Anda di halaman 1dari 9

Diagnosis Banding:

 Global Development Delay


 Sindrom Down
 Cerebral Palsy
Kriteria Diagnosis Banding
Diagnosis
Global Development Delay Down Syndrome Cerebral Palsy
Banding
(Ikatan Dokter Anak
Indonesia, Bernie Endyarni
Medise, 2013)
Definisi Merupakan keadaan Sindrom Down merupakan The American Academy of
keterlambatan kelainan genetik yang dikenal Cerebral Paslsy, “Cerebral
perkembangan yang sebagai trisomi, karena Palsy adalah berbagai
bermakna pada dua atau individu yang mendapat perubahan gerakan atau fungsi
lebih domain sindrom Down memiliki motor tidak normal dan timbul
perkembangan, seperti kelebihan satu kromosom. sebagai akibat kecelakaan,
motorik kasar, motorik Mereka mempunyai tiga luka, atau penyakit susunan
halus, bahasa / bicara, dan kromosom 21 dimana orang syaraf yang terdapat pada
personal sosial / normal hanya mempunyai rongga tengkorak”
kemandirian dua saja. Kelebihan
kromosom ini akan
mengubah keseimbangan
genetik tubuh dan
mengakibatkan perubahan
karakteristik fisik dan
kemampuan intelektual, serta
gangguan dalam fungsi
fisiologi tubuh
Faktor Risiko  Genetik atau  Wanita hamil diatas 3 faktor resiko:
kromosom seperti usia 35 tahun  bayi lahir prematur
sindrom Down  Ada riwayat jika (semakin kecil usia, semakin
 Traumatik seperti wanita yang hamil tinggi faktor risiko)
cedera otak pernah mendapat bayi  bayi
 Malformasi cerebral dengan sindrom lahir dengan ensefalopati
seperti adanya Down sedang hingga berat (semakin
migrasi pada neuron,  Adanya anggota berat keluhan semakin
 Infeksi seperti palsi keluarga yang berat risiko)
serebral atau CP, terdekat yang pernah dan
spina bifida, sindrom mendapat kondisi  bayi yang lahir dengan
Rubella yang sama faktor risiko paling ringan
 Riwayat bayi risiko
tinggi seperti bayi
prematur atau
kurang bulan, bayi
berat lahir rendah.
Manifestasi  Tanda bahaya  Mata sipit dengan 
Klinis perkembangan sudut bagian tengah  Kriteria Levine: Pola
motor kasar membentuk lipatan gerak dan postur; pola gerak
 Tanda bahaya (epicanthal folds), oral; strabismus; tonus
gangguan motor  Mulut yang mengecil otot,evolusi reaksi postural
halus dengan lidah besar dan kelainannya yang mudah
 Tanda bahaya sehingga tampak dikenal; refleks
bicara dan bahasa menonjol keluar tendon,primitif dan plantar.
(ekspresif) (macroglossia),  Kecerdasan di bawah
 Tanda bahaya  Bentuk kepala yang normal
bicara dan bahasa relatif lebih kecil  Keterbelakangan mental
(reseptif) dibandingkan dengan  Kejang/epilepsi (terutam
 Tanda bahaya orang normal a pada tipe spastik)
gangguan sosio- (microchephaly),  Gangguan
emosional  Arah telapak tangan perkembangan
 Tanda bahaya yang melintang kemampuan motorik
gangguan kognitif lurus/horizontal (misalnya menggapai
(simian crease),
sesuatu, duduk,
penurunan tonus otot
berguling, merangkak,
(hypotonia), jembatan
hidung datar berjalan)
(depressed nasal  Gangguan berbicara
bridge), (disartria)
 Bertubuh pendek,  Gangguan penglihatan
gangguan  Gangguan pendengaran
pendengaran, dagu  Kontraktur persendian
yang lebih kecil  Gerakan menjadi
(micrognatia), dan terbatas.
gigi lebih kecil dari
normal (microdontia).
Klasifikasi Ada 3 tipe, yakni: Klasifikasi ada 6, yakni:
 Trisomi 21 reguler.  Spasticity, anak yang
Kesemua sel dalam mengalami kekakuan
tubuh akan otot atau ketegangan
mempunyai tiga otot, menyebabkan
kromosom 21. sebagian otot menjai
Sembilan puluh empat kaku, gerakan-gerakan
persen dari semua lambat dan canggung.
kasus sindrom Down
Kuadriplegia (kedua
adalah dari tipe ini.
lengan dan kedua tungkai)
 Translokasi. Pada tipe
Diplegia (kedua tungkai)
ini, kromosom 21
Hemiplegia (lengan dan
akan berkombinasi
dengan kromosom tungkai pada satu sisi tubuh)
yang lain. Seringnya  Athetosis, merupakan
salah satu orang tua salah satu jenis cerebral palsi
yang menjadi karier dengan ciri menonjol, gerakan-
kromosom yang gerakan tidak terkontrol,
ditranslokasi ini tidak terdapat pada kaki, lengan,
menunjukkan karakter tangan, atau otot-otot wajah
penderita sindrom yang lambat bergeliat-geliut
Down. Tipe ini tibatiba dan cepat.
merupakan 4% dari  Ataxia, ditandai
total kasus. gerakan-gerakan tidak
 Mosaik. Hanya sel terorganisasi dan kehilangan
yang tertentu saja keseimbangan. Jadi
yang mempunyai keseimbangan buruk, ia
