Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan
signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan. Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri tersebut
kinimampu memproduksi dalam skala yang sangat.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan lembaga pemerintah
Non Departemen, yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan dalam
melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan menteri kesehatan. Berdasarkan Peraturan
Kepala BPOM RI No : HK.00.05.21.3529 tahun 2007 menetapkan bahwa dalam
melaksanakan tugas teknisnya, BPOM dibantu oleh Unit Pelaksanaa Teknis (UPT) yang
terdiri dari Balai Besar POM dan Balai POM(BPOM, 2007). Bidang kerja yang
dilakukan oleh BBPOM atau sebagai UPTBPOM meliputi pengujian produk terapeutik,
narkotik, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya
serta mikrobiologi, pemeriksaan dan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum
dibidang pengadaan sertadistribusi obat dan makanan serta sertifikasi dan layanan
informasi konsumen. (Badan POM,2011)
1.2

Tujuan Kunjungan
Tujuan kegitan Kunjungan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

1.3

Untuk mengetahui susunan struktur organisasi dari BPOM,


Untuk mengetahui tugas dan fungsi pokok masing-masing unsur organisasi,
Untuk mengetahui proses pelayanan yang dilakukan,
Untuk mengetahui bagaimana alur pengurusan izin,
Untuk mengetahui apa saja laboratorium pemeriksaan
Manfaat Kunjungan

Adapun manfaat dari Pelaksanaan Kunjungan antara lain:


1.
2.
3.
4.

Dapat mengetahui susunan struktur organisasi dari BPOM,


Dapat mengetahui tugas dan fungsi pokok masing-masing unsur organisasi,
Dapat mengetahui proses pelayanan yang dilakukan,
Dapat mengetahui bagaimana alur pengurusan izin,
[1]

5. Dapat mengetahui apa saja laboratorium pemeriksaan.

BAB II
ISI
2.1

Struktur Organisasi

2.2

Tugas dan fungsi pokok masing-masing unsur organisasi


Sesuai dengan struktur yang ada, secara garis besar unit-unit kerja
BadanPOM dapat dikelompokkan sebagai Kepala Badan POM, Skretariat, Deputi
Bidang Pengawasan Teknis (I,II dan III) dan unit penunjang teknis (Pusat- pusat)
yang melaksanakan tugas sebagai berikut :
1. Kepala Badan POM
Kepala BPOM mempunyai tugas :

[2]

a.Memimpin BPOM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang


berlaku.
b.Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPOM.
c.Menetapkan kebijakan tekhnis pelaksanaan tugas BPOM yang menjadi tangung
jawabnya.
d.Membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi danorganisasi lain.
2. Sekretariat utama
Sekretariat

utama

mempunyai

tugas

mengkoordinasikan

perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber


dayadi lingkungan Badan POM. Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
a.Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi penyusunan peraturan perundangundangan, kerjasama luar negri, hubungan antarlembaga,

kemasyrakatan

dan

bantuan hukum yang berkaitandengan tugas Badan POM.


b.Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketata usahaan, organisasidan tata laksana,
kepegawaian,keuangan, kearsipan, perlengkapandan rumah tangga
c.Pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pusat- pusat dan unitunit pelakasana teknis lingkungan Badan POM.
3. Deputi

(Deputi

Bidang

Pengawasan

Produk

Terapeutik,

Narkotika,Psikotropika dan Zat Adiktif )


Deputi I mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di
bidang pengwasan produk terapeutik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
Dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana

tersebut

diatas,

Deputi

menyelenggarakan fungsi :
a.Pengkajian

dan

penyusunan

kebijakan

nasional

dan

umum

di bidang

pengawasan produk terapeutik, narkotika, psikotropika danzat adiktif.


b.Penyusunan rencana pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat
adiktif.

[3]

c.Perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteriadan perosedur,


pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis, pemantauan, pemberian bimbingan
teknis di bidang penilaian obatdan produk biologi.
d.Evaluasi

pelaksanaan

kebijakan

teknis

pengawasan

produkterapeutik dan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.


4. Deputi II (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetikdan
Produk Komplemen)
Deputi II mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang
pengawasan obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen,menyelenggarakan
fungsi :
a.Pengkajian

dan

penyusunan

kebijakan

nasional

dan

umum

di bidang pengawasan obat tradisional, kosmetik dan produkkomplemen.


b.Penyusunan rencana pengawasan obat tradisional, kosmetik dan produk
komplemen
c.Perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteriadan prosedur,
pengendalian

pelaksanaan

kebijakan

teknis, pemantauan, pemberian bimbingan di bidang penilaian dandibidang


pengaturan serta standarisasi obat tradisional, kosmetikdan produk komplemen.
5. Deputi III (Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan BahanBerbahaya)
Deputi III menyelenggarakan fungsi :
a.Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang
pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya.
b.Penyusunan rencana pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya.
c.Pengawasan kemanan pangan dan bahan berbahaya
6. Inspektorat
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional
dilingkungan BPOM. Inspektorat menyelengarakan fungsi :
a.Penyiapan rumusan kebijakan, rencana dan program pengawasanfungsional.
b.Pelaksanaan

pengawasan

fungsional

perundang-undangan yang berlaku.

[4]

sesuai

dengan

ketentuan peraturan

c.Pengusutan mengenai kebenaran dan pengaduan tentang hambatan, penyimpangan


atau penyalahgunaan dalam pelaksanaan tugas yangdilkukan oleh unsur atau unit
di lingkungan BPOM.
d.Pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat.
7. Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) menyelangarakan
fungsi :
a.Penyusunan rencana dan program pengujian obat dan makanan
b.Pelaksanaan

pemeriksaan

secara

laboratorium,

pengujian

dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zatadiktif lain, alat
kesehatan, obat tradisional, kosmetika, produkkomplemen, pangan dan bahan
berbahaya.
c.Pembinaan mutu laboraturium Pusat Pengujian Obat dan Makanannasional.
8. Pusat Penyidikan Obat dan Makanan
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan menyelenggarakan fungsi :
a.Penyusunan rencana dan program penyelidikan dan penyidikanobat dan makanan.
b.Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan.
c.Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan Obat
dan Makanan.
9. Pusat Riset Obat dan Makanan
Pusat Riset Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatandi
bidang riset toksikologi, keamanan pangan dan produk terapetik.Pusat riset obat dan
makanan menyelenggarkan fungsi :
a.Penyusunan rencana dan program riset obat dan makanan.
b.Pelaksanaan riset obat dan makanan.
c.Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan riset obat danmakanan.
10. Pusat informasi Obat dan Makanan

[5]

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang pelayanan


informasiobat, informasi keracunan dan teknologi informasi. Pusat informasi
Obatdan Makanan menyelenggarakan fungsi :
a.Penyusunan rencana dan program kegiatan pelayanan informasiobat dan
makanan.
b.Pelaksanaan pelayanan informasi obat.
c.Pelaksanaan pelayanan informasi keracunan.
2.3

Pelayanan yang dilakukan


Pelayanan yang dilakukan di Balai Besar POM di Surabaya salah satunya adalah

Pelayanan Pengujian. Pelayanan pengujian dapat berupa secara kimia dan


mikrobiologi terhadap produk Obat, Obat Tradisional, Suplemen, Narkotika,
Kosmetika, Makanan/Minuman dan Bahan Berbahaya.
Contoh layanan pengujian lainnya yang dapat dilakukan, yaitu:
1.Uji

mikrobiologi

produk: Angka

Lempeng Total,

Kapang

Khamir,

Staphylococcus aureus, Cemaran Bakteri Patogen, dll


2.Uji kimia produk Obat: Penetapan kadar, uji disolusi, keragaman bobot,
keseragaman kandungan, dll
3.Uji kimia produk kosmetik: Pengujian bahan yang dilarang dalam kosmetik
yaitu Hidrokinon, Tretionin, Merkuri, dll
4.Uji kimia produk makanan: Pengawet, pewarna, pemanis, penetapan Kadar, dll
Pelayanan selanjutnya, yaitu :
- Surat Keterangan Ekspor/Impor produk dan bahan baku Obat, Obat
Tradisional, Kosmetika, Produk Komplemen, Pangan dan Bahan Kimia.
- Pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi dalam rangka pendaftaran
produk serta rekomendasi pencantuman kata halal.
2.4

