Anda di halaman 1dari 18

Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu[1].

Jenis diet
sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat
tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya
memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan.
Berbeda dalam penyebutan di beberapa negara, dalam bahasa Indonesia, kata diet lebih sering
ditujukan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi
tertentu. Artikel ini akan membahas mengenai diet dalam pengertian yang kedua.
Dalam pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
 Menurunkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga
penampilannya.
 Meningkatkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang
ingin meningkatkan massa otot.
 Pantang Terhadap Makanan Tertentu misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat
(glukosa) dan kalori).
Asupan nutrisi seseorang sangat berpengaruh terhadap massa tubuhnya.
Pola makan yang seimbang akan memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita,
sehingga tubuh kita akan berfungsi dengan baik. sayangnya hal ini menjadi tantangan yang sulit
terpecahkan oleh sebagian besar orang di dunia. sebuah semangat dan komitmen merupakan hal
yang utama dalam diet. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya
kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat
disebabkan oleh penggunaan seiring dengan usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat.Di
dunia, angka kejadian penyakit degeneratif semakin meningkat terutama di negara - negara maju.
Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya angka harapan hidup, gaya hidup tidak sehat, dan
tingkat kesembuhan terhadap penyakit - penyakit infeksi semakin tinggi. Dulu, sebelum penemuan
antibiotik angka kejadian dan angka kematian karena penyakit - penyakit infeksi masih tinggi. Di
Indonesia, penyakit - penyakit degeneratif mulai menjadi perhatian karena meningkatnya angka
kejadian dan angka kematian.

Rumusan masalah
Apa yang dimagsud diet pada pasien penyakit degeneratip
Apa saja contoh penyakit degeneratip

Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita diabetes. Pada tahun 2013,
penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia
20-79 tahun (dikutip dari Federasi Diabetes Internasional). Tetapi kurang dari 50% dari mereka
yang menyadarinya.
Apa Saja Gejala Diabetes?

Sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui gejala awal diabetes. Baik bagi yang berisiko
tinggi maupun bagi yang merasa sehat dan tidak memiliki riwayat atau potensi mengidap
diabetes.

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari
saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah
mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa
gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

 Sering merasa haus.


 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
 Rasa lapar yang ekstrem.
 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Berkurangnya massa otot.
 Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan
lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
 Kelelahan.
 Pandangan yang kabur.
 Luka yang lama sembuh.
 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya kondisi
diabetes kita.

Pengaruh Hormon Insulin dan Diabetes

Seluruh sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal.
Kadar zat gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh
pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.

Tetapi organ pankreas milik penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin
sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah
glukosa menjadi energi.

Sekilas Tentang Diabetes Tipe 1

Penderita diabetes tipe 1 sangat bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan tubuh
penderita akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal
ini memicu peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti.

Penderita jenis diabetes ini umumnya berusia di bawah 40 tahun, biasanya muncul pada masa
remaja atau anak-anak. Karena itu, diabetes tipe 1 juga disebut sebagai diabetes anak-anak.
Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi dibandingkan dengan diabetes tipe 2. Di antara 10 orang
penderita diabetes, diperkirakan hanya sekitar 1 orang yang mengidap tipe 1.

Selain harus menerima suntikan insulin setiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan
untuk menjaga kadar glukosa dalam darah agar tetap seimbang. Misalnya dengan menerapkan
pola makan sehat dan menjalani tes darah secara rutin.

Sekilas Tentang Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih umum terjadi. Sekitar 90 persen penderita
diabetes di dunia mengidap diabetes tipe ini.

Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh
yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini dikenal dengan
istilah resistensi terhadap insulin.

Gejala pada penderita diabetes tipe ini biasanya dapat dikendalikan dengan pola makan sehat dan
memantau kadar glukosa dalam darah. Tetapi, tetaplah waspada karena penyakit ini akan terus
berkembang dalam tubuh dan lambat laun Anda akan membutuhkan langkah pengobatan.

Diabetes tipe 2 sering dihubungkan dengan obesitas. Memang tidak semua orang yang mengidap
obesitas akan otomatis menderita diabetes tipe 2. Tetapi, makin tinggi indeks massa tubuh
seseorang, maka risiko diabetes tipe ini juga meningkat. Diabetes akibat obesitas umumnya
menyerang para manula.

Risiko Diabetes Kehamilan

Diabetes juga kerap menyerang para ibu hamil. Terdapat sebagian wanita yang memiliki kadar
glukosa dalam darah yang sangat tinggi selama masa kehamilan, sehingga tubuh mereka tidak
dapat memproduksi cukup insulin untuk menyerapnya. Diabetes yang dikenal sebagai diabetes
kehamilan ini dapat terjadi pada sekitar 15 hingga 18 orang di antara 100 wanita yang hamil.

Penderita diabetes tipe 1 yang hamil juga akan memiliki risiko tinggi karena dapat berdampak
pada ibu serta janin. Sangatlah penting bagi penderita diabetes yang sedang hamil untuk menjaga
keseimbangan kadar gula darahnya.

Ibu yang sedang hamil sebaiknya lebih cermat memantau kadar gula darah pada trimester kedua
(minggu 14-26). Pada masa itulah diabetes kehamilan umumnya berkembang dan kemudian
hilang setelah melahirkan. Meski demikian, risiko diabetes tipe 2 pada wanita yang pernah
mengalami diabetes kehamilan adalah sekitar tiga kali lebih tinggi dibandingkan populasi pada
umumnya.
steoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini membuat tulang
menjadi keropos dan rentan retak.

Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang, setelah pasien
mengalami jatuh ringan. Retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang
adalah kasus yang paling banyak ditemui pada penderita osteoporosis.

Penderita Osteoporosis di Indonesia

Di Indonesia, sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita berusia 70-
80 tahun mengidap osteoporosis, berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2006. Risiko wanita
mengidap osteoporosis empat kali lebih besar dibandingkan dengan risiko pada pria.

Meski umumnya osteoporosis dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause,
osteoporosis juga dapat terjadi pada pria, wanita yang berusia lebih muda, dan anak-anak.
Kekurangan kalsium diperkirakan menjadi penyebab kasus-kasus osteoporosis di Indonesia.
Apa Saja Gejala Osteoporosis?

Umumnya tidak ada tanda-tanda terjadinya osteoporosis di awal masa menurunnya kepadatan
tulang. Namun beberapa kondisi berikut dapat menjadi gejala terjadinya osteoporosis, antara
lain sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, lebih sering mengalami
cedera/keretakan tulang.

Berkurangnya kepadatan dapat membuat tulang rentan untuk retak. Keretakan biasanya terjadi
pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha.

Faktor Risiko Berkembangnya Osteoporosis

Tulang Anda terus beregenerasi dari waktu ke waktu. Ini berarti tulang yang telah rapuh akan
terganti dengan tulang baru. Saat masih kanak-kanak, tulang kita tumbuh dan mampu
memperbarui diri dengan cepat.

Pada rentang usia 16-18 tahun, tulang perlahan-lahan akan berhenti tumbuh, sementara massa
tulang akan terus bertambah hingga usia akhir 20-an. Namun proses ini melambat seiring dengan
pertambahan usia manusia. Secara perlahan, kepadatan tulang akan makin berkurang dan proses
ini dimulai sekitar umur 35 tahun.

Di Indonesia, kurangnya konsumsi makanan yang mengandung kalsium menjadi salah


satu penyebab utama meningkatnya jumlah pengidap osteoporosis di Indonesia.

Selain usia tua, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko
berkembangnya osteoporosis:

 Adanya riwayat penyakit anggota keluarga yang mengidap osteoporosis


 Sering mengonsumsi minuman keras dan merokok
 Penyakit yang menyerang kelenjar penghasil hormon, seperti kelenjar tiroid yang terlalu aktif
(hipertiroidisme)
 Malabsorpsi (ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi dari makanan)
 Pemakaian obat-obatan dalam jangka panjang yang memengaruhi kekuatan tulang atau kadar
hormon, seperti konsumsi prednisolon berkepanjangan.
 Kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh peradangan pada organ tubuh, seperti rheumatoid
arthritis, penyakit paru obstruktif kronis/COPD (chronic obstructive pulmonary disease), dan
penyakit Crohn.

Memeriksa Kepadatan Tulang Menggunakan DEXA Scan

Untuk mendiagnosis terjadinya osteoporosis, Anda perlu menjalani tes untuk memeriksa
kepadatan tulang. Dual energy X-ray absorptiometry/DEXA scan adalah pemeriksaan paling
umum untuk memperkirakan risiko keretakan tulang. Prosedur ini tidak memerlukan banyak
waktu dan tidak menyebabkan rasa sakit. Selain itu ada pula FRAX, algoritma untuk
memperkirakan risiko patah tulang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
Mengurangi Risiko Terkena Osteoporosis

Semua orang dapat menjaga tulang mereka tetap sehat dan mengurangi risiko mengidap
osteoporosis. Anda bisa mulai dengan menerapkan pola makan sehat disertai dengan melakukan
olahraga secara teratur. Perbanyak pilihan makanan yang kaya akan kandungan vitamin D dan
kalsium. Mulailah kurangi merokok hingga benar-benar bisa menghindari sepenuhnya dan
kurangi mengonsumsi minuman keras.

Mencegah Keretakan Tulang

Pengidap osteoporosis umumnya disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan demi mencegah


keretakan tulang. Pilihan jenis pengobatan osteoporosis yang diberikan tergantung kepada
tingkat risiko keretakan tulang Anda. Hal ini didasarkan pada sejumlah data seperti hasil
pemeriksaan DEXA dan usia Anda.

Bagi Anda yang telah didiagnosis mengidap osteoporosis, penting untuk menjaga diri agar tidak
mengalami cedera atau mengalami keretakan tulang. Pengidap yang telah lanjut usia disarankan
untuk menjalani pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara teratur. Ciptakan rumah dan
lingkungan yang aman dengan memindahkan perabot yang membuat Anda berisiko untuk jatuh,
terantuk, atau terbentur.

Jika Anda telah mengalami keretakan tulang, terdapat beberapa cara yang dapat membantu Anda
untuk pulih. Misalnya perawatan dengan mandi air hangat atau menyiapkan kantong kompres
dingin. Relaksasi juga bisa membantu proses pemulihan.

Tanyakan kepada dokter tentang cara menjalani hidup dengan osteoporosis dalam jangka
panjang. Selain itu, cobalah untuk bertukar pikiran dengan konselor terlatih, psikolog, atau
penderita lain.

Obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh sehingga membuat berat
badan berada di luar batas ideal.

Sejumlah komplikasi dapat timbul akibat obesitas, bahkan beberapa di antaranya membahayakan
nyawa. Beberapa contoh komplikasi yang cukup serius tersebut di antaranya stroke, penyakit
jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker usus, dan kanker payudara.

Selain mengarah kepada sejumlah masalah kesehatan fisik, obesitas juga bisa menyebabkan
masalah psikologis, seperti stres, dan depresi. Masalah psikologis ini timbul karena biasanya
berawal dari rasa tidak percaya diri penderita obesitas yang mengalami perubahan bentuk badan.

Untuk mengetahui apakah berat badan Anda termasuk berat badan yang sehat bisa dilakukan
melalui metode penghitungan IMT (indeks massa tubuh). Rumus yang dipakai dalam
penghitungan IMT adalah berat tubuh dalam kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan
meter kuadrat (m²). Sebagai contoh jika berat badan seseorang adalah 66 kilogram dan tingginya
adalah 1,65 meter, maka penghitungannya adalah 66/(1,65 X 1,65) = 24,2. Hasil ini termasuk ke
dalam kategori berat badan sehat atau normal karena masih berkisar antara 18,5 sampai 24,9.

Jika hasil akhir penghitungan IMT Anda kurang dari 18,5 maka Anda dianggap kekurangan berat
badan. Sebaliknya, jika hasilnya lebih dari 24,9 maka Anda dianggap kelebihan berat badan.
Seseorang dinyatakan mengalami obesitas jika memiliki hasil perhitungan IMT di antara 30-
39,9. Selanjutnya, seseorang dianggap mengalami obesitas ekstrem jika hasil akhir BMI di atas
40.

Penyebab obesitas

Obesitas dapat terjadi ketika kita sering mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Sebenarnya
mengonsumsi makanan berkalori tinggi tidak selalu menjadi masalah asalkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan tiap harinya. Namun, jika kita lebih banyak menghabiskan waktu
dengan duduk dan tidak diimbangi oleh aktif berolahraga, maka sisa energi dari hasil
pembakaran kalori tersebut akan disimpan di tubuh dalam bentuk lemak. Lambat laun,
penumpukan lemak tersebut akan bertambah dan membuat tubuh terlihat membesar alias gemuk.

Selain akibat makanan tinggi kalori dan kurangnya melakukan olahraga, obesitas juga bisa
terjadi karena:

 Faktor keturunan (genetik)


 Efek samping obat-obatan (antidepresan, obat antiepilepsi, kortikosteroid, dan diabetes)
 Komplikasi dari penyakit tertentu (sindrom Cushing dan hipotiroidisme)

Obesitas di Indonesia

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) pada tahun 2008, sekitar 4,8 persen dari total penduduk Indonesia
mengalami obesitas. Diperkirakan, kondisi ini dialami oleh 6,9 persen pria dan 2,6 persen wanita
dari seluruh jumlah penduduk.

Pengobatan obesitas

Obesitas dapat ditangani sendiri dengan disiplin menerapkan pola makan sehat, seperti
mengonsumsi makanan rendah lemak dan gula, serta berolahraga secara teratur. Olahraga yang
dimaksud tidak perlu berat karena aktivitas berjalan pagi, bersepeda, bermain bulu tangkis, atau
berenang sudah cukup, asalkan dilakukan secara rutin. Dianjurkan untuk melakukan olahraga
2,5-5 jam tiap minggu.

Penanganan dari dokter dapat diberikan jika obesitas tidak berhasil diatasi meskipun sudah
disiplin dalam berolahraga dan menerapkan pola makan sehat. Contoh penanganan dari dokter
adalah pemberian obat yang dapat menurunkan penyerapan lemak di dalam saluran pencernaan.

Pada beberapa kasus, obesitas akan ditangani dengan operasi. Operasi biasanya hanya dilakukan
jika tingkatan obesitas dinilai sangat parah sehingga dikhawatirkan dapat mengancam nyawa
penderita. Tindakan operasi juga dipertimbangkan jika usaha-usaha menurunkan berat badan
yang sudah dilakukan selama beberapa waktu tetap tidak membuahkan hasil.

Perlu diingat bahwa penurunan berat badan yang dilakukan dengan usaha sendiri membutuhkan
waktu yang tidak sebentar. Karena itu dibutuhkan kesabaran demi mencapai hasil yang
diinginkan dan komitmen untuk mempertahankannya dalam jangka panjang.

pa itu dislipidemia?

Dislipidemia adalah kondisi yang terjadi saat kadar lemak dalam aliran darah terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Lipid (lemak), bersama dengan protein dan karbohidrat, adalah komponen utama
dari sel-sel hidup. Kolesterol dan trigliserida adalah jenis lipid yang tersimpan dalam tubuh dan
berperan sebagai sumber tenaga.

Jenis-jenis umum dari dislipidemia adalah:

 Kadar tinggi dari low-density lipoprotein (LDL atau kolesterol “jahat”)


 Kadar rendah dari high-density lipoprotein (HDL atau kolesterol “baik”)
 Kadar tinggi dari trigliserida.

Seberapa umumkah dislipidemia?

Dislipidemia sangat umum terjadi dan dapat menyerang pasien dengan usia berapapun. Kondisi
ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala dislipidemia?

Dislipidemia tidak memiliki gejala. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi kondisi
ini.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Tanyakan pada dokter apakah Anda dapat melakukan tes darah. Rekomendasi untuk usia
pemeriksaan pertama bervariasi. Tes ulang biasanya dilakukan setiap 5 tahun.
Apabila hasil tes tidak menunjukkan kisaran yang memuaskan, dokter dapat merekomendasikan
pengukuran yang lebih sering. Dokter juga dapat menyarakan Anda melakukan tes yang lebih
sering jika Anda memiliki riwayat keluarga terhadap dislipidemia, penyakit jantung atau tekanan
darah tinggi.

Penyebab
Apa penyebab dislipidemia?

Berikut ini hal-hal yang dapat menyebabkan dislipedia atau memperparah kondisi Anda:

 Pola makan yang tidak sehat yang tinggi akan lemak jenuh dan gula, obesitas dan gaya hidup
yang jarang bergerak.
 Obat-obatan tertentu seperti estrogen, obat-obatan HIV juga dapat menyebabkan tingginya
kadar trigliserida.

Dislipidemia juga bisa disebabkan oleh faktor yang tidak dapat Anda ubah, misalnya karena
keturunan alias bawaan genetik. Penyebab gangguan lipid turunan perlu ditinjau apabila terdapat
riwayat keluarga yang kuat, terutama apabila penyakit kardiovaskular terjadi pada anggota
keluarga di usia yang muda (≤55 pada pria dan ≤65 pada wanita).

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk dislipidemia?

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami dislipidemia, yaitu:

 Diabetes mellitus: kadar gula darah tinggi berkontribusi pada kolesterol LDL yang lebih tinggi
dan kolesrol HDL yang lebih rendah. Gula darah yang tinggi juga merusak lapisan arteri Anda.
 Riwayat keluarga terhadap penyakit kardiovaskular sebelum usia 50 pada kerabat pria atau usia
60 pada kerabat wanita.
 Riwayat keluarga yang menunjukkan hyperlipidemia pada keluarga.
 Beberapa faktor risiko penyakit arteri koroner (penggunaan tembakau, hipertensi, obesitas).
 Pola makan yang buruk: mengonsumsi lemak jenuh yang ditemukan pada produk hewan dan
lemak trans pada beberapa kue dan crackers.
 Obesitas.
 Lingkar pinggang yang besar: risiko meningkat apabila Anda seorang pria dengan lingkar
pinggang lebih dari 102 cm atau wanita dengan lingkar pinggang lebih dari 89 cm.
 Kurangnya olahraga.
 Merokok dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih mudah mengakumulasi
timbunan lemak.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.
Bagaimana dislipidemia didiagnosis?

Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendiagnosis dislipidemia. Tes darah dapat melihat
kadar kolesterol dan umumnya menunjukkan:

 Total kolesterol
 Kolesterol LDL
 Kolesterol HDL
 Trigliserida.

Untuk pengukuran yang paling akurat, jangan mengonsumsi apapun (selain air) selama 9-12 jam
sebelum sampel darah diambil.

Apa saja pengobatan untuk dislipidemia?

Perubahan gaya hidup seperti berolahraga dan mengonsumsi pola makan sehat adalah langkah
pertama untuk melawan dislipidemia. Namun, jika Anda telah melakukan perubahan gaya hidup
ini dan kondisi Anda masih belum membaik, dokter akan merekomendasikan pengobatan.

Pilihan spesifik obat-obatan atau kombinasi obat tergantung dari berbagai faktor, termasuk faktor
risiko individu, usia, kondisi kesehatan dan kemungkinan efek samping. Pilihan umumnya
meliputi:

 Statin: statin menghambat zat yang diperlukan hati untuk menghasilkan kolesterol. Hal ini
menyebabkan hati Anda mengeluarkan kolesterol dari darah. Statin juga dapat membantu
tubuh menyerap kembali kolesterol dari timbunan pada dinding arteri, berpotensi mencegah
penyakit arteri koroner. Pilihan meliputi: atorvastatin (Lipitor), fluvastatin (Lescol), lovastatin
(Altoprev), pitavastatin (Livalo), pravastatin (Pravachol), rosuvastatin (Crestor), and simvastatin
(Zocor).
 Resin pengikat asam empedu: hati menggunakan kolesterol untuk menghasilkan asam empedu,
zat yang diperlukan untuk pencernaan. Obat-obatan seperti cholestyramine (Prevalite),
colesevelam (Welchol), and colestipol (Colestid) menurunkan kolesterol secara tidak langsung
dengan mengikat asam empedu. Hal ini menyebabkan hati untuk menggunakan kolesterol
berlebih untuk menghasilkan asam empedu, yang mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
 Penghambat penyerapan kolesterol: usus kecil Anda menyerap kolesterol dari makanan dan
melepaskannya pada aliran darah. Obat ezetimibe (Zetia) membantu mengurangi kolesterol
darah dengan membatasi penyerapan kolesterol dari makanan.
 Obat suntik: jenis obat baru dapat membantu hati menyerap lebih banyak kolesterol LDL – yang
menurunkan kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam darah. Alirocumab (Praluent) dan
evolocumab (Repatha) dapt digunakan untuk orang-orang dengan kondisi genetik yang
menyebabkan tingginya kadar LDL atau pada orang dengan riwayat penyakit koroner yang
memiliki intoleransi terhadap statin atau obat kolesterol lainnya.

engertian Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan
tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak
sel atau jaringan sehat. (sumber : http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-kanker-cara-
melawan-mencegah-penyakit-kanker-makanan-pemicu-penyebab-kanker.html )

Puru ayal atau Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan
siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:

 Tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)


 Menyerang jaringan biologis di dekatnya.
 Bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik,
disebut metastasis.

( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker )

Jenis – Jenis / Macam – Macam Kanker dan Gejalanya

 Kanker Otak
Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah hari, epilepsi, lemah,
mati rasa pada lengan dan kaki, kesulitan berjalan, mengantuk, perubahan tidak normal
pada penglihatan, perubahan pada kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara.
 Kanker Mulut
Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung sembuh.
 Kanker Tenggorokan
Batuk terus menerus, suara serak atau parau.
 Kanker Paru - Paru
Batuk terus - menerus, dahak bercampur darah, rasa sakit di dada.
 Kanker Payud4r4
Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk, gatal - gatal,
kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi.
 Kanker Saluran Pencernaan
Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam, rasa
tidak enak terus - menerus pada perut, benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan,
penurunan berat badan.
 Kanker Rahim ( Uterus )
Pendarahan diperiode - periode datang bulan, pengeluaran darah saat mens yang tidak
seperti biasanya dan rasa sakit yang luar biasa.
 Kanker Indung Telur ( Ovarium )
Pada fase lanjut barulah muncul gejala.
 Kanker Kolon
Pendarahan pada rectum, ada darah pada kotoran, perubahan buang air besar (diare yang
terus menerus atau sulit buang air besar).
 Kanker Kandung Kemih atau Ginjal
Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau
kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih.
 Kanker Prostat
Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus menerus pada pinggang belakang, penis dan
paha atas.
 Kanker Buah Zak4r / Test!s
Adanya benjolan pada buah zakar, ukuran penampungan pada buah zakar yang membesar
dan menebal secara mendadak, sakit pada perut bagian bawah, dada membesar atau
melembek.
 Limfoma
Kelenjar getah bening membesar, kenyal seperti karet, gatal - gatal, berkeringat pada
waktu tidur malam, demam atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Leukemia
Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena infeksi, mudah terluka, rasa
sakit pada tulang dan persendian, mimisan.
 Kanker Kulit
Benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi yang tidak
sembuh - sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah
tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.
 Kanker Hati
Penurunan berat badan, Hilang nafsu makan, Sakit pada area perut bagian atas, Mual dan
muntah, Kelelahan dan lemah, Pembesaran hati, Bengkak pada area perut, Kulit dan
bagian putih mata menguning
 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah infeksi yaitu pada pengidap
kanker stadium lanjut. Infeksi terjadi akibat kekurangan protein dan zat gizi lainnya serta
penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah pengobatan konvensional.

( sumber : http://www.informasikita.com/20110613117/Kesehatan/sehat-atau-kanker.html )

Fakta Mengenai Penyakit Kanker


Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian
di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama
bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor
lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker
daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa
jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak
bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun
bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke
organ lain.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung
jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian. Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi
terdiagnosa kanker.

Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari
seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker
kandung kemih (7%), dan "cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-
paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan
rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%).

Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum
(32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum
(11%), kanker endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus
kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker
payudara (15%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas
(6%).
Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang
kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung. Penyebab utama kanker di negara tersebut
adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olah raga, merokok, dan pola makan yang tak
sehat. Pada tanaman, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/ bakteri tertantu.
Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia sangat berbeda. (sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker )

Penyebab Kanker
Kanker terjadi saat gen-gen yang bertugas untuk mengatur pertumbuhan dan perbaikan sel
berubah. Perubahan ini merupakan hasil dari interaksi antara faktor gen induk dengan agen
eksternal yang dapat dikategorikan sebagai:

 Karsinogen Fisik
Seperti radiasi UV (UltraViolet) dan radiasi ionisasi
 Karsinogen Kimiawi
Seperti asbestos dan asap tembakau
 Karsinogen Biologis
Seperti infeksi akibat virus (Hepatitis B Virus dan Kanker Hati, Human Papilloma Virus
(HPV) dan Kanker Serviks/Mulut Rahim) dan Bakteri (Helicobater Pylori dan Kanker
Lambung) dan Parasit (Schistosomiasis dan Kanker Kandung Kemih). Kontaminasi
makanan oleh Mikotoksin seperti Aflatoxin (produk dari Aspergillus Fungi)
menyebabkan Kanker Hati.
 Tembakau
40% kanker dapat dicegah dengan memperhatikan asupan makanan, melakukan kegiatan
fisik, serta tidak mengkonsumsi tembakau. Penggunaan tembakau adalah satu hal terbesar
penyebab kanker di dunia, yang dapat dicegah. Penggunaan tembakau menyebabkan
kanker paru-paru, tenggorokan, mulut, pankreas, ginjal, perut, kandung kemih dan tipe
kanker lainnya; Perokok pasif dapat terkena kanker paru-paru juga. Penggunaan
tembakau dinilai sebagai faktor resiko utama untuk kanker dan menyebabkan banyak
variasi kanker seperti paru-paru, larinks, esofagus/kerongkongan, perut, kandung kemih,
rongga mulut dan lain-lain
 Diet dan Gaya Hidup
Walaupun masih terdapat beberapa pertanyaan, ada bukti-bukti yang dapat dipercaya
bahwa faktor asupan makanan juga dapat berkontribusi sebagai penyebab kanker. Hal ini
berlaku pada obesitas sebagai penambah faktor resiko sekaligus komposisi makanan yang
dimakan seperti kurangnya makan buah-buahan serta sayur-sayuran ditambah konsumsi
garam yang terlalu tinggi. Kurangnya aktivitas fisik juga merupakan fakor resiko
penyebab kanker. Ada bukti kuat bahwa penggunaan alkohol juga menyebabkan
beberapa tipe kanker seperti kanker esofagus/kerongkongan, faring, laring, hati, dada dan
lainnya.

(sumber : http://www.parkwaycancercentre.com/id/informasi-kanker/tentang-kanker/apa-
penyebab-kanker/ )

Cara Pencegahan Penyakit Kanker

 Memeriksa resiko karena keturunan


Salah satu penyebab kanker berasal dari faktor keturunan. Jika ada orangtua atau saudara
yang menderita kanker, sangat mungkin kanker juga menyerang anggota keluarga
lainnya. Untuk itu mengetahui ada tidaknya anggota keluarga yang pernah terkena kanker
sangat penting sebagai upaya mencegah kanker.
 Menghindari makanan yang diasap dan dibakar
Penyebab kanker lainnya adalah makanan yang diasap, dibakar, atau diasamkan.
Contohnya seperti ikan asap atau makanan yang diacar. Makanan tersebut beresiko
menimbulkan kanker. Oleh karena itu menghindari atau mengurangi frekuensi
mengonsumsi makanan tersebut menjadi keharusan untuk mencegah kanker.
 Menjauhi alkohol
Sejak lama alkohol sudah sering disebut sebagai penyebab kanker. Untuk mencegah
kanker, menghindari konsumsi alkohol merupakan langkah yang tepat.
 Menghindari makanan dengan zat pewarna
Banyak makanan saat ini dicampur dengan zat pewarna agar terlihat menarik. Padahal
kandungan zat pewarna itu sangat berbahaya bagi tubuh dan dapat memicu kanker. Untuk
mencegah kanker, sebaiknya usahakan menghindari makanan yang menggunakan zat
pewarna. Makanan yang menggunakan zat pewarna dapat diketahui dari warna makanan
yang terlihat jauh lebih menarik dibandingkan warna aslinya.
 Menghindari rokok
Seperti alkohol, rokok juga menjadi sumber penyebab berbagai penyakit tak terkecuali
untuk penyakit kanker. Meninggalkan kebiasaan merokok atau berupaya menjauh dari
orang yang sedang merokok adalah upaya baik untuk mencegah kanker.
 Menghindari makanan berlemak
Lemak menyebabkan banyak masalah dalam tubuh. Termasuk sebagai pemicu kanker.
Untuk mencegah kanker, hindarilah makanan-makanan berlemak tinggi.
 Makan makanan kaya serat
Buah-buahan dan sayuran merupakan makanan kaya serat. Memperbanyak konsumsi
makanan tersebut sangat baik untuk mencegah kanker.
 Rutin olahraga
Berolahraga merupakan cara yang baik untuk mencegah kanker. Sebab saat berolahraga,
lemak dalam tubuh akan terbakar dan mempercepat metabolisme. Hal itu akan mencegah
terjadinya kanker. Tidak harus berupa olahraga berat. Olahraga ringan seperti jalan sehat
atau lari pagi bisa membantu mencegah kanker.
 Konsumsi vitamin A, C, dan E
Vitamin A, vitamin C, dan vitamin E memiliki kandungan antioksidan yang sangat
berguna untuk mencegah kanker.
 Perilaku S3ks Sehat
Tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks juga menjadi cara jitu mencegah
kanker sebab timbulnya kanker juga dimungkinkan karena perilaku seksual yang tidak
sehat.

(sumber : http://www.deherba.com/10-tips-jitu-mencegah-kanker.html )

Nah bagaimana kawan mengenai informasi yang berhasil admin rangkum dari berbagai sumber ?
semoga bisa memberikan informasi kepada anda mengenai kanker dan tentu semoga dengan
informasi yang admin sampaikan bisa membuat anda lebih waspada terhadap kanker.

PENGERTIAN PENYAKIT DEGENERATIF

Apa itu Penyakit Degeneratif itu??


Istilah penyakit degeneratif akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan dan bukan lagi
menjadi konsumsi para dokter. Pesatnya perkembangan penyakit tersebut telah mendorong masyarakat
luas untuk memahami dampak yang ditimbulkannya.

Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses
kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit yang masuk dalam
kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas, dislipidemia
dan sebagainya.
Dari berbagai hasil penelitian modern diketahui bahwa munculnya penyakit degeneratif memiliki korelasi
yang cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang. Meskipun begitu faktor
keturunan juga berperan cukup besar.
Di Indonesia, penyakit degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Penyebab
utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi, ujar Kasubdinas Sosial dan
Info Kesehatan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, drg.Tini Suryani.
“Perubahan gaya hidup ini dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan
junk food di hampir seluruh sudut kota. Junk food adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi
rendah,” katanya.
Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam
additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Junk food hampir tidak
mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh.
Di kota-kota besar di Indonesia junk food dijual di berbagai pusat perbelanjaan dan pusat jajanan. Bahkan
restoran jenis makanan yang memiliki kadar kolesterol tinggi ini sudah merambah kota-kota kecil di
hampir seluruh pelosok tanah air.
Di Jakarta, misalnya, tempat makan seperti ini bisa dijumpai di seluruh sudut kota. Demikian juga di kota-
kota sekitar Jakarta seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Cibubur, masyarakat dimanjakan dengan
mudahnya mendapatkan makanan serba instan bahkan gerai-gerai penjualan makanan cepat saji
menawarkan jasa pesan antar.
Pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat
perkotaan. Sebagai contoh, gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah didapat karena banyak
dijual di pinggir jalan ini rasanya memang enak.
Jajanan seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, pisang coklat (piscok), bala-bala serta banyak yang lain
dengan rasanya yang gurih, renyah, dan berharga murah, membuat orang menyukai makanan gorengan.
Namun banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan gorengan adalah makanan yang memiliki risiko
tinggi sebagai pemicu penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes melitus, kardiovaskular, serta stroke.
Dr. Rustika, peneliti Balitbang Departemen Kesehatan, dalam disertasi doktornya di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan bahwa penyakit kardiovaskular saat ini telah menjadi
pembunuh yang cukup signifikan.
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan pembuluh darah dan
jantung. Di Indonesia, penderita penyakit ini terus meningkat dan telah menjadi penyebab kematian
urutan pertama untuk orang dengan usia di atas 40 tahun. Sedangkan di negara-negara kaya penyakit ini
merupakan pembunuh utama.
Meningkat
Di Indonesia, angka kematian akibat penyakit ini terus meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(National Household Health Survey) tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular telah
menjadi penyebab kematian paling tinggi di tahun 1992, 1995, dan 2001, padahal pada tahun 1972 baru
menempati urutan ke-11.
Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta
penurunan kadar HDL dalam darah. Peningkatan ini diakibatkan oleh dampak modernisasi yang
mengubah perilaku sebagian masyarakat Indonesia menjadi pengonsumsi makanan yang rendah serat
dan tinggi lemak.
Lebih lanjut hasil penelitian Dr. Rustika menunjukkan bahwa dari 29,70 gram per hari asam lemak jenuh
yang dikonsumsi oleh masyarakat, hanya 20% di antaranya atau 5,93 gram per hari yang berasal dari
makanan non-gorengan.
Sementara 80% lainnya atau 23,77 gram per hari berasal dari makanan gorengan, setara dengan tiga
potong jenis makanan gorengan lauk dan lima potong makanan selingan atau dua potong lauk dan
delapan potong makanan selingan.
“Kebiasaan memakan makanan gorengan yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit
degeneratif,” ujar Rustika.
Penyakit degeneratif yang tidak menular ini sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi permasalahan
yang cukup serius bagi banyak negara di seluruh dunia.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa penyakit degeneratif ini telah menambah peliknya
kondisi kesehatan sebagian negara di dunia, yang selama ini telah dihimpit permasalahan banyaknya
kasus penyakit menular dan infeksi yang tergolong non degeneratif.
Lembaga ini juga mengatakan bahwa banyak negara mengalami kerugian hingga miliaran dolar akibat
penyakit degeneratif. Oleh karena itu dibutuhkan langkah konkret untuk menanggulanginya.
Masih menurut WHO, hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian
hampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakit
pembunuh manusia terbesar.
Jumlah terbesar kematian ada di negara-negara dengan pendapatan nasional rendah hingga tinggi.
Dalam laporan itu disebutkan ada sembilan negara dengan korban terbesar. Negara-negara tersebut
adalah Brasil, China, India, Inggris, Kanada, Nigeria, Pakistan, Rusia dan Tanzania. Seperti masalah
kesehatan pada umumnya, penyakit degeneratif juga sangat mempengaruhi banyak faktor dalam
kehidupan manusia. Sektor yang paling dipengaruhi adalah sektor ekonomi, karena penyakit ini sangat
mempengaruhi produktivitas kerja seseorang.
Laporan terbaru WHO mengatakan bahwa pendapatan tiga negara yang memiliki penderita penyakit
degeneratif terbesar yaitu China, India dan Rusia, hingga 10 tahun ke depan diperkirakan dapat
mengalami kerugian hingga ratusan miliar dolar.
Ini baru dari empat jenis penyakit saja, yaitu stroke, jantung, kanker dan diabetes.
WHO Lebih lanjut menyatakan sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia saat ini menderita kegemukan,
suatu keadaan yang bisa memicu berbagai penyakit degeneratif. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 1,5
miliar pada tahun 2015.
Bermacam-macam pendekatan diajukan oleh berbagai kalangan. Dua di antaranya adalah mengusulkan
pengurangan penggunaan garam pada berbagai makanan olahan yang diproduksi oleh perusahaan-
perusahaan produsen makanan olahan serta pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap produk rokok.
Dapat Dicegah
Salah satu penyakit degeneratif yang banyak menimpa adalah diabetes militus. Penyakit ini merupakan
penyakit degeneratif non infeksi yang bersifat menahun akibat tingginya kadar glukosa dalam darah.
Penyakit diabetes sangat berbahaya karena dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain yang
lebih berbahaya seperti jantung, ginjal dan kebutaan.
Dr. Joko Triharto -seorang dokter ahli penyakit dalam- dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa
diagnosis penyakit secara dini adalah cara terbaik untuk menghindari penyakit diabetes melitus yang
berkepanjangan.
“30% penyebab penyakit diabetes melitus adalah faktor keturunan. Penderita berusia 15 tahun ke atas
sekitar 1,2-2,3% dan angka ini cenderung meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi,” kata
Dr. Joko.
Seperti juga para ahli lainnya, ia juga mengatakan ada tiga cara pencegahan penyakit yang masuk
kelompok degeneratif ini. Ketiga cara itu adalah melakukan pola makan yang baik yaitu tidak makan
makanan berlemak seperti junk food serta makanan berkolesterol lainnya, melakukan olahraga teratur,
serta tidak merokok. Untuk kelompok dengan risiko tinggi yaitu orang dengan usia di atas 45 tahun,
memiliki orang tua yang mengidap penyakit diabetes, serta memiliki berat badan berlebih, ketiga cara di
atas harus ditambah dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Penyakit degeneratif dapat dicegah dengan cara meminimalkan faktor-faktor risiko penyebabnya. Faktor-
faktor risiko ini sebenarnya telah diketahui secara luas oleh hampir semua kalangan masyarakat. Faktor-
faktor risiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya
aktivitas fisik, serta konsumsi rokok.
Ketiga faktor risiko ini meningkat seiring dengan perubahan kebiasaan makan masyarakat, ke arah
konsumsi makanan tinggi lemak dan gula, dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga
(sedentary).
Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan
pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor
risiko penyebab penyakit degeneratif.
Organisasi kesehatan dunia melaporkan, sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia menderita
kegemukan, dan diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi lebih dari 1,5 miliar hingga tahun 2015,
jika tidak ada upaya penanggulangan segera.
Banyak kalangan menawarkan pendekatan yang solutif terhadap hal ini, di antaranya dengan melakukan
pengurangan penggunaan garam pada makanan olahan, mengembangkan pola makanan sekolah, dan
penerapan pajak tembakau.
Cara-cara tersebut ternyata tidak hanya efektif dan efisien, namun juga menguntungkan bagi pemerintah.
(kpl/cax)

(Dikutip dari KapanLagi.com Via bekatulherbal)

Makanan yang abik untuk pengobatan pasien penyakit degeneratif


Terdapat berbagai jenis makanan dan minuman, berdasarkan nilai gizi dan faedahnyan yang
penting. Prinsip –prinsip higeinis mengenai makanan secara umum dalam sistem pengobatan
penyakit degeneratif, sebagai berikut:
Makanan harus mengandung berbagi jenis unsur-unsur organik yang penting, seperti protein,
lemak, gula, dan mineral-mineral
Contonyan seperti
Susu
Merupakan bahan makanan ideal karana mengandung berbagai jenis zat organik utama
dengan komposisi yang terdisri atas protein, lemak, gula, mineral-mineral, dan aneka macam
vitamin. Susu mengandung unsur-unsur penyusun yang dinilai paling mudah dicerna, mudah
diserap, dan paling besar khasitnya.
Daging
Adalah bahan makanan yang kaya dengan protein dan gugus asam amino. Daging menjadi
bahan makanan yang penting dan mendasar karena juga memiliki kandungan lemak hewani

Anda mungkin juga menyukai