Anda di halaman 1dari 106

Tata Nama Senyawa

Organik
Sulwiyatul Kamariyah Sani, M.Sc.
Pendahuluan
● Setiap senyawa tentu harus mempunyai nama
● Bagaimanakah sistem tatanama senyawa organik?
● Awal perkembangan ilmu organik, setiap senyawa baru
dinamai berdasarkan sumber atau penggunaannya.
● Contohnya, senyawa yang ditemukan pada jeruk limau diberi
nama limonena, atau yang ditemukan pada pohon pinus diberi
nama α-pinena.
● Cara penamaan seperti ini, yang dikenal dengan nama trivial
yang hingga saat ini masih digunakan.
Dalam kimia, khususnya kimia organik, nama
trivial atau nama umum adalah nama yang dikenal
dari suatu zat sebelum dilakukan standardisasi
oleh IUPAC atau nama yang diberikan untuk
memudahkan penyebutan. Nama ini biasanya
yang dikenal dalam industri dan perdagangan.
● Walaupun demikian, makin banyaknya senyawa organik yang
ditemukan, diperlukan untuk menetapkan tatanama yang
sistematis.
● Saat ini disepakati penggunaan sistem tatanama senyawa
organik standar internasional IUPAC (The International Union
of Pure and Applied Chemistry)
● Idealnya, setiap senyawa organik harus memiliki nama yang
dapat menggambarkan suatu formula struktural dengan jelas.
● Hal itu dilakukan untuk mencegah timbulnya perdebatan
mengenai nama.
● Tatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan,
akhiran, dan sisipan untuk mendeskripsikan jenis dan
posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.
● Nama dari rantai induk dimodifikasi dengan akhiran
gugus fungsi yang memiliki prioritas tertinggi,
sedangkan gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan
awalan yang dinomori dan disusun secara alfabetis.
Alkana
Alkana Rantai Terbuka/Rantai Lurus/Asiklik

● Didasarkan pada peningkata gugus metilen dari tetangga terdekatnya (deret homolog)

Deret homolog alkana


Alkil/gugus samping/cabang/substituen

● Merupakan suatu keadaan dari alkana yang kehilangan 1 hidrogen sehingga untuk
tatanama diambil dari induk alkananya dimana akhiran –ana- diganti –il.

Nama Alkil Rumus Struktur


Metil CH3
Etil C 2H 5
n-propil C 3H 7

isopropil C 3H 7

n-butyl C 4H 9
Isobutil C4H9

Sec-butyl C 4H 9

t-butil C 4H 9
Rantai Bercabang
● Menentukan rantai utama, rantai dengan jumlah atom
C terbanyak
● Penomoran dimulai dari yang terdekat dengan cabang
● Beri nama substituent/alkil
● Satukan nama alkil/substituent dengan nama induknya.
Jika substituent lebih dari satu maka diberi awalan di
(2); tri (3), tetra (4) dst.
● Sebutkan nama substituen mulai dari abjad
Menentukan Karbon
Terpanjang
● Jumlah karbon terpanjang diberi nama sesuai dengan alkana
homolog
● Jika ada dua rantai yg jumlah karbonya sama, pilih yang cabangnya
lebih banyak.
H3C
CH CH2 CH3
CH3
H3C CH2 C CH CH2 CH2 CH3
CH3
Pemberian Nomor

● Dimulai dari karbon yang dekat dengan cabang.


● Jika kedua cabang jaraknya sama
(“equidistant”), lihat cabang yg berikutnya yg
lebih dekat.

1 CH3 CH3
3 4 5
H3C CH CH CH2 CH2 CH CH3
2 6 7
CH2CH3
Nama Alkyl

● CH3-, methyl
● CH3CH2-, ethyl
● CH3CH2CH2-, n-propyl
● CH3CH2CH2CH2-, n-butyl

CH3 CH3
CH3 CH CH3 CH3 CH CH2 CH3 H3C C CH3 CH3 CH CH2
isopropyl sec-butyl tert-butyl isobutyl
Alphabeta

● Urutkan nama cabang berdasarkan alphabeta


● Abaikan di-, tri-, dll untuk alphabeta.

