Anda di halaman 1dari 6

Nama : Denny Kristanto K

NIM : 161411005
Kelas : 3A D3 Teknik Kimia

Tugas 4 – Produksi Bersih

Industri Penyamakan Kulit

Industri penyamakan kulit melakukan proses memperbaiki karakteristik kulit mentah (skin
dan hide) yg labil (mudah rusak, perishable) menjadi kulit olahan (leather) yg lebih stabil (awet,
tahan lama). Kulit hewan yang belum diolah sangat rentan oleh pengaruh fisik, kimia, biologi,
cuaca sehingga menjadi busuk. Melalui teknologi penyamakan kulit yang mudah rusak berubah
menjadi kering, keras dan kaku (lebih awet). Hasil proses penyamakan kulit menghasilkan air
limbah yang mengandung krom sehingga perlu di recovery.

Recovery Krom

Senyawa krom murni (Cr2O3) yang digunakan untuk penyamakan kulit sebesar 8% dari
berat kulit. Selanjutnya pemakaian ulang senyawa krom hasil olahan kembali (hasil hidrolisis
dan recovery limbah shaving) divariasi konsentrasinya agar diperoleh senyawa krom optimum
untuk penggunaan kembali penyamakan kulit. Limbah shaving akan dihidrolisis dengan alkali,
selanjutnya dipisahkan antara krom dan protein kolagennya dengan cara penyaringan. Selanjutnya
senyawa krom yang didapat direcovery menggunakan asam sulfat pekat.

Secara umum, persamaan kesetimbangan krom dalam larutan terlihat pada persamaan
menurut Mu et al., (2003)

(1)
Gambar 1. Diagram Alir Unit Recovery Krom

Recovery krom dilakukan dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Penyaringan digunakan untuk memisahkan kotoran-kotoran padat dengan cairan Cr.


2. Cairan Cr yang bebas padatan tersebut diendapkan dengan menambahkan basa NaOH 1%
sampai 3% sehingga ion Cr3+ akan menjadi Cr(OH)3 dan pH menjadi 8-8,5 dengan
pengadukan selama kurang lebih 4 jam. Pada kondisi basa, terbentuknya endapan garam
krom ini memberikan kelebihan hidrolisis dengan alkali dibandingkan hidrolisis dengan
asam. Pada literatur lainnya menggunakan magnesium oksida MgO.
3. Pemisahan cairan dan padatan dilakukan setelah Cr mengendap kurang lebih 1 hari. Cairan
dialikan ke IPAL secara over flow .
4. Padatan Cr dipakai untuk penyamakan kembali tetapi sebelumnya dilarutkan dalam larutan
asam sulfat sehingga menghasilkan Cr2O3.

Adapun beberapa reaksi yang terjadi sebagai berikut :

 Reaksi pada hipoklorit

H2O2(aq) + NaClO(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + O2(g)

 Reaksi pada natrium sulfit

2 Na2S + 3 O2 + 2 CO2 → 2 Na2CO3 + 2 SO2

 pada setelah reaksi natrium sulfit

SO2 + 2 H2S → 3 S + 2 H2O

 Reaksi pada crom recovery

Cr3+ + NaOH  Cr(OH)3


IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Gambar 2. Skema Pengolahan Air Limbah Industri Kulit


No Proses Penjelasan
1 Screen I Fungsinya agar beban pengolahan di IPAL Terpadu tidak terlalu padat
Penghilangan sebagian krom, padatan, lemak dan minyak

2 Tangki Pengendapan Pengendapan krom sehingga membentuk Cr(OH)3


3 Pemanasan Penghilangan air sehingga membentuk Cr2O3
4 Screen II Penghilangan kembali sebagian padatan, lemak dan minyak
5 Tangki Pemisahan Pemisahan lemak dan minyak lebih lanjut agar benar-benar
Minyak terpisahkan
6 Tangki Netralisasi Penambahan asam atau basa agar pH nya netral sesuai jenis limbahnya

7 Tangki Ekualisasi Menstabilkan karakteristik limbah yang akan diproses


Penampungan sementara yang mana limbah dari tangka ekualisasi di
pompa ke unit-unit selanjutnya agar aliran stabil
8 Tangki Koagulasi dan Proses pembentukan flok-flok agar mudah terjadi proses pengendapan
Flokulasi
9 Clarifier I Pengendapan hasil koagulasi-flokulasi lebih lanjut
10 Tangki Aerasi Penambahan mikroda dan juga oksigen untuk menurunkan kandungan
BOD dan COD
11 Clarifier II Pengendapan hasil dari tangka aerasi lebih lanjut
12 Pressure Filter Penyaringan hasil pengolahan air limbah sehingga akan didapatkan air
jernih
Sehingga setelah diolah, air limbah bisa memenuhi baku mutu limbah menurut permen LH

(Sumber: Permen LH No. 5 tahun 2014)

Daftar Pustaka
Alihniar,Febriana.2011.Skripsi Kajian Implementasi Produksi Bersih di Industri Penyamakan
Kulit (kasus desa cibuluh,kecamatan bogor utara).Bogor:Institut Pertanian Bogor.

http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuPetnisLimbLH/10KULIT.pdf (diakses pada 6 Mei


2019, pukul 19.22)

Mu, C., Lin, W., Zhang, M., & Zhu, Q. (2003). Towards zero discharge of chromium-containing
leather waste through improved alkali hydrolysis. Waste management, 23(9), 835-843.

Anda mungkin juga menyukai