LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan seminar magang dalam
rangka tugas akhir Program Studi Farmasi
Oleh:
CINDRA AYUNING KIRANA
F1F114021
Disetujui:
Dosen Pembimbing:
Diketahui:
Prof. Drs. H. Sutrisno, MSc., PhD Dr. Drh. Sri Wigati, M.Agr., Sc.
NIP. 196612311991021005 NIP. 196412241989032005
i
RINGKASAN
Pencatatan dan pelaporan adalah kegiatan wajib yang dilakukan oleh instansi
pelayanan kesehatan. Kegiatan pencatatan dilakukan untuk memenuhi
persyaratan Kementerian Kesehatan atau BPOM, dasar akreditasi Rumah Sakit,
dasar audit Rumah Sakit dan dokumentasi farmasi. Sedangkan pelaporan
dilakukan sebagai upaya komunikasi antara level manajemen, penyiapan
laporan tahunan yang komprehensif mengenai kegiatan di Instalasi Farmasi dan
laporan tahunan. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi
Farmasi dalam periode waktu tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau
pertahun).
Pelaksanaan magang program studi farmasi dilakukan di dua instansi
pelayanan kesehatan yaitu RSUD Raden mattaher provinsi Jambi dan Apotek
Kimia Farma. Kegiatan magang dilakukan pada tanggal 12 Juni hingga 30
Agustus 2017. Studi tentang sistem pencatatan dan pelaporan dilakukan
melalui metode studi kasus dan wawancara kepada Apoteker terkait bidang
tersebut. Sistem pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu aspek
administrasi dalam pelaksaan pelayanan kefarmasian pada kedua instansi.
Dalam pelaksaannya, kegiatan pencatatan dan pelaporan berperan penting
dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian.
Pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di setiap aspek kefarmasian baik
di apotek maupun rumah sakit nyata nya masih menjadi permasalahan.
Seringkali terjadi kesalahpahaman antara pihak instansi dengan pihak
kesehatan pemerintah ketika diadakan monitoring dan evaluasi. Maka dari itu
perlu adanya koordinasi menyeluruh, penambahan fasilitas dan pembaruan
sistem serta kesadaran dan partisipasi oleh semua tenaga kefarmasian baik di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit maupun Apotek untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kefarmasian melalui kegiatan pencatatan dan pelaporan.
ii
PRAKATA
iii
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui
beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa
penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan laporan magang ini
dapat bermanfaat untuk kepentingan instansi pelayanan kesehatan baik RSUD
Raden Mataher maupun Apotek Kimia Farma Provinsi Jambi serta untuk ilmu
pengetahuan dimasa yang mendatang sesuai dengan fungsinya.
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
V. PENUTUP
LAMPIRAN .............................................................................................. 24
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur organisasi IFRS .................................................... 7
2. Struktur organisasi Kimia Farma ....................................... 11
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Laporan stock narkotika ..................................................... 24
2. Laporan pemakaian psikotropika ....................................... 25
3. Laporan pemakaian obat generik ........................................ 27
4. Laporan stock obat kadaluarsa ........................................... 38
5. Laporan stock obat dan BMHP ........................................... 29
6. Laporan penerimaan dan pengeluaran obat dan BMHP ....... 30
7. Laporan faktur pembelian obat dan BMHP ......................... 31
8. Laporan pelayanan farmasi klinis ....................................... 32
9. Catatan penerimaan faktur dari distributor ........................ 34
vii
I. PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Laporan magang ini dibuat bertujuan untuk:
1. Mengkaji sistem pencatatan dan pelaporan bulanan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Raden Mattaher Provinsi Jambi
2. Mengkaji sistem pencatatan dan pelaporan bulanan Apotek Kimia Farma
provinsi Jambi
Manfaat Umum
1. Memberikan pengalaman belajar secara terapan kepada mahasiswa dalam
melaksanakan dan atau mengelola kegiatan kefarmasian pada dunia kerja
2. Menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa secara
langsung dalam dunia kerja
3. Sebagai sarana membentuk sikap dan mental mahasiswa agar mampu dan
berani menghadapi tantangan dunia kerja yang kompetitif
4. Dapat memahami berbagai pendekatan dalam upaya mengetahui,
menganalisis dan mampu melakukan intervensi terhadap kasus/ masalah
yang timbul dalam dunia kerja bidang kesehatan khususnya bidang
kefarmasian
3
Manfaat Khusus
Laporan magang ini dibuat bermanfaat untuk dapat mengetahui dan
mempelajari sistem pencatatan dan pelaporan bulanan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Raden Mattaher Provinsi jambi dan Apotek Kimia Farma Jambi.
4
III. GAMBARAN UMUM INSTANSI
Tinjauan umum
Sebagaimana yang termuat dalam WHO Technical Report Series Nomor
122/1957, Rumah Sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif
dan preventif kepada masyarakat serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya
guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah Sakit juga merupakan pusat
pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik
(WHO, 1957).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi
melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Siregar, 2004).
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan
untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).
Rumah sakit yang ideal adalah tempat di mana orang-orang yang sakit
bisa mencari dan menerima perawatan, di samping itu juga memberikan
pendidikan klinis kepada para mahasiswa-mahasiswa kedokteran, perawat,
serta seluruh ahli kesehatan. Rumah sakit yang dimaksud dapat juga
memberikan pendidikan berkelanjutan bagi para dokter praktek dan secara
bertahap menjalankan fungsi lembaga pembelajaran yang lebih tinggi bagi
5
6
DIREKTUR UTAMA
dr. H. Andi Pada, M.Kes.
KEPALA IFRS
Hj. Wirdayanti, S.Farm., Apt.
3.2 Apotek
Tinjauan umum
Menurut PERMENKES RI Nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek Pasal 1,
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian obat atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Apotek termasuk salah satu sarana kesehatan. Apotek, dalam
menjalankan fungsinya bersifat dwifungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
sosial. Fungsi ekonomi menuntut agar apotek dapat memperoleh laba untuk
menjaga kelangsungan usaha sedangkan fungsi sosial adalah untuk
pemerataan distribusi obat dan sebagai salah satu tempat pelayanan informasi
obat kepada masyarakat. Dalam mengelola apotek dibutuhkan seorang apoteker
pengelola apotek (APA) yang tidak hanya mampu dari segi teknis kefarmasian
tapi harus mampu menguasai aspek manajemennya (Anief, 2000).
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah :
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
5. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
9
PT. Kimia Farma Apotek memiliki visi dan misi sebagai berikut (Kimia
Farma, 2013):
a. Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
b. Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui:
1) Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,
klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.
2) Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal.
3) Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (Fee-
Based Income).
DIREKTUR
UTAMA
DIVISI
DIVISI PENGEMBANGAN DIVISI DIVISI DIVISI
SUPPLY BISNIS DAN SEKRETARIS SPI KEUANGAN & DIVISI
CHAIN STRATEGIS PERUSAHAAN AKUNTANSI HUMAN
CAPITAL
13
14
nama distributor, nomor faktur, dan nominal barang yang diterima. Catatan
penerimaan faktur (lampiran 9) dan arsip faktur yang diterima dari distributor
diserahkan ke bisnis manager pada bagian pengarsipan faktur. Selain itu,
apotek kimia farma juga melakukan pelaporan terhadap penggunaan obat-obat
Narkotika dan Psikotropika per-outlet kepada DINKES Provinsi atau kota serta
KEMENKES melalui situs SIPNAP.
kefarmasian sesuai standar di RS, Puskesmas dan Apotek, baik dalam farmasi
klinik maupun pengelolaan obat.
5.1 Kesimpulan
Kegiatan pencatatan serta pelaporan bulanan yang dilakukan oleh
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Raden Mattaher Provinsi Jambi dan Apotek
Kimia Farma meliputi penggunaan obat narkotika dan psikotropika,
penggunaan obat dan BMHP, faktur barang masuk dan keluar, omset dan total
penjualan serta pelayanan farmasi klinis. Kegiatan pencatatan dan pelaporan
yang dilakukan oleh kedua instansi sudah cukup baik. Meskipun demikian,
pada beberapa aspek diperlukan adanya perbaikan pada penyelenggaraan serta
sistem yang digunakan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berdampak
pada aspek seperti akreditas instansi dan kepuasan pasien.
5.2 Saran
Peran farmasis dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian pada
instansi pelayanan kesehatan dapat dilakukan salah satunya melalui perbaikan
kegiatan pencatatan dan pelaporan. Penerapan prinsip “catat apa yang
dikerjakan dan kerjakan apa yang dicatat” perlu ditingkatkan secara paripurna
oleh seluruh elemen kefarmasian guna memperbaiki sistem pencatatan serta
pelaporan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2005. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta:
UI Press.
Anief, M. 2000. Farmasetika, Edisi pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Anonim. 2009. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Anonim. 2015. Rencana Kerja RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi. Jambi:
RSUD Raden Mattaher.
Badri, M. dan R. Sukoco. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern.
Jakarta: Erlangga.
Bastian, I. 2008. Akuntansi Kesehatan Edisi 1, Cetakan Pertama. Jakarta:
Erlangga
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Peraturan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan nomor tentang pedoman pengelolaan
prekursor farmasi dan obat mengandung prekursor farmasi. Jakarta:
Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Kimia Farma. 2013. Sejarah Kimia Farma.
(http://www.KimiaFarma.co.id/?page=general&id=0_0_0. Diakses pada 30
Agustus 2017)
Kimia Farma. 2013. Visi dan Misi PT. Kimia Farma.
(http://www.kimiaFarma.co.id/?page=general&id=0_2, diakses pada 30
Agustus 2017)
Menteri Kesehatan RI. 1992. Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit
umum. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menkes RI Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Rebulik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan No.51 tahun 2009,
tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2015
tentang peredaran; penyimpanan; pemusnahan dan pelaporan narkotika;
psikotropika dan prekursor farmasi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun
2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tahun
2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No.9 tahun 2017,
tentang Apotek. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK
03.01/MENKES/159/I/2010 tentang Pedoman pembinaan dan
22
23
23
LAMPIRAN
24
25