Anda di halaman 1dari 24

KONSEP MEDIS

A. Definisi down syndrome

Adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak yang

disebabkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom menurut Cuncha dalam

Mark L.Batshaw, M.D. Menurut bandi. Anak cacat mental umumnya mempunyai

kelainan yang lebih dibandingkan cacat lainnya, terutama intelegensinya. Hampir

semua kemampuan kongnitif anak cacat mental mengalami kelainan seperti lambat

belajar, kemampuan mengatasi masalah, kurang dapat mengadakan hubungan sebab

akibat, sehingga penampilan sangat berbeda dengan anak lainnya. Anak cacat mental

ditandai dengan lemahnya kontrol motorik kurang kemampuannya untuk mengadakan

koordinasi, tetapi dipihak lain dia masih bisa dilatih untuk dicapai kemampuan

sampai ketitik normal. Tanda – tanda lainnya seperti membaca buku kedekat mata,

mulut selalu terbuka untuk memahami sesuatu pengertian memerlukan waktu yang

lama, mempunyai kesulitan sensoris, mengali hambatan berbicara dan perkembangan

verbalnya.

B. Etiologi

Bagi ibu yang berumur 35 tahun keatas, semasa mengandung mempunyai risiko yang

lebih tinggi untuk melahirkananak Down Syndrom. Sembilan puluh lima penderita

down syndromedisebabkan oleh kelebihan kromosom 21. Keadaan ini disebabkan

oleh "non-dysjunction" kromosom yang terlibat yaitu kromosom 21 dimana semasa

proses pembahagian sel secara mitosis pemisahan kromosom 21 tidak berlaku dengan

sempurna.

Di kalangan 5 % lagi, anak-anak down syndromdisebabkan oleh mekanisma yang

dinamakan "Translocation".Keadaan ini biasanya berlaku oleh pemindahan bahan


genetik darikromosom 14 kepada kromosom 21. Bilangan kromosomnya normal yaitu

23 pasang atau jumlah kesemuanya adalah 46 kromosom

Menurut Gunarhadi (2005 : 27) faktor penyebabdown syndrome antara lain:

1) Hubungan faktor oksigen dengandown syndrome .

Down syndrometerjadi bukan karena faktor luar, down syndrometerjadi karena

kekurangan kromosom akibat dari kecelakaan yang bersifat genetika yang bisa

dideteksi melalui pemeriksaan amniosintesis. Para dokter menekankan bahwa

down syndrometidak terkait dengan segala yang dilakuakan oleh orang tua baik

sebelum ataupun selama kehamilan.Down syndrometerjadi bukan karna makanan

atau minuman yang dikonsumsi ibunya ketika hamil, tidak juga perasaan

traumatis,bukan pula ibu dan ayah melakukan atau menyesali perbuatannya

yangtelahdialami.

2) Hubungan faktor endogendengan down syndrome

Down syndromedisebabkan karena adanya kromosom ekstra dalam setiap sel

tubuh, faktor penyebab lainyang menimbulkan resiko tingginya resiko

mempunyai anak down syndromeadalah umur rang tua. Semakin tua umur ibu,

semakin pula ibu memiliki peluang untuk melahirkan anak down syndrome.

Peningkatan peluang melahirkan anak down syndrometerjadi apabila ibu

berusia 35 tahun keatas. Usia berpengaruh terhadap peluang memiliki anak

down syndrome, seorang ayah yang berusia 50 tahun terbukti menunjukan

pengaruh terhadap konsepsi (pembuahan) janin dengan down syndrome

Angka kejadian anak yang lahir menjadi down syndrome dikaitkan dengan

usia ibu saat kehamilan:

1) 15-29 tahun - 1 kasus dalam 1500 kelahiran hidup.

2) 31-34 tahun – 1 kasus dalam 800 kelahiran hidup.


3) 35-39 tahun – 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup.

4) 40-44 tahun – 1 kasus dalam 100 kelahiran hidup.

5) Lebih dari 45 tahun -1 kasus dalam 50 kelahiran hidup.

C. Patofisiologis

Down syndrome disebakan adanya kelainan pada perkembangan kromosom.

Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada setiap sel tubuh manusia dan

mengandung bahan genetic yang menentukan sifat-sifat seseorang. Pada bayi normal

terdapat 46 kromosom (23 pasang) dimana kromosom nomor 21 berjumlah 2 buah

(sepasang). Bayi dengan penyakit dowm syndrome memiliki 47 kromosom karena

kromosom nomor 21 berjumlah 3 buah. Kelebihan 1 kromosom nomor 21 berjumlah

3 buah. Kelebihan 1 kromosom (nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut

trisomi-21 ini terjadi akibat kegagalan sepasang kromosom 21 untuk saling

memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Trisomi-21 menyebabkan fisik penderita

down syndrome tampak berbeda dengan orang-orang umumnya. Selain cirri khas

pada wajah, mereka juga mempunyai tangan yang lebih kecil, jari-jari pendek dan

kelingking bengkok. Keistiwaan lain yang dimiliki oleh penderita down syndrome

adalah adanya garis melintang yang unik di telapak tangan mereka. Garis yang

disebut simiancrease ini juga terdapat dikaki mereka ,yaitu antara telunjuk dan ibu jari

mereka yang berjauhan (sandal foot)

D. Manifestasi Klinis

Gejala yang muncul akibat down syndrom dapat bervariasi mulai dari yang tidak

tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas :

1) Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan

fisik yang menonjol berupa bentuk kepalayang relatif kecil dari normal

(microchephaly) dengan bagian (anteroposterior) kepala mendatar


2) Sifat pada kepala, muka dan leher : penderita down syndromemempunyai

paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol. Pada bagian

wajah biasanya tampak sela hidung yang datar. Pangkal hidungnya pendek.

Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran

mulut adalah kecil dan ukuran lidah yang besar menyebabkan lidah selalu

terjulur. Mulutyang mengecil dan lidah yang menonjol keluar

(macroglossia). Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Paras telinga

adalah lebih rendah. Kepala biasanya lebih kecil dan agak lebar dari bagian

depan ke belakang. Lehernya agak pendek. Seringkali mata menjadi sipit dengan

sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds) (80%), white

Brushfield spotsdi sekililing lingkaran di sekitar iris mata (60%), medial

epicanthal folds, keratoconus,strabismus, katarak(2%), dan retinal detachment.

Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea.

3) Manifestasi mulut : gangguan mengunyah menelan dan bicara. scrotal

tongue, rahang atas kecil (hypoplasia maxilla),keterlambatan pertumbuhan

gigi, hypodontia, juvenile periodontitis, dan kadang timbul bibir sumbing

Hypogenitalism (penis, scrotum, dan testes kecil), hypospadia,

cryptorchism,dan keterlambatan perkembangan pubertas.

4) Manifestasi kulit : kulit lembut, kering dan tipis, Xerosis(70%), atopic

dermatitis(50%), palmoplantar hyperkeratosis (40-75%), dan seborrheic

dermatitis (31%)Premature wrinkling of the skin, cutis marmorata, and

acrocyanosis, Bacteria infections, fungal infections (tinea), and ectoparasitism

(scabies), Elastosis perforans serpiginosa, Syringomas, Alopecia areata (6-

8.9%), Vitiligo, Angular cheilitis


5) Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas

jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan keduabaik pada tangan maupun

kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput

(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan

atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan

dapat berupa congenitalheart disease. Kelainan ini yang biasanya berakibat

fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Masalah jantung yang paling

kerap berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect (VSD)

yaitu jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan kanan atau Atrial

Septal Defect(ASD) yaitu jantung berlubang diantara atria kiri dan kanan.

Masalah lain adalah termasuk salur ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus

Ateriosis/ PDA). Bagi kanak-kanak down syndromeboleh mengalami masalah

jantung berlubang jenis kebiruan (cynotic spell) dan susah bernafas.

6) Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada

esophagus(esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia). Saluran

esophagusyang tidak terbuka (atresia) ataupun tiada saluran sama sekali di

bagian tertentu esofagus. Biasanya ia dapat dekesan semasa berumur 1 – 2 hari

dimana bayi mengalami masalah menelan air liurnya. Saluran usus kecil

duodenum yang tidak terbuka penyempitan yang dinamakan “Hirshprung

Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf yang tidak normal di bagian

rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari keduabaik pada

tangan maupun kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput

(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan

atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan

dapat berupacongenitalheart disease. Kelainan ini yang biasanya berakibat fatal


karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Masalah jantung yang paling kerap

berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect (VSD) yaitu

jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan kanan atau Atrial Septal

Defect(ASD) yaitu jantung berlubang diantara atria kiri dan kanan.

Masalah lain adalah termasuk salur ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus

Ateriosis / PDA). Bagi kanak-kanak down syndromeboleh mengalami masalah

jantung berlubang jenis kebiruan (cynotic spell) dan susah bernafas.

7) Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada

esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia). Saluran

esofagus yang tidak terbuka (atresia) ataupun tiada saluran sama sekali di

bagian tertentu esofagus. Biasanya ia dapat dekesan semasa berumur 1 – 2 hari

dimana bayi mengalami masalah menelan air liurnya. Saluran usus kecil

duodenum yang tidak terbuka penyempitan yang dinamakan “Hirshprung

Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf yang tidak normal di bagian

rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari keduamenjadi

lembek dan menghadapi masalah dalam perkembangan motorik kasar.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan masa kanak-kanak down syndrom

mungkin mengalami masalah kelainan organ-organ dalam terutama sekali jantung

dan usus.

8) Down syndromemungkin mengalami masalah Hipotiroidisme yaitu kurang

hormon tiroid.Masalah ini berlaku di kalangan 10 % kanak-kanak down

syndrom. Down syndromemempunyai ketidakstabilan di tulang-tulang kecil

di bagian leher yang menyebabkan berlakunya penyakit lumpuh (atlantoaxial

instability) dimana ini berlaku di kalangan 10% kanak-kanak down syndrom.

Sebagian kecil mereka mempunyai risiko untuk mengalami kanker sel


darah putih yaitu leukimia. Pada otak penderita sindrom down,

ditemukan peningkatan rasio APP (amyloid precursor protein) seperti pada

penderita Alzheimer.

9) Masalah Perkembangan Belajar Down syndromesecara keseluruhannya

mengalami keterbelakangan perkembangan dan kelemahan kognitif. Pada

pertumbuhana mengalami masalah lambat dalam semua aspek

perkembangan yaitu lambat untuk berjalan, perkembangan motorik halus dan

berbicara.Perkembangan sosial mereka agak menggalakkan menjadikan

mereka digemari oleh ahli keluarga. Mereka juga mempunyai sifat periang.

Perkembangan motor kasar mereka lambat disebabkan otot-otot yang lembek

tetapi mereka akhirnya berhasil melakukan hampir semua pergerakan kasar.

10) Gangguan tiroid

Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa

usia30 tahun menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan dan

perubahan kepribadian). Penderita down syndrome sering mengalami gangguan

pada beberapa organ tubuh seperti hidung, kulit dan saluran cerna yang

berkaitan dengan alergi. Penanganan alergi pada penderita dwon syndrome

dapat mengoptimakan gangguan yang sudah ada. 44 % downsyndrom hidup

sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka

kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 %

kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia pada down syndrom adalah 15

kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan

menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun.


E. Penatalaksanaan

Jenis-Jenis Terapi Pada Anak Down Syndrome

1) Terapi Fisik (Physio Theraphy) Terapi ini biasanya diperlukan pertama kali

bagi anak down syndrome Dikarenakan mereka mempunyai otot tubuh yang

lemas, terapi ini diberikan agar anak dapat berjalan dengan cara yang benar.

2) Terapi Wicara Terapi ini perlukan untuk anak down syndrome yang mengalami

keterlambatan bicara dan pemahaman kosakata.

3) Terapi Okupasi

Terapi ini diberikan untuk melatih anak dalam hal kemandirian, kognitif/

pemahaman, kemampuan sensorik dan motoriknya. Kemandirian diberikan

kerena pada dasarnya anak down syndrome tergantung pada orang lain atau

bahkan terlalu acuh sehingga beraktifitas tanpa ada komunikasi dan

tidak memperdulikan orang lain. Terapi ini membantu anak

mengembangkan kekuatan dan koordinasi dengan atau tanpa menggunakan

alat.

4) Terapi Remedial

Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami ganguan

kemampuan akademis dan yang dijadikan acuan terapi

ini adalah bahan-bahan pelajaran dari sekolah biasa.

5) Terapi Sensori

Integrasi Sensori Integrasi adalah ketidakmampuan mengolah rangsangan/sensori

yang diterima. Terapi ini diberikan bagi anak down syndromeyang

mengalami gangguan integrasi sensori misalnya pengendalian sikap tubuh,

motorik kasar, motorik halus dll. Dengan terapi ini anak diajarkanmelakukan

aktivitas dengan terarah sehingga kemampuan otak akan meningkat.


6) Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy)

Mengajarkan anak down syndrome yang sudah berusia lebih besar agar

memahami tingkah laku yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan norma-

norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

7) Terapi Akupuntur

Terapi ini dilakukan dengan cara menusuk titik persarafan pada bagian tubuh

tertentu dengan jarum. Titik syaraf yang ditusuk disesuaikan dengan kondisi

sang anak.

