BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nomor 166 Tahun 2000 dan Nomor 103 Tahun 2001 membentuk Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bertugas, antara lain memberi
dilakukan oleh Badan POM dimulai sebelum produk beredar yaitu dengan
1
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20190708/Direktorat_Pengamanan.pdf, 2020.
28
dengan ketentuan yang berlaku terkait dengan produksi dan distribusi Obat
dan Makanan sehingga menjamin Obat dan Makanan yang diproduksi dan
a. Kepala.
b. Sekretariat Utama.
g. Inspektorat Utama.3
2
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20190708/Direktorat_Pengamanan.pdf diakses 3 mei
2022
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Obat_dan_Makanan diakses 3 mei 2022
28
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan
istilah LOKA Pom merupakan bagian Unit Pelaksana Tugas dari BPOM
itu sendiri. Tugas lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan telah
yaitu:
b. Obat dan Makanan terdiri atas berbagai macam jenis, yaitu obat,
4
Agata Pransiska Launde dkk, “Tugas dan Fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan Dalam
Melindungi Kesahatan Masyarakat di Kota Manado(Studi Kasus tentang penggunaan Bahan
Makanan Berbahaya di Kota Manado), Jurnal Jurusan Ilmu pemerintahan,Jurnal Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2020, hlm.6.
28
kewenangan:
makanan.
5
Endry Boeriswati Modul 7 Organisasi dan Tata Kerja Organisasi BPOM hlm.3.
28
Makanan;
Makanan;
Beredar;
Selama Beredar;
lingkungan BPOM;
jawab BPOM;
28
untuk menjamin obat dan makanan yang beredar memenuhi standar dan
Market. 6
pasaran. Dalam hal ini pelaku usaha yang ingin mendaftarkan izin
Balai Besar POM. Setelah diberikan izin kemudian Kepala Balai POM
sebelum diedarkan.
untuk dikonsumsi.
memenuhi syarat.
harus menggunakan jenis yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan POM
tersebut.
sudah beredar dipasar dan tidak aman yang berbahan bahaya, produk
control pasca pasar yang dilakukan oleh Balai Besar POM surabaya
disalahgunakan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, jelas dan tegas bahwa tugas, fungsi
makanan baik dalam mutu, khasiat dan manfaatnya dari standar yang
atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat diterapkan dalam suatu
a. Substansi Hukum
7
Ibid., hlm.426.
8
Achmad Ali , Keterpurukan Hukum di Indonesia Penyebab dan Solusinya, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), hlm.1.
28
itu dilaksanakan.
c. Budaya Hukum
pada fungsi hukum berada dalam keadaan seimbang, artinya hukum akan
dapat bekerja dengan baik dan efektif dalam masyarakat yang diaturnya.
9
Ibid., hlm.2.
28
yang harus dilakukan atau yang terjadi. Dilihat dari sudut proses
Proses ini juga sering disebut sebagai proses konkretisasi, dimana norma-
norma dengan isi yang lebih umum diturunkan menjadi lebih khusus.
Dengan demikian bangunan tata hukum dapat dilihat dari suatu susunan
faktor non hukum seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi dan
bekerjanya hukum tidak bisa dimonopoli oleh hukum. Teori ini digunakan
Bekerjanya hukum dalam masyarakat dapat dilihat dari dua sisi , yaitu
sisi dogmatis dan sisi sosiologis. Dari sisi dogmatis, di mana bekerjanya
tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang otonom dan obyektif, melainkan
11
K. Martono, “Penyidikan Tindak Pidana Migas Di Purworejo”, (Semarang : Universitas Islam
Sultan Agung, 2018), hlm.8. AKTIVITAS
12
Ibid., hlm.9. PENERAPAN
28
LEMBAGA PEMEGANG
PENERAP HUKUM PERAN
KEKUATAN KEKUATAN
PERSONAL PERSONAL
DAN DAN
KEKUATAN KEKUATAN
SOSIAL SOSIAL
LAINNYA LAINNYA
yang mengenai diri mereka serta umpan-umpan balik yang datang dari
14
Ibid., hlm.27-28
15
Saryono Hanadi, Sosiologi Hukum, Bahan kuliah, Purwokerto, FH Unsoed, 2008.hal 5-8.
28
lain dalam sosiologi hukum, masalah kepatuhan atau ketaatan hukum atau
faktor yang pokok dalam menakar efektif tidaknya suatu yang ditetapkan
16
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers 2009 ) hal 62
17
Ibid., hlm.62.
28
penerapannya.
hukum juga harus dapat memilih waktu dan lingkungan yang tepat
seterusnya.
28
panjang.
lainnya.
d. Faktor Masyarakat
e. Faktor Kebudayaan
kebaruan/inovatisme.