FENOL SEDERHANA
FAKULTAS KESEHATAN
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Bagu, 18-03-2023
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..................................................................................................
Belakang..................................................................................
1.2..................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
1.3..................................................................................................
Tujuan Penulis.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.............................................................................13
3.2. Saran.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari fenol sederhana (glikosida & aglikon)?
2. Bagaimana polaritas fenol sederhana?
3. Bagaimana penyaringan fenol sederhana dalam bentuk aglikon dan
glikosida?
4. Apa saja identifikasi dari fenol sederhana?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Glikosida adalah suatu senyawa metabolit sekunder yang berikatan
dengan senyawa gula melalui ikatan glikosida. Glikosida memainkan
peranan penting dalam sistem hidup suatu organisme. Beberapa tumbuhan
menyimpan senyawa-senyawa kimia dalam bentuk glikosida yang tidak
aktif. Senyawa-senyawa kimia ini akan dapat kembali aktif dengan
bantuan enzim hydrolase yang menyebabkan bagian gula putus,
menghasilkan senyawa kimia yang siap untuk digunakan. Beberapa
glikosida dalam tumbuhan digunakan dalam pengobatan.
Bagian gula suatu glikosida terikat pada atom C anomerik
membentuk ikatan glikosida. Glikosida dapat terikat oleh atom O- (O-
gloikosida), N- (glikosida amin), S- (thioglikosida), C-(C-glikosida).
Bagian gula suatu glikosida disebut sebagai glikon, dan bagian bukan gula
disebut sebagai aglikon atau genin. Glikon dapat terdiri dari gula tunggal
(monosakarida) atau beberapa unit gula (oligosakarida).
Amygdalin merupakan glikosida yang pertama kali diidentifikasi
oleh kimiawan berkebangsaan Perancis, Pierre Robiquet dan Antoine
BoutronCharlard pada tahun 1830.
Tumbuhan memiliki banyak jenis enzim yang dapat membentuk
dan memutus ikatan glikosida. Enzim paling dalam reaksi pemutusan
adalah glikosida hidroksilasi, dan enzim paling penting dalam sintesis
glikosida adalah glikosiltransferase.
- Klasifikasi Glikosida
Glikosida diklasifikasikan berdasarkan jenis glikon, jenis aglikon
dan jenis ikatan glikosidanya
Klasifikasi berdasarkan glikon
Apabila gugus glikon suatu glikosida adalah glukosa maka
molekulnya dinamakan sebagai glukosida,
Apabila gugus glikon suatu glikosida adalah fruktosa maka
molekulnya dinamakan sebagai fruktosida,
Apabila gugus glikon suatu glikosida adalah asam
glukuronat maka molekulnya dinamakan sebagai glukuronida dan
sebagainya.
4
Dalam tubuh, senyawa racun seringkali terikat oleh asam
glukuronat untuk meningkatkan kelarutannya dalam air
menghasilkan glukuronida yang dapat tereksresikan dari dalam
tubuh.
Klasifikasi berdasarkan ikatan glikosida.
Berdasarkan letak ikatan glikosida, di bawah atau di atas
dari struktur datar molekul gula, maka glikosida dapat
diklasifikasikan sebagai alfa-glikosida (bawah) atau beta-glikosida
(atas). Beberapa enzim seperti alfa-amilase hanya dapat
menghidrolisis ikatan-alfa.
Klasifikasi berdasarkan aglikon
Glikosida juga diklasifikasikan berdasarkan senyawa
aglikon alamiahnya. Klasifikasi ini banyak digunakan untuk tujuan
keilmuan biokimia dan farmakologi.
5
2.3. Penyaringan fenol sederhana dalam bentuk aglikon dan glikosida
1. Tenik Ekstraksi
Ada beberapa tenik ekstraksi untuk mendapatkan hasil metabolit
sekunder pada tumbuhan, baik pada bagian bunga, buah, daun, kulit
batang dan akar. Tenik-tenik ekstraksi adalah sebagai berikut:
Meserasi
Meserasi merupakan proses perendaman sampel dengan
pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses
ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam
karena dengan perendaman sampel tumbuahan akan terjadi
pemecahan pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan
tekanan antara didalam dan diluar sel sehingga metabolit sekunder
yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik
(lenny, 2006)
Tenik ekstraksi untuk senyawa fenol sederhana lebih baik
menggunakan meserasi untuk sampel padat atau semi padat,
dengan menggunakan pelarut organik yang sesuai dengan
kebutuhan dari sampel tersebut. Metode ini walaupun bagus untuk
mendapatkan hasil ekstraksi yang di inginkan namun metode ini
termasuk mahal dan sangat berbahaya karena menggunakan pelarut
organik yang dapat membahayakan kesehatan dan butuh waktu
untuk mendegradsinya. Namun pelarut yang sering digunakan
untuk teknik meserasi senyawa fenol sederhana adalah metanol,
campuran air dan metanol, etil asetat aseton dan lain-lain
(Häkkinen, 2000)
Selain tehnik ekstraksi tersebut ada juga tehnik ekstraksi lainnya yaitu :
Perkolasi
Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel
sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama
6
pelarut. Tetapi efektivitas dari proses ini hanya akan lebih besar
untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut
yang digunakan.
Sokletasi
Menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan
dapat dihemat karena terjadinya pelarut yang selalu membasahi
sampel. proses ini sangat baik unruk senyawa yang tidak
terpengaruh oleh panas.
Destilasi Uap
Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa
organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi yang lebih tinggi
dari titik didih pelarut yang digunakan
Pengempaan
Metode ini banyak digunakan dalam proses industri seperti
pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dan isolasi katecin dari
daun gambir. Dimana dalam proses ini tidak menggunakan pelarut.
2. Uji fitotokimia
Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen bioaktif yang
terdapat pada suatu bahan. Uji fitokimia itu sendiri terdiri dari uji alkaloid,
steroid, flavonoid, saponin, fenol.
3. Kromatografi
Penggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian
senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk
proses pengerjaan berikutnya dalam menentukan struktur senyawa.
Berbagai jenis kromatografi yang umum digunakan antara lain:
kromatografi Lapis tipis (KLT): merupakan salah satu metode
identifikasi awal untuk menentukan kemurnian senyawa yang
ditemukan atau dapat menentukan jumlah senyawa dari ekstrak
kasar metabolit sekunder. Cara ini sangat sederhana dan
merupakan suatu pendeteksian awal dari hasil isolasi.
7
Kromatografi Kolom: Digunakan untuk pemisahan campuran
beberapa senyawa yang diperoleh dari isolasi tumbuhan. Dengan
menggunakan fasa padat dan fasa cair maka fraksi-fraksi senyawa
akan menghasilkan kemurnian yang cukup tinggi.
Kromatografi Gas: Pemisahan campuran senyawa yang cukup
stabil pada pemanasan, karena sampel yang digunakan akan
dirubah menjadi fasa gas dan dengan adanya perbedaan keterikatan
senyawa pada fasa padat yang digunakan terhadap senyawa
organik sehingga terjadi pemisahan masing- masing senyawa dari
campurannya.
Komatografi cair: Lebih dikenal dengan HPLC (High Pressure
Liquid chromatography) dan lebih dari 75% dari pemakaian HPLC
menggunakan fasa padat ODS (Oktadesil sifane) atau C-18
sedangkan fasa cair sebagai pelarut pembawa senyawa dapat
diganti kepolarannnya pada saat digunakan dan kondisi seperti itu
dikenal sebagai fasa gradien. Pada kondisi gradien, senyawa
nonpolar akan diadsorpsi lebih lemah oleh fasa padat dan akan
dielusi dengan pelarut nonpolar dan sebaiknya senyawa polar akan
diadsorpsi lebih kuat dan membutuhkan pelarut polar. Jika sampel
mempunyai polaritas luas, pemisahan harus dilakukan dengan
merubah kepolaran pelarut yang digunakan. Efisiensi penggunaan
HPLC ditentukan dengan pengaturan dan penggunaan pelarut
sebagai pembantu dalam pemakaian HPLC.
4. Metode Spektroskopi
Metode spektroskopi saat ini sudah merupakan metode standar
dalam penentuan struktur senyawa organik pada umumnya dan senyawa
metabolit sekunder pada khususnya. Metode tersebut terdiri dari beberapa
peralatan dan mempunyai hasil pengamatan yang berbeda, yaitu :
Spektroskopi UV: Merupakan metode yang akan memberikan
informasi adanya kromofor dari senyawa organik dan membedakan
senyawa aromatik atau senyawa ikatan rangkap yang berkonjugasi
denga senyawa alifatik rantai jenuh.
