Anda di halaman 1dari 15

Kalium Bikromat

BAB I
PENDAHULUAN
Kalium
Sejarah
(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807,
yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam pertama yang diisolasi melalui
elektrolisis. Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium.
Sumber
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di
dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium
sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite
ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garamgaramnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara
bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman
3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi tambang penting di tahun-tahun
depan.
Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang
natrium.
Produksi
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis
hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawasenyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Kegunaan
Permintaan terbanyak untuk kalium adalah untuk pupuk. Kalium merupakan bahan penting
untuk pertumbuhan tanaman dan ditemukan di banyak tanah. Campuran logam natrium dan
kalium (NaK) digunakan sebagai media perpindahan panas. Banyak garam-garam kalium
seperti hidroksida, nitrat, karbonat, klorida, klorat, bromida, ioda, sianida, sulfat, kromat dan
dikromat sangat penting untuk banyak kegunaan.
Sifat-sifat
Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali litium,
kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan
pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali
teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya
dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan
gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya
memberikan warna ungu pada lidah api.

Isotop
17 isotop kalium telah diketahui. Kalium normal mengandung 3 isotop, yang satu pada 40
derajat Kelvin (.0118%) merupakan isotop radioaktif dengan paruh waktu 1.28 x 109 tahun.
Penanganan
Radioaktivitas yang ada pada kalium tidak terlalu berbahaya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Karakteristik kalium bikromat
Kalium bikromat merupakan zat berkristal jingga kemerahan, mempunyai titik leleh
397 C, kelarutan dalam air 5 g/100 mL pada 0 oC, dan 102 g/100 mL pada 100 oC.
Pembentukan kalium bikromat berdasarkan reaksi oksidasi yang terjadi antara kromium (III)
oksida dan kalium hidroksida.
o

2.1.1.

Ciri-ciri Kalium Bikromat

Kalium bikromat, K2Cr2O7 dengan massa molekul 294,21 g/mol, dimana tersusun
atas unsur Cr35,36%; unsur K 26,58%; unsur O 38,07%. Kristal kalium bikromat berwarna
merah jingga, tidak higroskopis, berbeda dengan natrium bikromat. Kristalnya biasanya
berbentuk prisma, sistem kristal triklinik pinacoidal, dan dapat beralih kebentuk monoklinik
pada 241,6 o. Kelarutannya besar yaitu 100 L 65/cu ft; mp 398 o; panas lebur 29,8 ocal/g;
titik didih 62,5 cal/g; titik labil spesifik pada 16o 98 o. Kelarutan kalium bikromat di
dalam air pada 0o : 4,3 %, 20O : 11,7%, 40O : 29,9%, 60O : 31,3% 80O : 42,0%, 100O : 50,2%.
Pada reaksi dengan asam 1% pH larutan 4,04 dan untuk asam 10% pH larutan yaitu 3,57
(Budavari, 1984).
Kalium bikromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi Cr3+
Cr2O72- + H+ + 6e

2Cr + 7H2O E= 1,33V

Karena daya oksidasinya yang lebih kecil, kalium bikromat tidak seluas KMnO4
maupun Ce(IV) penggunaanya. Hal ini juga disebabkan karena beberapa reaksinya yang
lambat. Namun kalium bikromat berguna sekali karena larutannya stabil tak terhingga, tidak
bereaksi dengan inert terhadap Cl, tersedia dengan kemurnian yang sangat tinggi sehingga
bermutu sebagai bbp. Selain itu juga mudah diperoleh dan murah (Harjadi, 1993).

2.1.2.