CH3 CH3
H3C CH CH CH2 CH2 CH CH3
CH2CH3

3-ethyl-2,6-dimethylheptana
Alisiklik/Siklik/Rantai Tertutup
● Penamaan berdasarkan tata nama alkana, tetapi ditambahkan awalan siklo

mempunyai 3 sudut = 3 karbon = siklopropana

mempunyai 4 sudut = 4 karbon = siklobutana

mempunyai 5 sudut = 5 karbon = siklopentana

mempunyai 6 sudut = 6 karbon = sikloheksana

mempunyai 8 sudut = 8 karbon = sikloheptana

mempunyai 8 sudut = 8 karbon = siklooktana


Siklik tersubstitusi

● Rantai utama adalah jumlah C senyawa siklik


● Penomoran dimulai dari cabang/substituent
● Jika lebih dari dua subtituen senama, maka penomoran
dimulai dari salah satu substituent kemudian diikuti substituent
yang lain dengan jarak terdekat
● Untuk cabang tak senama maka penomoran dimulai dari
gugus cabang prioritas
● Metil < etil < propil < butyl
● Jika ada 2 alternative penomoran, maka dipilih cabang yang
berikutnya yang terdekat atau nomor terkecil
CONTOH
● Penentuan nama induk = 5 sudut = 5 karbon = siklopentana
● Pemberian nomor cabang (ingat gugus prioritas)

● Nama = 1-etil-2-metil siklopentana


● Punya 7 sudut = sikloheptana
● Gugus yang terikat = isopropyl, metil, dan etil sehingga penomorannya dimulai
dari gugus prioritas isopropyl

● Nama = 1-isopropyl-3-etil-2-metil sikloheptana


Bicyclic Alkana

● Induk merupakan kedua cincin = bisiklo


● Jumlah sudut/titik gabungan kedua cincin adalah karbon induk
● Jumlah karbon disisi kiri dan kanan didalam kurung siku
● Nama alkana sebagai induk diawali awalan bisiklo
● Jika ada subtituen yang terikat makan penomoran dimulai dari
pusat/jembatan penghubung
CONTOH ● Menentukan jumlah titik sudut = 6 = heksana

icyclo[3.1.0]hexane ● Menentukan jumlah karbon kiri = 3


● bicyclo[3.1.0]hexane
Menentukan jumlah karbon kanan = 1
● Jembatan penghubung = 0
● Nama = bisiklo [3,1,0] heksana
bicyclo[3.1.0]hexane

● Menentukan jumlah titik sudut = 7 = heptana

cyclo[2.2.1]heptane ● bicyclo[2.2.1]heptane
Menentukan jumlah karbon kiri = 2
● Menentukan jumlah karbon kanan = 2
● Jembatan penghubung = 1
● Nama = bisiklo [2,2,1] heptana bicyclo[2.2.1]heptane
Siklik (Rantai tertutup)
Bisiklik
Alkena
● Merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap dua karbon-karbon.
● Senyawa ini disebut sebagai senyawa tak jenuh karena tidak
mempunyai jumlah maksimum atom yang sebenarnya dapat
ditampung oleh setiap karbon.
Tatanama Alkena

● Diturunkan dari nama alkane pada deret homolog tetapi akhiran –ana-
diganti dengan akhirab –ena-.
● Penomorannya dimulai dari atom karbon yang paling dekat dengan
ikatan rangkap atau ikatan rangkap mempunyai nomor terkecil.
● Pada senyawa siklik, penomoran dimulai dari posisi ikatan rangkap, dan
jika ada cabang maka penomoran selanjutnya setelah ikatan rangkap
adalah penomoran cabang terkecil.
● Jika jumlah ikatan rangkap lebih dari satu, maka diberi awalan di, tri, dst.
Contoh

● Jumlah karbon rantai terpanjang = 4 karbon


= butena
● Penomoran dimulai dari yang terdekat
dengan ikatan rangkap dan dari cabang
● Ikatan rangkap berada di posisi 2 dan gugus
cabang yaitu metil pada posisi 2.
● Nama = 2-metil-2-butena
● Rantai utama adalah senyawa siklik dengan ikatan
rangkap.
● Penomoran dimulai dari posisi ikatan rangkap diikuti posisi
cabang terdekat
● Substituen berupa metil pada posisi 2 dan 3, ikatan
rangkap pada posisi 1
● Nama senyawa = 2,3-dimetil-1-sikloheksana
Alkena (Hidrokarbon tak jenuh)
Buatlah struktur

a. 1,3 dimetil siklooktana


b. Isopropil siklopropana
c. Bisiklo [5,4,1]dodekana
d. 2,4,5 trimetil bisiklo[4,3,0]nonana
e. 3-metil siklopentene
f. 6 metil 1,3,5 heptatriena
g. 1-(3-butenil) sikloheksena
Alkuna
ALKUNA

● Merupakan kelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh


dengan 1 atau lebih ikatan rangkap tiga karbon-karbon.
● Penamaan secara sistematik sama dengan penamaan
senyawa alkena yaitu diturunkan dari alkana rantai
homolog tetapi akhiran –ana- diganti dengan akhiran -
una
● Rantai induk = 5 karbon = pentuna
● Penomoran dimulai dari yang
terdekat ke ikatan rangkap 3 dan
dengan cabang/substituent.
● Gugus yang terikat yaitu metil pada
posisi 4 dan ikatan rangkap 3 pada
posisi 2
Alkil
Halida
Alkil Halida

● Kelompok senyawa organohalogen yang tersusun atas gugus alkil


dan unsur halogen (F, Cl, Br, dan I).

● Secara Trivial : Penyebutan gugus alkil yang terikat terlebih


dahulu kemudian diikuti gugus halogenya dan diakhiri akhiran –ida

● Secara IUPAC : gugus halida diberi nomor dan rantai alkilnya


diberi nama seperti penamaan alkana bercabang
● Nama trivial = n-butilbromida
● Nama IUPAC = 1-bromobutana

● Nama trivial = sikloheksil klorida


● Nama IUPAC = 1-klorosikloheksana
● Berdasarkan strukturnya, senyawa alkil halida dapat berada dalam 4 struktur:

○ Metil: bentuk struktur yang sangat khusus yang hanya terbentuk dari ikatan antara metil dan
halogen.

CH3-X

○ Primer (1o): gugus halida terikat pada karbon ujung dimana atom karbon mengikat 2 atom
H, 1 atom alkil, dan 1 halogen.

CH3—CH2—Cl atau
● Sekunder (2o): atom karbon mengikat 1 atom H, 2 atom alkil dan 1 halogen dimanan halogen terikat
pada karbon yang mengikat 2 gugus alkil.

● Tersier (3o): halogen terikat pada karbon yang mengikat 3 gugus alkil
Alkil Halida
Alkohol
Alkohol
Klasifikasi
● Alkohol Primer : Karbon yang mengikat OH berikatan dengan 1
karbon lain.
● Alkohol Sekunder: Karbon yang mengikat OH berikatan dengan 2
karbon lain.
● Alkohol tersier: Karbon yang mengikat OH berikatan dengan 3
karbon lain.
● Alkohol Aromatik (phenol): -OH berikatan dengan benzena.
Klasifikasikan alkohol sbb:

CH3 CH3
CH3 CH CH2OH CH3 C OH
CH3

OH OH
CH3 CH CH2CH3
Tatanama IUPAC

1. Tentukan rantai karbon terpanjang yg mengikat -OH.


2. Ganti huruf -a pada alkana dg -ol.
3. Beri nomor rantai karbon dari yg terdekat dg -OH.
4. Beri nomor dan nama cabang yg lain.
CONTOH

● Rantai utama = 6 karbon = heksanol


● Penomoran dimulai dari yang terdekat dengan gugus fungsi OH

● Gugus yang terikat adalah metil pada posisi 2 dan gugus –OH pada
posisi 3
● Nama = 2-metil-3-heksanol
Beri nama alkohol sbb:

CH3
OH
CH3 CH CH2OH
CH3 CH CH2CH3
2-methyl-1-propanol
2-butanol

CH3 OH
CH3 C OH
CH3
Br CH3
2-methyl-2-propanol
3-bromo-3-methylcyclohexanol
Alkohol Tidak Jenuh

1. Tentukan karbon tempat OH berikatan sebagai


nomor karbon lebih kecil.
2. Gunakan nama alkena atau alkuna.

OH
CH2 CHCH2CHCH3 4-penten-2-ol (old)

pent-4-ene-2-ol
(1997 revision of IUPAC rules)
Hidroksi Sebagai Cabang

● Apabila -OH merupakan bagian dari kelompok senyawa yang gugus


fungsinya mempunyai prioritas lebih tinggi maka –OH dikatagorikan
sebagai cabang dengan nama hidroksi.
● Contoh:

OH
CH2CH2CH2COOH
4-hydroxybutanoic acid
Prioritas gugus fungsi
Nama Umum

● Alkohol dapat diberi nama sebagai alkyl alkohol.