8) Terapi Musik

Terapi musik adalah anak dikenalkan nada, bunyi-bunyian, dll. Anak-anak

sangat senang dengan musik maka kegiatan ini akan sangat menyenangkan bagi

mereka dengan begitu stimulasi dan daya konsentrasi anak akan meningkat

dan mengakibatkan fungsi tubuhnya yang lain juga membaik

9) Terapi Lumba-Lumba

Terapi ini biasanya dipakai bagi anak Autis tapi hasil yang sangat

mengembirakan bagi mereka bisa dicoba untuk anak down syndrome. Sel-sel

saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi relaks ketika mendengar suara

lumba-lumba.

10) Terapi Craniosacral

Terapi dengan sentuhan tangan dengan tekanan yang ringan pada syaraf

pusat. Dengan terapi ini anak down syndromediperbaiki metabolisme

tubuhnya sehingga daya tahan tubuh lebih meningkat.

F. Komplikasi

Penyimpangan kromosom trisomi 21 menyebabkan ciri-ciri fisik

perkembangan anak down syndrome sebagai berikut:


1) Penyakit jantung bawaan.

2) Gangguan mental.

3) Tubuh kecil.

4) Kekuatan otot lemah.

5) Kelenturan yang tinggi pada persendian.

6) Bercak pada iris mata.

7) Posisi mata miring keatas.

8) Adanya lipitan ekstra pada sudut mata.

9) Lubang mulut kecil sehingga lidah cenderung menekuk

10) Tangan pendek tetapi lebar dengan lipatan tunggal pada telapak

Tangan
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Lakukan pengkajian fisik

b. Lakukan pengkajian perkembangan

c. Dapatkan riwayat keluarga, terutama yang berkaian dengan usia ibu atau anak

lain dalam keluarga yang mengalami keadaan serupa.

d. Observasi adanya manifestasi down syndrome :

Karakteristik fisik (paling sering dilihat)

 Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar

 Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebraserong (mata

miring keatas, keluar)

 Palatum berlengkung tinggi

 Leher pendek lebar

 Muskulatur hipotonik (abdomen buncit, hernia umbilicus)

 Sendi hiperrefleksible dan lemas

 Garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan)

 Tangan dan kaki lebar, pendek dan tumpul intelegensia

 Bervariasi dari reterdasi hebat sampai intelegensia normal rendah

 Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang

 Kelambatan bahasa lebih berat dari pada kelambatan kognitif anomaly

congenital(peningkat insidens)

 Penyakit jantung congenital (paling umum)

Defek lain menimbulkan :

 Agnesis renal
 Atresia duodenum

 Penyakit hirscprung

 Fistula trakeoesofagus

 Subluksasi pinggul

 Ketidakstabilitasi vertebra servikal pertama dan kedua

(ketidakstabilan atlantoaksial)

Masalah sensori (seringkali berhubungan), Dapat mencakup hal-hal berikut :

 Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)

 Strabismus

 Miopia

 Nistagmus

 Katarak

 Konjungtivitas

Pertumbuhan dan perkembangan seksual

 Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan menurun ; umumnya

obesitas

 Perkembangan seksual terlambat, tidak lengkap atau keduanya

 Infertil pada pria : dapat fertile

 Penuaan permaturumum terjadi : harapan hidup rendah

 Bantuan dengan tes diagnostic , misalnya kromosom.


B. Diagnosa

KODE DIAGNOSA KATEGORI SUB KATEGORI DIAGNOSA

KEPERAWATAN

D.00031 Fisiologis Respirasi Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

D.0019 Fisiologis Nutrisi dan Cairan Defisit Nutrisi

D.0136 Lingkungan Keamanan dan Resiko cedera

proteksi

C. Intervensi

NO dx. Keperawatan Tujuan dan kriteria Rencana Keperawatan Rasional

hasil

1. Ketidakefektifan NOC NIC

bersih jalan nafas


1. Status Observasi
(00031)
pernafasan : 1. Untuk
Kategori : Fisiologis 1. Monitor
pertukaran gas mengetahui
Subkategori : kecepatan, irama,
2. Status kecepatan,
Respirasi kedalaman dan
pernafasan : irama, dan
kesulitan
Definisi: ventilasi kesulitan
bernafas
ketidakmampuan bernafas pada

membersikan
klien
sekresi/obstrulasi dan Kriteria hasil :

saluran nafas untuk


Setelah dilakukan Mandiri
mempertahankan
tindakan keperawatan 2. Agar
kebersihan jalan 2. Posisikan tubuh
selama …x24 jam klien mengurangi
nafas klien dengan
mampu : sesak atau
posisi semi
Gejala dan Tanda dyspnea pada
1. Keseimbangan fowler
Mayor saat bernafas.
ventilasi dan
Health education
 Subjektif perfusi tidak

terganggu 3. Anjurkan pasien


3. Agar klien bisa
(tidak
2. Tidak ada untuk istirahat
istirahat dan
tersedia)
akumulasi sputum dan nafas dalam
nafas dalam
 Objektif yang berlebihan setelah selang di
setelah selang di
keluarkan dari
keluarkan dari
Batuk tidak
nasotrakeal.
nasotrakeal.
efektif

Tidak mampu

batuk
4. Informasikan
4. Agar klien dan
Sputum pada klien dan
keluarga bisa
berlebih keluarga tentang
mengetahui
suctioning.
Ronkhi suctioning

kering Kolaborasi

Mekonium 5. Berikan O2
5. Agar klien bisa
dengan memenuhi O2
dijalan napas
menggunakan dan bernafas
(pada
nasal untuk dengan bantua
neonatus)
memfasilitasi pemberian O2

Gejala dan tanda suction dengan

Minor nasotrakeal. menggunakan

nasal.
 Subjektif

Dispnea

Sulit bicara

Ortopnea

 Objektif
.

Gelisah

Sianosis

Bunyi napas

menurun

Frekunsi

napas

berubah

Pola napas

berubah
2. Ketidakseimbangan NOC NIC

nutrisi : kurang dari


1. Status Nutrisi Observasi
kebutuhan tubuh
2. Berat badan: massa
(00002) 1. Monitor asupan 1. Mengetahui
tubuh
kalori setiap hari. keseimbangan
Kategori : fisiologis 3. Keparahan mual
antara jumlah
dan muntah
Subkategori : nutrisi asupan dan jumlah

dan cairan yang dibutuhkan

oleh tubuh untuk


Definisi : Asupan Tujuan : Mandiri
berbagai fungsi
Nutrisi tidak cukup
Setelah dilakukan biologis.
untuk memenuhi
tindakan keperawatan
kebutuhan metabolik.
selama …X 24 jam
2. Catat dan laporkan 2. Peningkatan
Gejala dan tanda diagnosa
adanya anoreksia, aktifitas adrenergik
mayor ketidakseimbangan
kelemahan umum dapat menyebabkan
nutrisi: kurang dari
 Subjektif : atau nyeri, nyeri gangguan sekresi
kebutuhan tubuh dapat
 Objektif : abdomen, insulin atau terjadi
diatasi dengan kriteria
Berat badan munculnya mual resisten yang
hasil sebagai berikut :
menurun dan muntah. mengakibatkan

minimal 10% hiperglikemia,

dibawah polidipsia, poliuria,


Kriteria Hasil
rentan ideal perubahan
1. Status Nutrisi kecepatan dan

Gejala dan tanda - Asupan Makanan kedalaman


Dan nutrisi perbatasan (tanda
minor tercukupi asidosis metabolik)

- Asupan gizi

 Subjektif : tercukupi

cepat 2. Berat Badan: Massa

kenyang tubuh 3. Diet yang diberikan

setelah 3. Berikan makanan pada pasien yaitu


3. Klien mengalami

makan yang sesuai diet tinggi kalori


peningkatan berat

kram/ nyeri instruksi dokter tinggi protein yang


badan

abdomen untuk pasien :diet bertujuan untuk


4. Keparahan mual dan

nafsu makan umum, teksturnya memenuhi


muntah

menurun lembut, kebutuhan energy


5. Penurunan frekuensi
memblender atau dan protein yang
terjadinya mual

 objektif : menghaluskan meningkat untuk


6. Penurunan intensitas

bising usus makanan melalui mencegah dan


terjadinya mual

hiperaktif selang NGT atau mengurangi


7. Penurunan frekuensi

otot PEG, atau kerusakan jaringan


terjadinya muntah

pengunyah memberikan tubuh serta untuk


8. Penurunan intensitas

lemah makanan total menambah berat


terjadi muntah

otot menelan parenteral. badan normal

lemah

membran

mukosa pucat

sariawan

serum

albumin turun 4. Konsumsi makanan


rambut 4. Sediakan suplemen yang mengandung

rontok makanan jika suplemen alami

berlebihan diperlukan yaitu yang

mengandung
diare
vitamin dan nutrisi

seperti riboflavin,

lecithin dan thiamin

dapat memenuhi

kebutuhan gizi .

5. Kalori untuk
5. Sediakan variasi melakukan aktivitas
makanan yang sehari-hari dan
tinggi kalori dan metabolisme basal
bernutrisi tinggi tubuh serta untuk

mempertahankan

IMT yang normal.

6. Mengevaluasi
6. Timbang pasien
adanya kemajuan
pada jam yang sama
dalam peningkatan
setiap hari
berat badan,
Kolaborasi

7. Rujuk pada 7. Memerlukan

lembaga komunitas bantuan untuk

yang dapat menjamin

membantu dalam pemasukan zat-zat

memenuhi makanan makanan yang

adekuat dan

mengidentifikasi

makanan pengganti

yang paling sesuai.


Health Education

8. Ajarkan pasien

dan keluarga 8. Salah satu faktor

merencanakan makan unuk yang

mempengaruhi

kondisi kesehatan

adalah makanan

yang di konsumsi.

yaitu daging merah

rendah lemak,
buah-buahan,

jamur, telur , hati

sapi Adapun yang

tidak di anjurkan :

yodium, kafein,

susu, kedelai dll.

3. Resiko cedera NOC NIC

(D.0136)
1. Kejadian jatuh Observasi:

Kategori: 2. Keamanan
1. Monitor gaya 1. Agar intervensi
Lingkungan lingkungan
berjalan yang diberikan

Subkategori: (terutama tepat

Keamanan dan kecepatan),


Kriteria Hasil:
Proteksi. keseimbangan

Setelah dilakukan dan tingkat


Definisi:
tindakan perawatan kelelahan dengan

Berisiko mengalami selama …x24 jam pasien ambulasi.


2. Untuk
bahaya atau diharapkan mampu: 2. Identifikasi
menentukan
kerusakan fisik yang kebutuhan
1. Klien sudah tidak kebutuhan klien
menyebabkan keamanan klien,
mengalami jatuh terhadap
seseorang yang tidak berdasarkan
keamanan dan
lagi sepenuhnya sehat Lingkungan sekitar klien tingkat fisik,
menentukan
atau dalam kondisi merupakan tempat yang fungsi kognitif
intervensi yang
baik. aman untuk bergerak dan sejarah
tepat
tingkah laku
Kondisi klinis
terkait:

1. Kejang Mandiri:

2. Sinkop
1. Siapkan alat 1. Memudahkan
3. Gangguan
bantu (misalnya klien dalam
penglihatan
tongkat dan bergerak
4. Gangguan
walker) untuk (misalnya
pendengaran
menyeimbangkan berpindah
5. Kelainan
gaya berjalan. tempat).
nervus
2. Ajarkan klien 2. Agar klien
vestibularis
untuk beradaptasi melakukan apa
6. Retardasi
terhadap yang telah
mental
modifiasi gaya diajarkan

berjalan yang

telah disarankan

3. Membantu klien
3. Sediakan tempat
memudahkan
tidur yang rendah
dalam

menjangkau

tempat tidur dan

mengurangi

risiko cedera.
4. Jauhkan klien 4. Untuk
dari benda – meminimalisir
benda yang terjadinya risiko

berbahaya cedera

Health Education

1. Instruksikan 1. Agar klien

klien mengenai mengetahui cara

penggunaan alat penggunaan alat

bantu jalan bantu jalan.

dengan tepat.

2. Ajari klien 2. Untuk melatih

bagaimana cara klien untuk

duduk, berdiri meminimalisir

dan berjalan yang faktor resiko

aman untuk cedera

meminimalkan

resiko cedera

Kolaborasi

1. Agar tidak
1. Berkolaborasi
terjadi
dengan anggota
komplikasi
tim medis
lainnya
lainnya untuk

meminimalkan

efek samping
dari pengobatan

yang berisiko

pada kejadian

jatuh

DAFTAR PUSTAKA
(http://eramuslim.com/konsultasi/anak-luar-biasa/apakah-downsyndrome-akibat-penyakit-

keterunan.htm).

(http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759- 3405100009-chapter1pdf.pdf)

(http://kebutuhan khusus.com/read/2012/01/19/11364699/Asupan.G

izi.untuk.Anak.Down.Syndrome).pdf

(http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-down sindrome kebutuhan khusus

15759- 3405101239-chapter1pdf.pdf)

Anda mungkin juga menyukai