Pendahuluan
Tingkat asam atau basa dari suatu larutan dapat
dinyatakan sebagai nilai pH dan besar nilai pH dapat
diukur menggunakan pH meter maupun indikator asam
basa. Nilai pH mempunyai peranan penting dalam bidang
kimia untuk mengontrol kualitas dari berbagai produk
seperti, produk farmasi, kosmetik, maupun produk kimia
[1]. Indikator asam basa merupakan suatu senyawa organik
yang dapat berubah warna pada pH yang berbeda sehingga
mampu digunakan untuk membedakan sifat asam atau
basa dari suatu larutan melalui perubahan warna yang
dihasilkan ketika dalam keadaan asam dan basa [2].
Indikator asam basa dapat digunakan menggunakan bahan
alami dengan cara mengambil ekstrak dari suatu tanaman.
Beberapa tanaman yang telah digunakan sebagai indikator
asam basa adalah mahkota bunga sepatu, bunga
hydrangea, kubis merah, kunyit, bunga waru, kayu secang,
dan lainlain [3].
Pembuatan indikator alami dari ekstrak tanaman
telah banyak dilakukan dengan menggunakan tanaman
yang dapat memberikan perbedaan warna yang jelas ketika
pada kondisi asam dan basa. Oleh karena itu, dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdapat
beberapa bunga yang dapat digunakan seperti bunga
sepatu yang bisa memberikan perbedaan warna merah
ketika pada kondisi asam dan warna hijau ketika kondisi
basa [4], bunga mawar yang dapat menunjukkan
perubahan warna merah dan kuning [5], bunga waru yang
memberikan perubahan warna merah dan hijau [6], dan
bunga johar yang menunjukkan perbedaan warna kuning
dan orange. Seperti halnya bunga-bunga berwarna
tersebut, bunga pecut kuda dapat berpotensi menjadi bahan
alami untuk pembuatan indikator asam basa. Hal tersebut
dikarenakan bunga-bunga berwarna yang telah digunakan
mempunyai kandungan senyawa antosianin dan bunga
pecut kuda mempunyai kandungan senyawa flavonoid
yang memberikan warna pada tanaman [7]. Senyawa
antosianin pada tanaman adalah senyawa organik yang
berwarna seperti yang dimiliki oleh indikator sintesis [8].
Maka dari itu banyak tanaman yang mengandung
antosianin atau flavonoid digunakan sebagai bahan
pembuatan indikator asam basa.
Tanaman pecut kuda atau Stachytarpheta
jamaicensis (L.) Vahl merupakan tanaman liar yang biasa
tumbuh di tepi jalan [9]. Tanaman ini sebagian besar
tumbuh di daerah tropis Amerika dan di hutan subtropis
Afrika, Asia dan Oseania. Selain tumbuh liar di tepi jalan,
tanaman pecut kuda di Indonesia juga tumbuh liar di
dalam hutan. Bagian daun pecut kuda biasa digunakan
sebagai pengobatan tradisional di kalangan masyarakat
untuk mengobati alergi, kondisi pernafasan, batuk, pilek,
sembelit, komplikasi pencernaan, dan disentri [10].
Senyawa yang terkandung dalam tanaman pecut kuda
antara lain, alkaloid, glikosida, saponin, tannin,
karbohidrat, dan flavonoid [11]. Senyawa flavonoid pada
tanaman pecut kuda dapat diperoleh di bagian bunganya
sehingga bunga pecut kuda diekstraksi kemudian diperoleh
ekstraknya dan digunakan sebagai bahan pembuatan
indikator asam basa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di
atas, maka pada penelitian ini permasalahan yang akan
dikaji adalah sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak bunga pecut kuda dapat digunakan
sebagai indikator asam basa?
2. Bagaimana prosedur pembuatan indikator asam
basa dari ekstrak bunga pecut kuda?
3. Bagaimana pengaruh waktu penyimpanan ekstrak
bunga pecut kuda terhadap perubahan warna yang
dihasilkan?
4. Bagaimana stabilitas ekstrak bunga pecut kuda
sebagai indikator asam basa?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan
masalah yang telah ditentukan, yaitu:
1. Subyek penelitian yang digunakan adalah ekstrak
bunga pecut kuda
2. Obyek penelitian adalah kertas indikator asam basa
dari ekstrak bunga pecut kuda
3. Parameter yang digunakan adalah intensitas warna
yang dihasilkan pada larutan asam dan basa dan optimasi
waktu penyimpanan ekstrak bunga pecut kuda
4. Uji stabilitas kertas indikator asam basa setelah
penyimpanan diukur melalui kepekatan warna
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui ekstrak pecut kuda dapat
digunakan sebagai indikator asam basa atau tidak
2. Untuk mengetahui prosedur pembuatan indikator
asam basa dari ekstrak bunga pecut kuda
3. Untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan
ekstrak bunga pecut kuda terhadap perubahan warna yang
dihasilkan
4. Untuk mengetahui stabilitas ekstrak bunga pecut
kuda sebagai indikator asam basa
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menghasilkan
metode alternatif pembuatan indikator asam basa
menggunakan ekstrak bahan alami dari bunga pecut kuda
dan mengetahui prosedur pembuatan kertas indikator asam
basa dari bahan alami. Selain itu, meningkatkan nilai
kegunaan dari bunga pecut kuda.
F. Tinjauan Pustaka
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Verbenaceae
Genus: Stachytarpheta
Spesies: S. Jamaicensis
Nama binomial: Stachytarpeta jamaicensis (L) Vahl
F.1.2.1 Flavonoid
Flavonoid termasuk ke dalam senyawa metabolit
sekunder dari polifenol dan dapat ditemukam pada
tanaman serta makanan. Senyawa flavonoid merupakan
senyawa polifenol yang memiliki 15 atom karbon yang
tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, hal tersebut
menunjukkan bahwa kerangka karbon flavonoid terdiri
atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) yang
disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon [15]. Pada
tanaman flavonoid memiliki kontribusi dalam
memproduksi pigmen berwarna kuning, merah, oranye,
biru, dan warna ungu yang berasal dari buah, bunga
maupun daun tanaman tersebut. Flavonoid merupakan
famili polifenol yang dapat larut di dalam air [16].
F.1.2.2 Antosianin
Antosianin merupakan senyawa alami yang dapat
larut dalam air dan dapat memberikan banyak warna,
diantaranya adalah oranye, merah, magenta, ungu, dan biru
ke berbagai macam buah, sayuran, dan tanaman [19].
Selain itu, antosianin juga menunjukkan sejumlah fungsi
biologis diantaranya adalah adanya aktivitas antioksidan
dan anti-karsinogen, kapasitas perlindungan hepato serta
kemampuan untuk meningkatkan daya ingat [20]. Pada
suasana asam, antosianin akan muncul sebagai pigmen
berwarna merah sedangkan pada suasana basa akan
muncul sebagai pigmen berwarna biru. Antosianin
merupakan salah satu dari jenis flavonoid meskipun
memiliki muatan positif pada atom oksigen dari cincin C
dari struktur dasar flavonoid. Muatan tersebut juga dapat
disebut sebagai ion flavylium (2-phenylchromenylium).
Stabilitas dari antosianin dipengaruhi oleh pH, cahaya,
temperatur, dan strukturnya. Berikut adalah struktur
molekul antosianin secara umum [21]:
G. Metode Penelitian
G.1.1 Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
pembuatan indikator asam basa menggunakan ekstrak
bunga pecut kuda antara lain, neraca analitik, gelas kimia
100 mL, labu ukur 10 mL, labu ukur 100 mL, pipet ukur
10 mL, pipet volume 5 mL, gelas arloji, tabung reaksi,
botol sampel, botol semprot, bola hisap, dan
spektrofotometer UV-Vis.
7. Analisis Data
7.1 Uji Validitas Larutan Indikator Bunga Pecut
Dengan Indikator Sintesis
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan
perubahan warna yang dihasilkan ketika larutan pH 1-13
direaksikan dengan larutan indikator bunga pecut kuda dan
saat larutan pH 1-13 direaksikan dengan indikator sintesis.
Minggu ke-
Kegiatan
1-5 6-8 9-12 13-16 17-20
Penyusunan
proposal
penelitian
Penyediaan
bahanbahan
penelitian
Pembuatan
ekstrak bunga
pecut kuda dan
larutan pH 1-13
Penentuan
spektra absorbsi
menggunakan
instrumen
Optimasi waktu
penyimpanan
ekstrak
Uji trayek pH
larutan indikator
bunga pecut
kuda
Uji validitas
indikator bunga
pecut kuda
Analisis data
dan penyusunan
proposal akhir
DAFTAR PUSTAKA
Optimasi parameter
Larutan HCl 2 M
Larutan pH 1
- Diambil sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL untuk membuat larutan pH 2
- Ditambahkan akuades ke dalam labu ukur hingga
mencapai tanda batas
- Dikocok hingga larutan homogen
- Larutan dipindahkan ke dalam botol sampel dan
diuji pH larutan menggunakan kertas pH universal
- Prosedur di atas dilakukan pula untuk pembuatan
larutan pH 3-6 dengan pengambilan volume yang
sama
Larutan pH 2-6
Lampiran A.1.2 Pembuatan larutan pH 7
Akuades
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 100 mL
- Diuji pH larutan menggunakan kertas pH universal
Padatan NaOH
Larutan pH 13
Ekstrak bunga
pecut kuda
Larutan indikator
bunga pecut kuda
- Dimasukkan ke dalam kuvet hingga hampir penuh
- Kuvet dimasukkan ke dalam spektrofotometer yang
telah dikalibrasi
- Ditentukan spektra absorbsi pada panjang
gelombang 400 – 700 nm
Spektra absorbsi
Indikator bunga
pecut kuda
- Disimpan dalam beberapa variasi waktu 0-6 hari
- Disimpan pada suhu ruang dan tidak terkena sinar
matahari
- Selama proses penyimpanan diamati perubahan
warna yang terjadi
Waktu penyimpanan
Lampiran A.6 Uji Trayek pH Indikator Bunga Pecut
optimum
Kuda
Indikator bunga
pecut kuda
- Direaksikan dengan larutan pH 1-13
- Diamati perubahan warna yang terjadi
- Ditentukan spektra absorbsinya
Indikator bunga pecut
kuda yang stabil
Lampiran B. Perhitungan Preparasi Larutan
Lampiran B.1 Pembuatan larutan pH 1-13
Lampiran B.1.a.1 Pembuatan larutan pH 1
Larutan pH 1 dibuat dengan melakukan
pengenceran larutan HCl 2 M menggunakan labu ukur 100
mL.
M1 x V 1 = M2 x V 2
2 M x V1 = 10-1 M x 100 mL
2 V1 = 10 mL
V1 = 5 mL
M1 x V 1 = M2 x V 2
10-1 M x V1 = 10-2 M x 100 mL
10-1 V1 = 1 mL
V1 = 10 mL
M1 x V 1 = M2 x V 2
10-2 M x V1 = 10-3 M x 100 mL
10-2 V1 = 10-1 mL
V1 = 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
10-3 M x V1 = 10-4 M x 100 mL
10-3 V1 = 10-2 mL
V1 = 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
10-4 M x V1 = 10-5 M x 100 mL
10-4 V1 = -3
10 mL
V1 = 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
10-5 M x V1 = 10-6 M x 100 mL
10-5 V1 = 10-4 mL
V1 = 10 mL
Jadi, larutan pH 5 diambil sebanyak 10 mL untuk membuat
larutan pH 6.
pKw = pH + pOH
14 = 13 + pOH
pOH =1
[OH-] = 10-pOH M
[OH-] = 10-1 M
m 1000
M = x
Mr V (mL)
m 1000
0,1 M = x
40 g/mol 100 mL
g
0,1 M x 40 x 100 mL
m = mol
1000
m = 0,4 gram
M1 x V1 = M2 x V2
10-1 M x V1 = 10-2 M x 100 mL
10-1 V1 = 1 mL
V1 = 10 mL
pKw = pH + pOH
14 = 11 + pOH
pOH =3
[OH-] = 10-pOH M
[OH-] = 10-3 M
M1 x V1 = M2 x V2
10-2 M x V1 = 10-3 M x 100 mL
10-2 V1 = 10-1 mL
V1 = 10 mL
M1 x V 1 = M2 x V2
10-3 M x V1 = 10-4 M x 100 mL
10-3 V1 = 10-2 mL
V1 = 10 mL
pKw = pH + pOH
14 = 9 + pOH
pOH = 5
[OH-] = 10-pOH M
[OH-] = 10-5 M
M1 x V 1 = M2 x V 2
10-4 M x V1 = 10-5 M x 100 mL
10-4 V1 = 10-3 mL
V1 = 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
10-5 M x V1 = 10-6 M x 100 mL
10-5 V1 = 10-4 mL
V1 = 10 mL