Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FITOTERAPI

REVIEW ARTIKEL/JURNAL TENTANG EKSTRAK FITOSOM


Dosen Pengampu : Apt. Imas Maesaroh, M. Farm

Disusun oleh :
Nama : Aditiya Ferdiansyah
NIM : 2048201001
Prodi/semester : S1 Farmasi/III
Mata Kuliah : Kimia Analisis II ( obat )

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2022
JURNAL I

Judul Jurnal : Peningkatan Laju Difusi Alisin dalam Sistem Fitosom


Ekstrak Bawang Putih
Abstrak : Bawang putih (Allium sativum L.) diketahui mengandung
alisin yang memiliki khasiat sebagai penurun gula darah.
Penelitian sebelumnya menunjukkan ekstrak metanol
bawang putih 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar gula
darah pada mencit. Permeabilitas alisin dapat ditingkatkan
dengan memformulasikan ekstrak kedalam bentuk sistem
penghantaran fitosom. Pada penelitian ini akan dilihat
pengaruh pembuatan sistem fitosom ekstrak bawang putih
terhadap laju difusi alisin. Fitosom ekstrak bawang putih
dibuat menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Evaluasi
yang dilakukan adalah pengujian sifat fisikokimia yang
meliputi uji efisiensi penjerapan, berat jenis, ukuran partikel,
indeks polidispersi dan potensial zeta. Penentuan laju difusi
alisin pada ekstrak dan sistem fitosom dilakukan
menggunakan sel difusi termodifikasi selama 420 menit.
Hasil evaluasi menunjukkan fitosom memiliki nilai efisiensi
penjerapan 64,8789 % dengan berat jenis 1,0051 gr/mL,
ukuran partikel 270 nm, potensial zeta -32,55 mV dan
indeks polidispersi 0,571. Hasil pengujian laju difusi
menunjukkan sistem fitosom dapat mempercepat laju difusi
alisin bila dibandingkan dengan laju difusi alisin dalam
ekstrak bawang putih.
Volume & Halaman : Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, April 2021, hlm. 1-8
Tahun : 2021
Penulis : Anisa Amalia, Rahmah Eelfiyani, Adesi Chenia
Reviewer Aditiya Ferdiansyah

1
Permasalahan : Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh pembuatan sistem
fitosom ekstrak bawang putih terhadap laju difusi alisin.
Tujuan penelitian : Dilakukan pembuatan sistem fitosom ekstrak bawang putih
dan penentuan laju difusi alisin dalam ektrak dan dalam
sistem fitosom sehingga dapat terlihat pengaruh pembuatan
sistem fitosom terhadap laju difusi alisin.
Sumber data : Umbi Bawang putih yang di dapat dideterminasi terlebih
dahulu di LIPI Cibinong untuk memastikan umbi yang
digunakan adalah Allium sativum L.
Metode penelitian : Pada Peningkatan Laju Difusi Alisin dalam Sistem Fitosom
Ekstrak Bawang Putih ini menggunakan metode Hidrasi
Lapis Tipis
Kelebihan penelitian : 1. Dapat mengetahui Bawang putih (Allium sativum L.)
mengandung alisin yang memiliki khasiat sebagai
penurun gula darah.
2. Dapat mengetahui sistem fitosom ekstrak bawang putih
terhadap laju difusi alisin
3. Dapat memformulasikan ekstrak kedalam bentuk
sistem penghantaran fitosom
Kekurangan penelitian : 1. Jurnal ini merupakan lanjutan dari penelitian yang
sebelumnya telah dilaksanakan dengan judul yang
sama. Sehingga penulis memuat data tidak lengkap
secara menyeluruh terkait penelitian yang dilakukan
2. Penulis memuat data hanya untuk tujuan tertentu, tidak
mudah dimengerti bagi pembaca yang awam
3. Kurang jelas dalam menentukan metode penelitian. Hal
itu dibuktikan dengan tidak dicantumkannya alasan
penggunaan metode penelitian ini

2
JURNAL II

Judul Jurnal : Preparasi Fitosom Ekstrak Etanol Biji Kopi Robusta (Coffea
canephora Pierre A. Froehner) Menggunakan Variasi
Konsentrasi Fosfatidilkolin
Abstrak : Biji kopi robusta mengandung polifenol sebagai
antioksidan. Poliefenol bersifat polar yang mana mudah
larut dalam air namun relatif sulit diabsorpsi. Fitosom
merupakan sistem penghantaran obat baru. Fitosom dapat
meningkatkan bioavailabilitas dan sangat sesuai dengan
tubuh manusia. Namun, formula yang baik dari fitosom
ekstrak etanol biji kopi robusta belum dianalisis. Maka,
dalam penelitian ini dikembangkan preparasi fitosom
ekstrak etanol biji kopi robusta menggunakan variasi
konsentrasi fosfatidilkolin yang dapat menghasilkan
persentase efisiensi penjerapan yang paling tinggi, dan dapat
menghasilkan ukuran partikel fitosom yang sesuai dengan
acuan. Hasil menunjukkan bahwa persentase efisiensi
penjerapan tertinggi terdapat pada formula 1 dengan
perbandingan antara ekstrak dan fosfatidilkolin adalah 1:1,
dan ukuran partikel dari formula 1 adalah 1,048 µm.
Volume & Halaman : Jurnal Prosiding Farmasi. Volume 5. No. 1, Tahun 2019
Tahun : 2019
Penulis : Putri Suci Haruni, Sani Ega Priani, Ratih Aryani
Reviewer Aditiya Ferdiansyah
Permasalahan : Permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini
adalah bagaimana formulasi fitosom mengandung ekstrak
etanol biji kopi robusta dengan persentase efisiensi
penjerapan polifenol yang paling tinggi, serta bagaimana
formulasi fitosom mengandung ekstrak etanol biji kopi
robusta dengan ukuran partikel yang memenuhi syarat

3
Tujuan penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sediaan
fitosom, mengandung ekstrak etanol biji kopi robusta yang
pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan
ketersediaan hayati dari zat aktif didalam tubuh.
Sumber data : Biji kopi yang dipakai sebagai bahan zat aktif, diperoleh dari
kebun kopi di daerah Kertasari, Kabupaten Bandung,
dengan jenis kopi yang dipakai adalah kopi robusta. Tahap
awal penelitian adalah pengolahan biji kopi, determinasi dan
skrining fitokimia.
Metode penelitian : Pada tahap awal formulasi dibuat fitosom dengan
menggunakan berbagai macam variasi konsentrasi
fosfatidilkolin yang ditambahkan ke dalam konsentrasi tetap
ekstrak etanol biji kopi, kemudian setiap variasi konsentrasi
fosfatidilkolin dan ekstrak etanol biji kopi diolah menjadi
fitosom metode pembuatan solvent evaporation yang
menghasilkan lapisan tipis atau thin layer. Proses ini
bertujuan untuk mengetahui berapa perbandingan
fosfatidilkolin dengan ekstrak etanol biji kopi yang
menghasilkan fitosom yang baik (Fatmawati, 2014;
Fauziyyah, 2016; Tahir, 2016; telah dimodifikasi).
Setelah dihasilkan fitosom, lalu dilakukan evaluasi dan
karakterisasi fitosom, meliputi perhitungan efisiensi
penjerapan ekstrak etanol biji kopi robusta dalam fitosom
menggunakan metode spektrofotometri Uv-Vis dan
distribusi ukuran partikel dengan menggunakan alat alat
Particle Size Analyzer (PSA) dengan menggunakan metode
dynamic light scattering (pemendaran cahaya) pada suhu
25°C.
Kelebihan penelitian : 1. Dalam penelitian ini dikembangkan preparasi fitosom
ekstrak etanol biji kopi robusta menggunakan variasi

