ANTRAKUINON
FAKULTAS KESEHATAN
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Bagu, 09-04-2023
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..................................................................................................
Belakang..................................................................................
1.2..................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
1.3..................................................................................................
Tujuan Penulis.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.............................................................................8
3.2. Saran.......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa antrakuinon dari
senyawa eugenol dan ftalat anhidrida menggunakan katalis AlCl3.
Selanjutnya dilakukan karakterisasi senyawa antrakuinon dengan
menggunakan spektrofotometri infra merah.
3
menambahkan hidrogen peroksida akan menujukkan reaksi
positif. Senyawa ini terdapat dalam Frangulae cortex.
4
Pemisahan Senyawa Metabolit Sekunder dengan KLT
Ekstrak metanol yang telah di analisis menggunakan
kromatografi lapis tipis sampai diperoleh pola pemisahan untuk
melihat pola noda (kandungan senyawa). Ekstrak metanol
dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dengan fasa diam
silika gel dan dielusi berturut-turut. Hasil pemisahan dianalisis
menggunakan kromatografi lapis tipis untuk melihat pola noda
yang sama untuk digabungkan. Hasil kromatografi kolom
mempunyai harga Rf (rate of flow) dan noda yang sama,
digabungkan sehingga diperoleh fraksi-fraksi utama. Pemisahan
senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan dua tahap yaitu:
Fraksinasi Menggunakan Metode Kromatografi Vakum Cair
(KVC)
Fraksinasi dengan metode kromatografi cair vakum
dilakukan terhadap fraksi yang menunjukkan aktivitas antioksidan
tertinggi. KVC dilakukan dengan menggunakan fasa diam silika
gel Merck 60 GF254 dan fasa gerak pelarut organik yang
ditingkatkan kepolarannya secara gradien yang memberikan
pemisahan terbaik pada KLT (Rahimah, dkk., 2013).
Sampel yang akan digunakan untuk satu kali proses KVC
adalah fraksi aktif antioksidan dan eluen yang digunakan
ditentukan melalui KLT berdasarkan pada pemisahan yang sesuai.
Fraksi yang diperoleh dari hasil KVC dianalisis dengan teknik
KLT sehingga diperoleh fraksi gabungan KVC. Fraksi gabungan
diperoleh selanjutnya ditentukan berat kering dari gabungan fraksi
(Rahimah, dkk., 2013).
Fraksinasi Menggunakan Metode Kromatografi Kolom Tekan
(KKT)
Fraksinasi dengan metode KKT dilakukan terhadap hasil
fraksinasi KVC yang menunjukkan aktivitas antioksidan. KKT
dilakukan dengan menggunakan fasa diam silika gel Merck 60
5
GF254 dan fasa gerak pelarut organik yang ditingkatkan
kepolarannya secara gradien yang memberikan pemisahan terbaik
pada KLT (Nurlina, 2008).
Fraksi yang diperoleh dari hasil KKT dianalisis dengan
teknik KLT sehingga diperoleh fraksi gabungan KKT. Fraksi
gabungan diperoleh selanjutnya ditentukan berat kering dari
gabungan fraksi (Nurlina, 2008).
2.4. Identifikasi Antrakuinon
Cara mengidentifikasi senyawa antrakuinon
Anthrakinon memberikan warna reaksi yang khas dengan
reaksi borntraeger jika amonia ditambahkan: larutan berubah
menjadi merah untuk antrakinon dan kuning untuk antron dan
diantron. Antron adalah bentuk kurang teroksigenasi dari
antrakinon sedangkan diantron terbentuk dari 2 unit antron.
Antrakinon yang mengandung gugus karboksilat (rein) dapat
diekstraksi dengan penambahan basa, misalnya dengan natrium
bikarbonat. hasil reduksi antarkilon adalah antron dan antranol,
terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida. Antron berwarna
kuning pucat, tidak menunjukkan fluoresensi dan tidak larut dalam
alkali, sedangkan isomernya, yaitu antranol berwarna kuning
kecoklatan dan dengan alkali membentuk larutan berpendar
(berfluoresensi) kuat. Oksantron merupakan zat antara
(intermediate) antara antrakinon dan antranol.
Pemisahan kramatografi lapisan tipis (KTL)
Kromatografi lapis tipis ialah Metode pemisahan
fisikokimia. lapisan pemisahan terdiri atas bahan berbulir-bulir
atau (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas,
logam atau lapisan yang cocok. campuran yang akan dipisah
berupa larutan yang akan ditotolkan baik berupa bercak atau pita,
setelah plat atau lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat
yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak),
pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan),
6
selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan
(sthal,1985).
Pemisahan kramatografi lapisan tipis (KTL)
Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Untuk senyawa tak berwarna cara yang
paling sederhana adalah dilakukan pengamatan dengan sinar
ultraviolet. Beberapa senyawa organik bersinar atau berfluoresensi
jika disinari dengan sinar ultraviolet gelombang pendek (254 nm)
atau gelombang panjang (366 nm), Jika dengan cara itu senyawa
tidak dapat dideteksi maka harus dicoba disemprot dengan pereaksi
yang membuat bercak tersebut tampak yaitu pertama tanpa
pemanasan, kemudian Bila perlu dengan pemanasan (Gritter, et al.,
191; Stahl, 1985).
Pemisahan kramatografi lapisan tipis (KTL)
prosedur kerja sampel ditotolkan pada fase diam. Uji
kromatografi lapis tipis ini menggunakan:
a. persediaan: kiesel gel 254
b. fase gerak: toluena-etil asetat-asam asetat-glasial (75:24:1)
c. penampakan noda: larutan KOH 10% dalam metanol.
Timbulnya noda berwarna kuning coklat, merah Ungu atau
hijau ungu menunjukkan adanya senyawa antrakinon.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA