a. BPOM
BPOM kepanjangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, merupakan salah satu
badan yang bertugas sebagai pengawas, pemeriksa peredaran dan penjualan makanan
serta obat-obatan di wilayah Indonesia. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi
yang diciptakan oleh manusia, termasuk juga penemuan-penemuan bahan pangan,
kosmetik dan obat-obatan.
Di sisi lain kemajuan tersebut bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, namun di lain
pihak pesatnya teknologi pangan dan obat-obatan patut dijaga dan diawasi agar tidak
merugikan masyarakat. Berlandas fakta tersebut pemerintah mendirikan sebuah badan
ini yang bertugas mengawasi dan meneliti bahan pangan, obat dan kosmetik. Alasan
tersebut menjadi alasan terbentuknya BPOM.
BPOM berperan aktif dalam mengawasi pemakaian makanan dan obat-obatan sebagai
upaya demi menjaga keselamatan konsumen dari bahan obat maupun pangan yang
berbahaya. Peran dari BPOM ini sejatinya melindungi masyarakat Indonesia.
Indonesia. Tepatnya pada 1964, namanya diganti menjadi Inspektorat Farmasi. Tiga
tahun kemudian nama inspektorat Farmasi berganti menjadi Inspektorat Urusan
Farmasi.
Hingga 1976, terjadi lagi perombakan internal dalam tubuh bakal calon BPOM ini, dan
namanya berganti menjadi Dirjen Farmasi. Dalam prosedur kerja Dirjen Farmasi
melalukan kolaborasi dengan badan terkait (Lembaga Farmasi Nasional, Departemen
Kesehatan, Industri Farmasi Negara) dalam urusan supervisi obat dan makanan.
Memasuki era modern, tugas Dirjen Farmasi kian berat, sebab wilayah kerjanya begitu
luas. Oleh sebab itu, terjadilah pemisahaan tugas. Tepatnya pada tahun 2000 lalu atas
dasar Surat Keputusan Presiden no. 166 tahun 2000, berdirilah badan baru yang
memiliki wilayah tugas mengatur, meneliti dan mengawasi urusan obat, pangan dan
kosmetik yang beredar di Indonesia. Berdirinya forum tersebutlah yang dikenal dengan
BPOM.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan disingkat BPOM bersifat independent ,
sebagaisuper guard wilayah makanan, obat-obatan dan kosmetik. Fungsi BPOM
semata-mata melindungi konsumen Indonesia dari bahan berbahaya yang terkandung
dalam empat unsur tersebut.
Bentuk Manajemen BPOM
BPOM terdiri dari divisidivisi yang memiliki tugas berbeda-beda. Divisi berjumlah tujuh
antara lain:
1. Sekretariat Umum
Tugas divisi milik BPOM ini ialah mengatur dan membuat perencanaan dasar,
berkoordinasi antar divisi dan membuka recruitmen t pegawai sinkron dengan
kebutuhan SDM. Melayani masyarakat melalui unit pelayanan umum. Unit berfungsi
menerima complain , laporan dari masyarakat mengenai pengaduan penyalahgunaan
obat, kosmetik dan makanan.
1. Obat
Setiap produk farmasi meliputi obat, bahan pembuat obat-obatan buat masyarakat
Indonesia, wajib mendapatkan izin dari BPOM, dan harus lulus tes pengujian kwalitas
dan imbas samping. BPOM juga mengawasi proses pembuatan obat hingga taraf
produsen. Produk farmasi yang diimpor dari luar negeri wajib dilaporkan kepada BPOM
dan penjualannya harus melalui izin BPOM terlebih dahulu.
2. Makanan
BPOM mengawasi dan meneliti produk pangan, baik itu bahan dasar, proses produksi
dan kemasan semua harus lolos uji kelayakan. Semua bahan pangan yang diproduksi
secara massal harus minta izin produksi kepada BPOM. BPOM juga meneliti makanan
impor apakah berbahaya atau tidak, jika ditemukan mengandung zat yang berbahaya
bagi konsumen, BPOM akan merekomendasikan kepada depertemen terkait buat
melarang produk tersebut masuk Indonesia.