8
Spektroskopi IR: Metode yang dapat menentukan serta
mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa
organik, yang mana gugus fungsi dari senyawa organik akan dapat
ditentukan berdasarkan ikatan tiap atom dan merupakan bilangan
frekuensi yang spesifik.
Nuklir Magnetik Resunansi Proton: Metode ini akan mengetahui
posisi atom-atom karbon yang mempunyai proton atau tanpa
proton. Disamping itu akan dikenal atom-atom lainnya yang
berkaitan dengan proton.
Nuklir Magnetik Resonansi Isotop Karbon 13: Digunakan untuk
mengetahui jumlah atom karbon dan menentukan jenis atom
karbon pada senyawa tersebut.
Spektroskopi Massa: Mengetahui berat molekul senyawaa dan
ditunjang dengan adanya fragmentasi ion molekul yang
menghasilkan pecahan-pecahan spesifik untuk suatu senyawa
berdasarkan m/z dari masing-masing fragmen yang terbentuk.
Terbentuknya fragmen-fragmen denga terjadinya pemutuan ikatan
apabila disusun kembali akan dapat menentukan kerangka struktur
senyawa yang diperiksa.
9
Fenol juga digunakan untuk produksi pewarna, obat-obatan, dan resin fenol-
formaldehida atau bakelite. Fenol dapat diekstraksi pertama dari tar batubara
tetapi hari ini dapat diekstraksi secara komersial dengan proses fenol kumena.
Struktur fenol
Struktur fenol mengandung cincin benzena yang terikat
langsung pada gugus hidroksil.
Sifat Fenol
10
Titik Leleh 40,5 °C
Titik didih
Seperti alkohol lainnya, molekul fenol diasosiasikan
melalui ikatan hidrogen antarmolekul yang memanjang
melalui rantai. Oleh karena itu, titik didih fenol jauh lebih
tinggi dari nilai yang diharapkan yang diperoleh dari berat
molekulnya.
Keasaman fenol
Keasaman fenol lebih lemah dari asam karboksilat tetapi
lebih kuat dari alkohol. Karena resonansi, atom oksigen dari
gugus hidroksil memperoleh muatan positif. Oleh karena itu,
dapat dipermudah pelepasan proton.
11
Keasaman fenol juga dijelaskan oleh stabilitas anion
fenoksida. Ion fenoksida juga memiliki struktur resonansi. Ini
lebih stabil oleh resonansi daripada molekul fenol yang tidak
terionisasi karena penyebaran muatan negatif.
Kegunaan Fenol
1. Sebagian besar fenol dapat digunakan untuk resin
fenolik. Ini adalah bahan dasar untuk pembuatan nilon dan
serat sintetis lainnya. Resin fenolik dapat dibuat dengan
reaksi senyawa fenolik dengan formaldehida. Contoh resin
fenolik yang paling terkenal adalah Bakelite.
2. Teknik ekstraksi fenol-kloroform dalam biologi molekuler
digunakan untuk pemisahan asam nukleat seperti DNA dan
RNA dari protein dan lipid.
3. Fenol juga digunakan untuk produksi berbagai jenis
produk rumah tangga, antiseptik, dan desinfektan. Fenol
adalah antiseptik dan desinfektan pertama yang kami
gunakan dalam instrumen bedah.
12
4. Senyawa fenolik seperti asam salisilat, salol, aspirin, metil
salisilat, dan fenasetin dapat digunakan untuk membuat
berbagai jenis obat dalam industri farmasi.
5. Karena sifat antiseptik dan desinfektan, fenol digunakan
untuk produksi berbagai jenis kosmetik seperti sabun
karbol, tabir surya, pewarna rambut, pencerah kulit, atau
toner. Jenis penggunaan seperti itu dapat dilarang oleh Uni
Eropa dan Kanada karena masalah keamanannya.
6. Fenol dapat digunakan untuk produksi asam pikrat yang
mudah meledak, indikator fenolftalein, dan pelarut
sikloheksanol.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Makalah ini bisa dikatakan masih jauh dari kata sempurna sehingga
diperlukan peninjauan ulang tentang Fenol Sederhana.
13
DAFTAR PUSTAKA
14