Oleh :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
PENGUJIAN TKN
A. Prosedur Kerja
a. Prinsip
Unsur N organik dan anorganik dalam contoh uji didestruksi pada temperatur tertentu
dengan H2SO4 pekat. Ion ammonium yang terbentuk kemudian ditentukan melalui titrasi
dengan H2SO4 0,01 N dengan indikator brom kresol hijau.
b. Metode : Titrimetri (metode Kjeldahl) sesuai dengan Anzecc. Part.B.4.2
c. Bahan
1. H2SO4 p.a
2. Campuran selen
Timbang 250 gr K2SO4, 50 gr CuSO4.5H2O dan 5 gr Se. dicampur, kemudian digerus
sampai halus dan tercampur merata.
3. Penunjuk campuran
Larutkan 0,330 gr brom kresol hijau dan 0,165 gr metal merah di dalam 500 ml
etanol.
4. NaOH 0,05 N
5. Asam borat penunjuk
Larutkan 20 gr H3BO3 dalam sekitar 700 ml aquades panas dalam gelas piala 1000
mL. setelah larutan dingin dimasukkan dalam labu ukur 1000 mL yang telah berisi
200 ml etanol dan 20 ml penunjuk campuran. Setelah semua isi labu ukur dicampur
rata ditambahkan ± 0,05 N NaOH dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna
dari merah jambu menjadi hijau muda (cara melihatnya adalah : diambil 1 ml larutan
ini kemudian 1 ml aquades, dan dilihat perubahan warnanya). Kemudian ditambahkan
aquades sampai tanda batas dan diaduk sampai rata.
6. NaOH 40%
Larutkan 400 gr NaOH dengan 600 ml aquades didalam gelas piala 1000 mL.
7. H2SO4 0,01 N.
d. Alat
1. Gelas piala 1000 ml
2. Labu ukur 1000 ml
3. Pipet
4. Buret
5. Labu Kjeldahl
e. Prosedur
Analisa Sampel
N total (%) =
g. Hasil Perhitungan :
(0,4−0,1)𝑥0,01𝑥0,014𝑥100%
N total blanko (%) = = 0,0084%
0,5
N1 x V1 = N2 x V2
NH2SO4 = 0,00948 N
(4,2−1)𝑥0,00948𝑥0,014𝑥100%
N total standart (%) = = 0,0849%
0,5
(4,2−1)𝑥0,00948𝑥0,014𝑥100%
N total blanko (%) = = 0,0849%
0,5
(3,8−0,7)𝑥0,00948𝑥0,014𝑥100%
N total blanko (%) = = 0,0822%
0,5
(3,1−0,7)𝑥0,00948𝑥0,014𝑥100%
N total standart (%) = = 0,063%
0,5
B. Pengendalian Mutu
1. Gunakan bahan kimia pro analisa (pa).
2. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
3. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
4. Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan kerja.
5. Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
6. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum 7
hari
C. Baku Mutu
SNI 4146:2013
D. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa N total dalam standar dan blanko masing-masing
adalah pada:
Senin, 15 Juli 20190,0084%dan 0,0084%. Hasil yang diperoleh tidak sesuai karena
hasil standar harus memiliki N total 0,1%.
Kamis, 1 Agustus 20190,0849% dan 0,0849%. Hasil Hasil yang diperoleh tidak
sesuai karena hasil standar harus memiliki N total 0,1%.
Jumat, 2 Agustus 2019 0,0822% dan 0,063%. Hasil Hasil yang diperoleh tidak sesuai
karena hasil standar harus memiliki N total 0,1%.
E. Dokumentasi
Proses destilasi
A. Prosedur Kerja
a. Prinsip
Logam berat dalam sampel diekstraksi dengan larutan asam organic, hasil larutan dibaca
dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS/SSA).
b. Metode :USEPA No. 1311 (Ekstraksi, Spektrofotometri Serapan Atom)
c. Bahan
1. Aquades : air bebas CO2
2. HNO3 (1:6)
3. NaOH 1 N
4. HCl 1N
5. Asam Asetat glasial
d. Alat
1. Blender mill (penghancur)
2. Timbangan analitik
3. Vacuum pump
4. Agitator
5. Magnetic stirrer
6. pH meter
7. glass microfiber filters
8. spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
e. Prosedur
1. Menentukan pH Awal
Timbang 5 gr contoh uji ke dalam beaker glass. Tambahkan 96,5 ml air bebas CO2 dan
aduk selama 5 menit dengan memasukkan pengaduk megnet/stirrer. Ukur pH larutan
dengan pH meter.
2. Jika pH <5,0 maka gunakan larutan ekstraksi 1
Jika pH > 5,0, tambahkan 3,5 ml HCl 1N, panaskan sampai 50°, biarkan selama 10
menit, kemudian dinginkan.
Catat pH nya. Jika pH < 5,0 larutan 1
Jika pH > 5,0 larutan 2
3. larutan ekstraksi 1
Masukkan 5,7 ml asam asetat ke dalam 500 ml aquades + 64,3 ml NaOH 1N. encerkan
sampai volume 1 L dengan pH 4,93 ± 0,05.
4. Larutan ekstraksi 2
Masukkan 5,7 ml asam asetat ke dalam aquades sampai volume 1 L dengan pH 2,88 ±
0,05.
5. Prosedur contoh uji
a. 100 gr contoh uji ditambah 2 L larutan ekstrak diputar dengan kecepatan rotasi 30
± 2 rpm selama 18 jam
b.Disaring dan tambahkan HNO3 1:6 hingga pH 2
c. Ambil 100 ml larutan hasil penyaringan dan siap dibaca dengan SSA
f. Perhitungan
Perhitungan kadar logam berat dalam contoh uji dilakukan dengan menggunakan kurva
kalibrasi atau persamaan garis lurus yang telah dibuat sebelumnya pada SSA.
g. Hasil
D. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas masih memenuhi baku mutu yang ditentukan
padaLampiran IV PP RINo.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
E. Dokumentasi
Proses penimbangan sampel Proses pemanasan dengan magnet stirrer
1. Menentukan pH
2. Setelah Uji pH
A. Prosedur Kerja
a. Prinsip
Contoh dioksidasi basah dengan HNO3 dan HClO4. Ekstrak yangdiperoleh digunakan
untuk mengukur unsur logam berat (Pb, Cd, Co, Cr,Ni, Mo, Ag, As, Se, Sn). Kadar
logam berat dalam ekstrak jernih diukurdengan spektrometer serapan atom.
b. Bahan
1. HNO3 pekat (65%) p.a.
2. HClO4 pekat (60%) p.a.
3. Standard 0 (larutan HClO4 1%)
Pipet 10 ml HClO4 pekat (60%) ke dalam labu ukur 1.000 ml yangtelah berisi air
bebas ion kira-kira setengahnya, goyangkan dantambahkan lagi air bebas ion hingga
tepat 1.000 ml.
14. Standar Campuran: (20 ppm Pb, 2 ppm Cd, 5 ppm Co, 10 ppm Ni, 20 ppmCr)
Pipet 20 ml standar pokok Pb, 2 ml standar pokok Cd, 5 ml standarpokok Co, 20 ml
standar pokok Cr, dan 10 ml standar pokok Ni kedalam labu ukur 1.000 ml, kemudian
diencerkan dengan larutan standar0 hingga 1.000 ml lalu dikocok.
Pipet 30 ml standar pokok Mo, 20 ml standard pokok As, dan 10 mlstandar pokok Ni
ke dalam labu ukur 1.000 ml, kemudian diencerkandengan larutan standar 0 hingga
1.000 ml lalu dikocok.
Pipet 2.5 ml standar pokok Ag ke dalam labu ukur 500 ml, kemudiandiencerkan
dengan air bebas ion hingga 500 ml
Pipet 25 ml standar pokok Sn ke dalam labu ukur 500 ml, kemudiandiencerkan dengan
air bebas ion menjadi 500 ml
c. Alat
1. Neraca analitik
2. Tabung kimia volume 20 ml
3. Vortex mixer
4. Dilutor skala 10 ml/pipet ukur volume 10 ml
5. Dispenser skala 10 ml/pipet volume 1 ml
6. Spektrometer serapan atom
d. Prosedur
1. Timbang teliti 1,0 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam labudigestion.
2. Tambahkan 5 ml HNO3 dan 0,5 ml HClO4, kocok-kocok dan biarkansemalam.
3. Panaskan pada block digestor mulai dengan suhu 100 0C, setelah uapkuning habis
suhu dinaikan hingga 200 0C.
4. Destruksi diakhiri bila sudah keluar196uap putih dan cairan dalam labu tersisa sekitar
0,5 ml.
5. Dinginkan dan encerkandengan H2O dan volume ditepatkan menjadi 50 ml, kocok
hingga homogen,
6. biarkan semalam atau disaring dengan kertas saring W-41 agar didapat ekstrakjernih
(ekstrak A).
7. Pengukuran unsur logam berat (Pb, Cd, Co, Cr, Ni, As, Sn, Ag, Se, Mo)Logam berat
dari ekstrak A diukur langsung dengan SSA dengan deretstandar sebagai pembanding
.
e. Perhitungan
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝐴𝐴𝑆 𝑋 100
Kadar unsur logam berat (ppm) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
f. Hasil
Hasil Kurva Kalibrasi Total Logam
Kurva kalibrasi parameter Cr dengan nilai R = 0,9985 dan Abs = 0,03860 x
C + 0,00422
3,0002 -2,2882 7,5312 48,1018 23361,1093 417,9221 5,8879 9,3127 55,3096 13,5708
B. Pengendalian Mutu
1. Gunakan bahan kimia pro analisa (pa)
2. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
3. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
4. Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan kerja
5. Dikerjakan oleh analis yang kompeten
6. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum 7
hari
7. Perhitungan koefisien korelasi regresi linier (r) lebih besar atau sama dengan 0,995
dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi
C. Interpretasi Hasil
Hasil kadar logam Cd yang dihasilkan pada berbagai sampel dengan rata-rata -
2,2882 mg/kg. Selain itu pada pengujian logam Cr dilakukan pengenceran sebanyak 5
kali dihasilkan kadar logam pada beberapa sampel sebesar 7,5312 mg/kg.Penentuan
kadar logam Cu dilakukan pengenceran 5 kali menghasilkankadar logam Cu dalam rata-
rata sampel yang diuji adalah sebesar 48,1018 mg/kg.Dalam penentuan kadar logam Fe
dilakukan pengenceran sebanyak 5 kali memperoleh hasil kadar Fe yang dari beberapa
sampel sebesar 23361,1093 mg/kg. Penentuan kadar Mn menggunakan pengenceran 4
kali sehingga diperoleh kadar logam Mn dalam rata-rata sampel yang diuji sebesar
417,9221 mg/kg. Penentuan kadar Ni dilakukan pengenceran sebanyak 3 kali. Kadar Ni
dalam sampel yang diperoleh sebesar 5,8879 mg/kg.
Pada penentuan kadar Pb dilakukan pengenceran sebanyak 5 kali. Sampel uji
kemudian dilakukan analisis menggunakan AAS didapatkan kadar Pb sebesar 9,3127
mg/kg. Selain itu pada analisis Zn dalam sampel diperoleh kadar sebesar 55,3096 mg/kg.
Kadar Co yang didapatkan dari pembacaan dengan AAS adalah 13,5708 mg/kg.
D. Dokumentasi
A. Prosedur Kerja
a. Prinsip
Organik karbon dalam contoh uji dioksidasi dari larutan K2Cr2O7 berlebih dengan H2SO4,
kelebihan ion bikromat dititrasi dengan larutan standard ferro ammonium sulfat.
b. Metode : Titrimetri (metode Walkley Black) sesuai dengan Anzzecc. Part.B.4.1
c. Bahan
1. Kalium dikromat (K2Cr2O7) 1N.
49,01 gr K2Cr2O7 dilarutkan dengan aquades dan tepatkan sampai 1000 ml
2. Asam sulfat pekat
3. Indikator Feroin
4. Ferro Ammonium Sulfat (NH4)2Fe(SO4)2.7H2O 0,5 N.
196 gr (NH4)2Fe(SO4)2.7H2O dilarutkan dengan aquades dan ditepatkan sampai
dengan 1000 ml.
d. Alat
1. Buret 50 ml
2. Ayakan 0,5 mm
3. Labu Erlenmeyer 250 ml
4. Pipet volume 10 ml
5. Pipet tetes
6. Timbangan mettle
7. Kuvet
e. Prosedur
e.1 Pembakuan Ferro Ammonium Sulfat
1. Siapkan contoh uji dan giling hingga lolos ayakan 0,5 mm.
2. Timbang 0,1 gr contoh uji, jika kadar , jika kadar C organik antara 1-3%; 2 gr jika
kurang dari 1%.
3. Pipet 10 mL K2Cr2O7 1N dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL yang telah
diisi contoh uji, kocok agar tanah terdispersi.
4. Tambahkan segera 20 mL H2SO4 pekat, kocok perlahan agar contoh uji dan bahan
pereaksi tercampur rata. Kemudian diamkan selama 30 menit.
5. Tambahkan air suling 200 mL setelah itu diamkan larutan sampai dingin.
6. Tambahkan 3-4 tetes indikator ferroin dn titrasi kelebihan dikromat dengan Ferro
ammonium sulfat 0,5 M. titik akhir titrasi didekati bila warna larutan berubah dari
kehijauan menjadi hijau gelap. Pada titik ini ditambahkan Ferro ammonium sulfat 0,5
M tetes demi tetes hingga warna berubah secara tajam dari biru menjadi merah cola
atau merah bata (sawo matang) yang dipantulkan cahaya pada latar belakang putih.
7. Buat titrasi blanko dalam perlakuan yang sama, tetapi tanpa contoh uji untuk
standarisasi dikromat dengan Ferro Ammonium sulfat 0,5M.
f. Perhitungan :
10
M= 𝑉
g. Hasil
Rabu, 17 Juli 2019 (Standarisasi FAS)
(21,88−21,3)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 7,95%
0,1
(21,88−21,3)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 7,95%
0,1
(21,88−21,6)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 3,83%
0,1
(21,88−21,1)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 10,69%
0,1
(21,88−21,1)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 10,69%
0,1
(21,88−21)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 12,06%
0,1
(21,88−21,7)𝑥0,4569𝑥0,03𝑥100%
C organik (%) = = 5,20%
0,1
B. Pengendalian Mutu
1. Gunakan bahan kimia pro analisa (pa)
2. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
3. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
4. Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan kerja
5. Dikerjakan oleh analis yang kompeten
6. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum 7
hari.
C. Baku Mutu
-------
D. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari standarisasi menggunakan Ferro Ammonium Sulfat
0,5 M dengan 7 standart dan 7 blanko memiliki kadar yang berbeda-beda. Setelah dilakukan
percobaan didapatkan hasil masing-masing adalah 7,95% ; 7,95% ; 3,83% ; 10,69% ; 10,69% ;
12,06% ; 5,20%.
E. Dokumentasi
Timbang 0,1 gr contoh uji kering udara dan lolos ayakan 0,5
mm
A. Prosedur Kerja
a. Prinsip
Sakarin akan memberikan warna hijau flouresensi jika direaksikan dengan resorsinol
dan NaOH berlebihan.
b. Metode : Uji warna sesuai dengan SNI 01-2893-1992
c. Bahan
1. NaOH 6N
2. HCl 13 %
3. Larutan FeCl3
d. Alat
1. Erlenmeyer
2. Gelas ukur
3. Pipet ukur
4. Pipet tetes
5. Kompor
e. Prosedur
1. 100 mg sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan dengan 5 ml
NaOH 6N dan dipanaskan hingga volume pada sampel tersisa sedikit
2. Didingkan hingga mencapai suhu ruang lalu ditambahkan HCl 13 % sebanyak 2
ml
3. Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3
4. Diamati perubahan warna yang terjadi. Positif mengandung sakarin apabila
berubah warna menjadi violet dan negatif mengandung sakarin apabila berwarna
putih.
f. Hasil
Tidak jadi perubahan warna violet pada sampel yang diuji karena pada sampel uji
tersebut tidak mengandung sakarin
B. Pengendalian Mutu
1. Gunakan bahan kimia pro analisa (pa)
2. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
3. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
4. Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan kerja
5. Dikerjakan oleh analis yang kompeten
6. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum
7 hari.
C. Baku Mutu
SNI 01-2893-1992
D. Interpretasi Hasil
Tidak jadi perubahan warna violet pada sampel yang diuji karena pada sampel uji tersebut
tidak mengandung sakarin
DIAGRAM ALIR PENGUJIAN SAKARIN
Tambahkan 2 ml HCl 13 %