Manfaat Kalium Bikromat

Manfaat Kalium Bikromat adalah untuk penentuan Fe2+, ion klorida dalam jumlah
sedang tidak mempengaruhi titrasi ini. Penggunaan lain merupakan cara umum untuk
penentuan oksidator yang diberi larutan baku Fe2+ berlebih, disusun dengan titrasi kembali
kelebihan Fe2+ itu, cara ini digunakan dengan hasil baik untuk antara lain nitrat, klorat,
permanganat, bikromat dan peroksida organik (Harjadi, 1993).
Kristal mutu komersial biasa atau mutu bahan baku dapat dipakai untuk
banyak keperluan, perlakuan sebelumnya hanya mencakup pengeringan pada 105 o 200oC.
Bila dikehendaki ketelitian lebih tinggi, bahan dapat dikristal ulang 2-3 kali dari larutan air
biasa dan sudah menjamin dengan hasil mutu tinggi. Warna Cr2O72- jingga tetapi tidak cukup
digunakan sebagai petunjuk titik akhir titrasi. Diperlukan indikator luar, suatu indikator
redoks, yaitu suatu zat yang dapat dioksidasi/direduksi dan warna sebagi akibat reaksi
tersebut. Dengan perkataan lain, bentuk oksidator redoks berbeda warna. Auantuk titrasi
Fe2+ dengan Cr2O72- dipakai indikator asam difenilamin sulfonat. Perubahan warnanya ialah
dari hijau (ion Cr3+) menjadi violetnya indikator yang teroksidasi (Harjadi, 1993).
Kalium bikromat adalah suatu senyawa yang mempunyai kegunaan luas bagi
kehidupan kita sekarang ini. Contoh dari penggunaaan kalium bikromat yang umum kita
jumpai yaitu pada industri penyamakan kulit, bahan celup untuk lukisan, hiasan pada
porselin, percetakan, photolithography, warna print, bahan untuk petasan, bahan pembuatan
korek api, penjernihan minyak kelapa, jalan, spon, dan untuk baterai serta depolarisator pada
sel kering.
Namun dibalik itu semua kalium bikromat juga mempunyai pengaruh negatif
terutama bagi internal tubuh manusia. Pengaruh negatif itu diantaranya yaitu merupakan
bahan racun, untuk orang yang bekerja diindustri dapat menyebabkan nanah, koreng pada
tangan, merusak atau menghancurkan selaput lendir dan sekat pada lubang hidung (Budavari,
1984).
Penggunaan lain dari kalium bikromat antara lain penyamakan pada kulit, bahan
celup pada lukisan, hiasan pada porselin, percetakan, photolithography, warna print, bahan
untuk petasan, bahan pembuatan korek api, penjernihan minyak kelapa, lajan, spon, dan
untuk baterai, serta depolarisator pada sel kering (Budavari, 1984).

2.2. Sintesis kalium bikromat


2.2.1. Oksidasi krom(III) menjadi krom(VI)
Sebagai akibat dari penambahan larutan natrium hidroksida pada ion
heksaaquokrom(III) menghasilkan larutan ion heksahidroksokromat(III) yang berwarna hijau.
Larutan ion heksahidroksokromat(III) yang berwarna hijau kemudian di oksidasi
dengan memanaskan larutan tersebut dengan larutan hidrogen peroksida. Setelah itu kamu
akan memperoleh larutan berwarna kuning terang yang mengandung ion kromat(VI).
Persamaan untuk tahap oksidasi adalah:

2.2.2. Beberapa sifat kimia krom(VI)


Kesetimbangan kromat(VI)-dikromat(VI)
Kamu mungkin lebih terbiasa dengan ion dikromat(VI) yang berwarna jingga, Cr 2O72-,
dibandingkan dengan ion kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.
Perubahan antara keduanya adalah sesuatu hal yang mudah.
Jika kamu menambahkan asam sulfat encer pada larutan yang berwarna kuning maka
larutan tersebut akan berubah menjadi berwarna jingga. Jika kamu menambahkan natrium
hidroksida ke dalam larutan jingga maka larutan tersebut berubah menjadi kuning.
Reaksi kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah:
Jika kamu menambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan.
Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
Jika kamu menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan
ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.

2.2.3. Pembuatan kristal dikromat(VI)


Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan
kita lihat pada halaman ini.
Berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida:
Kamu tambahkan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru
dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH) 6]3- Hal ini akan dijelaskan
dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap diperhatikan bahwa kamu harus
menggunakan kalium hidroksida. Jika kamu menggunakan natrium hidroksida, maka akan
berakhir dengan pembentukan natrium dikromat(VI).
Sekarang kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan
menggunakan larutan hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan

pembentukan kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada
halaman berikutnya.
Semua yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI
berwarna kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat
mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk mengingatkan
bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya.
Sayangnya terdapat sebuah masalah. Kalium dikromat akan bereaksi dengan
kelebihan hidrogen peroksida kemudian selanjutnya memberikan prakarsa pada pembentukan
larutan biru tua yang tidak stabil dan sejak itu terbentuk ion kromium(III) lagi! Untuk
memecahkan masalah ini, kamu terlebih dahulu harus menghilangkan kelebihan hidrogen
peroksida.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendidihkan larutan. Hidrogen peroksida
terdekomposisi pada pemanasan dengan menghasilkan air dan oksigen. Larutan dididihkan
sampai tidak terbentuk lagi gelembung gas oksigen yang dihasilkan. Larutan dipanaskan
lebih lanjut untuk memekatkannya, dan kemudian asam etanoat pekat ditambahkan untuk
mengasamkannya. Kristal kalium dikromat yang berwarna jingga terbentuk melalui proses
pendinginan.
2.2.4. Reduksi ion dikromat(VI) dengan seng dan asam
Ion dikromat(VI) (sebagai contoh, pada larutan kalium dikromat(VI)) dapat di reduksi
menjadi ion krom(III) dan kemudian menjadi ion krom(II) dengan menggunakan seng dan
salah satu diantara asam sulfat encer atau asam klorida.
Hidrogen dihasilkan dari reaksi antara seng dengan asam. Hidrogen harus dibiarkan
keluar, tetapi kamu perlu untuk tetap menjaga agar udara tidak terlibat dalam reaksi. Oksigen
di udara me-re-oksidasi krom(II) menjadi krom(III) dengan cepat.
Suatu hal yang mudah untuk meletakkan sedikit kapas mentah pada bagian atas labu
(atau tabung reaksi) selama kamu mengunakannya. Hal ini dilakukan untuk menyediakan
jalan keluar bagi hidrogen, tetapi menghentikan udara yang mengalir berlawanan dengan
aliran hidrogen.
Alasan untuk membubuhkan tanda kutip pada ion krom(III) adalah untuk
penyederhanaan. Khuluk yang pasti yang dimiliki oleh ion kompleks akan tergantung pada
asam yang kamu gunakan pada proses reduksi. Hal ini sudah didiskusikan pada bagian awal
halaman ini.
Persamaan untuk dua tahap reaksi adalah:
Untuk reduksi dari +6 menjadi +3:
Untuk reduksi dari +3 menjadi +2:

2.2.5. Penggunaan kalium dikromat(VI)


sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik
Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa
digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Hal ini beralasan karena larutan

kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen
pengoksidasi yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan senyawa
organik menjadi terpotong-potong! (larutan kalium manganat(VII) juga memberikan
kecenderungan yang sama).
Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan
untuk:

Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;

Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;

Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat;

Sebagai contoh, dengan etanol (alkohol primer), kamu dapat memperoleh salah satu antara
etanal (aldehid) atau asam etanoat (asam karboksilat) tergantung pada kondisinya.

Jika kelebihan alkohol, dan kamu mendestilasi aldehid yang terbentuk, kamu akan
memperoleh etanal sebagai produk utama.

Jika kelebihan agen pengoksidasi, dan kamu tidak membiarkan bagi produk untuk
keluar, sebagai contoh, dengan pemanasan campuran dibawah refluk (pemanasan labu
dengan menempatkan kondensor secara vertikal pada leher labu) kamu akan memperoleh
asam etanoat.

Dalam kimia organik, persamaan tersebut sering kali disederhanakan untuk proses
pemekatan yang terjadi pada molekul organik. Sebagai contoh, dua yang terakhir dapat
ditulis:

Oksigen ditulis dengan kurung kuadrat hanya memberikan arti oksigen berasal
dari agen pengoksidasi
Penggunaan reaksi yang sama untuk membuat kristal krom alum
Kamu dapat menemukan krom alum dalam berbagai nama yang berbeda

Krom alum

Kalium krom(III) sulfat

Krom(III) kalium sulfat

Krom(III) kalium sulfat-12-air

Krom(III) kalium sulfat dodekahidratchrome alum dan beragai variasi yang lain!

Kamu juga akan menemukan berbagai variasi rumus kimia krom alum. Sebagai
contoh:

CrK(SO4)2,12H2O

Cr2(SO4)3,K2SO4,24H2O

K2SO4,Cr2(SO4)3,24H2O

Rumus yang pertama hanya salah satu bentuk penulisan dan dapat disusun kembali.
Secara pribadi, saya lebih suka yang kedua karena sangat mudah untuk dimengerti tentang
apa yang terjadi.
Krom alum dikenal dengan double salt (garam ganda). Jika kamu mencampurkan
larutan kalium sulfat dan krom(III) sulfat yang memiliki konsentrasi molar yang sama,
larutan akan dikira hanya seperti sebuah campuran. Pencampuran ini memberikan reaksi ion
krom(III), ion kalium, dan ion sulfat.
Akan tetapi, jika kamu mengkristalkannya, untuk memperoleh campuran kristal
kalium sulfat dan krom(III) sulfat, larutan akan mengkristal sebagai kristal yang berwarna
ungu tua. Itulah krom alum.
Kristal krom alum dapat dibuat dengan mereduksi larutan kalium dikromat(VI) yang
telah diasamkan dengan menggunakan etanol, dan kemudian kristalisasi larutan yang
dihasilkan.
Dengan asumsi kamu dapat mengunakan kelebihan etanol, produk organik utama yang akan
diperoleh adalah etanal dan kita perhatikan persamaan di bawah ini:
Persamaan ionik jelas tidak mengandung ion spektator, kalium dan sulfat. Lihat
kembali melalui persamaan lengkap:

Jika kamu memperhatikan baris paling atas pada sisi kanan persamaan, kamu akan
melihat bahwa krom(III) sulfat dan kalium sulfat diproduksi secara pasti pada proporsi bagian
kanan untuk memperolah double salt.
Apa yang kamu lakukan, kemudian, adalah:
Kamu awali dengan larutan kalium dikromat(VI) yang telah ditambahkan sedikit
asam sulfat pekat. Larutan kemudian didinginkan dengan meletakkannya dalam es.
Kelebihan etanol ditambahkan secara perlahan sambil diaduk dengan kenaikan suhu yang
tidak terlalu tinggi.
Ketika semua etanol telah ditambahkan, larutan dibiarkan sepanjang malam, lebih
baik dalam lemari pendingin, untuk kristalisasi. Kristal dipisahkan dari larutan sisa, dicuci
dengan sedikit air murni dan kemudian dikeringkan dengan kertas saring.

sebagai agen pengoksidasi dalam titrasi


Kalium dikromat(VI) seringkali digunakan untuk menentukan konsentrasi ion besi(II)
dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai alternatif penggunaan larutan kalium
permanganat(VII).

Berikut ini keuntungan dan kerugian dalam penggunaan kalium dikromat(VI).


Keuntungan:
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium
dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan stabil yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat. Hal ini tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion
klorida tidak berada pada konsentrasi yang sangat tinggi).
Kalium manganat(VII) mengoksidasi ion klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI) tidak
benar-benar cukup kuat sebagai agen pengoksidasi. Hal ini berarti bahwa kamu tidak akan
mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium dikromat(VI).
Kerugian:
Kerugian yang paling utama adalah pada perubahan warna. Titrasi kalium manganat(VII)
menunjukkan dirinya sendiri. Ketika kamu menyertakan larutan kalium manganat(VII) pada
reaksi, larutan menjadi tidak berwarna.
Jika kamu menambahkannya terlalu banyak, larutan menjadi merah muda dan kamu
tahu bahwa kamu telah melewati titik akhir. Sayangnya larutan kalium dikromat(VI) berubah
menjadi hijau pada saat kamu memasukkannya ke dalam reaksi, dan disana tidak ada jalan
yang memungkinkan bagi kamu untuk mendeteksi perubahan warna ketika kamu
menuangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat.
Dengan larutan kalium dikromat(VI) kamu dapat menggunakan indikator terpisah,
dikenal dengan redox indicator. Warna berubah melalui kehadiran agen pengoksidasi.
Berikut beberapa contoh indikator seperti difenil sulfonat. Indikator memberikan warna
ungu-biru dengan adanya larutan kalium dikromat(VI) yang berlebih. Akan tetapi, warna
menjadi lebih sulit diinterpretasikan dengan munculnya warna hijau yang kuat. Titik akhir
titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium
manganat(VII).
Perhitungan
Setengah reaksi untuk ion dikromat(VI) adalah:
dan untuk ion besi(II) adalah:
Penggabungan keduanya memberikan:
Kamu dapat melihat bahwa proporsi reaksi adalah 1 mol ion dikromat(VI) berbanding
6 mol ion besi(II).
Sekali lagi kamu tidak dapat memungkiri bahwa, perhitungan titrasi sama seperti
halnya yang lain.
Tes untuk ion kromat(VI) dalam larutan
Secara khusus, kamu dapat perhatikan pada larutan yang mengandung natrium,
kalium atau amonium kromat(VI). Sebagian besar kromat sangat larut; beberapa diantaranya
dapat kita golongkan tidak larut. Warna larutan kuning terang menunjukkan bahwa larutan
tersebut bermanfaat untuk tes ion kromat.

Tes dengan penambahan asam


Jika kamu menambahkan beberapa larutan asam sulfat encer pada larutan yang
mengandung ion kromat(VI), perubahan warna berubah menjadi jingga ion dikromat(VI).
Kamu tidak dapat dapat menggunakan tes ini sebagai tes untuk ion kromat(VI), walau
bagaimanapun. Ini mungkin terjadi bahwa kamu memiliki larutan yang mengandung
indikator asam-basa yang memiliki perubahan warna yang sama!
Tes dengan penambahan larutan klorida (atau nitrat)
Ion kromat(VI) dapat memberikan endapan kuning barium kromat(VI).

