Adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak yang
Mark L.Batshaw, M.D. Menurut bandi. Anak cacat mental umumnya mempunyai
semua kemampuan kongnitif anak cacat mental mengalami kelainan seperti lambat
akibat, sehingga penampilan sangat berbeda dengan anak lainnya. Anak cacat mental
koordinasi, tetapi dipihak lain dia masih bisa dilatih untuk dicapai kemampuan
sampai ketitik normal. Tanda – tanda lainnya seperti membaca buku kedekat mata,
mulut selalu terbuka untuk memahami sesuatu pengertian memerlukan waktu yang
verbalnya.
B. Etiologi
Bagi ibu yang berumur 35 tahun keatas, semasa mengandung mempunyai risiko yang
lebih tinggi untuk melahirkananak Down Syndrom. Sembilan puluh lima penderita
proses pembahagian sel secara mitosis pemisahan kromosom 21 tidak berlaku dengan
sempurna.
kekurangan kromosom akibat dari kecelakaan yang bersifat genetika yang bisa
down syndrometidak terkait dengan segala yang dilakuakan oleh orang tua baik
atau minuman yang dikonsumsi ibunya ketika hamil, tidak juga perasaan
yangtelahdialami.
mempunyai anak down syndromeadalah umur rang tua. Semakin tua umur ibu,
semakin pula ibu memiliki peluang untuk melahirkan anak down syndrome.
Angka kejadian anak yang lahir menjadi down syndrome dikaitkan dengan
C. Patofisiologis
Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada setiap sel tubuh manusia dan
mengandung bahan genetic yang menentukan sifat-sifat seseorang. Pada bayi normal
3 buah. Kelebihan 1 kromosom (nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut
down syndrome tampak berbeda dengan orang-orang umumnya. Selain cirri khas
pada wajah, mereka juga mempunyai tangan yang lebih kecil, jari-jari pendek dan
kelingking bengkok. Keistiwaan lain yang dimiliki oleh penderita down syndrome
adalah adanya garis melintang yang unik di telapak tangan mereka. Garis yang
disebut simiancrease ini juga terdapat dikaki mereka ,yaitu antara telunjuk dan ibu jari
D. Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul akibat down syndrom dapat bervariasi mulai dari yang tidak
tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas :
1) Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan
fisik yang menonjol berupa bentuk kepalayang relatif kecil dari normal
paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol. Pada bagian
wajah biasanya tampak sela hidung yang datar. Pangkal hidungnya pendek.
Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran
mulut adalah kecil dan ukuran lidah yang besar menyebabkan lidah selalu
adalah lebih rendah. Kepala biasanya lebih kecil dan agak lebar dari bagian
depan ke belakang. Lehernya agak pendek. Seringkali mata menjadi sipit dengan
jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan keduabaik pada tangan maupun
atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan
fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Masalah jantung yang paling
kerap berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect (VSD)
yaitu jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan kanan atau Atrial
Septal Defect(ASD) yaitu jantung berlubang diantara atria kiri dan kanan.
Masalah lain adalah termasuk salur ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus
dimana bayi mengalami masalah menelan air liurnya. Saluran usus kecil
Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf yang tidak normal di bagian
rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari keduabaik pada
tangan maupun kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput
atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan
berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect (VSD) yaitu
jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan kanan atau Atrial Septal
Masalah lain adalah termasuk salur ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus
esofagus yang tidak terbuka (atresia) ataupun tiada saluran sama sekali di
dimana bayi mengalami masalah menelan air liurnya. Saluran usus kecil
Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf yang tidak normal di bagian
dan usus.
penderita Alzheimer.
mereka digemari oleh ahli keluarga. Mereka juga mempunyai sifat periang.
pada beberapa organ tubuh seperti hidung, kulit dan saluran cerna yang
kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan
1) Terapi Fisik (Physio Theraphy) Terapi ini biasanya diperlukan pertama kali
bagi anak down syndrome Dikarenakan mereka mempunyai otot tubuh yang
lemas, terapi ini diberikan agar anak dapat berjalan dengan cara yang benar.
2) Terapi Wicara Terapi ini perlukan untuk anak down syndrome yang mengalami
3) Terapi Okupasi
Terapi ini diberikan untuk melatih anak dalam hal kemandirian, kognitif/
kerena pada dasarnya anak down syndrome tergantung pada orang lain atau
alat.
4) Terapi Remedial
5) Terapi Sensori
motorik kasar, motorik halus dll. Dengan terapi ini anak diajarkanmelakukan
Mengajarkan anak down syndrome yang sudah berusia lebih besar agar
memahami tingkah laku yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan norma-
7) Terapi Akupuntur
Terapi ini dilakukan dengan cara menusuk titik persarafan pada bagian tubuh
tertentu dengan jarum. Titik syaraf yang ditusuk disesuaikan dengan kondisi
sang anak.
8) Terapi Musik
sangat senang dengan musik maka kegiatan ini akan sangat menyenangkan bagi
mereka dengan begitu stimulasi dan daya konsentrasi anak akan meningkat
9) Terapi Lumba-Lumba
Terapi ini biasanya dipakai bagi anak Autis tapi hasil yang sangat
mengembirakan bagi mereka bisa dicoba untuk anak down syndrome. Sel-sel
saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi relaks ketika mendengar suara
lumba-lumba.
Terapi dengan sentuhan tangan dengan tekanan yang ringan pada syaraf
F. Komplikasi
2) Gangguan mental.
3) Tubuh kecil.
10) Tangan pendek tetapi lebar dengan lipatan tunggal pada telapak
Tangan
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
c. Dapatkan riwayat keluarga, terutama yang berkaian dengan usia ibu atau anak
congenital(peningkat insidens)
Agnesis renal
Atresia duodenum
Penyakit hirscprung
Fistula trakeoesofagus
Subluksasi pinggul
(ketidakstabilan atlantoaksial)
Strabismus
Miopia
Nistagmus
Katarak
Konjungtivitas
obesitas
KEPERAWATAN
proteksi
C. Intervensi
hasil
membersikan
klien
sekresi/obstrulasi dan Kriteria hasil :
Tidak mampu
batuk
4. Informasikan
4. Agar klien dan
Sputum pada klien dan
keluarga bisa
berlebih keluarga tentang
mengetahui
suctioning.
Ronkhi suctioning
kering Kolaborasi
Mekonium 5. Berikan O2
5. Agar klien bisa
dengan memenuhi O2
dijalan napas
menggunakan dan bernafas
(pada
nasal untuk dengan bantua
neonatus)
memfasilitasi pemberian O2
nasal.
Subjektif
Dispnea
Sulit bicara
Ortopnea
Objektif
.
Gelisah
Sianosis
Bunyi napas
menurun
Frekunsi
napas
berubah
Pola napas
berubah
2. Ketidakseimbangan NOC NIC
- Asupan gizi
Subjektif : tercukupi
lemah
membran
mukosa pucat
sariawan
serum
mengandung
diare
vitamin dan nutrisi
seperti riboflavin,
dapat memenuhi
kebutuhan gizi .
5. Kalori untuk
5. Sediakan variasi melakukan aktivitas
makanan yang sehari-hari dan
tinggi kalori dan metabolisme basal
bernutrisi tinggi tubuh serta untuk
mempertahankan
6. Mengevaluasi
6. Timbang pasien
adanya kemajuan
pada jam yang sama
dalam peningkatan
setiap hari
berat badan,
Kolaborasi
adekuat dan
mengidentifikasi
makanan pengganti
8. Ajarkan pasien
mempengaruhi
kondisi kesehatan
adalah makanan
yang di konsumsi.
rendah lemak,
buah-buahan,
tidak di anjurkan :
yodium, kafein,
(D.0136)
1. Kejadian jatuh Observasi:
Kategori: 2. Keamanan
1. Monitor gaya 1. Agar intervensi
Lingkungan lingkungan
berjalan yang diberikan
1. Kejang Mandiri:
2. Sinkop
1. Siapkan alat 1. Memudahkan
3. Gangguan
bantu (misalnya klien dalam
penglihatan
tongkat dan bergerak
4. Gangguan
walker) untuk (misalnya
pendengaran
menyeimbangkan berpindah
5. Kelainan
gaya berjalan. tempat).
nervus
2. Ajarkan klien 2. Agar klien
vestibularis
untuk beradaptasi melakukan apa
6. Retardasi
terhadap yang telah
mental
modifiasi gaya diajarkan
berjalan yang
telah disarankan
3. Membantu klien
3. Sediakan tempat
memudahkan
tidur yang rendah
dalam
menjangkau
mengurangi
risiko cedera.
4. Jauhkan klien 4. Untuk
dari benda – meminimalisir
benda yang terjadinya risiko
berbahaya cedera
Health Education
dengan tepat.
meminimalkan
resiko cedera
Kolaborasi
1. Agar tidak
1. Berkolaborasi
terjadi
dengan anggota
komplikasi
tim medis
lainnya
lainnya untuk
meminimalkan
efek samping
dari pengobatan
yang berisiko
pada kejadian
jatuh
DAFTAR PUSTAKA
(http://eramuslim.com/konsultasi/anak-luar-biasa/apakah-downsyndrome-akibat-penyakit-
keterunan.htm).
(http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759- 3405100009-chapter1pdf.pdf)
(http://kebutuhan khusus.com/read/2012/01/19/11364699/Asupan.G
izi.untuk.Anak.Down.Syndrome).pdf
15759- 3405101239-chapter1pdf.pdf)