Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Badan Pengawasan Obat dan Makanan

1.1.1 Kedudukan BPOM

Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disingkat

BPOM. BPOM adalah lembaga pemerintahan non kementrian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan

makanan. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001,

Tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi, dan

tata kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat

dan Makanan RI (Badan POM RI) ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah

Non Departemen (LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden.

BPOM mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pemerintahan

di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Obat dan makanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas obat, bahan obat, narkotika, psikotropika,

prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan

pangan olahan.
1.1.2 Visi Dan Misi BPOM

a. Visi

Obat dan makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat

dan daya saing bangsa.

b. Misi

1. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko

untuk melindungi masyarakat.

2. Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam memberikan

jaminan keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan

dengan pemangku kepentingan.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.

1.1.3 Kewenangan BPOM


Dalam melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan,

BPOM mempunyai kewenangan:

1. Menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan

persyaratan keamanan, khasiat/ manfaat dan mutu, serta pengujian obat

dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

2. Melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan obat dan

makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.
1.1.4 Tugas Utama BPOM

Berdasarkan pasal 2 pada Peraturan Presiden Nomor 80

Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan:

1. BPOM mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pemerintahan di

bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2. Obat dan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat

tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan.

1.1.5 Fungsi Utama BPOM

Berdasarkan pasal 3 pada Peraturan Presiden Nomor 80

Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM

mempunyai fungsi:

1. Dalam melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan, BPOM

mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan

makanan;

b. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan

makanan;
c. Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang pengawasan Sebelum beredar dan pengawasan selama

beredar;

d. Pelaksanaan pengawasan sebelum beredar dan pengawasan selama

beredar;

e. Koordinasi pelaksanaan pengawasan obat dan makanan dengan

instansi pemerintah pusat dan daerah;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan

obat dan makanan;

g. Pelaksanaan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pengawasan obat dan makanan;

h. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan BPOM;

i. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawab BPOM;

j. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM; dan

k. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh

unsur organisasi di lingkungan BPOM.

2. Pengawasan sebelum beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah pengawasan obat dan makanan sebelum beredar sebagai tindakan

pencegahan untuk menjamin obat dan makanan yang beredar memenuhi


standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk

yang ditetapkan.

3. Pengawasan selama beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

pengawasan obat dan makanan selama beredar untuk memastikan obat

dan makanan yang beredar memenuhi standar dan persyaratan

keamanan, khasiat/ manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan serta

tindakan penegakan hukum.

1.2 Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Pekanbaru


Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Pekanbaru

merupakan unit pelaksana teknis Badan POM RI untuk wilayah Provinsi Riau

berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2018. Sebagai UPT Badan POM, BPOM di

Pekanbaru menjalankan sebagian tugas dari Badan POM di wilayah Riau.

Dalam melaksanakan tugasnya Balai Besar Pengawas Obat dan

Makanan di Pekanbaru mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.

1. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu

produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain, obat tradisional,

kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.

2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu

produk secara mikrobiologi.


3. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh, dan pemeriksaan

pada sarana produksi dan distribusi.

4. Pelaksanaan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum di bidang obat

dan makanan.

5. Pelaksanaan sertifikasi sarana produksi dan distribusi produk obat dan

makanan tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI.

6. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan. Pelaksanaan tugas lain

yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI.

1.2.1 Visi dan Misi BPOM di Pekanbaru


a. Visi

Visi BPOM di Pekanbaru yang diambil dari visi Badan POM RI

adalah sebagai berikut :

“Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan

Daya Saing Bangsa”

Maksud dari visi tersebut adalah proses penjaminan

pengawasan obat dan makanan harus melibatkan masyarakat dan

pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta

diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih

baik. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing

adalah sebagai berikut:


Aman : Keadaan bebas dari bahaya. Semua obat dan makanan

harus dijamin keamanannya, agar tidak membahayakan

bagi masyarakat pengunaannya.

Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa

yang telah memenuhi standar, baik standar nasional

maupun internasional, sehingga adanya kesiapan suatu

produk bangsa untuk interaksi daya saing di masa

depan. Agar menjadi kompetitif, dalam arti ini adalah

memiliki peluang untuk menang bagi sejumlah pemain

industri yang menghadapi biaya tinggi.

b. Misi BPOM di Pekanbaru

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan

nyata sesuai dengan penguatan peran BPOM di Pekanbaru sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam Bab I terhadap peran BPOM di Pekanbaru.

Adapun Misi BPOM Pekanbaru sebagai berikut:

1. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko

untuk melindungi masyarakat

Pengawasan obat dan makanan merupakan satu-kesatuan

fungsi (full spectrum) standardisasi, penilaian produk sebelum

beredar, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan

pengujian produk serta penegakan hukum. Menyadari kompleksnya

tugas yang diemban BPOM di Pekanbaru dalam melindungi


masyarakat dari produk yang tidak aman dengan tujuan akhir adalah

masyarakat sehat, serta berdaya saing, maka perlu disusun suatu

sasaran strategis khusus yang mampu mengawalnya. Di satu sisi

tantangan dalam pengawasan obat dan makanan semakin tinggi,

sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya

prioritas dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan obat

dan makanan seharusnya didesain berdasarkan analisis risiko, hal ini

untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara

proporsional untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini.

2. Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam

memberikan jaminan keamanan obat dan makanan serta

memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.

Masyarakat dalam hal ini sebagai konsumen mempunyai

peran yang sangat strategis untuk dilibatkan dalam pengawasan obat

dan makanan, utamanya pada sisi demand. Sebagai salah satu pilar

pengawasan obat dan makanan, masyarakat diharapkan tidak hanya

menjadi objek upaya peningkatan kesadaran (awareness) untuk

memilih obat dan makanan yang memenuhi standar, tetapi juga diberi

kemudahan akses informasi dan komunikasi terkait obat dan

makanan sehingga dapat berperan aktif dalam meningkatkan

pengawasan obat dan makanan. Sadar dengan kekuatan yang dimiliki


oleh masyarakat, BPOM di Pekanbaru melakukan upaya-upaya yang

bertujuan untuk meningkatkan kesadarannya dalam mendukung

pengawasan. Upaya-upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui

kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat. Di

sisi lain, arus globalisasi memberi kesempatan masuknya produk

yang tidak memenuhi standar dengan harga murah ke wilayah

Indonesia. Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai syarat

keamanan produk obat dan makanan menimbulkan asymmetric

information yang dapat dimanfaatkan oleh produsen nakal untuk

menjual produk yang murah namun substandar.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPOM di

Pekanbaru tidak dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan

kerjasama atau kemitraan dengan pihak lainnya. Dalam era otonomi

daerah, khususnya terkait dengan bidang kesehatan, peran daerah

dalam menyusun perencanaan pembangunan serta kebijakan

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan

nasional di bidang kesehatan. Pengawasan obat dan makanan bersifat

unik karena tersentralisasi, yaitu dengan kebijakan yang ditetapkan

oleh Pusat dan diselenggarakan oleh Balai di seluruh Indonesia. Hal

ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan tugas

pengawasan, karena kebijakan yang diambil harus disinkronkan

dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah. Untuk itu, dalam


melaksanakan tugas pengawasan di daerah, BPOM di Pekanbaru

harus bersinergi dengan lintas sektor terkait, sehingga pengawasan

dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya mencapai

tujuan.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.

Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan

sumber daya yang memadai dalam mencapai kapasitas kelembagaan

yang kuat.Hal ini membutuhkan sumber daya yang meliputi 5 M

(man, material, money, method, and machine), yang merupakan

modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal ini terutama

terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana penunjang

kinerja. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan

kualitasnya, maka BPOM di Pekanbaru harus mampu mengelola

sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung

terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien

menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen

organisasi.

Misi BPOM di Pekanbaru merupakan langkah utama yang

disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi BPOM di Pekanbaru.

Pengawasan post-market yang berstandar internasional diterapkan


dalam rangka memperkuat BPOM di Pekanbaru menghadapi tantangan

globalisasi. Dengan penjaminan mutu produk obat dan makanan yang

konsisten, yaitu memenuhi standar aman,berkhasiat/ bermanfaat dan

bermutu, diharapkan BPOM di Pekanbaru mampu melindungi

masyarakat dengan optimal.

1.2.2 Budaya Organisasi BPOM di Pekanbaru


Budaya organisasi merupakan nilai luhur yang diyakini,

dihayati, dan diamalkan oleh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas

dan merupakan penyemangat dalam berkarsa dan berkarya. Budaya

organisasi dari BBPOM di Pekanbaru diambil dari Budaya Organisasi

BPOM yang tertuang pada Peraturan Kepala BPOM (Perka BPOM)

sebagai berikut:

1. Profesional

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas,

ketekunan dan komitmen yang tinggi.

2. Integritas

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

3. Kredibilitas

Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional

dan internasional.
4. Kerjasama tim

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi

yang baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan

teknologi terkini.

6. Responsif/cepat tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

1.2.3 Lokasi dan Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan


BBPOM
Lokasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di

Pekanbaru adalah di Jl. Diponegoro No. 10 Pekanbaru. Wilayah kerja yaitu

Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Rokan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Rokan Hulu,

Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

1.2.4 Struktur Organisasi BBPOM di Pekanbaru


Susunan organisasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

di Pekanbaru disusun berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan

Makanan No. 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal

ini menimbang atas ketentuan Pasal 34 Peraturan Presiden Nomor 80


Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan dan berdasarkan

surat persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor B/411/M.KT.01/2018 tanggal 8 Juni 2018 hal Penataan

Unit Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat dan Makanan, perlu

menetapkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan

Pengawas Obat dan Makanan.

Sesuai dengan Peraturan BPOM tersebut yang tercantum pada

bab 3 bagian kesatu, pasal 6 secara garis besar Balai Besar Pengawas Obat

dan Makanan terdiri atas:

1. Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan


2. Bidang Pengujian
Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di

bidang pengujian kimia dan mikrobiologi obat dan makanan. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bidang

Pengujian menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana dan program di bidang pengujian kimia dan

mikrobiologi obat dan makanan;

b. Pelaksanaan pengujian kimia dan mikrobiologi obat dan makanan;

dan

c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

pengujian kimia dan mikrobiologi obat dan makanan.


Bidang Pengujian terdiri atas:

a. Seksi Pengujian kimia, mempunyai tugas melakukan pengujian kimia

obat dan makanan.

b. Seksi Pengujian mikrobiologi, mempunyai tugas melakukan

pengujian mikrobiologi obat dan makanan.

3. Bidang Pemeriksaan
Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di

bidang inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau

distribusi obat dan makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian,

serta sertifikasi dan pengambilan contoh (sampling) produk obat dan

makanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11, Bidang Pemeriksaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program di bidang inspeksi dan sertifikasi

sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat dan makanan dan

sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi dan

pengambilan contoh (sampling) produk obat dan makanan;

b. Pelaksanaan inspeksi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi

obat dan makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian;


c. Pelaksanaan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi

dan produk obat dan makanan;

d. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) obat dan makanan; dan

e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang inspeksi

dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat dan

makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi

dan pengambilan contoh (sampling) produk obat dan makanan.

Bidang Pemeriksaan terdiri atas:

a. Seksi Inspeksi, yang mempunyai tugas melakukan inspeksi

sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat dan makanan dan

sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta pengambilan contoh

(sampling) produk obat dan makanan.

b. Seksi Sertifikasi, yang mempunyai tugas melakukan sertifikasi

sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi dan produk obat dan

makanan.

4. Bidang Penindakan
Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di

bidang penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pengawasan obat dan makanan. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam Pasal 15, Bidang

Penindakan menyelenggarakan fungsi :


a. Penyusunan rencana dan program di bidang intelijen dan

penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pengawasan obat dan makanan.

b. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan obat dan

makanan.

c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang intelijen

dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pengawasan obat dan makanan.

