NIM : 161411005
Kelas : 3A D3 Teknik Kimia
Industri penyamakan kulit melakukan proses memperbaiki karakteristik kulit mentah (skin
dan hide) yg labil (mudah rusak, perishable) menjadi kulit olahan (leather) yg lebih stabil (awet,
tahan lama). Kulit hewan yang belum diolah sangat rentan oleh pengaruh fisik, kimia, biologi,
cuaca sehingga menjadi busuk. Melalui teknologi penyamakan kulit yang mudah rusak berubah
menjadi kering, keras dan kaku (lebih awet). Hasil proses penyamakan kulit menghasilkan air
limbah yang mengandung krom sehingga perlu di recovery.
Recovery Krom
Senyawa krom murni (Cr2O3) yang digunakan untuk penyamakan kulit sebesar 8% dari
berat kulit. Selanjutnya pemakaian ulang senyawa krom hasil olahan kembali (hasil hidrolisis
dan recovery limbah shaving) divariasi konsentrasinya agar diperoleh senyawa krom optimum
untuk penggunaan kembali penyamakan kulit. Limbah shaving akan dihidrolisis dengan alkali,
selanjutnya dipisahkan antara krom dan protein kolagennya dengan cara penyaringan. Selanjutnya
senyawa krom yang didapat direcovery menggunakan asam sulfat pekat.
Secara umum, persamaan kesetimbangan krom dalam larutan terlihat pada persamaan
menurut Mu et al., (2003)
(1)
Gambar 1. Diagram Alir Unit Recovery Krom
Daftar Pustaka
Alihniar,Febriana.2011.Skripsi Kajian Implementasi Produksi Bersih di Industri Penyamakan
Kulit (kasus desa cibuluh,kecamatan bogor utara).Bogor:Institut Pertanian Bogor.
Mu, C., Lin, W., Zhang, M., & Zhu, Q. (2003). Towards zero discharge of chromium-containing
leather waste through improved alkali hydrolysis. Waste management, 23(9), 835-843.