● Gunakan hanya untuk alkyl yg kecil.
● Contoh:

CH3
CH3 CH CH2OH
isobutyl alcohol
Alkohol
Eter
Tata Nama IUPAC

■ Gugus fungsi eter (-OR) disebut sebagai alkoksi (gugus alkil dan oksigen; seperti
metil menjadi metoksi, dst)

■ Untuk rantai R yang lebih panjang maka menjadi nama induk alkana sedangkan
R yang lebih pendek menjadi gugus alkoksi.

■ Penomoran dimulai dari gugus alkoksi atau yang terdekat dengan gugus alkoksi,
jira gugus alkoksi lebih dari satu maka diberi awalan di, tri dst.

■ Penyusunan nama dengan menyebutkan gugus alkoksi dan diakhiri nama alkana
● Trivial = untuk senyawa eter sederhana,
dimana gugus alkil disebut terlebih dahulu
diikuti akhiran –eter.

● IUPAC = untuk senyawa kompleks, dimana


nama menjadi lebih sistematis. Pada sistem ini
menggunakan kaidah tata nama alkana.
Contoh tata nama IUPAC

○ Gugus fungsi eter disebut alkoksi (gugus alkil dan oksigen; metil jadi metoksi, etil
jadi etoksi dst)
○ Untuk rantai R panjang menjadi nama induk alkana, R pendek menjadi gugus
alkoksi
○ Penomoran dimulai dari gugus alkoksi atau yang paling dekat gugus alkoksi, jika
gugus alkoksi lebih dari satu maka diberi awalan di, tri, dst
○ Penyusunan nama dengan menyebutkan gugus alkoksi dan diakhiri nama alkana.
● Rantai utama = sikloheksana; gugus alkoksi = 3 karbon = propoksi
● Gugus alkoksi berada pada posisi 1 maka nama = 1-propoksi sikloheksana

Eter siklik

● Untuk eter siklik/cincin mempunyai nama sendiri yang berperan sebagai


induk (cincin 3 disebut oksirana) dan oksigen diberi nomor 1 diikuti gugus R
yang prioritas

● Eter siklik = oksirana; gugus alkil yang terikat metil dan etil
● Penomoran dimulai dari oksigen dilanjutkan gugus alkil yang prioritas
● Metil berada pada posisi 3 dan etil berada pada posisi 2 maka nama:
2-etil-3-metill oksirana
ETER
Amina
Amina termasuk dalam kelompok senyawa organik yang mengandung atom
nitrogen yang terikat pada satu karbon atau lebih.

Classes of Amines

● Primary (1): one C-N bond, 2 N-H bonds.


● Secondary (2): two C-N bonds, 1 N-H bond.
● Tertiary (3): three C-N bonds, no N-H bond.
● Quaternary (4): four C-N bonds, nitrogen has a + formal charge.
Classify:
CH3
N
CH3

N
H

CH3 _
Br
CH3 C NH2 +
CH3CH2 N CH2CH3
CH3 CH3
Tata Nama Amina
● Amina sederhana : penamaanya berdasarkan sistem gugus fungsional dimana
nama alkil disebut terlebih dahulu baru diikuti akhiran amina
● Jika ada dua gugus amina maka ditambahkan awalan di-

Propilamina dietilamina 1,3propanadiamina


sikloheksilamina
● Jika ada lebih dari satu alkil yang terikat, maka alkil yang terbesar menjadi induk dan alkil
yang lebih kecil diberi awalan N-alkil

N-etil propilamina N-etil, N-metil butilamina

● Jika ada gugus fungsi yang memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan amina
maka amina menjadi subtituen sehingga namanya menjadi –amino-

1-amino-1-propanol 1-amino-2-butanol
● dalam bentuk senyawa garam, maka amina menjadi amonium

Tetraamonium klorida
AMINA
Latihan

a. 3,3 diphenil siklopentanol


b. T-butil metil eter
c. Triphenil metanol
d. 1,2- sikloheksadiamina
e. N,N- dietil 1,1-difenil metilamina
f. N,N dietil N sikloheksil amonium bromida
g. trimetil amonium nitrat
h. tetrabutilamonium klorida
i. Etil phenil eter
Keton
TATA NAMA KETON
● Senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil yang terikat pada dua gugus alkil, dua buah aril
atau satu buah alkil dan satu aril

● TRIVIAL:

○ Memberi nama gugus alkil atau aril yang terikat kemudian diberi akhiran keton

dimetil keton

○ Memberi nama umum seperti aseton, asetofenon, dan benzofenon. Penomorannya mengikuti huruf
yunani alfa (α) beta (β) gamma (γ) dan omega (ω).

α α β

○ Aseton asetofenon α, α, β – trikloro aseton


Tatanama IUPAC
Keton
● Ganti -e dengan -on. Tentukan nomor atau posisi karbonil.
● Beri nomor rantai karbon dimulai dari karbon yg terdekat dengan karbonil.
● Untuk keton pada senyawa alisiklik, karbonil diberi nomor 1.
● Rantai utama adalah mengikat 4 karbon termasuk gugus fungsi karbonil = butanon

● Penomoran dimulai dari yang terdekat dengan gugus fungsi karbonil


● Contoh:

● Gugus yang terikat adalah klor = kloro pada posisi 1,1 dan 4;
● Gugus karbonil berada pada posisi ke-2 maka nama senyawa:

1,1,4-trikloro-2-butanon
Contoh
O O

CH3 C CH CH3
CH3
Br
3-methyl-2-butanon
3-bromocyclohexanon
O
CH3 C CH CH2OH
CH3
4-hydroxy-3-methyl-2-butanon
=>
Nama Jika Sebagai Cabang

● Apabila terikat pada molekul yang mempunyai gugus fungsi


yang prioritasnya lebih tinggi maka C=O sbg oxo- dan -CHO
sebagai formyl.
● Aldehyd lebih tinggi prioritasnya daripada keton.

COOH

O CH3 O
CH3 C CH CH2 C H
CHO

3-methyl-4-oxopentanal 3-formyl-asambenzoat
Nama trivial untuk Keton

● Nama sbg alkyl yg terikat pada -C=O.


● Gunakan huruf latin sbg pengganti nomor.

O O
CH3 C CH CH3 CH3CH C CH CH3
CH3 Br CH3

methyl isopropyl keton a-bromoethyl isopropyl keton

=>
Historical Common
Names
O
C
O CH3
CH3 C CH3
acetone acetophenone
O
C

benzophenone
=>
Keton
Aldehid
Nama Aldehid
● suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil yang terikat
pada sebuah atau dua buah atom hidrogen.
● Sistem Trivial : system penamaan yang diturunkan dari nama
asam karboksilat, dimana akhiran –at atau asam –oat diganti
dengan –aldehida.
● Penomorannya mengikuti huruf yunani alfa (α), beta (β), gamma
(γ) dan omega (ω).

β α

Valeraldehid α, β-dimetil valeraldehida


● IUPAC:
● Alkana sebagai nama induknya
● Akhiran –ana diganti dengan –anal
● Penomoran dimulai dari gugus karbonil diikuti karbon disebelahnya dan seterusnya

● Senyawa di atas mempunyai 5 karbon sebagai rantai utama termasuk karbon karbonil = penta
● Penomoran dimulai dari gugus karbonil

● Substituen atau gugus alkil yang terikat adalah metil pada posisi 2 dan 3 maka nama senyawa diatas =
2,3-dimetil pentanal
Contoh

CH3 O
CH3 CH2 CH CH2 C H

3-methylpentanal
CHO

2-cyclopentenecarbaldehyda

=>
Aldehid
Asam
Karboksilat
Asam Karboksilat
● Asam karboksilat merupakan senyawa organik yang paling melimpah keberadaannya di alam, mengandung 2
gugus fungsi yaitu karbonil (C=O) dan hidroksil (-OH) dengan rumus :

Asam Karboksilat dan Turunannya


O O O
O
C OH C C
Cl C NH OCH3
2

Carboxylic Acid: RCOOH Acid Chloride: RCOCl Ester: RCOOR' Amide: RCONH2
NAMA TRIVIAL
ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat
Ester
Ester Struktur
Ester
Latihan
Buatlah struktur

1. Asam 4 iodo butanoat

2. Asam p-amino benzoat

3. Asam sikloheksanakarboksilat

4. Asam suksinat

5. Asam sikloheksadioat

6. Asam α-bromo butirat

7. Trans asam 3-fenil 2 propenoat

8. Kalium format

9. Dietil oksalat
Amida
Amida
Struktur:
Amida
Halida asam karboksilat
Halida asam
Anhidrida asam karboksilat
Anhidrida
NITRIL
● Turunan senyawa asam karboksilat, yang mengandung gugus CN dengan rumus umum sebagai
berikut:
● Disebut juga sebagai senyawa siano atau sianida
● Aturan penamaan sebagai berikut

○ Penamaan berasal dari nama asam karboksilat, yaitu nama TRIVIAL dan sebagai turunan
nama alkana (IUPAC)

○ Nama TRIVIAL : yaitu menggantikan imbuhan asam dan –at dengan akhiran –nitril atau –
onitril (untuk induk yang tidak mempunyai akhiran-o)

○ Nama IUPAC: memberi nama alkana dan diberi akhiran –nitril


● TRIVIAL = jenis asam karboksilatnya yaitu rantai 3 karbon = asam propinoat
● IUPAC = jenis alkana rantai 3 karbon = propane
● Sehingga nama senyawa tersebut:
● TRIVIAL = propananitril
● IUPAC = propinonitril
Nitril

a) CN
CN

CN d) CN CN
c)
CN
CN
Latihan

Buatlah struktur

1. Butanoil Klorida

2. 2, 3 di metil sikloheksanoil iodida

3. 2 metil 2 butenoil klorida

4. 2,6dimetil,4metoksibenzoil klorida

5. Nonanoil klorida

6. Etil-4 bromobutanoil bromida


Latihan Cont

7. asetonitril
8. 2-(etenil) kapronitril
9. 2, 3 dimetil heksananitril
10. 2-(2-butenil), 3-metil kapronitril
11. 2-etenil valerat anhidrida
12. 3-(metil propenil) kaproat anhidrida
13. Anhidrida Asam 3,4 dimetil, 2 etenil
oktanoat
Hidrokarbon Aromatik
• Senyawa hidrokarbon yang mengandung inti benzena/ hidrokarbon melingkar dengan
ikatan rangkap terkonjugasi dan biasanya senyawa ini beraroma.
• Sebagai senyawa hidrokarbon siklik aturan penamaannya sebagai berikut:
1. Subtituen yang terikat pada cincin benzena adalah sebagai cabang, nama induk
yaitu benzena.

klorobenzena bromobenzena iodobenzena nitrobenzena

2. Nama senyawa benzene tersubstitusi adalah khusus dan tidak menunjukkan gugus
tersubstitusinya, seperti senyawa di bawah ini:
3. Jika benzena mengikat lebih dari satu substituent maka perlu diberi nomor keberadaan masing-
masing gugus. Ada 3 isomer yang mungkin untuk benzena tersubstitusi 2 gugus yang sama yaitu
orto (1,2), meta (1,3), dan para (1,4).

4. Jika substituent terikat lebih dari satu dan berbeda maka penamaan dan urutan disesuaikan
dengan prioritas gugusnya dan diakhiri nama benzena.
Hidrokarbon aromatik
Aromatik Heterosiklik

● Kelompok senyawa siklik dimana pada siklik mengandung atom-atom lain selain
karbon dan hidrogen, seperti atom N, O dan S. lebih umum kelompok senyawa ini
dinamakan sebagai senyawa heterosiklik.

● Aturan tatanama senyawa ini

○ Senyawa heterosiklik aromatik biasanya mempunyai nama individu,

○ Pada senyawa heterosiklik aromatik dan heterosikklik monosiklik dengan


satu heteroatom, maka atom tersebut sebagai nomor 1, sedangkan cincin
lain dinomori menurut perjanjian

○ untuk senyawa heterosiklik monosiklik dengan 1 atom atau lebih dapat


digunakan awalan-awalan : oksa (-O-), aza (-NH-), tia (-S-)

○ Untuk heterosiklik tak jenuh, ukuran cincin dinyatakan dengan akhiran : -ola
berarti lima, dan –ina berarti enam (cincin yang hanya mengandung N)
Contoh
Aromatik heterosiklik

Anda mungkin juga menyukai