4
konsentrasi fosfatidilkolin yang dapat menghasilkan
persentase efisiensi penjerapan yang paling tinggi
2. Dapat menghasilkan ukuran partikel fitosom yang
sesuai dengan acuan.
Kekurangan penelitian : 1. Terdapat penulisan kata-kata yang kurang sesuai
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
karakterisasi fitosom yaitu morfologi fitosom
menggunakan alat SEM atau TEM.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji
aktivitas fitosom ekstrak etanol biji kopi

JURNAL III

Judul Jurnal : Formulasi dan Karakterisasi Fitosom-Ekstrak Hidrofilik &


Hidrofobik : Metode Hidrasi Lapis Tipis dan Penguapan
Pelarut
Abstrak : Penggunaan obat tradisional dalam memelihara kesehatan
telah dilakukan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Banyak
ekstrak tumbuhan telah diketahui komposisi kimia dan efek
terapeutiknya. Namun keterbatasan dari phytokonstituen
seperti kelarutan dan masalah penyerapan yang rendah, dan
ukuran molekul yang besar membatasi penyerapannya
melintasi membran lipid biologis. Sehingga berdampak
pada biovailabilitas yang rendah. Fitosom merupakan
teknologi yang diperkenalkan untuk mengatasi rendahnya
penyerapan bahan aktif alam, sehingga terjadi peningkatan
bioavailabilitas karena peningkatan kemampuannya untuk
melintasi membran seluler dan masuk ke dalam sirkulasi
darah. Tinjauan ini bertujuan untuk memaparkan fitosom
dalam system penghantaran obat terutama fitokonstituen
beserta metode formulasi fitosom-fitokonstituen dan

5
karakterisasinya. Metode penguapan pelarut meliputi
jumlah ekstrak dan fosfolipid dengan rasio perbandingan
1:1, 1:2, 1:3 dilarutkan dalam pelarut organik lalu dilakukan
reflux untuk menguapkan pelarut, residu yang dihasilkan
ditambahkan pelarut non polar, disaring dan dikeringkan
lalu disimpan di suhu kamar. Metode Hidrasi Lapis tipis
meliputi persiapan kompleks ekstrak-fitosom dengan
jumlah rasio 1:5 ditambahkan pelarut polar, diaduk dengan
stirrer lalu pelarut diuapkan dengan rotary evaporator,
lapisan film yang terbentuk ditambahkan buffer lalu di-
ultasonikasi dan didinginkan selama maksimal 24 jam.
Karakterisasi kompleks fitosom yang terbentuk meliputi
penentuan ukuran dan distribusi ukuran vesikel, efisiensi
penjerapan, bentuk vesikel, zeta potential dan uji pelepasan
In-vitro. Metode Hidrasi Lapis Tipis dan Penguapan pelarut
dapat digunakan pada formulasi fitosom-ekstrak hidrofilik
atau hidrofobik, berdasarkan hasil karakterisasi yang
diperlihatkan, peningkatan konsentrasi dan kecepatan rotasi,
cenderung memperbesar ukuran vesikel, namun pada level
kecepatan tertentu, ukuran vesikel menurun. Tingginya rasio
fosfolipid pada sistem vesikular meningkatkan kemampuan
efisiensi terjerapnya ekstrak hidrofilik begitupun
hidrofobik. Vesikel yang terbentuk berupa bulatan sperik
tanpa adanya agregasi. Zeta potensialnya mencapai -11,9
mV dan -44.5 mV untuk ekstrak hidrofilik dan hidrofobik.
Bentuk kompleks fitosom-ekstrak mampu menurunkan laju
pelepasan obat dengan profil pelepasan yang diperpanjang.
Kompleks fitosom-hidrofobik ekstrak, terjadi penurunan
tegangan permukaan obat setelah 24 jam berakibat
peningkatan laju yang lebih tinggi.