Alur pengurusan izin

[6]

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) yang telah dikeluarkan, perusahaan


ataupun industri produsen makanan ataupun obat-obatan wajib untuk mendapatkan
izin dari BPOM. Sehingga Anda perlu tahu cara mengurus izin BPOM
untuk kelancaran usaha Anda. Izin tersebut berfungsi sebagai pintu masuk distribusi
produk agar dapat tersebar luas ke masyarakat.
Prosedur pendaftaran makanan atau produk sejenis yang telah ditetapkan oleh
BPOM dilakukan dengan mendatangi langsung kantor Badan POM (Jl. Percetakan
Negara No. 23, Jakarta Pusat). Pemusatan pendaftaran BPOM berada pada Gedung
B atau Gedung Biru dengan menggunakan sistem layanan satu atap. Selain itu, bagi
produk yang ingin mendapatkan sertifikasi layanan tentang Surat Keterangan Impor
atau Ekspor produk obat dan makanan, BPOM telah membuka layanan
secara online melalui website http://e-bpom.pom.go.id/.
2.5

Laboratorium pemeriksaan
Balai Besar POM dikota Surabaya ini memiliki beberapa Laboratorium

pemeriksaan ,diantaranya yaitu:


1.Uji

mikrobiologi

produk: Angka

Lempeng Total,

Kapang

Khamir,

Staphylococcus aureus, Cemaran Bakteri Patogen, dll


2.Uji kimia produk Obat: Penetapan kadar, uji disolusi, keragaman bobot,
keseragaman kandungan, dll
3.Uji kimia produk kosmetik: Pengujian bahan yang dilarang dalam kosmetik
yaitu Hidrokinon, Tretionin, Merkuri, dll
4.Uji kimia produk makanan: Pengawet, pewarna, pemanis, penetapan Kadar,
dll.

BAB III
DIKSUSI
3.1

Tugas Utama BPOM

[7]

Berdasarkan Pasal 67 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001, BPOM


melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.
3.2

Tugas Balai Besar/Balai POM (Unit Pelaksana Teknis)


Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan


dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas produk
terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk
komplemen serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya.

3.3

Fungsi Balai Besar/Balai POM (Unit Pelaksana Teknis)

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan BPOM mempunyai fungsi :
1.

Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.

2.

Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu


produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif, obat tradisional, kosmetik,
produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.

3.

Pelaksanaan pemeriksaanlaboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk


secara mikrobiologi.

4.

Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan


sarana produksi dan distribusi

5.

Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

6.

Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang


ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

7.

Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

8.

Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.

9.

Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumah tanggaan.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
[8]

Berdasarkan hasil kunjungan ke Balai Besar POM dikota Surabaya dapat


disimpulkan sebagai berikut. Balai Besar POM merupakan balai besar yang mengawasi
peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Berfungsi untuk melakukan pengujian
kadar zat tertentu, seperti bahan pengawet, pewarna, dan zat-zat yang mungkin
berbahaya yang ada pada bermacam-macam obat, kosmetika, napza, dan produk-produk
makanan. Sehingga kita dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari sebuah
produk tertentu. Selain itu juga berfungsi untuk perijinan suatu produk baru.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat di berikan adalah sebagi berikut :
1. Diharapkan agenda program field lab ini tetap berjalan setiap tahunnya.
2.Tetaplah menjadikan observasi ke BPOM sebagai sarana mahasiswa/i untuk
menambah pengetahuan, wawasan, dan pengelaman. Dan menjadikan para mahasiswa/i
yang aktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

[9]

Ajeng, Kartika. 2010.Regulasi dan Peranan Pemerintah Berkaitan dengan Perlidungan


Konsumen dan Produk Makanan Impor . Jakarta: FKH UI.
Badan POM. 2011. Laporan Tahunan Badan POM RI 2011. Jakarta : BadanPengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Badan POM. 2013. Laporan Tahunan Badan POM RI 2013. Jakarta : BadanPengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Presiden. RI. 2001. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun2001
tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen. Jakarta : Sekretariat Negara.
Standar Nasional Indonesia. 2009. Batas Cemaran Mikroba dalam Pangan. Jakarta:
Badan Standar Nasional.

[10]

Anda mungkin juga menyukai