5. Bidang Informasi dan Komunikasi


Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di

bidang pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan

masyarakat serta penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama di

bidang pengawasan obat dan makanan. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Informasi dan

Komunikasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program di bidang pengelolaan komunikasi,

informasi, edukasi dan pengaduan masyarakat di bidang pengawasan

obat dan makanan;

b. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi dan pengaduan

masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan;


c. Penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan

obat dan makanan; dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan di bidang pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi dan

pengaduan masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan.

6. Bagian Tata Usaha


Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan

rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang

milik negara, teknologi informasi komunikasi, evaluasi dan pelaporan,

urusan kepegawaian, penjaminan mutu, tata laksana, kearsipan, tata

persuratan serta kerumahtanggaan. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bagian Tata Usaha

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b. Pelaksanaan pengelolaan keuangan;

c. Pengelolaan persuratan dan kearsipan;

d. Pengelolaan penjaminan mutu dan tata laksana;

e. Pelaksanan urusan kepegawaian;

f. Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi;

g. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan kerumahtanggaan;dan

pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja.


Bagian Tata Usaha terdiri atas:

a. Subbagian Program dan Evaluasi; Subbagian Program dan Evaluasi

mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program,

anggaran, pengelolaan keuangan, penjaminan mutu, tata laksana,

serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja.

b. Subbagian Umum; Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan

pengelolaan persuratan, kearsipan, kepegawaian, teknologi informasi

komunikasi, perlengkapan, dan kerumahtanggaan.

7. Kegiatan Utama BPOM di Pekanbaru

Kegiatan utama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan

di Pekanbaru sebagai berikut:

1. Sampling (pengambilan contoh)

2. Pengujian laboratorium

3. Pemeriksaan sarana produksi dan distribusi

4. Penyidikan dan penegakan hukum

5. Peningkatan infrastruktur

Kegiatan prioritas Balai Besar Pengawasan Obat dan

Makanan di Pekanbaru sebagai berikut:

1. Pemeriksaan sarana produksi dan distribusi serta sarana pelayanan

kesehatan Farmakes dan Napza.

2. Penyidikan kasus pemalsuan, peredaran gelap, dan pelanggaran yang

dilakukan oleh distributor dan produsen Farmakes.


3. Pengembangan Sistim Deteksi Dini dan Tindak Lanjut (Early

Warning System).

4. Pengambilan contoh dan pengujian secara laboratorium.

5. Sertifikasi dan layanan informasi konsumen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang

Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40k

formaldehid. Formalin biasanya digunakan sebagai antiseptik, germisida dan

pengawet non makanan. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang

sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10-40k (Yuliarti,2007).

Dalam bidang industri formalin disalah gunakan untuk penggunaan

pengawetan pada industri makanan. Biasanya hal ini ditemukan pada industri

rumahan karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes Balai

POM setempat. Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya

adalah mie basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanan lainnya.

Formalin digunakan dalam makanan agar lebih awet dan tahan lama. Formalin

sering disalahgunakan karena harganya yang sangat murah dan mudah didapat,

produsen seringkali tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai pengawet

makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan

bagi konsumen yang memakannya (Yuliarti,2007).

Dampak formalin bagi kesehatan secara langsung terlihat pada tubuh

dalam jangka pendek yang terjadi apabila terpapar formalin dalam jumlah yang

banyak, seperti : iritasi, alergi, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit
perut, pusing, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, jantung berdebar,

diare. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

Sedangkan dampak kesehatan yang dapat terlihat dalam jangka waktu yang lama

dan berulang, biasanya jika mengkonsumsi formalin dalam jumlah kecil dan

terakumulasi dalam jaringan, seperti : mata berair, gangguan pada pencernaan,

hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi dan dapat menyebabkan

kanker karena bersifat karsinogenik (Yuliarti, 2007).

Uji kuantitatif formalin biasanya dilakukan dengan metode

Spektrofotometri UV-VIS untuk menetapkan kadar yang terdapat dalam

makanan. Spektrofotometri UV-VIS merupakan salah satu metode dalam kimia

analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara

kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan

cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrokometri disebut

spektrokotometer. Cahaya yang dimaksud dapat serupa cahaya visible ,UV dan

inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih

berperan adalah visible yang adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai