Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


(Diabetes Mellitus di Benua Amerika)

OLEH
KELAS B
KELOMPOK 2
Rahmaniar

K11113013

Nur Azizah M

K11113014

Nurpaida

K11113016

Lutfia Anugrah

K11113019

FAKULATAS KESEHATANMASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Asslamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Penyakit Tidak Menular ini tentang
Diabetes Mellitus di Benua Amerika. Tugas ini kami buat untuk menambah
pemahaman mengenai diabetes mellitus khususnya angka kejadian diabetes mellitus
di Benua Amerika. Dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan
baik itu dalam penulisan, pemaparan materi ataupun kesalahan-kesalahan lainnya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga dari makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca khususnya kami sebagai pembuat makalah.
Wassalam

Makassar, 4 April 2015

Kelompok 2

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI..
iii
BAB I PENDAHULUAN..
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan..
2
BAB II PEMBAHASAN
3
A. Definisi / Pengertian Penyakit & ICD.
3
B. Faktor Risiko (FR).
4
C. Upaya Pencegahan.
11
BAB III PENUTUP
14
A. Kesimpulan.
14

B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan penyakit bisa dibilang mengikuti perkembangan zaman. Untuk
saat ini, sangat banyak penyakit di dunia baik penyakit yang menular maupun
penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular sendiri merupakan penyakit trend
untuk saat ini. Hal ini dikarenakan penyakit tidak menular dipengaruhi oleh life
style individu maupun kelompok. Sehingga tidak heran jika prevalensi penyakit
tidak menular setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Menurut World Health Association (2012) terdapat 38 juta dari 56 juta
kematian global disebabkan oleh New-Communicable Disease. Salah satu
penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian itu sendiri adalah
diabetes mellitus. Pada tahun 2012, dikatakan prevalensi angka kejadian diabetes
mellitus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa (IDF, 2013), dimana proporsi
kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita
diabetes mellitus tipe 2 dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes
mellitus tipe 1 (CDC, 2012). Negara yang masuk dalam 3 besar prevalensi
kejadian diabetes mellitus dari seluruh dunia adalah Amerika Serikat, India dan
China.

Menurut WHO tahun 2009, angka kematian akibat diabetes mellitus sebanyak
5,95 % dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular. Sedangkan menurut

American Diabetes Association (2013) sebanyak 25,8 juta anak-anak dan orang
dewasa di Amerika Serikat (8,3% dari populasi) menderita DM. Selain itu
didapati kondisi pra-diabetes sebanyak 79 juta orang dan kasus baru sebanyak 1,9
juta pada orang berusia 20 tahun di tahun 2010. Selanjutnya mereka yang
berumur di bawah 20 tahun, 215.000, atau 0,26% dari semua orang dalam
kelompok usia ini menderita DM. Sekitar 1 dari setiap 400 anak-anak dan remaja
memiliki DM. Usia 20 tahun atau lebih tua sebanyak 25,6 juta, atau 11,3% dari
semua orang dalam kelompok usia ini memiliki DM dan pada usia 65 tahun atau
lebih sebanyak 10,9 juta, atau 26,9% dari semua orang dalam kelompok usia ini
memiliki DM. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa Laki-laki sebanyak 13,0
juta, atau 11,8% dari semua laki-laki yang berusia 20 tahun atau lebih tua
memiliki DM dan perempuan sebanyak 12,6 juta, atau 10,8% dari semua 9
wanita berusia 20 tahun atau lebih tua memiliki DM.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan ICD diabetes mellitus ?
2. Apa saja faktor risiko dari diabetes mellitus ?
3. Bagaimana cara pencegahan diabetes mellitus ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan ICD diabetes mellitus
2. Mengetahui faktor risiko dari diabetes mellitus
3. Mengetahui cara pencegahan diabetes mellitus

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi / Pengertian Penyakit & ICD
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula
darah. Hiperglikemia, atau mengangkat gula darah, merupakan efek umum dari
diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan
serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah.
Pada tahun 2014, 9% dari orang dewasa 18 tahun dan lebih tua menderita
diabetes. Dalam diabetes 2012 adalah penyebab langsung dari 1,5 juta kematian.
Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah.
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 (sebelumnya dikenal sebagai insulin-dependent, remaja
atau anak usia-onset) ditandai dengan kekurangan produksi insulin dan
membutuhkan pemberian insulin setiap hari. Diabetes tipe 1 yang ICD nya
E10 ini penyebabnya tidak diketahui dan tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan saat ini.
Gejala termasuk ekskresi berlebihan urin (poliuria), rasa haus
(polidipsia), kelaparan konstan, penurunan berat badan, perubahan visi dan
kelelahan. Gejala-gejala ini dapat terjadi secara tiba-tiba.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 (sebelumnya disebut-non-insulin dependent atau orang
dewasa-onset) hasil dari penggunaan yang tidak efektif tubuh insulin.
Diabetes tipe 2 terdiri dari 90% dari penderita diabetes di seluruh dunia dan
sebagian besar merupakan hasil dari kelebihan berat badan dan aktivitas fisik.
Diabetes tipe 2 yang ICD nya E11 mempunyai gejala yang hampir
mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi sering kurang ditandai. Akibatnya,
penyakit ini dapat didiagnosis beberapa tahun setelah onset, setelah

komplikasi telah muncul. Sampai saat ini, diabetes tipe ini terlihat hanya pada
orang dewasa tetapi kini juga terjadi pada anak-anak.
Seiring waktu, diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata,
ginjal, dan saraf. Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Dalam sebuah studi multinasional, 50% dari penderita diabetes meninggal
penyakit

kardiovaskular

(terutama

penyakit

jantung

dan

stroke.

Dikombinasikan dengan aliran darah yang berkurang, neuropati (kerusakan


saraf) pada kaki meningkatkan kemungkinan ulkus kaki, infeksi dan
mengetahui kebutuhan akan amputasi anggota tubuh. Diabetic retinopathy
merupakan penyebab penting dari kebutaan, dan terjadi sebagai akibat dari
jangka panjang akumulasi kerusakan pada pembuluh darah kecil di retina.
Satu persen dari kebutaan global yang dapat dikaitkan dengan diabetes.
Diabetes adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal. Risiko keseluruhan
kematian di antara orang dengan diabetes setidaknya dua kali lipat risiko
rekan-rekan mereka tanpa diabetes.
B. Faktor Risiko (FR)
Hormon insulin berguna untuk memproses zat gula atau glukosa yang berasal
dari makanan dan minurnan yang Anda konsulnsi. Apabila pankreas sudah normal
atau produksi hormon insulin sudah Cukup, maka gula darah akan terproses
dengan baik, artinya orang yang bersangkutan telah terbebas dari Diabetes. Pada
pankreas penderita Diabetesterjadi kerusakan- kerja pankreas tidak sempurna.
Akibatnya, pankreas tidak menghasilkan hormon insulin yang cukup untuk
rnenetralkan gula darah.
Berikut faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena
Diabetes ( DM ).
1. Faktor Keturunan Penyakit.
Diabetes Mellitus kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan
penyakit menular. Meskipun demikian bukan berarti penyakit tersebut pasti
menurun kepada anak, Walaupun kedua orang tuanya menderita penyakit
Diabetes Mellitus. Apabila djbandingkan dengan kedua orangtuanya yang

normal (non-DM), yang jelas penderita Diabetes Mellitus lebih cenderung


mempunyai anak yang menderita penyakit Diabetes Mellitus.
2. Obesitas (Kegemukan)
Obesitas (kegemukan) termasuk hal yang rnenyebabkan terjadinya
Diabetes Mellitus. Kebutuhan kalori per hari untuk setiap orang berbeda satu
dengan lainnya. Seorang lelaki dewasa membutuhkan antara 2000-2500 kalori
per hari, sedangkan perempuan dewasa rnembutuhkan 1600-2000 kalori per
hari. Jika asup an kalori per hari seseorang berlebihan, maka kalori yang tidak
terpakai akan diubah menjadi lemak. Jadi, kelebihan kalori dapat
menyebabkan seseorang menj adi kegemukan. Kalau berat badan Anda naik 1
kg, itu sama artinya ada kelebihan asupan 8000 kalori yang diubah menjadi
lemak (8000 kalori = 1 kg berat badan rnanusia).
Semua makanan berkarbohidrat pasti mengandung kalori. jadi dapat
ditarik kesimpulan, jika seseorang mengonsumsi makanan berkalori dapat
dipastikan asupan kabohidrat ke dalam tubuh akan bertambah.
Karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi gula untuk dijadikan
energi (tenaga). Jika jumlah insulin yang dihasilkan pankreas tidak mencukupi
untuk mengendalikan tingkat kadar gula di dalam tubuh, maka kelebihan gula
tersebut akan menyebabkan gula darah menjadi tinggi, yang disebut dengan
diabetes.
Itulah sebabnya, sekarang ini banyak makanan yang diberi label
rendah kalori, yang arti sebenarnya adalah rendah karbo- hidrat. Sebagai
Contoh pernanis buatan rendah kalori, makanan rendah kalori, dan minuman
rendah kalori.
3. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Penyakit hiperrensi (tekanan darah tinggi) Sangat berbahaya bagi
kesehatan. Dengan tingginya kadar lemak dalam darah, sensitivitas darah
terhadap insulin menjadi sangat rendah. Oleh karena itu, mereka yang
menderita tekanan darah tingi diharapkan mengonsumsi makanan tinggi serat

dan rendah lemak, seperti buah dan sayuran, sehingga mampu meningkatkan
sensitivitas insulin.
Jika sensitivitas insulin meningkat maka kontrol gula akan lebih baik
dan kadar lemak dalam darah rnenjadi rendah. Rendahnya kadar lemak dalam
darah akan menurunkan kemungkinan tirnbulnya komplikasi penyakit jantung
sehinga ikut menurunkan angka kematian pada penderita Diabetes Mellitus.

4. Angka Triglycerid (Trigliserida) yang Tinggi


Triglycerid (trigliserida) adalah salah satu jenis molekul lemak yang
tinggi. Selain LDL (Low Density Lipoprotein), yaitu jenis kolesterol
berbahaya (kolesterol jahat) dan HDL (High Density Lfpoprotein), yaitu jenis
kolesterol bersahabat (kolesterol baik), yang penting unluk cliketahui juga
adalah Trigliserida, yaitu satu jenis lernak yang terdapat dalam darah dan
berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah
juga

dapat

meningkatkan

kadar

kolesterol.

Sejumlah

faktor

dapat

mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi


alkohol, gula, dan makanan berlemak.
Tingginya kadar trigliserida akan mempengaruhi sensitivitas insulin.
Apabila kadar trigliserida tinggi, sensitivitas insulin akan menurun. Hal ini
akan memicu terjadinya Diabetes Mellitus. Salah satu Cara untuk menurunkan
kadar trigliserida ini adalah dengan diet rendah karbohidrat. Diet ini sekaligus
akan menjadi pencegahan terjadinya Diabetes Mellitus.

5. Level Kolesterol yang Tinggi


6

Diabetes Mellitus adalah keadaan di mana kadar gula darah nielebihi


batas normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang
tinggi cenderung Ineningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.
Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya
lebih padat dan ukmralmya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat
mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam
(aterogenik). Pada penderita Diabetes Mellitus, kematian utama disebabkan
oleh penyakit kardioserebrovaskular (penyakit pembuluh darah jantung dan
otak). Oleh karena itu, pasien DM sangat penting untuk menekan kolesterol,
khususnya LDL hingga <1 00mg/dL.
Hal ini disebabkan karena DM adalah kondisi yang dianggap sama
dengan orang yang terkena penyakit jantung koroner. Bahkan, pada diabetisi
yang sudah terkena penyakit jantung koroner, target LDL-nya lebih rendah
lagi, yakni <70 mg/dL.
Kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung lama akan memicu
terjadinya aterosklerosis (kerusakan dinding pembuluh darah) pada arteri
koroner dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan, pasien dengan
DM cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.

6. Mengonsumsi Makanan Instan


Zaman semakin maju dan terus berkembang. Hal ini membuat
manusia semakin terdorong untuk meraih prestasi setlnggi-tingginya dan
menjadi yang terbaik. Kondisi ini sering dlwarnai dengn gaya hidup modern
yang tidak sehat. Mereka kurang bergerak karena segala sesuatunya
menggunakan alat, seperti lift, escalator, dan lain-lain.

Mereka juga demikian sibuk sehinga tidak ada waktu untuk


berolahraga secara rutin. Akibatnya, sirkulasi darah di dalam lubuh tidak
normal. Kinerja jantung terganggu sehingga secara keseluruhan kerja organ
tubuh pun terganggu, termasuk sensitivitas insulin.
Selain itu, mereka juga terbiasa mengonsumsi makanan instan atau
rnakanan cepat saji yang banyak mengandung garam dan penyedap rasa.
Kandungan ini bila dikonsumsi secara terus-menerus dan tidak diirnbangi
dengan pola hidup yang sehag, akan menyebabkan terganggunya kesehatan,
seperti kegemukan, tingginya kolesterol, dan lain-lain. Inilah yang memicu
terganggunya metabolisme dalam tubuh, termasuk sensitivitas insulin yang
menyebabkan Diabetes Mellitus.

7. Merokok dan Stres


Rokok adalah musuh terbesar kesehatan. Nikotin yang rnenyebar di
dalam darah akan mempengaruhi seluruh kerja organ tubuh. Darah yang
sudah teracuni oleh nikotin akan menyebabkan sensitivitas insulin terganggu.
Apabila kondisinya sudah demikian, maka Diabetes Mellitus siap mengintai.
Stres sebenarnya tidak menyebabkan penyakit fisik secara langsung.
Namun, karena pada saat stres hormon-horrnon racun diproduksi, maka
kondisi stres yang berlangsung terus-menerus akan menyebabkan terjadi
kandungan racun yang melimpah di dalam tubuh. Inilah yang kemudian
mengacaukan seluruh metabolisme tubuh. Sensitivitas insulin pun terganggu
dan menyebabkan terjadinya DM.

8. Terlalu Banyak Mengonsumsi Karbohidrat


Bagi diabetes, disarankan untuk makan makanan yang bervariasi agar
tercapai keseimbangan antara karbohidrat, protein, dan lemak. Sebagian
penderita Diabetes Mellitus bisa mengendalikan gula darahnya hanya dengan
makan tiga kali sehari dan menghindari makanan manis. Sementara, sisanya
perlu diet ketat. Orang yang terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dapat
terancarn DM karena di dalam karbohidrat ini terdapat banyak zat gula yang
akan memicu pertambahan kadar gula darah.

9. Kerusakan pada Sel Pankreas


Diabetes Mellitus dapat terjadi jika pankreas-suatu kelenjar di bagian
atas perut-tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Biasanya pankreas
menghasilkan insulin, yaitu hormon yang penting untuk penyimpanan glukosa
dalam tubuh. Apabila pankreas berhenti menghasilkan insulin atau hanya
sedikit insulin yang diproduksi, penyakit DM pasti akan terjadi.
Seperti telah disebut sebelumnya bahwa hormon insulin dihasilkan
oleh kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas terletak di lekukan usus dua belas
jari. Kelenjar ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar gula
(glukosa) darah. Apabila pankreas ini rusak, terganggu atau tidak bekerja
optimal, tentu produk yang dihasilkan akan terpengaruhi