3. Minuman
Produk minuman merupakan salah satu rangkaian produk yang diawasi oleh BPOM.
Produsen yang memproduksi minuman wajib menyertakan nomor sertifikat kesehatan
yang dikeluarkan oleh BPOM.
5. Kosmetik
Produk kecantikan yang terbuat dari bahan-bahan alami maupun kimia memiliki risiko
mengganggu kesehatan pemakai. Oleh sebab itu, segala macam produk kosmetik
dalam negeri maupun impor masuk dalam daftar produk yang diawasi ketat oleh
BPOM.
Fungsi BPOM
BPOM difungsikan sebagai guard bagi obat dan makanan dari luar negeri yang akan
masuk ke Indonesia. Berikut ini kilasan fungsi tugas BPOM:
1. Membuat kajian dan kebijakan tentang supervisi obat, makanan dan kosmetik
Indonesia.
2. Mengeluarkan surat embargo masuk atau peredaran terhadap obat, makanan
dan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan manusia.
3. Meneliti dan memeriksa kandungan dari bahan makanan, obat dan kosmetik.
4. Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat generik tentang obatobatan, makanan dan kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
5. Berperan aktif menyosialisasikan misi-misi pemerintah yang berkaitan kesehatan
masyarakat.
6. Mengeluarkan sertifikat terhadap produk yang lulus uji inspeksi BPOM.
Demikianlah sedikit ulasan kinerja BPOM yang turut melindungi masyarakat Indonesia
dari ancaman bahan makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya.
Kehadiran BPOM memberikan rasa kondusif dan nyaman terhadap pola konsumsi
masyarakat Indonesia secara keseluruhan
Ditjen Binfar dan Alkes adalah unit utama di bawah Menteri Kesehatan yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk menyiapkan kebijakan dan standar di bidang
kefarmasian dan alat kesehatan.
Misi
1.
2.
3.
4.
Strategi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nilai-nilai
1.
Pro Rakyat
2.
Inklusif
3.
Responsif
4.
Efektif
5.
Bersih
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kefarmasian
dan alat kesehatan;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan kefarmasian dan alat
kesehatan; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Kesan : Salah satu tugas dari binfar dan alkes adalah melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan dimana
tugas tersebut sangat berperan penting dalam pembinaan tenaga kefarmasian. Salah
satu bentuk pembinaan yang dilakukan binfar dan alkes adalah menerbitkan atau
mempublikasikan pharmaceutical care untuk berbagai penyakit di website nya sehingga
para pharmacist memiliki acuan yang tepat untuk menjalankan asuhan kefarmasian.
Namun sedikitnya materi yang diunggah dalam website tersebut terkadang membuat
para pemberi pelayanan mencari artikel dari luar negri sehingga perlu penyesuaian
bahasa pada penggunaannya,
Pesan : Perlu dikembangkannya jurnal-jurnal yang telah diolah oleh binfar dan alkes
yang kemudian diunggah pada website nya sehingga para pemberi pelayanan dapat
mengupdate kemampuannya sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
Kesan : IAI merupakan organisasi yang menjadi wadah dalam penyampaian aspirasi
dari apoteker di Indonesia. Pada pelaksanaannya IAI juga membantu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan apoteker di Indonesia dalam bentuk pemberian SKP
pada seminar yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan apoteker. SKP
sendiri untuk setiap apoteker nantinya akan berguna untuk memperbarui STRA. Namun
kesan yang terlihat seolah-olah IAI menjadi penjual SKP pada tiap seminar sehingga
para apoteker dengan mudahnya mendapatkan SKP walaupun terkadang tidak sedikit
apoteker yang tidak datang saat seminar dilaksanakan. Ini membuat seolah-olah
apoteker memiliki satu sumber SKP hanya dari seminar sementara pelayanan seharihari tidak dianggap sebagai lahan yang penting dalam pengumpulan pundi-pundi SKP
tersebut.
Pesan : Perlunya pengawasan dan seleksi untuk pemberian SKP ditiap seminar yang
dilaksanakan dan sosialisasi mengenai SKP yang dapat diperoleh selain dari mengikuti
seminar.