang bersamaan dengan gizi
Tanda-tanda pada kulit pasien malnutrisi yaitu adanya defisiensi riboflavin
menumbulkan dermatitis seberrhoic di tandai dengan kemerahan dan
mengelupas lipatan kulit antara hidung dan sudut mulut dan lesi mengelupas
yang sama juga terjadi pada keriput sekitar mata.
b. Penyakit pada rongga mulut usia lanjut usia
1. Kandidiasis rongga mulut
Infeksi ragi dalam mulut sering terjadi pada usia lanjut. Permukaan keputihan
terlihat pada membran mukosa mulut.Lokalisasi dapat terjadi di lidah, gusi,
atau bibir tetapi dapat juga terjadi infeksi kandidiasis menyeluruh pada mulut.
2. Glositis
Masalah yang berhubungan dengan glositis adalah defisiensi besi, defisiensi
riboflavin, defisiensi folasin (Baker, Jaslow, dan Frank 1978)
3. Leukoplakia
Timbul lapisan keputihan menetap atau garis retak pada bibir dam memban
mukosa mulut.Lesi ini tidak dapat diobati dan merupakan tempat
berkembangnya kanker.
c. Penyakit saluran cerna pada usia lanjut :
1. Perdarahan saluran cerna
Perdarahan saluran cerna kronis dan berat mengakibatkan anemia defisiensi
besi, menurunnya tekanan darah pada orang yang sebelumnya menderita
tekanan darah tinggi.
2. Diare
Diare padalanjut usia di bagi atas diare akut dan kronis. Diare akut dapat
terjadi akibat adanya bakteri gastroenteritis.Diare kronis disebabkan oleh
inflamasi usus besar dan penyakit usus halus penyebab maldigesti dan
malabsorbsi.
3. Kontipasi
Kontipasi berkaitan dengan asupan yang rendah.Dapat penyebab konstipasi
berulang.
4. Nyeri perut
Penyebab paling sering dari nyeri perut akut seperti obstruksi usus
(disebabkan kanker, volvulus, atau appendicitis).
Cara menanggulanginya:
1. Makan-makanan camilan atau makanan kecil yang tepat pada saat sebelum
tidur diantara jam-jam makan.
2. Hindari makanan yang dapat mengganggu percernaan seperti
cabai,merica,dan minuman yang mengandung alcohol.
Penyakit system kardiovaskuler pada usia lanjut:
Aterosklerosis suatu keadaan degenerative yang prograsif arteri, ditandai dengan
fatty steak (deposit kolesterol).Komplikasi bertambahnya lesi adalah
ulserasi,kalsifikasi, dan thrombosis.Thrombosis pada arteri dapat
menimbulkan okulasi (sumbatan). Cara menanggulanginya :
1. Mempertahankan berat barangi dan yang ideal.
2. Mengurangi konsumsi total lemak.
3. Mengurangi konsumsi garam.
d. Penyakit ginjal pada usia lanjut
Penyakit ginjal pada usia lanjut biasanya kronik merupakan keaadaan adanya
usia bertambah berat stadium penyakit ginjal yang sudah ada.sering penyakit
ginjal dengan tanda-tanda gagal ginjal kronis(uremia),seperti polyuria(aliran
volume besar urin yang encer),tanda neurologis(sakit
kepala,konfulsi,tremor,koma),dan episode perdarahan.Cara menangulaninya
memodifikasi makanan ditujukan untuk sedapat mungkin menunda
penimbunan berbagai produk akhir metabolic.
e. Penyakit diabetes pada usia lanjut
Diabetes pada usia lanjut terdiri atas jenis yang twergantung insulin dan jenis
yang tidak sensitive terhadap insulin. Bila diabetes muncul pada usia lanjut
sering merupakan bentuk non insulin dependent(NIDDM). Cara
menanggulanginya bias dilakukan dengan melakukan diet untuk diabetes.
f. Penyakit anemia pada usia lanjut
Anemia pada usia lanjut sama dengan kelompok usia laninnya dapat berasal
dari gizi anemia defesiensi besi dapat disebabkan oleh asupan gizi yang
rendah terutama mungkin karena diet rendah energy dan teriri dari rendah
kandungan total besi. Cara menanggulanginya dengan cara makan vitamin
B12 karena kekurangan vitamin B12 akan menimbulkan anemia.
g. Penyakit kanker pada usia lanjut
Meningkatnya insiden kanker dan penyakit keganasan lain pada usia lanjut.
Cara menanggulangnya mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen
misalnya tidak merokok, menghindari makanan tinggi lemak, menambah
makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah, hidup aktif fisik
mengupayakan berat badan yang ideal.
h. Penyakit muskuluskletal pada usia lanjut
System kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh dan termasuk
sendi dan ligament. Cara menanggulanginya dilakukan dengan cukup kalsium