OLEH
KELAS B
KELOMPOK 2
Rahmaniar
K11113013
Nur Azizah M
K11113014
Nurpaida
K11113016
Lutfia Anugrah
K11113019
FAKULATAS KESEHATANMASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Asslamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Penyakit Tidak Menular ini tentang
Diabetes Mellitus di Benua Amerika. Tugas ini kami buat untuk menambah
pemahaman mengenai diabetes mellitus khususnya angka kejadian diabetes mellitus
di Benua Amerika. Dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan
baik itu dalam penulisan, pemaparan materi ataupun kesalahan-kesalahan lainnya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga dari makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca khususnya kami sebagai pembuat makalah.
Wassalam
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI..
iii
BAB I PENDAHULUAN..
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan..
2
BAB II PEMBAHASAN
3
A. Definisi / Pengertian Penyakit & ICD.
3
B. Faktor Risiko (FR).
4
C. Upaya Pencegahan.
11
BAB III PENUTUP
14
A. Kesimpulan.
14
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan penyakit bisa dibilang mengikuti perkembangan zaman. Untuk
saat ini, sangat banyak penyakit di dunia baik penyakit yang menular maupun
penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular sendiri merupakan penyakit trend
untuk saat ini. Hal ini dikarenakan penyakit tidak menular dipengaruhi oleh life
style individu maupun kelompok. Sehingga tidak heran jika prevalensi penyakit
tidak menular setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Menurut World Health Association (2012) terdapat 38 juta dari 56 juta
kematian global disebabkan oleh New-Communicable Disease. Salah satu
penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian itu sendiri adalah
diabetes mellitus. Pada tahun 2012, dikatakan prevalensi angka kejadian diabetes
mellitus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa (IDF, 2013), dimana proporsi
kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita
diabetes mellitus tipe 2 dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes
mellitus tipe 1 (CDC, 2012). Negara yang masuk dalam 3 besar prevalensi
kejadian diabetes mellitus dari seluruh dunia adalah Amerika Serikat, India dan
China.
Menurut WHO tahun 2009, angka kematian akibat diabetes mellitus sebanyak
5,95 % dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular. Sedangkan menurut
American Diabetes Association (2013) sebanyak 25,8 juta anak-anak dan orang
dewasa di Amerika Serikat (8,3% dari populasi) menderita DM. Selain itu
didapati kondisi pra-diabetes sebanyak 79 juta orang dan kasus baru sebanyak 1,9
juta pada orang berusia 20 tahun di tahun 2010. Selanjutnya mereka yang
berumur di bawah 20 tahun, 215.000, atau 0,26% dari semua orang dalam
kelompok usia ini menderita DM. Sekitar 1 dari setiap 400 anak-anak dan remaja
memiliki DM. Usia 20 tahun atau lebih tua sebanyak 25,6 juta, atau 11,3% dari
semua orang dalam kelompok usia ini memiliki DM dan pada usia 65 tahun atau
lebih sebanyak 10,9 juta, atau 26,9% dari semua orang dalam kelompok usia ini
memiliki DM. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa Laki-laki sebanyak 13,0
juta, atau 11,8% dari semua laki-laki yang berusia 20 tahun atau lebih tua
memiliki DM dan perempuan sebanyak 12,6 juta, atau 10,8% dari semua 9
wanita berusia 20 tahun atau lebih tua memiliki DM.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan ICD diabetes mellitus ?
2. Apa saja faktor risiko dari diabetes mellitus ?
3. Bagaimana cara pencegahan diabetes mellitus ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan ICD diabetes mellitus
2. Mengetahui faktor risiko dari diabetes mellitus
3. Mengetahui cara pencegahan diabetes mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi / Pengertian Penyakit & ICD
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula
darah. Hiperglikemia, atau mengangkat gula darah, merupakan efek umum dari
diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan
serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah.
Pada tahun 2014, 9% dari orang dewasa 18 tahun dan lebih tua menderita
diabetes. Dalam diabetes 2012 adalah penyebab langsung dari 1,5 juta kematian.
Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah.
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 (sebelumnya dikenal sebagai insulin-dependent, remaja
atau anak usia-onset) ditandai dengan kekurangan produksi insulin dan
membutuhkan pemberian insulin setiap hari. Diabetes tipe 1 yang ICD nya
E10 ini penyebabnya tidak diketahui dan tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan saat ini.
Gejala termasuk ekskresi berlebihan urin (poliuria), rasa haus
(polidipsia), kelaparan konstan, penurunan berat badan, perubahan visi dan
kelelahan. Gejala-gejala ini dapat terjadi secara tiba-tiba.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 (sebelumnya disebut-non-insulin dependent atau orang
dewasa-onset) hasil dari penggunaan yang tidak efektif tubuh insulin.