6
Volume & Halaman : Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 7 No. 2 Juni
2022
Tahun : 2022
Penulis : Siti Fauziyah ZD Sutisna, Anis Yohana Chaerunisaa
Reviewer Aditiya Ferdiansyah
Permasalahan : Apakah ekstrak hidrofilik maupun hidrofobik dapat
diformulasi menggunakan metode preparasi fitosom baik
Thin Layer Hidration maupun Solvent Evaporation ?
Tujuan penelitian : Tinjauan ini bertujuan untuk memaparkan fitosom dalam
system penghantaran obat terutama fitokonstituen beserta
metode formulasi fitosom-fitokonstituen dan
karakterisasinya.
Sumber data : Ekstrak Hidrofilik & Hidrofobik
Metode penelitian : Metode Thin Layer Hidration atau Solvent Evaporation
Kelebihan penelitian : 1. Penulis menyajikan jurnal secara jelas dan detail,
sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
kebutuhan pembaca
2. Data yang dihasilkan cukup baik dan lengkap
3. Memaparkan metode penelitian beserta alasan
penggunaanya
4. Memaparkan bahan peneliti secara jelas
Kekurangan penelitian : -

7
KESIMPULAN :

Setelah membaca dan menela’ah ketiga jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa :

Dalam perkembangan sistem penghantaran obat pada saaat ini, terdapat sistem vesikular,
yang salah satunya dikenal sebagai fitosom. Istilah fito berarti tanaman sementara some berarti
seperti sel. Fitosom adalah sistem penghantaran obat vesikular dimana fitokonstituen ekstrak
herbal dikelilingi dan terikat oleh lipid atau satu molekul fitokonstituen yang terkait dengan
setidaknya satu molekul fosfolipid. sehingga mampu meningkatkan absorpsi dan
bioavaliabilitasnya (Santanu et al, 2012).

Jurnal I Peningkatan Laju Difusi Alisin dalam Sistem Fitosom Ekstrak Bawang Putih, junal
ini merupakan lanjutan atau pengembangan dari penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penentuan laju difusi alisin dalam ektrak bawang putih
putih (Allium sativum L.). Hasil dari penelitain ini, yaitu : Ekstrak bawang putih dapat
diformulasikan kedalam sistem fitosom karena memiliki sifat fisikokimia yang baik, yaitu
berukuran nano yaitu 270 nm dengan nilai indeks polidispersi 0,571, potensial zeta -32,55 mV,
bobot jenis 1,0051 g/mL dan memiliki nilai efisiensi penjerapan sebesar 64,88%. Pembuatan
sistem fitosom ekstrak bawang putih dapat meningkatkan laju difusi alisin bila dibandingkan
dengan laju difusi alisin dalam bentuk ekstrak bawang putih.

Jurnal II Preparasi Fitosom Ekstrak Etanol Biji Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre A.
Froehner) Menggunakan Variasi Konsentrasi Fosfatidilkolin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sediaan fitosom, mengandung ekstrak etanol biji kopi robusta yang pada
akhirnya diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan hayati dari zat aktif didalam tubuh. Hasil
penelitian ini, yaitu : Setelah dilakukan penentuan efisiensi penjerapan terhadap fitosom ekstrak
etanol biji kopi robusta, didapatkan hasil efisiensi penjerapan tertinggi diperoleh pada formula 1,
dengan perbandingan fitokonstituen dan fosfatidilkolin sebesar 1:1. Persentase efisiensi
penjerapan sebesar 92,2%. Hasil karakterisasi fitosom formula 1, menunjukan rata-rata ukuran
partikel adalah 1,048µm.

Jurnal III Formulasi dan Karakterisasi Fitosom-Ekstrak Hidrofilik & Hidrofobik : Metode
Hidrasi Lapis Tipis dan Penguapan Pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan fitosom
dalam system penghantaran obat terutama fitokonstituen beserta metode formulasi fitosom-

8
fitokonstituen dan karakterisasinya. Hasil dari penelitian ini, yaitu : karakterisasi kompleks
fitosom-ekstrak hidrofilik maupun hidrofobik menggunakan metode Thin Layer Hidration atau
Solvent Evaporation menunjukkan adanya kompleks fitosom yang memenuhi persyaratan, baik
dari segi bentuk vesikel, ukuran, distribusi ukuran vesikel, kestabilan vesikel, efisiensi penjerapan
maupun laju pelepasan in vitro.

Anda mungkin juga menyukai