Kondisi kadar gula darah harus selalu seimbang, yaitu harus berada
antra 60-120 mg/dL pada waktu puasa dan kadar gula darah di bawah 200
mg/dL dua jam sesudah makan. Apabila terdapat gangguan kerja insulin, baik
kualitas maupun kuantitas, rnaka keseimbangan tersebut akan teranggu dan
kadar gula darah cenderung naik. Produksi insulin menurun dan inilah yang
memicu terjadinya Diabetes Mellitus.

10. Kelainan Hormonal


Kemungkinan induksi Diabetes Mellitus tipe 2 dari berbagai macam
ke- lainan hormonal, seperti hormon keluarnya kelenjar adrenal, kelenjar
hipofisis, dan kelenjar tiroid merupakan Studi pengamatan yang sedang
popular saat ini.
Hipersekresi hormon GH (hormon pertumbuhan) pada akromegali dan
sindrom Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan
organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia (insulin yang meningkat) dan
hiperglisemia (kadar gula yang meningkat), yang berdampak pada penyakit
kardiovaskular dan berakibat kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa
dengan menstimulasi glukogenesis dan lipolisis. Glukogenesis dan lipolisis
berada di antara tahapan dalam metabolis- me glukosa, dan meningkatkan
kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1
(IGF-I, faktor yang menyerupai insulin) rneningkatkan kepekaan terhadap
10

insulin, terutama pada otot lurik (Salah satu jenis otot). Walaupun de- mikian,
pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi
insulin karena berlebihnya GH.
Terapi dengan obat somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada
sebagian banyak orang. Tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari
pankreas, terapi ini akan memicu kornplikasi pada toleransi glukosa.
Sedangkan hipersekresi hormon kortisol (produksi hormon kortisol
yang berlebihan) pada hiperkortisolisme (nama penyakit karena kelebihan
hormon kortisol) yang menjadi penyebab obesitas visceral (salah saru jenis
kegemukan), resistansi insulin, dan dislipidemia (gangguan metabolisme
lemak), mengarah pada turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi
insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis yang merupakan
tahapan metabolisrne glukosa. Saat bersinergi dengan kofaktor hipertensi,
hiperkoagulasi (pembekuan yang berlebihan) dapat meningkatkan risiko
kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa triiodotironina dan hipertiroidisme (keduanya nama penyakit gangguan pada
kelenjar tiroid) yang rnenyebabkan tidak normalnya toleransi glukosa.
Pada penderita tumor neuroendokrin (akibat gangguan saraf dan
hormonal), terjadi perubahan toleransi glukosa yang disebabkan oleh
hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas,
feokromositoma, glukagonoma, dan somatostatinoma (semuanya nama-nama
jenis tumor).
Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi DM tipe lain, yaitu
tipe 1. Sinergi hormon berbentuk sitokina, interferon- qamma dan TNF-alfa,

11

dijumpai membawa sinyal apoptosis (ncmua nama-nma hormon) bagi sel


beta. Apoptosis se] beta juga Terjadi akibat mekanisme Fas-Fasl dan atau
hipersekresi molekul Sitotoksik, seperti granzim dan perforin; selain
hiperaktivitas sel T CD8 dan CD41 Semuanya itu adalah nama-nama proses di
llngkat sel.

C. Upaya Pencegahan
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Akan tetapi diabetes tipe 2 dapat dicegah
dengan menerapkan pola hidup sehat.
Makan makanan sehat dengan rendah kalori dan lemak
Sering melakukan aktifitas fisik seperti dengan

berolahraga
Menjaga berat badan agar selalu ideal

Upaya

pencegahan

penyakit

diabetes

mellitus dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


a. Pencegahan Primer
Cara

ini

adalah

cara

yang

paling

sulit

karena

sasarannya orang sehat. Hal ini dilakukan dengan tujuan


untuk mencegah agar DM tidak terjadi pada orang atau
populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan sebelum
timbul tanda-tanda klinis dengan cara :

Makan

seimbang

artinya

yang

dimakan

dan

yang

dikeluarkan seimbang disesuiakan dengan aktifitas fisik


dan kondisi tubuh, dengan menghindari makanan yang
12

mengandung tinggi lemak karena bisa menyebabkan


penyusutan konsumsi energi. Mengkonsusmsi makanan
dengan kandungan karbohidrat yang berserat tinggi dan
bukan olahan.

Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada


sensitifitas insulin dan menjaga berat badan agar tetap
ideal.

Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan,


masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat

b. Pencegahan Sekunder

Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan


efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah.

Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita


sedini mungkin terutama individu/populasi.

Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.

Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi


penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM,
obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan
olah raga.

c. Pencegahan Tersier

Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah komplikasi.

Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan organ.

Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan

13

Strategi yang bisa dilakukan untuk pencegahan DM adalah


a. Population/Community Approach (Pendekatan Komunitas)
Mendidik masyarakat menjalankan gaya hidup sehat dengan cara:

Mengendalikan berat badan, glukosa darah, lipid, tekanan darah, asam


urat.

Menghindari gaya hidup berisiko.

Kerjasama dengan semua lapisan masyarakat.

b. Individual High Risk Approach (Pendekatan Individu)

Umur > 40th

Obesitas

Hipertensi

Riwayat keluarga / keturunan

Dislipidemia / timbunan lemak dalam darah yang berlebihan

Riwayat melahirkan > 4 kg

Riwayat DM pada saat kehamilan

BAB III

14

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan yang terdiri atas tipe 1 dengan ICD
E10 dan tipe 2 dengan ICD E11.
2. Faktor risiko diabetes mellitus kebanyakan dipengaruhi oleh perilaku dan
gaya hidup. Misalnya obesitas, merokok dan stress.
3. Adapun pencegahan dari diabetes mellitus dengan menerapkan pola hidup
sehat sehingga faktor risiko tidak muncul.
B. Saran
Agar masyarakat dapat terhindar dari diabetes mellitus yang prevalensinya
meningkat setiap tahun, maka diharapkan untuk setiap orang melakukan
pencegahhan dini dengan memperbaiki pola hidup dan menerapkan pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Diabetes.
[diakses 2 April 2015]

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/

Anonim. 2013. Penyebab Diabetes Penyebab Diabetes Mellitus Penyebab DM.


http://www.healthylifeindonesia.com/penyebab-diabetes/ [diakses 3 April
2015]
Anonim. 2013. Penyebab Diabetes. http://www.healthylifeindonesia.com/penyebabdiabetes/_ [diakses 3 April 2015]
Astuti, Winduti dan Heru Desembri/Sup. 2008. Jumlah Penderita di Indonesia
Tertinggi
ke
4
Dunia_Peringatan
Hari
Diabetes
Melitus.
http://www.indosiar.com/fokus/peringatan-hari-diabetes-melitus_76826.html
[diakses 3 April 2005]

15

Gaul.

2013.

Gejala

Penyakit

Diabetes,

Penyebab,

Cara

Pencegahan.

http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-Penyakit-Diabetes-Penyabab-CaraPencegahan.html [diakses 3 April 2015 ]


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40420/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=88F3AE13497643890A99BB001730DBA3?sequence=5
http://www.icd-code.de/icd/code/E10-E14.html
Ticoalu, Jansje H.V dan Yoseph L Samodra. 2013. Prevalensi Penyakit Tidak
Menular pada Tahun 2012-2013 di Kecamatan Airmadi di Kabupaten
Minahasa Utarasulawesi Utara. Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/Artikel-2-drVerafix-EDIT.pdf [diakses 2 April 2015]

Anda mungkin juga menyukai