kelebihan kromosom mengalami kesulitan untuk
21. Dua persen adalah memulai duduk dan berdiri.
penderita tipe mosaik  Tremor, ditandai
ini dan biasanya dengan adanya otot yang
kondisi si penderita sangat kaku, demikian juga
lebih ringan gerakannya, otot terlalu tegang
diseluruh tubuh, cenderung
menyerupai robot waktu
berjalan tahan-tahan dan kaku.
 Rigiditi, ditandai
dengan adanya gerakan-
gerakan yang kecil tanpa
disadari, dengan irama tetap.
Lebih mirip dengan getaran.
Campuran, yang disebut
dengan campuran anak yang
memiliki beberapa jenis
kelainan cerebral palsy.
Pemeriksaan  Skrining metabolik  MRI kepala
Penunjang  Tes sitogenetik menunjukkan adanya
 Skrining tiroid kelainan struktur
 EEG maupun kelainan bawaan
 Imaging  CT scan kepala
menunjukkan adanya
kelainan struktur
maupun kelainan
bawaan,
 dll
Penatalaksanaan Preventif : Deteksi dini Kuratif: Kuratif:
Rehabilitatif :  Vitamin  Obat anti-kejang
 Speech and  Mineral (zinc)  Obat pengendur otot
Language Therapy  Asam amino (untuk mengurangi
Untuk meningkatkan  Triptofan (untuk tremor dan kekakuan)
kemampuan berbicara, perbaikan mood)  Terapi okupasional
berbahasa dan  Antioksidan  Bedah ortopedik
oral motoric abilities.  Probiotik dan Rehabilitatif :
Metode menggunakan jari, prebiotik  Speech and Language
siulan, sedotan atau barang  Kolin Therapy
yang dapat membantu (tomat,jagung,susu,ka  Terapi fisik
anak-anak untuk belajar cang kedelai,kuning  Braces (penyangga)
mengendalikan otot pada telur, dll)  Kaca mata
mulut, lidah dan Rehabilitatif :
tenggorokan.  Speech and Language  Alat bantu dengar
 Occupational Therapy  Pendidikan dan sekolah
Therapy  Terapi okupasi khusus
Terapi ini bertujuan untuk  Terapi sensori  Terapi wicara bisa
membantu anak-anak untuk integrasi memperjelas
menjadi lebih mandiri  Behaviour therapy pembicaraan anak dan
dalam menghadapi  Terapi lumba-lumba membantu mengatasi
permasalahan tugasnya.  Terapi musik masalah makan
Pada anak-anak, tugas  Terapi craniosacral  Perawatan (untuk kasus
mereka
yang berat).
antara bermain, belajar dan Preventif:
melakukan kegiatan sehari- 1. Konseling Genetik maupun
hari seperti mandi, Preventif:
amniosentesis pada 1. Lakukan imunisasi.
memakai pakaian, makan, kehamilan yang dicurigai
dan lain-lain. Imunisasi terhadap
akan sangat membantu
 Physical Therapy mengurangi angka kejadian
penyakit-penyakit seperti
Terapi ini bertujuan untuk rubella dapat mencegah
Sindrom Down.
meningkatkan kemampuan infeksi yang dapat
motorik kasar dan halus, 2. Dengan Biologi Molekuler, menyebabkan kerusakan
keseimbangan dan misalnya dengan “ gene otak janin.
koordinasinya, kekuatan dan targeting “ atau yang dikenal 2. Menjaga kesehatan.
daya tahannya juga sebagai “ homologous Semakin sehat selama
 Behavioral recombination “ sebuah gen masa kehamilan,
Therapies dapat dinonaktifkan semakin kecil
Untuk mengurangi masalah kemungkinan terjadi
sikap dan meningkatkan infeksi yang dapat
kemampuan untuk mengakibatkan cerebral
beradaptasi.
palsy.
3. Rutin melakukan
kunjungan ke dokter
selama kehamilan dapat
membantu mencegah
kelahiran prematur, berat
lahir rendah dan infeksi.
Komplikasi dan Komplikasi: Komplikasi: Prognosis:
Prognosis Kemunduran perkembangan  Hipertensi pulmonal  Prognosis biasanya
pada anak-anak yang makin yang persisten dengan tergantung kepada jenis
memberat. Jika tidak perubahan pada dan beratnya CP.
tertangani dengan baik, vaskular yang  Lebih dari 90% anak
dapat mempengaruhi ireversibel dengan CP bisa bertahan
kemampuan yang lain,  Aterosklerosis hidup sampai dewasa.
khususnya (kejadian rendah)
aspek psikologi dari anak itu
sendiri. Salah satunya, anak Prognosis:
akan mengalami depresi 44% down syndrome hidup
akibat ketidakmampuan sampai 60 tahun dan hanya
dirinya dalam menghadapi 14 % hidup sampai 68 tahun.
permasalahannya. Sehingga Tingginya angka kejadian
anak itu dapat bersikap penyakit jantung bawaan
negatif atau agresif. pada penderita ini yang
mengakibatkan 80 %
Prognosis: kematian. Meningkatnya
Tergantung dari terapi dan resiko terkena leukimia pada
deteksi dini. Bila dengan down syndrome adalah 15
pemberian terapi yang tepat, kali dari populasi normal.
akan baik. Bila tidak, dapat Penyakit Alzheimer yang
mengalami kemunduran. lebih dini akan menurunkan
harapan hidup setelah umur
44 tahun.

Diagnosis Kerja:
Cerebral Palsy

DEFINISI
 Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf
lainnya (Soetjiningsih, 1998).
 CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin memburuk).
 Pada bayi dan bayi prematur, bagian otak yang mengendalikan pergerakan otot sangat
rentan terhadap cedera
 CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi
prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.

PENYEBAB
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat (Matthews, 1999)::
 Bayi masih berada dalam kandungan
 Proses persalinan berlangsung
 Bayi baru lahir
 Anak berumur kurang dari 5 tahun.

Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.

10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak sebelum,
selama dan segera setelah bayi lahir.
Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak
belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak
dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak (Soetjiningsih, 1998).

Cedera otak bisa disebabkan oleh:


 Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru lahir),
bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak
 Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi
(misalnya ensefalitis, meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat)
 Cedera kepala karena hematom subdural
 Cedera pembuluh darah.

GEJALA
 Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa
muncul pada saat anak berumur 3 bulan.
 Gejalanya bervariasi, mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai
kekakuan yang berat, yang menyebabkan perubahan bentuk lengan dan tungkai
sehingga anak harus memakai kursi roda.

CP dibagi menjadi 4 kelompok:


1. Tipe Spastik (50% dari semua kasus CP), otot-otot menjadi kaku dan lemah.
Kekakuan yang terjadi bisa berupa:
 Kuadriplegia (kedua lengan dan kedua tungkai)
 Diplegia (kedua tungkai)
 Hemiplegia (lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh)
2. Tipe Diskinetik (Koreoatetoid, 20% dari semua kasus CP), otot lengan, tungkai dan
badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali; tetapi bisa juga
timbul gerakan yang kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan
semakin memburuk, gerakan akan menghilang jika anak tidur
3. Tipe Ataksik, (10% dari semua kasus CP), terdiri dari tremor, langkah yang goyah
dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan koordinasi dan gerakan abnormal.
4. Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP), merupakan gabungan dari 2 jenis diatas,
yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan koreoatetoid.

Gejala lain yang juga bisa ditemukan pada CP:


 Kecerdasan di bawah normal
 Keterbelakangan mental
 Kejang/epilepsi (terutama pada tipe spastik)
 Gangguan menghisap atau makan
 Pernafasan yang tidak teratur
 Gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya menggapai sesuatu, duduk,
berguling, merangkak, berjalan)
 Gangguan berbicara (disartria)
 Gangguan penglihatan
 Gangguan pendengaran
 Kontraktur persendian
 Gerakan menjadi terbatas.

DIAGNOSA
 Pada pemeriksaan akan ditemukan tertundanya perkembangan kemampuan motorik.
 Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun seharusnya
sudah menghilang.
 Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung melipat
lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting atau gerakan
abnormal lainnya.

Berbagai pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lainnya:


 MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan
 CT scan kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan
 Pemeriksaan pendengaran (untuk menentukan status fungsi pendengaran)
 Pemeriksaan penglihatan (untuk menentukan status fungsi penglihatan)
 EEG
 Biopsi otot.

PENGOBATAN

CP tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur hidup. Tetapi
banyak hal yang dapat dilakukan agar anak bisa hidup semandiri mungkin.

Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa:
 Terapi fisik
 Braces (penyangga)
 Kaca mata
 Alat bantu dengar
 Pendidikan dan sekolah khusus
 Obat anti-kejang
 Obat pengendur otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan)
 Terapi okupasional
 Bedah ortopedik
 Terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan membantu mengatasi masalah
makan
 Perawatan (untuk kasus yang berat).

 Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang berat, banyak anak dengan CP
yang tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah biasa.
 Anak lainnya memerlukan terapi fisik yang luas, pendidikan khusus dan selalu
memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.
 Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur persendian yang semakin
memburuk akibat kekakuan otot, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
 Pembedahan juga perlu dilakukan untuk memasang selang makanan dan untuk
mengendalikan refluks gastroesofageal.
PROGNOSIS
 Prognosis biasanya tergantung kepada jenis dan beratnya CP.
 Lebih dari 90% anak dengan CP bisa bertahan hidup sampai dewasa

Daftar Pustaka:
Matthews D J, Wilson P. Cerebral palsy. In: Pediatric Rehabilitation. 3rded. Philadelphia:
Hanley and Belfus, 1999.
Soetjiningsih. 1998; Tumbuh Kembang Anak; Edisi ke-1, Laboratorium Ilmu Kesehatan
Anak Universitas Airlangga, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai