FLAVONOID II
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Farmakognosi
Dosen Pengampu:
Apt. Ayu Werawati S.SI, M.Farm
Disusun Oleh:
KELOMPOK V
1. Hermat (211030700319)
2. Indiarti ayu silvia (211030700331)
3. Larasati (211030700349)
Puji syukur kita panjatkan kehadiaran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, oleh karena itu, demi upaya peningkatan kualitas makalah ini,penulis
senantiasa mengharapkan konstribusi pemikiran pembaca, baik berupa kritik maupun
saran yang bersifat membangun.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3
BAB II: PEMBAHASAN ......................................................................... 4
A. Defenisi Flavonoid................................................................................ 4
B. Sifat Umum Senyawa Flavonoid ........................................................... 5
C. Penggolongan Flavonoid ...................................................................... 10
D. Isolasi Senyawa Flavonoid ................................................................ 12
E. Ekstrasi Senyawa Flavonoid...................................... 14
F. Identifikasi Senyawa Flavonoid
G. Pereaksi Warna Flavonoid
H. Tanaman Penghasil Flavonoid
BAB III: PENUTUP.................................................................................. 16
A. Kesimpulan ........................................................................................... 16
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan salah satu senyawa aktif
yang menjadi penelitian peneliti dalam mengembangkan obat tradisional Indonesia. Hal
penting dari penyebaran flavonoid dalam tumbuhan adalah adanya kecenderungan kuat bahwa
tumbuhan yang secara taksonomi berkaitan akan menghasilkan flavonoid yang jenisnya
serupa. Jadi informasi tumbuhan yang diteliti seringkali didapatkan dengan melihat pustaka
mengenai flavonoid terdahulu dalam tumbuhan yang berkaitan, misalnya dari marga atau
suku yang sama (Markham, 1988).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi Flavonoid?
2. Bagaimana Sifat Umum Senyawa Flavonoid?
3. Bagaimana Penggolongan Flavonoid?
4. Bagaimana Cara Isolasi Senyawa Flavonoid?
5. Bagaimana Cara Ekstrasi Senyawa Flavonoid?
6. Bagaimana Identifikasi Senyawa Flavonoid?
7. Pereaksi Warna Flavonoid?
8. Tanaman Apa Saja Yang Menghasilkan Flavonoid?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua tumbuhan.
Di dalam tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan gula sebagai glikosida. Molekul
yang berikatan dengan gula tadi disebut aglikon. Aglikon flavonoid terdapat dalam dalam
berbagai bentuk struktur, semuanya mengandung 15 atom karbon (C) dalam inti dasarnya
yang tersusun dalam konfigurasi C6 – C3 – C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan
oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Ketiga cincin
tersebut diberi tanda A, B, dan C. Atom karbon diberi nomor menurut sistem penomoran yang
menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C serta angka beraksen untuk cincin B.
Flavonoid banyak ditemukan pada tanaman buah dan sayuran. Biasanya flavonoid
banyak diteliti karena manfaatnya bagi kesehatan. Setiap tumbuhan biasanya menghasilkan
flavoid yang berbeda-beda. Misalnya pucuk pohon Batula verrucose mengandung 15
macam flavonoid sedangkan pucuk pohon aspen mengandung flavonoid lebih sedikit
(Suranto., A, 2010).
Ada ribuan jenis flavonoid yang sudah di identifikasi. Sering juga disebut sebagai
bioflavonoid walaupun bukan merupakan zat gizi esensial, beberapa jenis flavonoid
mempunyai potensi sebagai antioksidan. Beberapa bentuk flavonoid adalah isoflavone,
antosianidin, flavan, flavonol, flavon dan flavonon. Umumnya terdapat dalam bahan
makanan yang banyak mengandung vitamin c seperti pada buah dan sayuran (PERSAGI,
2009).
2. Flavonoid C-Glikosida
Gugus gula terikat langsung pada inti benzen dengan suatu ikatan karbon-karbon yang
tahan asam. Lazim di temukan gula terikat pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti
flavonoid. Jenis gula yang terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan O-glikosida. Gula
paling umum adalah galaktosa, raminosa, silosa, arabinosa.
3. Flavonoid Sulfat
Senyawa flavonoid yang mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat pada OH
fenol atau gula, Secara teknis termasuk bisulfate karena terdapat sebagai garam yaitu
flavon O-SO3K. Banyak berupa glikosida bisulfat yang terikat pada OH fenol yang mana
saja yang masih bebas atau pada guIa. Umumnya hanya terdapat pada Angiospermae
yang mempunyai ekologi dengan habitat air.
4. Biflavonoid
Senyawa ini mula-mula ditemukan oleh Furukawa dari ekstrak daun G. biloba berupa
senyawa berwarna kuning yang dinamai ginkgetin (I-4’, I-7-dimetoksi, II-4’, I-5, II-5, II-
7-tetrahidroksi [I-3’, II-8] biflavon). Biflavonoid (atau biflavonil, flavandiol) merupakan
dimer flavonoid yang dibentuk dari dua unit flavon atau dimer campuran antara flavon
dengan flavanon dan atau auron. Struktur dasar biflavonoid adalah 2,3-dihidroapigeninil-
(I- 3′,II-3′)-apigenin. Senyawa ini memiliki ikatan interflavanil C-C antara karbon C-3′
pada masing-masing flavon. Beberapa biflavonoid dengan ikatan interflavanil C- O-C
juga ada. Biflavonoid terdapat pada buah, sayuran, dan bagian tumbuhan lainnya. Hingga
kini jumlah biflavonoid yang diisolasi dan dikarakterisasi dari alam terus bertambah,
namun yang diketahui bioaktivitasnya masih terbatas. Biflavonoid yang paling banyak
diteliti adalah ginkgetin, isoginkgetin, amentoflavon, morelloflavon, robustaflavon,
hinokiflavon, dan ochnaflavon. Senyawa- senyawa ini memiliki struktur dasar yang
serupa yaitu 5,7,4’-trihidroksi flavanoid, tetapi berbeda pada sifat dan letak ikatan antar
flavanoid.