Diabetes tipe 2 terdiri dari 90% dari penderita diabetes di seluruh dunia dan
sebagian besar merupakan hasil dari kelebihan berat badan dan aktivitas fisik.
Diabetes tipe 2 yang ICD nya E11 mempunyai gejala yang hampir
mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi sering kurang ditandai. Akibatnya,
penyakit ini dapat didiagnosis beberapa tahun setelah onset, setelah
komplikasi telah muncul. Sampai saat ini, diabetes tipe ini terlihat hanya pada
orang dewasa tetapi kini juga terjadi pada anak-anak.
Seiring waktu, diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata,
ginjal, dan saraf. Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Dalam sebuah studi multinasional, 50% dari penderita diabetes meninggal
penyakit
kardiovaskular
(terutama
penyakit
jantung
dan
stroke.
dan rendah lemak, seperti buah dan sayuran, sehingga mampu meningkatkan
sensitivitas insulin.
Jika sensitivitas insulin meningkat maka kontrol gula akan lebih baik
dan kadar lemak dalam darah rnenjadi rendah. Rendahnya kadar lemak dalam
darah akan menurunkan kemungkinan tirnbulnya komplikasi penyakit jantung
sehinga ikut menurunkan angka kematian pada penderita Diabetes Mellitus.
dapat
meningkatkan
kadar
kolesterol.
Sejumlah
faktor
dapat
Kondisi kadar gula darah harus selalu seimbang, yaitu harus berada
antra 60-120 mg/dL pada waktu puasa dan kadar gula darah di bawah 200
mg/dL dua jam sesudah makan. Apabila terdapat gangguan kerja insulin, baik
kualitas maupun kuantitas, rnaka keseimbangan tersebut akan teranggu dan
kadar gula darah cenderung naik. Produksi insulin menurun dan inilah yang
memicu terjadinya Diabetes Mellitus.
insulin, terutama pada otot lurik (Salah satu jenis otot). Walaupun de- mikian,
pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi
insulin karena berlebihnya GH.
Terapi dengan obat somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada
sebagian banyak orang. Tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari
pankreas, terapi ini akan memicu kornplikasi pada toleransi glukosa.
Sedangkan hipersekresi hormon kortisol (produksi hormon kortisol
yang berlebihan) pada hiperkortisolisme (nama penyakit karena kelebihan
hormon kortisol) yang menjadi penyebab obesitas visceral (salah saru jenis
kegemukan), resistansi insulin, dan dislipidemia (gangguan metabolisme
lemak), mengarah pada turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi
insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis yang merupakan
tahapan metabolisrne glukosa. Saat bersinergi dengan kofaktor hipertensi,
hiperkoagulasi (pembekuan yang berlebihan) dapat meningkatkan risiko
kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa triiodotironina dan hipertiroidisme (keduanya nama penyakit gangguan pada
kelenjar tiroid) yang rnenyebabkan tidak normalnya toleransi glukosa.
Pada penderita tumor neuroendokrin (akibat gangguan saraf dan
hormonal), terjadi perubahan toleransi glukosa yang disebabkan oleh
hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas,
feokromositoma, glukagonoma, dan somatostatinoma (semuanya nama-nama
jenis tumor).
Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi DM tipe lain, yaitu
tipe 1. Sinergi hormon berbentuk sitokina, interferon- qamma dan TNF-alfa,
11
C. Upaya Pencegahan
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Akan tetapi diabetes tipe 2 dapat dicegah
dengan menerapkan pola hidup sehat.
Makan makanan sehat dengan rendah kalori dan lemak
Sering melakukan aktifitas fisik seperti dengan
berolahraga
Menjaga berat badan agar selalu ideal
Upaya
pencegahan
penyakit
diabetes
ini
adalah
cara
yang
paling
sulit
karena
Makan
seimbang
artinya
yang
dimakan
dan
yang
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
13
Obesitas
Hipertensi
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan yang terdiri atas tipe 1 dengan ICD
E10 dan tipe 2 dengan ICD E11.
2. Faktor risiko diabetes mellitus kebanyakan dipengaruhi oleh perilaku dan
gaya hidup. Misalnya obesitas, merokok dan stress.
3. Adapun pencegahan dari diabetes mellitus dengan menerapkan pola hidup
sehat sehingga faktor risiko tidak muncul.
B. Saran
Agar masyarakat dapat terhindar dari diabetes mellitus yang prevalensinya
meningkat setiap tahun, maka diharapkan untuk setiap orang melakukan
pencegahhan dini dengan memperbaiki pola hidup dan menerapkan pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Diabetes.
[diakses 2 April 2015]
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/
15
Gaul.
2013.
Gejala
Penyakit
Diabetes,
Penyebab,
Cara
Pencegahan.