Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu terletak pada
kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
Semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrom Down pada tahun 1959,
perhatian lebih dipusatkan pada kejadian “non disjunctional” sebagai penyebabnya, yaitu:
4.
1. Genetik
Autoimun
2. 5. Umur
Radiasi ibu
3. 6. Umur
Infeksi Ayah
Patofisiologi
Kromosom 21 yang lebih akan memberi efek ke semua sistem organ dan menyebabkan
perubahan sekuensi spektrum fenotip. Sindrom Down akan menurunkan survival prenatal dan
meningkatkan morbiditas prenatal dan postnatal. Anak – anak yang terkena biasanya
mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik, maturasi, pertumbuhan tulang dan pertumbuhan
gigi yang lambat. Kelainan bawaan pada sindrom Down disebabkan karena gangguan
keseimbangan akibat kelainan aberasi kromosom. Sebagian besar kasus (95%) adalah trisomi
21, kemudian 1% kasus dengan mosaik dan 4% translokasi.
Penderita sindrom Down sering kali menderita hipersensitivitas terhadap proses fisiologis
tubuh, seperti hipersensitivitas terhadap pilocarpine dan respons lain yang abnormal.
Anak – anak yang menderita sindrom Down lebih rentan menderita leukemia, seperti Transient
Myeloproliferative Disorder dan Acute Megakaryocytic Leukemia. Hampir keseluruhan anak
yang menderita sindrom Down yang mendapat leukemia terjadi akibat mutasi hematopoietic
transcription factor gene yaitu GATA1. Leukemia pada anak – anak dengan sindrom Down
terjadi akibat mutasi yaitu trisomi 21, mutasi GATA1, dan mutasi ketiga yang berupa proses
perubahan genetik yang belum diketahui pasti (Lange BJ,1998)
Patway
Komplikasi
2. Sifat pada kepala, muka dan leher: penderita down 6. Manifestasi mulut: gangguan mengunyah
menelan dan bicara, scrotal tongue, rahang atas
syndrome mempunyai paras muka yang hampir
kecil (hypoplasia maxilla), keterlambatan
sama seperti muka orang Mongol. pertumbuhan gigi, hypodontia, juvenile
3. Bagian wajah tampak sela hidung yang datar. periodontitis, dan kadang timbul bibir
Pangkal hidungnya pendek. Jarak diantara 2 mata sumbing.
jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran 7. Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa
mulut kecil dan ukuran lidah besar menyebabkan tangan yang pendek termasuk ruas jari- jarinya
lidah selalu terjulur. Mulut mengecil dan lidah serta jarak antara jari pertama dan kedua baik
pada tangan maupun kaki melebar.
yang menonjol keluar (macroglossia).
Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Paras
telinga adalah lebih rendah. Kepala lebih kecil dan
agak lebar dari bagian depan ke belakang.
Lehernya agak pendek.
Klasifikasi Sindrom Down
Berdasarkan kelainan struktur dan jumlah kromosom, Sindrom Down terbagi
menjadi 3 jenis
Mosaik adalah bentuk kelainan yang paling jarang terjadi, di mana hanya
beberapa sel saja yang memiliki kelebihan kromosom 21 (trisomi 21)
Diagnosis Sindrom Down
Diagnosis didasarkan pada adanya gejala klinik yang khas dan ditunjang oleh pemeriksaan
kromosom. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan “brachycephalic”, sutura dan fontanellla
yang terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar disertai sudut asetabular yang
lebih lebar, terdapat pada 87% kasus.
Pemeriksaan kariotiping adalah untuk mengetahui adanya translokasi kromosom. Bila ada,
maka ayah dan ibunya harus diperiksa. Bila ditemukan salah satu adalah karier, maka
keluarga lainnya juga perlu diperiksa, hal ini sangat berguna untuk pencegahan. Jika
pembawa translokasi adalah ibu, kemungkinan untuk mendapatkan anak dengan
mongolisme lebih besar daripada jikalau ayahnya yang menjadi pembawa. Kontribusi ibu
terhadap timbulnya ekstra kromosom adalah 85% dan ayah 15%.
Kemungkinan terulangnya kejadian sindrom Down yang disebabkan oleh translokasi
kromosom adalah 5- 15%, sedangkan pada trisomi hanya 1%.
Diagnosis antenatal dengan pemeriksaan cairan amnion atau vili korionik, dapat dilakukan
secepatnya pada kehamilan 3 bulan. Dengan kultur jaringan dan kariotiping 99% sindrom
Down dapat didiagnosis antenatal, terutama pada ibu dengan umur di atas 35 tahun atau pada
ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan sindrom Down. Bila didapatkan
bahwa janin yang mengalami sindrom Down, maka dapat ditawarkan terminasi kehamilan
kepada orang tuanya.
Pemeriksaan sindrom Down secara klinik pada bayi sering kali meragukan, maka
pemeriksaan dermatoglifik (sidik jari, telapak tangan dan kaki) pada sindrom Down
menunjukkan adanya gambaran khas. Dermatoglifik ini merupakan cara yang sederhana,
mudah dan cepat, serta mempunyai ketepatan yang cukup tinggi dalam mendiagnosis
sindrom Down (Winata, 1993).
Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down
Seorang anak dengan sindrom down dapat lemah dan tak aktif, juga ada yang agresif dan
hiperaktif. Sehingga gambaran di masa lalu tentang anak dengan sindrom down yan pendek,
gemuk, tak menarik, dengan mulut yang selalu berbicara dengan lidah yang berjulur ke luar, serta
retardasi mental yang berat adalah deskripsi yang tak sepenuhnya benar.
Kecepatan pertumbuhan anak dengan sindrom down lebih rendah dibandingkan dengan anak yang
normal, sehingga perlu dilakukan pemantauan terhadap pertumbuhannya secara berkelanjutan.
Kita perlu memantau kadar hormon tiroid bila pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usia, karena
ada kemungkinan mengalami hipotiroid. Selain itu kita juga dapat memantau perkembangan
organ – organ pencernaan, nungkin terdapat kelainan di dalamnya. Atau mungkin terdapat
kelainan pada organ jantung yaitu penyakit jantung bawaan.
Pada umumnya perkembangan anak dengan sindrom Down, lebih lambat dari anak yang normal.
Kebanyakan anak dengan sindrom Down disertai dengan retardasi mental yang ringan atau
sedang. Sedangkan perilaku sosialnya mempunyai pola interaksi yang sama dengan anak normal
sebayanya, walaupun tingkat responsnya berbeda secara kuantitatif. Program intervensi dini serta
orang tua yang memberi lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan kemajuan
perkembangan yang relatif pesat.
Penatalaksanaan Pada Anak dengan Sindrom Down
Penanganan secara medis (dilakukan beberapa tes yaitu
pendengaran, penyakit jantung bawaan, penglihatan,
nutrisi, kelainan tulang)
Pendidikan (intervensi dini, taman bermain, Pendidikan
khusus SLB)
Penyuluhan pada orang tua
Pencegahan Sindrom Down
Selain itu dengan Biologi
Konseling genetik maupun
Molekuler, misalnya dengan
amnio sentesis pada kehamilan
“gene targetin g“ atau yang
yang dicurigai akan sangat
dikenal juga sebagai
membantu mengurangi angka
“homologous recombination “
kejadian Sindrom Down
sebuah gen dapat dinonaktifk an
Pe
mer
iksa
an
kro
mo
so
m
mel
alui
2 Am
nio
cen
tesi
s
bag
i
par
a
ibu
ha
mil
teru
3 tam
a
pad
a
bul
an-
bul
an
awa
l
keh
ami
lan
Pengkajian
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengkajian dengan mengumpulkan informasi tentang
status kesehatan klien secara sistematis dan terus-menerus. Data yang mencakup antara lain :
a) Identitas
Identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin, tanggal MRS,diagnosa medis, tanggal lahir,
nama ayah, nama ibu, pekerjaan ayah/ibu, alamat,no telp , kultur, agama, pendidikan
klien/ayah/ibu dan alamat.
b) Keluhan Utama
retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga tunagrahita), dengan IQ antara 50-70,
tetapi kadang-kadang IQ bisa sampai 80 terutama pada kasus-kasus yang diberi latihan.
Kemunduran dalam pertumbuhan fisik, perkembaggan motorik, perkembangan kognitif,
perkembangan psikososial jika dibandingkan dengan anak seusianya.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan sindrom down :
15.00 II sediakan materi dan media pendidikan Ds : ibu pasien mengatakan sedikit mengerti
Wib kesehatan ( pengertian, ciri-ciri, Do : pasien banyak bertanya
penyebab, cara penanganan down
sindrom)
15.45 II berikan kesempatan untuk bertanya Ds : ibu pasien mengatakan sudah paham
Wib Do : ibu pasien tampak mengangguk sudah
paham
Tgl/Jam DP Tindakan Respon
16.50 II motivasi anak berinteraksi dengan Ds : ibu pasien mengatakan anaknya sudah bersedia
Wib orang lain berinteraksi
Do : pasien tampak merespon saat diajak berinteraksi
17.00 II dukung anak mengekspresikan diri Ds : ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai
melalui penghargaan positif atau merespon
umpan balik atau usahanya Do : pasien tampak tersenyum saat perawat bertepuk
tangan
17.20 II fasilitasi anak melatih keterampilan Ds : ibu pasien mengatakan anaknya dapat
pemenuhan kebutuhan secara mempraktekkan keterampilan yang diajarkan
mandiri (makan, cuci tangan, Do : pasien tampak makan sendiri, mencuci tangan
memakai baju,sikat gigi)
18.00 II anjurkan orang tua berinteraksi Do : ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai
dengan anaknya berinteraksi dengan orang tuanya
Ds : pasien tampak merespon saat diajak berinteraksi
19.00 II bacakan cerita atau dongeng Ds : ibu pasien mengatakan anaknya merasa senang
Do : pasien tampak mendengarkan saat dibacakan
cerita namun sambil bermain main dengan jarinya
Progres Note
20 Desember 2019
S : ibu pasien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya sudah membaik
O : pasien tampak berinteraksi dengan baik
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
20 Desember 2019
S : ibu pasien mengatakan sudah mengetahui tentang pengertian, ciri-
ciri, penyebab dan cara menangani penyakit pasien.
O : ibu pasien bisa menjawab pertanyaan yang diajukan menganai
penyakit pasien (down sindrom)
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT