Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi lebih dan
masalah gizi kurang dengan berbagai resiko penyakit yang menyertainya. Salah
makan yang sebagian atau seluruhnya dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang,
merupakan faktor resiko yang sumbangannya sangat tinggi terhadap munculnya
penyakit-penyakit degeneratif. Makan lebih banyak dari kebutuhan, dan makan
tidak seimbang dalam arti kebanyakan, faktor resiko dalam makanan dan
kurangnya faktor proteksi dapat menyebabkan keadaan gizi lebih, yang pada
gilirannya dapat membawa resiko masalah kesehatan.
Di negara maju kelompok masyarakat usia 20-45 tahun dengan gizi lebih
memiliki resiko relatif sebesar 5,9 kali untuk hipertensi dan 2,9 kali untuk
diabetes mellitus, dibandingkan dengan kelompok gizi normal. Uji toleransi
glukose
penderita
kelebihan
berat
badan
hampir
selalu
menunjukan
ketidaknormalan yang merupakan indikator resistensi diabetes mellitus.Contohcontoh berbagai penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit gaya hidup seperti
penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus
dll).
B. BAGAIMANA TERJADINYA DIABETES MELLITUS PADA OBESITAS
Seorang anak baru akan terdeteksi menderita diabetes pada usia 7 tahun ke
atas. Hal itu ditandai dengan sejumlah gejala yang mirip dengan gejala diare
seperti muntah, sering buang air besar, kesadaran menurun (koma), dehidrasi
berat, kejang-kejang dan sebagainya. Namun bedanya, nafas si anak berbau asam
(aseton).
Kondisi itulah yang membuat orang tua terkadang salah dalam menilai
kondisi kesehatan buah hatinya. "Banyak orang tua melihat gejala yang terjadi
pada anaknya sebagai diare berat. Padahal dia sudah terserang diabetes. Tidak
jarang anak penderita diabetes dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma,"
tuturnya.
Untuk DM tipe 1 pada anak bisa dikenali sejak awal. Yang jadi masalah adalah
orangtua yang tidak memiliki riwayat DM, biasanya lalai menjaga kesehatan
anaknya sehingga kegemukan dan berpotensi terkena DM tipe 2," katanya.
Ditanyakan, anak yang menderita kelebihan berat badan atau obesitas itu
memiliki peluang untuk menderita DM, dr Luszy mengatakan, tidak semua anak
obesitas memiliki peluang te terkena DM. Namun anak obesitas yang memiliki
orangtua diabetes memiliki peluang yang besar untuk terkena penyakit yang sama
dengan orangtuanya tersebut.
Jadi untuk orangtua yang memiliki DM, tolong jaga anaknya agar tidak
kegemukan dan memiliki kegiatan fisik untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
Karena anak-anak mereka memiliki peluang terkena penyakit tersebut, kendati
saat itu sehat-sehat saja," ujarnya.
Masa kini banyak orang beranggapan kegemukan dapat mengurangi
keindahan tubuh, mengurangi kelincahan gerak tubuh dan sering lebih mudah
menimbulkan kelelahan. Selain itu kelebihan berat badan dapat menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan dan dihubungkan dengan meningkatnya bermacam
penyakit seperti : diabetes mellitus (DM) (penyakit gula), hipertensi, penyakit
jantung koroner dan stroke.
Terjadinya obesitas karena faktor genetik dan lingkungan. Anak yang
obesitas biasanya berasal dari keluarga yang obesitas. Bila kedua orang tua obese,
sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi obese. Bila salah satu orang tua
obese, menjadi 40% dan bila orang tuanya tidak obese prevalensi obese untuk
anak turun menjadi 14%.
Sampai saat ini sudah diketahui 7 gen penyebab obesitas pada manusia :
leptin receptor, melanocortin receptor-4 (MC4R), alpha melanocyte stimulating
hormone (alpha MSH), prohormone convertase-1 (PC-1), leptin, Barder5t-Biedl,
dan Dunnigan partial lypo-dystrophy.
sedikitnya 2 porsi perhari hasil olahan susu rendah lemak. Pilih protein
rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, kalkun dan produk kedelai.
Sebaiknya makan daging lebih sedikit. Makan ikan setidaknya 2 kali
seminggu. Asupan garam maksimum 2.400 mg perhari.
2. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik aktif berupa aktivitas yang rutin, merupakan bagian
penting dari program penurunan berat badan. Olahraga juga dapat
mengurangi rata-rata angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit
kronik. Dokter dapat menekan-kan urgensinya aktivitas fisik pada
penderita, dan menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik paling sedikit
150 menit perminggu. Latihan fisik saja sudah dapat menurunkan berat
badan rata-rata 2-3 kg.Perubahan perilaku merupakan usaha maksimal
untuk menerapkan aspek non -parmakologis dalam pengelolaan penyakit.
Perencanaan makan dan kegiatan jasmani merupakan aspek penting dalam
terapi non-farmakologis.Penderita agar menyadari untuk mengubah
perilaku, karena keberhasilan penurunan berat badan ini sangat
dipengaruhi oleh faktor dirinya sendiri, kedisiplinan mengikuti program
diet serta kesinambungan pengobatan. Motivasi penderita sangat
menentukan keberhasilan upaya penurunan berat badan.
3. Farmakoterapi.
Tiga mekanisme dapat digunakan untuk mengklasifikasi obatobatan untuk terapi obesitas adalah terapi yang mengurangi asupan
makanan, yang mengganggu metabolisme dengan cara mempengaruhi
proses pra atau pascaabsorbsi. Terapi yang meningkatkan pengeluaran
energi atau termogenesis.Obat yang tersedia saat ini Orlistat : yang
menghambat lipase pankreas (enzim yang dihasilkan kelenjar ludah perut)
dan akan menyebabkan penurunan penyerapan lemak sampai 30%.
Efedrin dan kafein : meningkatkan pengeluaran energi, akan meningkatkan
konsumsi oksigen sekitar 10% selama beberapa jam. Pada uji klinis
efedrin dan kafein menghasil kan penurunan berat badan lebih besar
dibanding kelompok plasebo. Diperkirakan 25-40% penurunan berat
badan oleh karena termogenesis dan 60-75% karena pengurangan asupan
makanan. Efek samping utama adalah peningkatan nadi dan perasaan
PUGS
pada
dasarnya
merupakan
suatu
proses
dinamisasi dan penjabaran secara operasional dari slogan empat sehat lima
sempurna. Faktor-faktor yang diperhatikan sebagai dasar penyusunan
PUGS adalah :
a) Masalah gizi yang dihadapi
b) Keadaan sosial budaya
c) Penemuan-penemuan mutakhir dibidang gizi
d) Slogan empat sehat lima sempurna (Rai, 1997).
PUGS memuat 13 pesan dasar tentang perilaku makan yang diharapkan
akan dapat mencegah permasalahan gizi dan menghindari terjadinya
penyakit lain yang menyertainya. Ke 13 pesan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Makanlah anekaragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energy
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energy
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas (Depkes, 1995).
Cukup banyaknya penelitian mengenai penyakit ini yang membuktikan
bahwa kasus-kasus diabates yang tidak terdiagnosis, memiliki risiko lebih tinggi
akan mengalami stroke, jantung koroner, dan penyempitan pembuluh darah
perifer, dibandingkan dengan orang-orang non-diabetes. Kegemukan merupakan
penumpukan jaringan lemak yang abnormal. Cara sederhana menentukan
kegemukan adalah dengan menentukan indeks masa tubuh (IMT). IMT didapat
dengan menghitung berat badan dalam kilogram kemudian dibagi kuadrat tinggi
badan dalam meter.
dewasa.
Kegemukan
pada
anak-anak,
disamping
menyebabkan