Tes dengan penambahan larutan klorida (atau nitrat)


Ion kromat(VI) dapat memberikan endapan kuning barium kromat(VI).

Kegunaan krom dan senyawa-senyawa :


1. Menghasilkan baja yang keras dan tahan karat
2.Pembuatan

dan

paduan

logam

seperti

nikrom

dan

kromel

(Ni-Cr)

untuk

bahan pemanas listrik


3. Penyamakan kulit
4. Pembuatan warna seperti Cr3O3 ( hijau) dan PbCrO4 (kuning)
Macam-macam bilangan oksidasi krom :
a. +6 pada krom dan bikromat
b. +3 paling stabil
c. +2
Kalium bikromat merupakan zat pengoksidasi yang cukup kuat dengan
Eo = + 1,33 V. Reagen ini tidak sekuat kalium permanganate atau iun cesium (IV)
Keuntungan reagen ini adalah :
-

Harganya stabil (tidak mahal)

Sangat stabil dalam larutan]

Dapat diperoleh dalam bentuk yang cukup murni untuk menyiapkan sebagail larutan
standar dengan penimbangan langsung.
Sifat-sifat kalium bikromat :
1. berupa klristal
2. titik lelehnya 397oC
3. kalarutannya dalam air 5gram/100ml air
4. kurang larut dalam air dingin tetapi lebih larut dalam air panas
5. kristalnya berbentuk triklin
Kegunaan kalium bikromat :
a. sebagai oksidator dalam analisa volumetric dan kimia organic
b. untuk test belerang oksida
c. sebagai larutan standar primer dalam volumetri.
Pembuatan kalium bikromat dapat dilakukan dengan cara :
1. pemanbahan larutan K2CrO4 pada Na2Cr2O7 dan kristalisasi.

2. pengasaman larutan K2CrO4 dan penguapan.


Kalium bikromat ini bersifat sebagai oksidator kuat, terutama dalam larutan
asam. Penambahan alkali dalam kalium bikromat akan membentuk kromat. Bikromat
yang dihasilkan dari pengasaman akan mengalami reaksi :

2 CrO4-2 + 2H+ ----> Cr2O7-2

+ H2O

Dengan kesetimbangan 106 maka :


-

Pada pH = 2 6 : HCrO4- dan Cr2O7- terbentuk bersama

Pada pH = 6

: CrO42- lebih banyak diperoleh

Pada pH = 2

: CrO72- terbentuk

Pada percobaan yang dilakukan, bikromat dibuat dari Cr 2O3 yang direaksikan
dengan KOH dan KNO3.
Yang meliputi tiga tahap reaksi, yaitu :
1. Cr2O3

+ 2 OH-

---> 2 CrO2-

2. CrO2

+ 4 OH-

---> CrO42- + 2 H2O + 3 e-

3. 2 NO3-

+ 6 H2O + 10 e-

---> N2 + 12 OH-

4. 2 CrO42- + 2 H +

+ H2O

---> Cr2O72- + H2O

Dalam percobaan ini kristal kalium bikromat yang dihasilkan

harus

dimurnikan dengan cara rekristalisasi. Pada prinsipnya pemurnia dengan cara


rekristalisasi adalah dengan mengkristalkan kembali salah satu, baik pengotor
maupun hasil isolasi dalam suasan dingin setelah keduanya dilarutkan dalam
suasan panas. Jadi, dalam metoda kristalisasi harus dicari satu plerut atau lebih
yang dapat melarutkan pengotor dankristalyang terbentuk pada suasana panas,
tetapi tidak melarutkan salah satunya dalanm suanasan dingin.

BAB III
PENUTUP
Pembuatan kristal dikromat(VI)
Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan
kita lihat pada halaman ini.
Berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida:
Kamu tambahkan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru
dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH) 6]3- Hal ini akan dijelaskan
dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap diperhatikan bahwa kamu harus
menggunakan kalium hidroksida. Jika kamu menggunakan natrium hidroksida, maka akan
berakhir dengan pembentukan natrium dikromat(VI).
Sekarang kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan
menggunakan larutan hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan
pembentukan kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada
halaman berikutnya.
Semua yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI
berwarna kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat
mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk mengingatkan
bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya.

DAFTAR PUSTAKA
http:// Krom _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm
http:// Potassium_dichromate.htm
http:// apa-yang-dimaksud-dengan-kalium-bikromat-57462104102011.htm
http:// Kalium _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm

Anda mungkin juga menyukai