a. Metode ekstraksi yang digunakan dalam identifikasi senyawa flavonoid yaitu ekstraksi
maserasi. Hasil maserasi yang di dapat dipisahkan dari pelarutnya dengan menggunakan
vacum rotary evaporator dengan suhu 70°C. Filtrat hasil penyaringan difraksinasi dengan
metode ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dengan pelarut n-heksana. Untuk
mengetahui kandungan kimia dalam tanaman dilakukan skrining fitokimia. Dari skrining
fitokimia dapat dlihat bahwa hasil identifikasi simplisia mengandung senyawa flavonoid
atau tidak.
b. Isolasi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT).
KLT yang digunakan terbuat dari silika gel dengan ukuran 20 cm x 20 cm GF254
(Merck). Plat KLT silika gel GF254 diaktifasi dengan cara dioven pada suhu 100 ºC
selama 1 jam untuk menghilangkan air yang terdapat pada plat KLT. Ekstrak kental
hasil ekstraksi dilarutkan dengan etanol 96% p.a, kemudian ditotolkan sepanjang plat
dengan menggunakan pipet mikro pada jarak 1 cm dari garis bawah dan 1 cm dari garis
atas. Selanjutnya dielusi dengan menggunakan eluen yang yang memberikan hasil
pemisahan terbaik pada KLT yaitu n-butanol: asamasetat: air (BAA) dengan
perbandingan (4:1:5). Hasil KLT kemudian diangin-anginkan dan diperiksa di bawah
sinar UV pada panjangg elombang 366 nm. Noda yang terbentuk yaitu sebanyak 3
noda, noda-noda tersebut lalu dilingkari dan dihitung nilai Rfnya. Setelah disinari
dengan lampu UV panjang gelombang 366, kemudian diidentifikasi menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Pembanding rutin yang dipakai dalam mengisolasi ialah
kuersetin, yang merupakan pembandingrutin yang biasanya di pakai untuk mengisolasi
senyawa flavonoid.
c. Metode yang digunakan untuk identifikasi ialah metode spektrofotometer UV-Vis.
Isolat hasil KLT yang telah dikerok dan disentrifuge kemudian dibaca pada alat
spektrofotometer UV-Vis menggunakan pelarut baku metanol. Menurut Parubak, A. S.,
(2013) Ekstraksi flavonoid Sebanyak 1 kg serbuk daun diekstraksi dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol sampai diperoleh ekstrak etanol. Ekstrak etanol
diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental
etanol. Selanjutnya difraksinasi dengan menggunakan kromatografi kolom berturut-
turut dielusi dengan pelarut n- heksana, kloroform, dan etil asetat. Fraksi yang diperoleh
diuapkan dengan evaporator, kemudian dianalisa dengan menggunakan KLT, dan
diamati dengan UV, vial yang mempunyai harga Rf sama digabung menjadi satu fraksi.
Setiap fraksi yang diperoleh dianalisis dengan KLT preparative dan difraksinasi dengan
KVC sampai menghasilkan komponen yang murni. Komponen yang murni kemudian
dikarakterisasi dengan menggunakan UV-Vis, dan selanjutnya dilakukan uji aktivitas
antibakteri.
Pada hidrolisis oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas komponen-
komponennya menghasilkan gula dan alcohol yang sebanding dan alcohol yang dihasilkan ini
disebut aglokin. Residu gula dari glikosida flavonoid alam adalah glukosa tersebut masinbg-
masing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida dimana satu, dua atau
tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam air
dan sedikit larut dalam pelarut organic seperti eter, benzene, kloroform dan aseton.
Dari bentuk-bentuk sekunder tersebut akan terjadi nodifikasi lebih lanjut pada
berbagai tahap dan menghasilkan penambahan / pengurangan hidroksilasi, metilenasi,
ortodihidroksil, metilasi gugus hidroksil atau inti flavonoid, dimerisasi, pembentukan bisulfat,
dan yang terpenting glikolisasi gugus hidroksil.
Uji Wilstatter
Sebanyak 1 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan
serbuk magnesium dan 2-4 tetes HCl pekat. Kemudian campuran dikocok.
Terbentuknya warna jingga menunjukkan adanya flavonoid golongan flavonol dan
flavanon.
Uji Bate-Smith
Sebanyak 1 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan
HCl pekat beberapa tetes. Kemudian campuran dipanaskan selama 15 menit di atas
penangas. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya flavonoid golongan
antosianidin.
Uji NaOH 10%
Sebanyak 1 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan
larutan NaOH 10% beberapa tetes. Terjadinya perubahan warna menunjukkan adanya
flavonoid karena tergolong senyawa fenol.
3. Buah Jeruk
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
4. Brokoli
Kingdom: Plantae
Sub Kingdom: Tracheabionta/Vasculer Plants
Super Division: Spermathopyta/Seed Plants
Division: Magnoliopsida/Flowering Plants
Kelas: Magnoliopsida/Dicotyledons
Sub kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Family: Cucurbitaceae/Cucuber Family
Genus: Luffa Mill
Spesies: Luffa Aegyptiaca Mill/Luffa Cylindria M. Roem
5. Daun Teh
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Sub Kelas : Chorripettalae
Ordo : Trantroemiaceae
Famili : Tjeaccae
Genus : Cammellia
Species : Cammellia sinensis
Varietas : Varietas Sinensis dan Varietas Assamica
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA