Misalnya Produk A dibuat oleh negara Filipina dan sekarang produk A masuk ke Indonesia maka produk
A cukup didaftarkan saja ke Badan POM dan mendapat nomor notofikasi ( disingkat NA). Jika sudah mendapat
nomor maka bisa dijual di Indonesia, soal keamanannya diserahkan pada produsen pembuat dinegara Filipina dan
bukan dari BPOM. Jika beredar sudah dipasaran BPOM kita akan mengambil sample di pasaran produk A
( disebut post market surveillance) dan dicek apakah ada kandungan bahan berbahya atau tidak. Jika ada, maka
produk tersebut dapat ditarik kembali dari pasaran.
Click icon to add picture
TERIMAKASIH